BURUNG NURI YANG BAIK HATI

  

" BURUNG NURI YANG BAIK HATI "

  Disuatu lembah yang sangat subur, sekelompok binatang hidup dengan aman dan aman, mereka hidup tidak pernah berkekurangan. Di lembah itu semua yang dibutuhkan para binatang tersedia, sumber mata air yang segar,pohon- pohon yang selalu berbuah tanpa mengenal musim, semua binatang hidup dengan penuh kebahagiaan.

  Pada siang itu cuaca sangat cerah, seekor Monyet berjalan-jalan di lembah itu, dia milih buah apa yang akan dimakannya, Disaat dia sedang memilih-milih buah bertemulah dengan seekor Burung Nuri yang mungil dan cantik sedang mematuk-matuk tanah, Si Monyet menghampiri Burung Nuri sambil bertanya

  "Apa yang sedang kamu lakukan Burung Nuri ?"

  Burung Nuri memandang Monyet sambil tersenyum, dia berkata

  "Aku sedang mengumpulkan biji-bijian. "

  Mendengar jawaban Burung Nuri Monyet tertawa terbahak-bahak

  

" Ha........ha........ha.........untuk apa kamu mengumpulkan biji-biji itu, lihatlah

disekelilingmu begitu banyak buah-buahan yang bisa kamu makan, kenapa kamu malah mengumpulkan sesuatu yang dibuang ?"

  Tetapi Burung Nuri tidak menghiraukan perkataan Monyet, dia tetap mengumpulkan biji buah-buahan kemudian membawanya terbang keatas bukit.

  Esok harinya Monyet berjalan-jalan lagi mencari buah untuk dimakan, dan Monyet bertemu lagi dengan Burung Nuri yang sedang mengumpulkan biji-biji buah. Kali ini Monyet sudah memegang buah apel.

  " Hai Burung Nuri, apakah kau sedang mencari biji-bijian lagi ? Pantas saja kau tidak bertambah besar, yang kau makan hanya bijinya, bukan buahnya ha........ha.......ha......"

  Demikian hari demi hari setiap Monyet bertemu dengan Burung Nuri dia selalu mengejeknya. Tetapi dengan kesabarannya, Burung Nuri hanya tersenyum dan terus mengumpulkan biji demi biji buah-buahan yang dibuang Monyet.

  Suatu hari hujan turun dengan deras sekali selama berhari hari, sehingga lembah itu tertutup oleh air, semua binatang mengungsi ketempat yang lebih tinggi di atas bukit. Mereka semua kedinginan dan kelaparan. Ketika hujan mulai berhenti, para binatang turun le lembah termasuk juga Monyet, mereka mencari makanan, tetapi semua pohon roboh tersapu air hujan, sehingga tidak ada lagi buah-buahan yang bisa dimakan. Monyet merintih sambil melihat ke kanan dan ke kiri, dia berharap menemukan buah yang bisa di makan.

  "Aku lapar, mengapa tidak ada sama sekali buah yang bisa ku makan ?" rintih si Monyet.

  Dengan tertatih karena kelaparan Monyet terus berjalan menyusuri lembah untuk mencari kanan.

  Disaat dia sudah kecapekaan dan sedang beristirahat bertemulah Monyet dengan Burung Nuri. Dia bertanya:

  

" Hai Burung Nuri, kau kan bisa terbang tinggi, bisakah kau tunjukkan padaku dimana ada

  Dengan penuh kesabaran Burung Nuri mengajak Si Monyet ke rumahnya.

  " Mari, pergi ke rumahku di atas bukit, kamu akan menemukan buah yang bisa kamu makan." kata burung Nuri.

  Karena tidak menemukan jalan lagi, Monyet mengikuti Burung Nuri menuju ke atas bukit.

  Sesampainya di atas bukit, betapa terkejutnya Monyet melihat halaman rumah burung Nuri penuh dengan pohon yang berbuah lebat, ada buah pisang, apel, mangga, strawberry, dan masih banyak lagi buah-buahan yang lainnya.

  

" Bagaimana bisa ada begitu banyak pohon buah tumbuh di halaman rumahmu ?" tanya si

Monyet keheranan. " Sudah sejak lama aku mengumpulkan biji buah-buahan dan menanamnya di halaman rumahku, aku menyiraminya dan membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh, aku merawatnya setiap hari." Jawab Burung nuri sambil tersenyum. " O..o...o...itulah sebabnya kenapa kau selalu mengumpulkan biji buah-buahan yang dibuang ? Kenapa aku tidak berfikir untuk menanamnya sepertimu ya..... ?? Terima kasih Burung Nuri..... maafkan aku ya........." kata Si Monyet dengan penuh penyesalan.

  Burung Nuri juga memberi tahu kepada semua binatang lain untuk mengambil buah-buahan di rumahnya.

  Burung Nuri memang burung yang sangat baik hati, dia tidak sombong, dia mau menolong dan memaafkan kepada sesama ciptaan Tuhan. Meskipun dia sudah diejek Si Monyet tetapi dia tidak marah, bahkan dia mau berbagi dengan sesamanya.

  Sejak saat itu binatang-binatang di lembah itu hidup rukun satu sama lainnya, setiap mereka makan buah, mereka menyisihkan biji-bijinya untuk di tanam kembali, agar mereka tidak kelaparan.