Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Inventarisasi Hutan Penentuan Volume Pohon

cepat. Untuk itu tabel volume yang dimaksud harus memenuhi persyaratan ketelitian tertentu. Penyusunan tabel volume sebagai alat bantu dalam menduga volume pohon yang dimaksud dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melakukan kegiatan inventarisasi hutan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun tabel volume lokal untuk jenis Matoa Pometia pinnata pada areal IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri di Provinsi Papua.

1.3 Manfaat Penelitian

1. Memberikan dan memudahkan informasi untuk menduga volume tentang potensi pohon kelompok jenis Matoa Pometia pinnata pada PT. Mamberamo Alas Mandiri di Provinsi Papua. 2. Menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan hutan alam pada PT. Mamberamo Alas Mandiri di Provinsi Papua. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inventarisasi Hutan

Inventarisasi hutan adalah suatu usaha untuk menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta berbagai karakteristik areal tanah tempat tumbuhnya. Inventarisasi hutan lengkap dipandang dari segi penaksiran kayu harus berisi deskripsi areal berhutan serta pemilikannya, penaksiran volume pohon-pohon yang masih berdiri, dan penaksiran mengenai pengeluaran hasil Husch 1987.

2.2 Penentuan Volume Pohon

Volume pohon dapat diperkirakan dari hubungan nyata antara dimensi pohon dan volume pohon tertentu. Diameter, tinggi dan faktor bentuk merupakan peubah tak bebas yang biasa digunakan untuk menentukan nilai-nilai dari peubah bebas volume pohon, hasil akhirnya digambarkan dalam suatu rumus atau bentuk tabel. Volume kayu atau pohon-pohon dalam tegakan hutan merupakan besaran yang tidak dapat ditentukan secara langsung di lapangan, melainkan dilakukan melalui komponen-komponen peubah-peubah yang menentukan besarnya volume kayupohon tersebut Husch et al. 2003. Menurut Simon 1996, diameter adalah salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Dalam mengukur diameter, yang lazim dipilih adalah diameter setinggi dada Dbh, karena pengukurannya paling mudah dan mempunyai korelasi yang kuat dengan parameter penting lainnya, seperti luas bidang dasar dan volume batang. Menurut Husch 1963, volume adalah besaran tiga dimensi suatu benda yang dinyatakan dalam satuan kubik. Volume diperoleh dari hasil perkalian antara satuan dasar panjang, yaitu: panjang, lebar dan tinggi. Menurut Departemen Kehutanan RI 1992, secara alami volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran sebagai berikut: 1. Volume tunggak, adalah volume kayu yang terdiri atas akar dan pangkal pohon, sampai ketinggian tunggak tertentu. Tinggi tunggak ini bervariasi dari 0,1-0,5 m, tetapi sebagian besar diambil 0,3 m. Di daerah yang berbukit, tinggi tunggak dihitung sama dengan tinggi banir. 2. Volume kayu batang, adalah volume kayu di atas tunggak sampai permulaan tajuk. Bagian pohon yang menyusun volume kayu ini adalah batang pokok sampai percabangan pertama. 3. Volume kayu tebal, adalah volume kayu di atas tunggak sampai diameter dengan kulit sebesar 7 cm. Disini tercakup batang pokok dan cabang- cabang besar. 4. Volume kayu pohon, adalah volume kayu yang terdapat di seluruh pohon, mulai dari volume tunggak sampai dengan ujung pohon dan ranting. Karena bentuk geometris batang tidak teratur, maka pendekatan rumus harus mengikuti kaidah bahwa untuk semua benda padat dihitung dari hasil perkalian antara luas bidang dasar rata-rata seksi dan panjang. Ada tiga rumus penting dalam menentukan volume pada daerah rata-rata pemotongan perseksi Loetsch et al. 1973, sebagai berikut: Rumus Huber : V = ‰ ୫ x Rumus Smallian : V = x Rumus Newton : V = x dimana: V : Volume logs atau batang m³ : Luas bidang dasar bagian tengah batang m² : Luas bidang dasar bagian pangkal batang m² : Luas bidang dasar bagian ujung batang m² : Panjang batang pohon m Avery dan Burkhart 1994 menyatakan bahwa rumus Smallian memerlukan pengukuran pada diameter kedua ujung batang, rumus ini paling mudah dan paling murah dalam penerapannya. Namun, rumus ini mempunyai ketepatan yang lebih kecil dibandingkan dengan rumus Huber dan rumus Newton. Rumus Newton memerlukan pengukuran kedua ujung batang dan batang tengah, sehinggga penggunaannya lebih terbatas dan kurang praktis. Namun, rumus ini lebih teliti dibandingkan dengan rumus lainnya. Volume pohon merupakan suatu besaran yang diperoleh dari perkalian antara luas bidang dasar dengan tinggi pohon. Volume pohon dapat juga dihitung dengan cara menjumlahkan volume tiap-tiap seksi yang ada pada pohon tersebut Loetsch et al. 1973.

2.3 Penyusunan Tabel Volume Pohon