Tinjauan Pustaka Masyarakat Batak Toba Di Desa Serdang Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang (1954-1990)

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam pengerjaan skripsi ini, penulis memadukan semua informasi dilapangan, sesuai dengan kenyataan yang ada, berdasarkan pengalaman dan sumber– sumber yang akurat dengan menggunakan beberapa buku-buku yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian sebagai pendukung. Dalam hal ini buku-buku yang digunakan antara lain : Dalam bukunya O. H. S Purba dan Elvis F.Purba yang berjudul “Migrasi Spontan Batak Toba Marserak: sebab, motif dan akibat perpindahan penduduk dari daratan tinggi Toba” menjelaskan bahwa perpindahan orang Batak Toba dari daerah dataran tinggi Toba disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor pendorong dan faktor penarik baik dari daerah asal maupun daerah yang dituju. Masih dalam buku yang sama dijelaskan, bahwa faktor yang dominan bagi etnis Batak Toba bermigrasi adalah faktor alam. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebahagian besar tanah Batak, yang berada di punggung bukit, pada umumnya gersang dan bergunung–gunung sehingga tidak mungkin dapat dijadikan lahan pertanian yang cukup menjanjikan. Pengertian lahan pertanian yang dimaksud itu ialah untuk melakukan perluasan areal akan mendapatkan hambatan yang rumit dari tata letak tanah tersebut. Jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka pergi merantau ke daerah lain. Disamping dominannya faktor alam juga salah satunya Universitas Sumatera Utara adalah faktor pendidikan, dimana pada masa colonial orang-orang Batak Toba mendapatkan pendidikan Barat yang notabennya tidak mengerjakan lahan pertanian, mereka lebih suka menjadi pegawai karena memiliki penghasilan yang terjamin serta memberikan status sosial yang tinggi. Menurut Koenjaraningrat dalam bukunya “Manusia dan Kebudayaan di Indonesia”, memberikan penjelasan tentang kebudayaan Batak bahwa orang Batak khususnya orang Batak Toba prasarana yang menghubungkan dan memperkenalkan orang Batak dengan dunia luar adalah sarana jalan yang sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan. Jaringan jalan-jalan raya telah mencapai sampai daerah-daerah pelosok sehingga memudahkan orang Batak Toba untuk berintegrasi dengan dunia luar. 6 6 Koenjaraningrat, Manusia dan kebudayaan Indonesia , Medan : Djambatan. 1988, hal. 94. Telah banyak orang Batak Toba melakukan migrasi keberbagai daerah seperti daerah Langkat,Deli,Serdang dan kota Medan. Perpindahan orang Batak Toba keluar Daerah dalam jangka 40 Tahun bertambah hamper tiga kali lipat. Dan dalam buku ini juga dijelaskan bagaimana kehidupan orang Batak Toba, pola pemukiman, mata pencaharian, sistem kekerabatan, sistem religi di bonapasogit sebelum mengadakan perpindahan ke daerah lain. Universitas Sumatera Utara Luckman Sinar dalam bukunya “Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur“, dalam buku ini menjelaskan tentang Kerajaan Serdang. Nama “Serdang” berasal dari nama sebuah pohon Serdang,daunnya dipergunakan untuk atap rumah. Berkisar pada Tahun 1723 terjadi perang suksesi perebutan tahta di Deli. Maka salah seorang putera dari Tuanku Panglima Paderap, bernama Tuanku Umar Johan Pahlawan Alamsyah,bergelar kejeruan Junjongan 1713-1782 tidak berhasil merebut haknya atas tahta Deli.Tuanku umar selaku putera gahara permaisuri menurut adat prioritas pertama menjadi raja, maka terjadi konflik dalam perebutan dengan abangnya yaitu panglima Pasutan, karena ia masih kecil menderita kekalahan lalu diusingkan bersama ibunya, Tuanku Puan Sampali, permaisuri pindah dan mendirikan Kampung Besar Serdang. Peristiwa perpindahan ini berkisar pada Tahun 1723. Dr. Usman Pelly dalam bukunya mengenai “Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan Kesultanan Langkat, Deli dan Serdang“ dalam buku ini menjelaskan tentang mulai adanya kesultanan Serdang itu dan sampai kepada pemerintahannya serta pemekaran wilayah. Dalam buku ini juga menjelaskan mengenai sebahagian jumlah penduduk melayu. Dimana orang melayu lebih suka menetap di daerah- daerah pantaipesisir. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, hubungan sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi, hal ini dapat dilihat pada masyarakat Batak Toba yang ada di Desa Serdang. Hubungan antar individu dalam Universitas Sumatera Utara masyarakat diwujudkan dalam bentuk kerjasama, gotong - royong. Masyarakat dapat berinteraksi dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya selama tidak terjadi konflik yang serius, karena seringkali konflik yang terjadi juga memutuskan jalan interaksi dalam masyarakat. Seluruh sarana dan prasarana seperti prasarana perhubungan, sarana komunikasi dan fasilitas media masa diarahkan agar dapat menunjang pembangunan desa. Masuknya media komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan sebagainya. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk adalah meningkatkan pemakaian listrik 7 7 Sugiarto Dakung, Dampak Listrik Masuk Desa cisande, kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, hal 1. . Merupakan pendapat dari Sugiarto Dakung dalam bukunya yang berjudul “Dampak Listrik Masuk Desa di Desa Cisande, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi”. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui sejauh mana listrik mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Serdang dan dampaknya bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat secara umum. Masyarakat telah mengetahui manfaat listrik bagi kehidupan mereka jauh sebelum listrik masuk desa, sebab sebelumnya sekelompok kecil masyarakat telah menikmati sumber daya listrik secara terbatas. Saat itu manfaat listrik tidak benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat penggunanya karena hanya penggunaan sebuah listrik swasta hanya 6 jam sehari. Universitas Sumatera Utara Kemudian setelah listrik PLN masuk di desa Serdang diawal tahun 1980 an, masyarakat secara bertahap mulai menikmati manfaat dari listrik dengan lebih leluasa, karena mereka telah memiliki listrik dirumah masing - masing, kecuali bila terjadi pemadaman oleh pihak PLN.

1.5 Metode Penelitian