Pola keruangan penggunaan lahan untuk permukiman 1 Pola Permukiman Memusat Mengelompok Di Pakistan, geograf Misra merincinya lebih lengkap lagi menjadi 14 pola desa,yaitu :

a. Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong-royong dan dapat merupakan

suatu kekuatan berproksi dan kekuatan membangun.

b. Lembaga social, lembaga pendidikan dan lembaga lain yang dapat memberikan

bantuan social serta bimbingan dalam dalam arti positif.Lembaga lembaga yang ada di desa antara lain : Pemerintahan, seperti Badan Perwakilan Desa BPD. Pendidikan, seperti perpustakaan desa, penyuluhan, simulasi, dan lain-lain. Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA. Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa KUD dan lumbung desa.

c. Aparatur dan pamong desa, yang menjadi sumber kelancaran dan tertibnya jalan

roda pemerintahan desa. Contohnya kepala desa, kepala dusun, kepala adat.

E. POLA KERUANGAN BENTUK DESA

Secara garis besar pola keruangan desa sebagai berikut.

a. Pola keruangan penggunaan lahan untuk permukiman 1 Pola Permukiman Memusat Mengelompok

Pola permukiman yang terbentuk karena terjadi pengelompokkan rumah di lokasi tertentu, seperti persimpangan jalan, sekitar sumber air dan muara sungai. Pola ini umumnya terdapat di daerah pegunungan. Pemekaran desa ke segala arah dilakukan tanpa direncanakan. 2 Pola Permukiman Linier Memanjang Pola permukiman yang terbentuk di sepanjang jalur transportasi seperti jalan, sungai, dan pantai. Pola permukiman ini terdapat di daerah yang bertopografi datar, karena memungkinkan sebagai tempat tinggal. 3 Pola Permukiman Menyebar Pola permukiman yang terbentuk karena rumah-rumah penduduk dibangun bebas dan tersebar di wilayah yang luas, sehingga jaraknya berjauhan. Pada umunya terdapat di dataran rendah pada daerah pertanian.

b. Di Pakistan, geograf Misra merincinya lebih lengkap lagi menjadi 14 pola desa,yaitu :

1. Segi empat memanjang rectangular ; tipe paling umum karena bentuk

lahan pertaniannya. Kekompakan desa membutuhkan letak rumah yang saling berdekatan, karena tak ada tembok keliling yang mengamankannya. Pola segi 4 cocok bagi permukiman berkelompok.

2. Bujur sangkar square ; tipe ini muncul di persilangan jalan, juga di

permukiman bentuk segi 4 panjang yang terbagi 4 kelompok.

3. Bujur sangkar 4 square 4. Desa memanjang elongated 1 ; kondisi alam dan budaya setempat telah

membatasi pemekaran desa ke arah-arah tertentu sehingga terpaksa memanjangkan diri.

5. Desa memanjang elongated 2 ; kondisi alam dan budaya setempat telah

membatasi pemekaran desa ke arah-arah tertentu sehingga terpaksa memanjangkan diri.

6. Desa melingkar circular ; bentuk ini diwarisi ketika tanah masih kosong.

Desa dibangun di atas urugan tanah, sehingga dari luar nampak seperti benteng dengan lubang untuk keluar masuk.

7. Tipe beruji radial plan ; jika pusat desa berpengaruh besar atas perumahan

penduduk, maka tercapai bentuk beruji. Pengaruh tersebut berasal dari istana bangsawan, rumah ibadah atau pasar.

8. Desa poligonal ; karena desa tak pernah dibangun menurut rencana tertentu,

maka nampak bentuk2 luar yang beragam. Bentuk ini antara melingkar dan segi empat panjang.

9. Pola tapal kuda horse shoe ; dihasilkan oleh sebuah gundukan, bukit atau

lembah, sehingga pola desa menjadi setengah melingkar.

10. Pola teratur irregular : desa yang masing-masing rumahnya tak karuan

alang ujurnya.

11. Pola Inti rangkap double nucleus ; desa kembar hasil pertemuan-

pertemuen permukiman yang saling mendekat, misalnya akibat lokasi stasiun kereta api di antara keduanya.

12. Pola kipas ; Fan-pattern tumbuh dari pusat yang letaknya di salah satu

ujung permukiman, dari situ jalan raya menuju ke segala arah.

13. Desa pinggir jalan raya street ; desa ini memanjang sepanjang jalan raya,

pasar berada di tengah, jalan kereta api menyusuri jalan raya tsb.

14. Desa bulat telur oval ; sengaja dibuat menurut rencana demikian. F. PERKEMBANGAN DESA