EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF ( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan )

EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan )

SKRIPSI

Oleh:
AHMAD HALIM FAIZ
NIM. 08120006

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARI’AH
2013

EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan )
SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh :
AHMAD HALIM FAIZ
NIM. 08120006

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN SYARI’AH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF
( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan )

Skripsi

Disusun dan diajukan oleh:
AHAMAD HALIM FAIZ
08120006

Telah disetujui oleh dosen pembimbing
untuk dilakukan ujian skripsi

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Muhammad Syarif, M.Ag.

Pembimbing II

Drs. Muhammad Munir, MA

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI


Dipertahankan di Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammasiyah Malang,
dan diterima untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Syariah (S. Sy)
Pada tanggal: 4 Mei 2013

Dewan Penguji

Tanda Tangan

1. Penguji I

: Drs. Muhammad Sarif, M.Ag

(

)

2. Penguji II


: Drs. Muhammad Munir, MA

(

)

3. Penguji III

: Dr. Moh Nurhakim, M.Ag

4. Penguji IV

: Idaul Hasanah, S. Ag. M.HI.

(

)

(


Mengesahkan,
Dekan Fakultas Agama Islam,

Drs. Sunarto, M.Ag

)

KATA PENGANTAR

Segala puji kami haturkan kepada Tuhan semesta alam, dengan kasih sayang
dan keridhoan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dengan
judul :” EFEKTIFITAS KEWAJIBAN NADZIR DAN PROBLEMATIKANYA
DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF”. (Studi Kasus di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan)”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Akhir zaman dengan
segala ketulusan, dan perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya Dinul
Islam. Dengan tersusunya skripsi ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1.


Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.

2.

Bapak Drs.Sunarto, S.Ag., M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama Islam dan,
terimakasih atas segala ilmu dan motivasi yang sudah diberikan kepada penulis.

3.

Bapak Drs. M. Sarif, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Drs. M. Munir,
MA selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dan teliti dalam membimbingi.
Terima kasih sudah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya. Dan
penulis mohon maaf apabila selama bimbingan ada yang tidak berkenan dalam
hati.

4.

Segenap Dosen Fakultas Agama Islam serta karyawan dan Staf TU, terimakasih

penulis ucapkan atas segala pengalaman serta Ilmu yang telah diberikan kepada

penulis, sehingga dapat menjadi bekal penulis dalam menjajaki kehidupan
selanjutnya.
5.

Ayah tercinta (Moh. Helma Sueb), serta bunda (Siti Naimul Faizah) terhebat
yang telah memberikan dukungan baik moriil maupun spirituil, dan luapan cinta
kasih sayang serta untaian do’a yang tulus, yang telah memotivasi penulis
menyelesaikan skripsi ini. Serta Kakakku tercinta ( Amalia Iffah Jihana) tetap
semangat dan jangan pernah berhenti untuk menggapai kesuksesan.

6.

Keluarga

Besar

di


rumah

yang

telah

mendukung

penuh

terhadap

terselesaikannya skripsi ini.
7.

Teman-teman satu angkatan “syari’ah 08” (Rijal, Nuhrom, Boges, Irvan Hamid,
Halif, Nur, Isna, Afifah, dan seluruh sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan
satu persatu terimakasih atas segala kebersamaan yang selama ini kita lalui
bersama, mudah-mudahan kita dapat bertemu kembali dengan kondisi yang
lebih menyenangkan.

Semoga Allah SWT membalas segala amal dan kebaikannya. Apapun yang

dilakukan dengan ketulusan, akan selalu terkenang dalam hati dan tak akan lupa
selamanya. Semoga karya sederhana ini mampu menggugah inspirasi untuk
pembacanya. Dan penulis mohon maaf atas segala kekurangan karena apa yang
tertulis dalam karya ilmiah ini, masih amat jauh dari sempurna.
Malang, 16 April 2013
Penulis,
Ahmad Halim Faiz

DAFTAR ISI
LEMBAR COVER/SAMPUL DALAM................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL
Jumlah Tanah Wakaf Menurut Bidang Luas Dan Jenis Penggunannya Di KUA
Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan ..............................................................67

DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara
2. Data Jumlah Tanah Wakaf Menurut Bidang Luas Dan Jenis Penggunannya
Di KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan
3. Data Personalia/ Struktur Organisasi KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan
4. Salinan Akta Wakaf
5. Surat Pengesahan Nadzir Perorangan
6. Surat Keterangan Kepala Desa Tentang Perwakafan Tanah Milik
7. Ikrar Wakaf
8. Akta Ikrar Wakaf
9. SK Bimbingan Skripsi
10. Lembar Surat Tugas Pembimbing Skripsi

11. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
12. Lembar Berita Seminar Proposal Skripsi
13. Lembar Presensi Seminar Proposal Skripsi
14. Lembar Jadwal Menghadiri Seminar Proposal Skripsi
15. Lembar Ijin Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Djamali, 1992, Hukum Islam (Asas-asas, Hukum Islam I, Hukum Islam II),
Bandung : Penerbit Mandar Maju.
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, 1403, Al Jami’u As Shahih, Kairo :
Al Mathba’ah As Salafiyah.. Vol. ii
Achmad Djunaidi, et al, 2006, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya
Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, Cetakan Ketiga, Mitra Abadi Press :
Jakarta.
Adijani al-Alabij, 1992, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek,
Cet. Kedua, Jakarta : CV Rajawali Pers.
Ahmad Rofiq, 2004, Fiqh Kontekstual : Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Cet I,
Diterbitkan atas Kerjasama Pustaka Pelajar
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Op. Cit,
Al-Qur’an dan Terjemahannya,
Bahder Johan Nasution, et al. Op. Cit,
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006, Panduan Penberdayaan Tanah Wakaf
Produktif Strategis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2006, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di
Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
Hadari Nawawi, 1991, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajahmada
University Press,

Husaini Usman, et al, 1991, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, Cet.
Ke-I.
Joko P. Subagyo, 1991, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta, Rineka
Cipta,
Koentjoningrat, 1997, Metode-metode Penelitian masyarakat, Jakarta : PT.
Gramedia.
M. Sularno, 2008, Dinamika Hukum Islam bidang keluarga di Indonesia, AlMawarid Edisi XVII.
Mohammad Daud Ali, 1988, Sistem Ekonomi Islam : zakat dan wakaf, Cet. Pertama,
Jakarta Penerbit Universitas Indonesia.
Murtadha Muthahhari et, al, 1993 Pengantar Ushul Fiqh dan Ushul Fiqh
Perbandingan, Jakarta : Pustaka Hidayah.
Sumadi Suryabrata, 1992, Metodologi Penelitian,Jakarta, Rajawali Pers (cet. VII).
Sumardi Suryabrata, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo.
Sutrisno Hadi, 1990, Metode Reseach, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Psikologi
UGM, Cet. Ke-I.
Winarno Surahmad, 1972, Dasar dan Teknik Research, Bandung : CV. Tarsito.
Zainab, (2009, November), Pendaftaran Tanah Wakaf

Kaitannya Terhadap

Pemberdayaan Ekonomi Umat. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol. 2.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah
dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Wakaf pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau
menerima hibah wasiat berupa 7 (tujuh) bidang tanah kebun kurma dari seorang
Yahudi yang masuk Islam bernama Mukhairiq. Kemudian ketujuh bidang tanah
tersebut beliau ikrarkan menjadi tanah wakaf. Perbuatan Rasulullah tersebut diikuti
oleh para sahabat, tabiin dan tabiin-tabiin hingga saat ini. Dalam perkembangannya
terutama di negara-negara Muslim ternyata harta benda wakaf sangat banyak, karena
itu maka perlu dikelola oleh satu kementerian. Sepanjang sejarahnya wakaf banyak
memberi manfaat tidak saja manfaat ukhrawi juga duniawi seperti manfaat dalam
pemberdayaan umat di bidang sosial, ekonomi, budaya pendidikan, kesehatan dan
lain sebagainya1.
Dasar adanya (dorongan) memberi wakaf adalah hadits Rosulullah SAW,
sebagai berikut:

1

Zainab, Pendaftaran Tanah Wakaf Kaitannya Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Umat.
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Vol. 2 No.2 November 2009. hlm. 169

1

Dari Ibnu 'Umar, bahwa 'Umar mempunyai sebidang tanah di Khaibar. Lalu dia berkata
(kepada Rasulullah Saw.), "Wahai Rasulullah, aku mempunyai sebidang tanah di
Khaibar yang sepanjang hidup aku tidak pernah memperoleh harta yang lebih berharga
darinya. Apa saran Anda?" Beliau Saw. bersabda, "Bila engkau mau, maka engkau bisa
menahan tanah itu (untuk tetap menjadi milikmu), lalu engkau bersedekah dengan
hasilnya." Kemudian 'Umar bersedekah dengan hasil tanah itu, sementara tanah itu
tidak dijual, dihadiahkan, ataupun diwariskan. (Sedekah itu) diberikan kepada orangorang miskin, kerabat, hamba sahaya, tamu, dan ibnu sabîl. Dan bagi orang yang
mengurusi tanah itu diperbolehkan untuk mengambil sebagian dari hasil tanah itu secara
wajar, tanpa menjadikannya sebagai hak milik. (HR. Jama'ah.)2
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Al Jami’u As Shahih, Kairo : Al
Mathba’ah As Salafiyah. 1403. Vol. ii hal. 285, hadits no. 2737
2

2

Sejak datangnya islam, wakaf telah dilaksanakan berdasarkan paham yang di
anut oleh sebagian masyarakat Islam Indonesia, yaitu paham syafi’iyah dan adat
setempat. Pola pelaksanaan wakaf sebelum adanya UU No. 5 tahun 1960 tentang :
Peraturan dasar pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang :
Perwakafan Tanah Milik, masyarakat Islam Indonesia masih menggunakan
kebiasaan-kebiasaan keagamaan, seperti kebiasaan melakukan perbuatan hokum
perwakafan tanah secara lisan atas dasar saling percaya kepada seseorang atau
lembaga tertentu, kebiasaan memandang wakaf sebagai amal shaleh yang mempunyai
nilai mulia di hadirat Tuhan semata yang siapa saja tidak akan berani mengganggu
gugat tanpa seizin Allah. Paham masyarakat Indonesia tersebut terlihat sangat mudah
untuk saling mempercayai antar individu, sehingga menimbulkan persengketaan
karena tidak ada bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa benda- benda
bersangkutan telah diwakafkan3.
Adapun pemeliharaan wakaf di serahkan kepada Nadzir. Nadzir wakaf adalah
orang atau badan hukum yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus
harta wakaf sesuai dengan wujud dan tujuan wakaf tersebut. Sedangkan menurut
undang-undang nomor 41 tahun 2004 pasal 1 ayat (4) tentang wakaf menjelaskan
bahwa Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

3

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. 2006. hlm. 37-38

3

Walaupun para mujtahid tidak menjadikan nadzir sebagai salah satu rukun
wakaf, namun para ulama sepakat bahwa wakif harus menunjuk nadzir wakaf.
Pengangkatan nadzir wakaf ini bertujuan agar harta wakaf tetap terjaga dan terurus,
sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia. Mengingat salah satu tujuan wakaf adalah
menjadikannya sebagai sumber dana yang produktif, tentu memerlukan nadzir yang
mampu melaksanakan tugas- tugass secara professional dan bertanggung jawab.4
Sedemikian pentingannya kedudukan nadzir dalam perwakafan, sehingga berfungsi
tidaknya harta wakaf sangat bergantung pada nadzir wakaf. Meskipun demikian tidak
berarti bahwa nadzir mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang diamanahkan
kepadanya.
Wakaf di Indonesia lebih diteknkan pada persoalan perwakafan tanah. Ini
bukan berarti bahwa wakaf selain tanah tidak diakui, tetapi pengaturan ini mengingat
tanah sebagai benda berharga yang banyak menimbulkan persoalan dlam masyarakat,
apabila tanah sebagai benda tidk bergerak yang tahan lama dn memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Memang ini menjadi kendala sekaligus tantngan bagi nadzir dan prospek
perwakfan secara umum. Kalau kita sudah bisa mengatasi masalah ini sebenarnya
terbuka peluang yang cukup besar untuk mengelola tanah- tanah wakaf yang tersedia
di lingkungan umat islam. Tentu saja tidak cukup sekedar menyegarkan kembali
pemahaman umat Islam tntang wakaf itu sendiri, tapi yang penting dan mendesak
adalah

bagaimana

SDM

perwakafan

mampu

mengelola,

mengembangkan,

4

Achmad Djunaidi, et al, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya Progresif Untuk
Kesejahteraan Umat, Cetakan Ketiga, Mitra Abadi Press : Jakarta, 2006, hlm. 45

4

mendistribusikan dn menjaga agar wakaf tetap mempunyai manfaat bagi
kesejahteraan umat Islam dan umat lain pada umumnya5.
Nadzir dalam melakukan tugasnya berkewajiban mengurus dan bertanggung
jawab atass kekayaan wakaf serta hasilnya dan pelaksanaan perwakafan sesuai
dengan tujuannya menurut ktentuan- ketentuan yang telah diatur oleh Menteri agama.
Nadzir berkewajiban membuat laporan secara berkala yang berisi tentang semua halhal yang berhubungan dengan tanggug jawabnya sebagai nadzir, laporan itu
disampaikannya kepad kepala KUA stempat, tembusannya dikirim kepada Majelis
Ulama Kecamatan serta Camat setempat.6
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui
lebih jauh tentang pelaporan pengelolaan wakaf di Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan. Sehingga, dalam skripsi ini penulis akan mengambil judul : “
EFEKTIFITAS

KEWAJIBAN

NADZIR

DAN

PROBLEMATIKANYA

DALAM PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF”. (Studi Kasus di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektifitas kewajiban nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf
di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan?

5

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Panduan Penberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis
di Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam. 2006. Hlm . 74
6
Bahder Johan Nasution, et al. Op. Cit, hlm 71

5

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas nadzir dalam pengelolaan
harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas kewajiban nadzir dalam
pengelolaan harta benda wakaf di Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi efektifitas nadzir
dalam pengelolaan harta benda wakaf di kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Bagi Fakultas Agama Islam Jurusan syariah Universitas Muhammadiyah
Malang, agar penulisan ini dapat dijadikan bahan refrensi dalam rangka untuk
memperkaya khasanah kepustakaan mahasiswa, atau dapat digunakan sebagai
acuan untuk penulisan dan pembahasan lebih lanjut yang lebih luas dan lebih
kritis khususnya di bidang Hukum Islam dan Hukum Positif tentang sistem
perwakafan di Indonesia.
2. Secara praktis
1. Bagi penulis pribadi, penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu penulis juga bisa lebih

6

memahami dan mengerti tentang bagaimana hukum Islam dan hukum
positif memandang sist.m perwakafan di Indonesia.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan jawaban atas
persoalan yang terjadi dikalangan masyarakat luas yang mana berkaitan
dengan sistem perwakafan di Indonesia.
E. Metode Penelitian
Metode adalah rumusan cara-cara tertentu secara sistematis yang diperlukan
dalam bahasa ilmiah, untuk itu agar pembahasan menjadi terarah, sistematis dan
obyektif, maka digunakan metode ilmiah.7 Untuk penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode antara lain :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu
penelitian yang meneliti obyek di lapangan untuk mendapatkan data dan gambaran
yang jelas dan konkrit tentang hal- hal yang berhubungan dengan permasalahan yang
di teliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan penelitian
ini, di dapat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.8 Dalam penelitian ini yang diteliti adalah
tentang tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir kepada KUA yang
terjadi di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
2. Sumber Data
7

Sutrisno Hadi, Metode Reseach, Yogyakarta : Yayasan Penerbit Psikologi UGM, Cet. Ke-I,
1990, hlm. 4
8
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,Jakarta, Rajawali Pers (cet. VII), 1992, hlm 18

7

Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian ini yang akan dijadikan penulis
sebagai pusat informasi pendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian. Sumber
data tersebut adalah:
a. Data Primer
Jenis data primer adalah data yang pokok yang berkaitan dan diperoleh secara
langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber data primer adalah sumber data
yang memberikan data penelitian secara langsung.9 Data yang diambil penulis dalam
skripsi ini adalah data mengenai permasalahan tidak adanya pelaporan pengelolaan
wakaf oleh nadzir di KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
b.Data Sekunder
Jenis data sekunder adalah jenis data yang dapat dijadikan sebagai pendukung
data pokok, atau dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang mampu atau dapat
memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.10
Maksudnya data ini diperoleh dari beberapa media antara lain adalah dokumendokumen yang ada yang berkaitan dengan wakaf terutama mengenai masalah tidak
adanya

pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir di KUA Kecamatan Pucuk

Kabupaten Lamongan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi

9

Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 1991,
hlm. 87-88
10
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo, 1998, hlm. 85

8

Metode observasi

adalah suatu bentuk

penelitian dimana manusia

menyelidiki, mengamati terhadap obyek yang diselidiki, baik secara langsung
maupun tidak langsung.11

Observasi ini dilakukan di KUA Kecamatan Pucuk

Kabupaten Lamongan.
Dalam hal ini yang di observasi adalah mengenai masalah perwakafan yang
ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, yang lebih
lanjut diaplikasikan tentang tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf oleh nadzir
kepada KUA Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
b. Wawancara atau Interview
Interview adalah suatu metode penelitian untuk tujuan suatu tugas tertentu,
mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden,
dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.12 Dalam hal ini
peneliti menggunakan metode wawancara guna mengumpulkan data secara lisan
kepada pejabat KUA yang menangani masalah wakaf dan dari 5 nadzir yang tidak
melaporkan pengelolaan wakafnya kepada KUA di Kecamatan Pucuk Kabupaten
Lamongan, dan para pihak terkait.
c. Dokumentasi

11
12

Winarno Surahmad, Dasar dan Teknik Research, Bandung : CV. Tarsito, 1972, hlm. 155
Koentjoningrat, Metode-metode Penelitian masyarakat, Jakarta : PT. Gramedia, 1997, hlm.

162

9

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.13 Dokumentasi ini digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan tidak adanya pelaporan pengelolaan wakaf
oleh nadzir kepada KUA di Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan.
4. Metode Analisis Data
Sebagai tindak lanjut pengumpulan data, maka analisis data menjadi sangat
signifikan untuk menuju penelitian ini dan dalam menganalisa data penulis
menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur
diselidiki

dengan

pemecahan

masalah

yang

cara menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.14 Metode analisis
deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan efektifitas dan problematika nadzir
dalam pengelolaan harta benda wakaf di Kantor Urusan Agama Kecamatan Pucuk
Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian dan pengujian tersebut akan disimpulkan
dalam bentuk deskripsi sebagai hasil pemecahan permasalahan yang ada.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:

13

Husaini Usman, et al, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, Cet. Ke-I, 1996,

hlm. 73
14

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajahmada University
Press, 1991, hlm. 63

10

Bab I : Pendahuluan ini berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab

II :

Kajian pustaka ini berisi tentang kajian tentang sebatas apa

efektifitas kewajiban nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf dan faktor
apa saja yang mempengaruhi efektifitas nadzir dalam pengelolaan harta benda
wakaf.
Bab III : Hasil penelitian ini berisi analisis data yang berupa : gambaran lokasi
penelitian, kewajiban nadzir dalam pengeloaan harta benda wakaf di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, sejauh mana fungsi
nadzir dalam pengelolaan harta benda wakaf.
Bab IV

:Penutup atau kesimpulan, disini penulis sajikan kesimpulan-

kesimpulan yang diambil dari permasalahan yang ada dari hasil penelitian dan
saran-saran penulis.

11

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Pimpinan ِ Cabang Muhammadiyah Dau Kabupaten Malang)

0 10 2

Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah kasus perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

4 36 0

TINJAUAN YURIDIS PEMBATALAN WAKAF OLEH NADZIR (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta) Tinjauan Yuridis Pembatalan Wakaf Oleh Nadzir (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 2 17

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS PEMBATALAN WAKAF OLEH NADZIR Tinjauan Yuridis Pembatalan Wakaf Oleh Nadzir (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 2 12

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Pembatalan Wakaf Oleh Nadzir (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta).

0 2 12

EFEKTIVITAS NAZHIR DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF Efektivitas Nazhir Dalam Pengelolaan Dan Pemanfaatan Harta Wakaf (Studi Kasus di Panti Asuhan Mardhatillah).

1 2 13

EFEKTIFITAS NAZHIR DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HARTA WAKAF (Studi Kasus di Panti Asuhan Mardhatillah) Efektivitas Nazhir Dalam Pengelolaan Dan Pemanfaatan Harta Wakaf (Studi Kasus di Panti Asuhan Mardhatillah).

0 1 14

PENTINGNYA KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PERSERTIFIKATAN TANAH WAKAF DALAM MENGHINDARI TIMBULNYA SENGKETA (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Juwiring Klaten).

0 0 14

Efektifitas Pencatatan Perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang

0 0 17

PROBLEMATIKA PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF DI KECAMATAN PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

0 0 20