Pengembangan Desa Siaga Konsep Desa Siaga

a c. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB dilaporkan d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk Kadarzi dan PHBS 4. Indikator Dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dari hasil kegiatan di Desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator Dampak terdiri atas hal-hal berikut: a. Jumlah penduduk yang menderita sakit b. Jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia d. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia e. Jumlah balita dengan gizi buruk

2.2.1. Pengembangan Desa Siaga

Tujuan utama Desa Siaga adalah untuk memeratakan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. Oleh karena itu, pada tahap pertama pengembangan Desa Siaga prioritas pengembangan diutamakan kepada desa-desa yang sama sekali tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan. Namun pada tahun 2007, prioritas pengembangan ditambah ke desa-desa yang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan tetapi sarana tersebut dalam keadaan rusak atau kurang berfungsi Depkes, 2006 Diamanatkan dalam SK Menkes no.564 tahun 2006, Sebagaimana pembentukan Desa Siaga tidak harus mempunyai gedung tersendiri namun dapat Universitas Sumatera Utara a memanfaatkan berbagai potensi yang ada di masyarakat seperti gedung Posyandu, Poskesdes dan UKBM lainnya. Sebuah desa layak membentuk Desa Siaga jika mempunyai beberapa syarat seperti: minimal mempunyai satu tenaga kesehatan yang menetap Bidan Desa, mempunyai salah satu bentuk bangunan UKBM dan peralatannya serta mempunyai alat komunikasi ke masyarakat dan puskesmas. Pembentukan Desa Siaga dimulai dengan pergerakan dan pemberdayaan masyarakat, dilanjutkan dengan survey mawas diri, musyawarah masyarakat desa MMD dan rencana kegiatan dan tindak lanjut. Pada tahap pergerakan masyarakat, kegiatan yang dilakukan adalah melatih kader desa agar mampu melaksanakan survei mawas diri. Kader desa perlu diberikan pengetahuan tentang tata cara survei kesehatan yang meliputi kesehatan lingkungan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi dan lain-lain. Hasil survei adalah gambaran desa dan permasalahannya, yang akan dibicarakan pada tahap Musyawarah Masyarakat Desa MMD. Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : a. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan, pengelola dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh puskesmas. Universitas Sumatera Utara a b. OrientasiPelatihan Kader Desa Siaga Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelolaan dan kader Desa Siaga terpilih perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasipelatihan dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasipelatihan yang berlaku. Materi orientasipelatihan mencakup kegiatan yang akan dikembangkan di Desa Siaga, antara lain pengelolaan Desa Siaga, pengelolaan Polkesdes, kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jaga, gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman PAB-PLP, kegawat-daruratan sehari-hari, kesiap-siagaan bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa WOD, diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan melalui Taman Obat Keluarga TOGA, kegiatan surveilans, perilaku hidup bersih dan sehat PHBS, dan materi lain yang diperlukan. Pada waktu menyelenggarakan orientasipelatihan ini sekaligus juga disusun Rencana Kerja Plan of Action Desa Siaga yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. c. Pembangunan Polkesdes Dalam hal ini rencana pembangunan Polkesdes sudah harus dibahas dan dicantumkan dalam Rencana Kerja. Dengan demikian sudah diketahui bagaimana Polkesdes tersebut akan diadakan membangun baru dengan fasilitas dari Pemerintah, membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun baru dengan swadaya Universitas Sumatera Utara a masyarakat, mengembangkan bangunan Polindes yang ada, atau memodifikasi bangunan lain yang ada. d. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga Setelah Desa Siaga resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Desa Siaga secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Kegiatan Desa Siaga utamanya dilakukan oleh kader kesehatan yang dibantu tenaga kesehatan profesional bidan plus, tenaga gizi, dan sanatarian. Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral Depkes RI, 2008.

2.2.2. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga