Perumusan Masalah Tujuan dan manfaat Penelitian Metode Penelitian

Demikian pula halnya di Dusun XIV Sinar Gunung Desa Pematang Johar, yang mana terjadinya konversi lahan pertanian menjadi area pabrik. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat mengapa masyarakat Dusun XIV Sinar Gunung Desa Pematang Johar ini menjual lahan pertanian mereka dan bagaimana tata letak lokasi pabrik KIM sampai ke Desa Sinar Gunung.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, pengalihan fungsi lahan yang semakin berkembang pesat sekarang ini menimbulkan banyaknya lahan pertanian padi yang semakin berkurang. Hal ini akan berakibat pada ketahanan pangan dan juga lingkungan hidup masyarakat. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan pertanian padi. Sehubungan dengan itu, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Faktor apa yang mendorong masyarakat Sinar Gunung menjual lahan pada KIM? 2. Bagiamana kehidupan masyarakat Sinar Gunung Setelah adanya konversi lahan pertanian padi tersebut?

1.4. Tujuan dan manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat menjual lahan pertanian yang ada di Sinar Gunung Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang. Penelitian ini menitikberatkan pada kehidupan masyarakat Sinar Gunung serta perubahan-perubahan apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat setelah adanya konversi lahan tersebut. Universitas Sumatera Utara Manfaat penelitian secara akademis sebagai syarat kelulusan dan untuk menambah dan memperkaya literatur mengenai konversi Lahan sebagai referensi dan bacaan bagi mahasiswa. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terbentuknya perhatian yang lebih besar di kalangan masyarakat dan juga pemerintah. Sebagai upaya pemberdayaan lingkungan alam, terutama terhadap pertanian padi yang harus dikembangkan untuk melestarikan ketahanan pangan bagi masyarakat.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Tipe Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif 11 1.5.2. Teknik pengumpulan data yang didasarkan pada membangun pandangan mereka yang diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Sasaran penelitiannya adalah kehidupan sosial atau masyarakat sebagai kesatuan yang menyeluruh. Penelitian ini akan mengumpulkan data yang menjawab persoalan dari permasalahan penelitian. Penelitian ini akan mengungkapkan mengenai kehidupan masyarakat Sinar Gunung setelah adanya konversi lahan pertanian padi. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sinar Gunung, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang.  Observasi Obsevasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pengindraan yang meninjau secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan dengan mengamati berbagai hal ruang dan tempat, peneliti mencoba 11 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Hal 6 Universitas Sumatera Utara untuk masuk dalam kehidupan sosial dan melakukan kegiatan interaksi sehari-hari yang dilakukan bersama dengan masyarakat Sinar Gunung. Dalam penelitian ini akan dilakukan teknik observasi partisipasi 12 Tujuan dari observasi adalah untuk menghasilkan sebuah gambaran yang lengkap dari interaksi sosial dengan cara yang dialami. Dimana peneliti akan membangun rapport yang melibatkan peneliti atau observasi secara langsung dalam kegiatan di lapangan. sehingga peneliti dapat menggunakan pengetahuan budaya yang bersumber dari kebudayaan masyarakat yang diteliti tersebut. Misalnya melihat kondisi rumah dan perabot yang digunakan sebelum dan setelah adanya konversi lahan pada masyarakat Desa Sinar Gunung yang dilihat dalam faktor ekonomi dan faktor lingkungan. 13  Wawancara yang baik dengan mendekatkan diri pada masyarakat Sinar Gunung. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Peneliti juga dibantu dengan pedoman wawancara interview guide. Wawancara mendalam merupakan wawancara yang berstruktur dan mendalam. Wawancara mendalam menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan fokus pada masalah penelitian yang dilakukan. Masyarakat yang terlibat dalam konversi lahan pertanian padi menjadi area pabrik di Sinar Gunung akan menjadi informan. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan wawancara untuk menjawab pertanyaan yang telah 12 observasi partisipasi adalah sebuah cara pengumpulan data dengan ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang di telitinya 13 Rappot adalah hubungan yang baik dengan informan Universitas Sumatera Utara dirumuskan dalam rumusan masalah terhadap masyarakat setempat yang menjual lahan pertanian mereka. Peneliti juga akan menggunakan pedoman wawancara yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun peneliti sebelum melakukan wawancara di lapangan atau disebut interview guide. Hal ini dilakukan untuk menjaga wawancara berjalan sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan sebelumnya. tetapi apabila peneliti menemukan jawaban-jawaban yang tidak dimengerti selama wawancara, maka peneliti dapat mengubah dan mengembangkan pertanyaan di dalam interview guede guna memperjelas data yang akan dicari peneliti. Dalam pengumpulan data peneliti akan mencari data dengan melakukan wawancara kepada masyarakat Sinar Gunung seperti pemilik lahan masyarakat setempat, agen lahan, dan juga lembaga pemerintah, yaitu kepala desa yang akan menjadi informan peneliti dan juga masyarakat setempat yang ikut dalam perubahan lingkungan di Desa sinar Gunung akibat adanya konversi lahan.  Dokumentasi Selain dari pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara dan juga observasi,peneliti juga akan mengumpulkan data dengan melakukan domumentasi, yaitu dengan arsip yang berupa surat jual beli tanah dan juga surat tanah. Selain itu peneliti juga akan menyertakan foto untuk mendukung hasil penelitian yang dilakukan. 1.5.3. Rangkaian Pengalaman di Lapangan Hari pertama peneliti datang ke lokasi penelitian pada tanggal 20 Agustus 2013 yang lalu sebagai langkah awal penelitian mendatangi kantor kepala desa untuk memberitahu dan sekaligus meminta izin penelitian yang akan peneliti lakukan di Dusun XIII dan XIV Sinar Gunung. Pada saat datang ke kantor kepala desa peneliti datang sekitar pukul 10 wib, kondisi kantor kepala desa yang tidak begitu ramai hanya ada beberapa orang saja yang sedang Universitas Sumatera Utara melakukan aktivitas disana. Ketika peneliti masuk ke kantor kepala desa, peneliti bertemu dengan sekretaris desa yaitu Ibu Imah, ketidakadaan kepala desa di kantor maka peneliti menjelaskan kepada sekretaris desa maksud dan tujuan peneliti datang dan memberikan surat permohonan izin meneliti di Sinar Gunung. Setelah memberikan surat izin penelitian kepada sekretaris desa tersebut, ada hal yang lucu yang dianggap peneliti. Pada saat mau beranjak pulang dari kantor kepala desa, sekretaris desa tersebut bertanya siapa nama ayah peneliti. Setelah peneliti memberitahu nama ayah peneliti kepada Sekretaris desa peneliti pun pulang dari kantor kepala desa. Tiga hari kemudian yaitu pada tanggal 23 Agustus 2013, peneliti kembali lagi ke kantor kepala desa untuk meminta monografi desa. Ketika peneliti bertemu lagi dengan Ibu Imah selaku sekretaris, peneliti pun mengutarakan maksud kedatangannya untuk meminta data-data penduduk dan Ibu Imah pun menyuruh peneliti untuk meminta kepada Bapak Maryono salah satu pegawai di kantor kepala desa tersbut. Peneliti mendatangi ruangan Bapak Maryono dan meminta monografi desa. Bapak Maryono menyuruh peneliti untuk memfotokopi monografi desa dan juga peta desa. Setelah selesai memfotokopi data-data tersebut, peneliti pun mengembalikan kembali ke kantor kepala desa dan tak lupa mengucapkan banyak terima kasih. Setelah peneliti melihat monografi yang telah diberikan Bapak Maryono tersebut. tidak adanya Tahun berapa monografi tersebut. ketika peneliti membandingan monografi yang tahun 2012 dengan tahun 2013 tidak adanya berbedaan dalam isi monografinya. Setelah memperoleh data-data yang diperlukan untuk penelitian maka peneliti pun beranjak pulang dari kantor kepala desa. Selanjutanya peneliti pun pergi kerumah kepala dusun yang ada di Sinar Gunung, tetapi beliau sedang tidak ada di rumah. Akhirnya peneliti pun bermaksud lain hari akan datang lagi ke rumah kepala dusun yang ada di Sinar Gunung. kepala dusun yang sedang Universitas Sumatera Utara tidak ada di rumah, maka peneliti pun akhirnya berkeliling sambil melakukan wawancara sambil lalu dengan masyarakat Sinar Gunung dan melakukan observasi lanjutan. Selama penelitian, peneliti tinggal di rumah neneknya yang memang warga Sinar Gunung sekaligus untuk menemani neneknya disana selama penelitian. Peneliti pun melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat, dan tidak begitu sulit melakukan pendekatan dengan masyarakat Sinar Gunung, karena nenek peneliti cukup dikenal warga Sinar Gunung. Hal ini memudahkan peneliti lebih dekat dengan masyarakat sekitar. Setelah peneliti sudah dapat berbaur dengan masyarakat, peneliti pun datang ke rumah salah satu masyarakat Sinar Gunung yang juga melakukan menjualan lahan pertanian kepada KIM. Peneliti pun datang ke rumah Ibu Asima Purba 47 tahun, yang biasa peneliti panggil dengan sebutan Bou 14 Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Opung Rottip Saragih 82 tahun, yang merupakan salah satu dari beberapa keluarga yang pertama kali datang ke Sinar Gunung. Opung Rottip Saragih adalah nenek Si Peneliti, jadi lebih mudah memperoleh informsi yang dibutuhkan peneliti. Peneliti pun menjelaskan apa saja yang ingin ditanyakan Pika. Ketika peneliti datang di rumah Bou itu cukup ramai dengan anak-anak yang sedang bermain di sekitar halaman rumah Bou itu. Bou itu pun sedang mengobrol dengan tetangganya. Peneliti pun menjelaskan maksud kedatangannya dan Bou Pika pun meluangkan waktunya untuk mendengarkan maksud kedatangan peneliti. Beberapa saat peneliti mengobrol dengan Bou Pika, Bou itu menjual sawah mereka sekitar 10 Rantai dengan harga per rantai 60 juta. Bou Pika mengatakan menjual sawah mereka yang ada di Sinar Gunung untuk membeli sawah kembali yang lebih luas dari sawah mereka yang di jual kepada KIM, hal ini dikarenakan harga jual yang begitu besar maka memperoleh sawah yang lebih luas di desa sebelah dengan harga yang lebih murah dari harga sawah yang ada di Sinar Gunung. 14 Adik atau kakak perempuan dari pihak laki-laki ayah Universitas Sumatera Utara dan juga meminta kesediaan Opung Rottip mengjelaskan bagaimana pertama kalinya Sinar Gunung menjadi sebuah pemukiman. Opung Rottip menceritakan kepada peneliti bagaimana pertama kalinya mereka sampai di Sinar Gunung tersebut, dimana dulunya Sinar Gunung ini hanya berupa hutan yang kemudian dikelola beberapa keluarga yang datang bersama Opung itu pada saat itu. Opung pun menjelaskan mereka pertama kali datang ke Sinar Gunung pada Tahun 1952 dengan beberapa kepala keluarga dan Opung tersebut tidak mengingat lagi berapa keluarga yang dulunya pertama kali datang ke Sinar Gunung. Mereka membagi sistem kepemilikan lahan dengan cara melakukan undian, berapa angka hasil undian yang didapat menjadi menjadi tanah hak masing-msing dari mereka. Hal ini menurut peneliti cukup unik ketika Opung menjelaskan bagaimana dulunya mereka membagi kepemilikan lahan yang akan mereka kelolah. Dan mereka juga melakukan perombakan dan melakukan pembersihan lahan dengan cara gotong royong dimana lahan tersebut akan menjadi lahan tempat tinggal mereka. Ketika peneliti bertanya tentang nama Sinar Gunung, Opung pun menjelaskan kepada peneliti bagaimana nama Sinar Gunung ini bisa tercetus menjadi nama desa ini karena nama ini begitu unik peneliti rasa tidak ada gunung disekitar desa tetapi nama desa malah menjadi Sinar Gunung. Opung pun menjelaskan bahwa sewaktu pemberian nama Sinar Gunung ini dikarenakan para pendatang pertama itu berasal dari gunung seperti Saribudolok, Raya, Bangun Purba dan juga membawa kecerahan bagi Sinar Gunung dari yang dulunya berupa hutan dan akhirnya tercetuslah nama desa ini menjadi Sinar Gunung. hal ini diharapkan oleh masyarakat Sinar Gunung ini akan membawa kecerahan didalam kehidupan mendatang mereka. Sungguh unik dan menarik nama desa tersebut menurut peneliti dan mungkin kebanyakan orang yang mendengarnya mungkin akan berpikir bahwa desa itu benar-benar berada di daerah pegunungan. Universitas Sumatera Utara Gambar 1: gambar ini diambil pada saat peneliti sedang menjaga Opung Rottip di rumah sakit. Opung Rotip sedang berada di ruang ICU dokumen pribadi 21 September 2013 Pada tanggal 19 September 2013, pada pagi seperti rutinitas yang dilakukan peneliti selama melakukan penelitian di Sinar Gunung, ingin melakukan wawancara dengan masyarakat Sinar Gunung lainnya yang sudah buat janji dengan salah satu informan peneliti. Tetapi tiba-tiba Opung peneliti yaitu Opung Rottip Saragih sakit dan peneliti pun membawa Opung ke rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan kepada Opung penelitu tersebut, ternyata Opung mengalami pembengkakan jantung yang diharuskan masuk ICU. Peneliti sangat sedih atas itu dan menunda penlitiannya karena ingin menjaga Opung selama dirumah sakit. Sekitar seminggu lebih Opung berada di rumah sakit dan peneliti senantiasa menjaga Opung selama berada di rumah sakit. Setelah diperbolehka pulang oleh dokter, selama seminggu setelah pulang dari rumah sakit si peneliti masih tidak meneruskan penelitiannya. Hampir dua minggu kemudian baru peneliti melakukan penelelitiannya kembali setelah peneliti merasa kondisi Opungnya sudah berangsur-angsur baik dan bisa berjalan sendiri. Pada tanggal 28 September 2013, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Ayong Purba 48 tahun, ketika peneliti bertanya kepada Bapak Ayong tentang konversi lahan yang terjadi di Sinar Gunung bapak tersebut menjelaskan begitu banyak hal. Salah satunya mereka melakukan penjualan lahan dikarenakan penawaran yang dilakukan KIM begitu besar sehingga banyak masyarakat yang mau menjual lahan mereka. Bapak tersebut Universitas Sumatera Utara juga mengatakan dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini wilayah KIM begitu cepat meluas yaitu sekarang ini KIM sudah sampai pada 3 kawasan KIM yaitu yang dekat dengan sinar Gunung sudah menjadi KIM 3. Seperti yang diutarankan Bapak Ayong “ pengembangan KIM menurut perencanaan belum sampai ke daerah Sinar Gunung, tetapi dalam perencanaan akan sampai pada tahun 2020 nantinya. Namun karena banyaknya lahan yang di jual oleh masyarakat makanya sekarang ini perluasan kawasan KIM begitu cepat. Perencanaan KIM itu sendiri direncanakan akan mencakup sampai pada KIM 6. Hal ini memungkinkan daerah Sinar Gunung akan ikut menjadi kawasan KIM nantinya.” Dan Bapak Ayong juga mengatakan kepada peneliti bahwa setelah adanya konversi lahan dan juga penjualan lahan yang terjadi, kehidupan masyarakat Sinar Gunung semakin baik. Pendidikan yang semakin baik, para orang tua yang semakin meningkatkan pendidikan anak-anak mereka, rumah-rumah yang semakin baik dan berbagai teknologi yang semakin dikenal dan dimiki para masyarakat Sinar Gunung. Kemudian, peneliti jugan melakukan wawancara dengan beberapa muda-mudi yang ada di Sinar Gunung. Dari beberapa pertanyaan yang peneliti paparkan mereka ampir semua memiliki jawaban yang sama tas pertanyaan peneliti. Seprti halnya dengan Devika Damanik 23 tahun yang merupakan seorang mahasiswa seperti peneliti yang sama-sama sedang melakukan tugas akhir. Peneliti menyapanya dengan pika, dia mengatakan bahwa pesatnya perkembangan KIM akan membuat Sinar Gunung akan lama kelamaan akan menjadi KIM. Dimana Pika mengatakan adanya penjual lahan membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dari sebelumnya tetapi dengan penjualan lahan ada juga konflik yang terjadi antara masyarakat bukan dengan para pemilik KIM. Hal ini diutarakannya yaitu ketika pembagian hasil jual tanah itu yang dilakukan oleh keluarga besar yang merupakan warisan yang akan dibagi kepada keluarga tersebut sebahagian akan mengalami keributan soal pembagian hasilnya. Seperti yang diutarakan Pika dimana ada keluarga hyang mana tidak disebutkan Universitas Sumatera Utara namanya bahwa mereka mengalami konfik akibat dari pembagian hasil jual tanah tersebut. sedangkan dengan para pemilik KIM tidak ada mengalami konfilk. Dan ketika saya wawancara dengan Efa Purba 22 tahun, mengatakan bahwa adanya KIM akan membuat banyaknya polusi udara yang akan mengakibatkan banyaknya penyakit pada masyarakat dan juga dian juga mengatakan bahwa adanya konversi lahan akan membuat semakin tidak adanya lahan untuk bertani lagi nantinya di Sinar Gunung tersebut. dan lain halnya dengan Berto Saragih 24 tahun, dia mengatakan adanya penjualan lahan membuat masyarakat Sinar Gunung jadi lebih maju dan juga lowongan pekerjaan juga semakin banyak dan akan membantu para pemuda yang ada di Sinar Gunung untuk memperoleh pekerjaan agakar tidak menjadi pengangguran. Bekerja di sawah begitu memelahkan sedangkan bekerja di pabrik akan membuat para pemuda Sinar Gunung akan memiliki pekerjaan dan kehidupan yang akan lebih baik dari pada bekerja di sawah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Dina Hutabarat 27 tahun, dimana kakak itu merupakan pendatang ke Sinar Gunung. Kakak itu menikah dengan pemuda Sinar Gunung dan menjadi warga Sinar Gunung setelah menikah. Kak Dina sebelum menikah bekerja di KIM sebagai buruh harian disalah satu pabrik yang ada di KIM. Dia mengatakan bahwa bekrja di KIM pada waktu masih belum menikah dapat memenuhi kehidupannya dan juga dapat membantu orangtuanya di kampung. Kampung Kakak itu ada di Tarutung, merantau ke Medan untuk dapat membantu keluarganya. Pada waktu bekerja di KIM, dia mengatakan pekerjaan mereka cukup melelahkan sebagai buruh dimana tidak adanya duduk tetapi berdiri selama bekerja. Tetapi setelah kakak itu menikah dan memiliki anak pertama kakak itu tidak lagi bekerja di KIM, alasan kakak itu karena tidak adanya yang mengurus anak dan juga memilih bertani dan menjadi ibu rumah tangga saja. Berbagai informan peneliti yang tidak semua disebutka namanya tersebut, mengatakan adanya sisi baik dan juga dampak buruk akibat KIM disekitar Sinar Gunung. Universitas Sumatera Utara kehidupan yang semakin baik bagi para masyarakat Sinar Gunung, tetapi itu hanya itu berlaku bagi mereka yang menjual lahan mereka saja tetapi bagi yang tidak memiliki lahan dan hanya menyewa lahan pertanian tidak sama dengan mereka yang melakukan penjualan lahan. Hal ini dapat dilihat dari segi kehidupan masyarakat Sinar Gunung. Masyarakat yang melakukan penjualan lahan pertanian mereka kepada KIM memiliki kehidupan yang lebih baik , yaitu bagunan rumah yang sekarang ini dapat dilihat sudah memiliki rumah permanen dengan bangunan sudah terbuat dari beton. Perombakan rumah juga dapat terlihat bagi yang melakukan penjualan lahan dengan kondisi rumah yang sudah cukup bagus. Dan dapat dilihat bahwa para masyarakat Sinar Gunung yang menjual lahan mereka rrata-rata memiliki mobil setiap rumahnya. Sedangkan yang tidak meiliki lahan pertanian dan hanya menyewa lahan untuk bertani masih menyewa rumah dan juga masih ada rumah yang masih semi permanen dengan bangunan rumah yang masih berdinding setengah beton. Tetapi warga Sinar Gunung cukup baik dilihat dari hampir seluruh warga Sinar Gunung sudah memilik kendaraan pribadi yaitu kendaraan bermotor. Hal ini dapat dilihat rata-rata disetiap rumah warga sudah memiliki 1 atau 2 kendaraan bermotor dan bahkan ada yang lebih dari 2 dan di tambah dengan mobil. Cukup baik dilihat kehidupan masyarakatnya dan perkembangan teknologi juga berkembang di Sinar Gunung ini. Universitas Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM