7 Kerangka Penelitian 8 Analisa dan Pembahasan

III. 7 Kerangka Penelitian

JUDUL Pengolahan Air Limbah Pencucian Rumput Laut Menggunakan Proses Fitoremediasi Studi Literatur Persiapan alat dan bahan Pelaksanaan penelitian Air limbah Tanah + fly ash + tanaman Analisa Hasil dan pembahasan Kesimpulan dan saran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.4

III. 8 Analisa dan Pembahasan

Sampel-sampel yang di ambil secara berkala setelah di analisa COD dan pH akan di tampilkan dalam bentuk tabel. Selanjutnya di hitung penurunan COD secara prosentase penurunannya. Hasil perhitungannya COD mglt dapat dihitung sebagai berikut : PEnurunan mglt = Co – Ce…………………………………………1 Dimana : Co = Hasil analisa awal mglt Ce = Hasil analisa akhir mglt Setelah data penurunan diperoleh selanjutnya dapat ditentukan besarnya prosentase penurunannya. Besarnya Prosentase penurunan tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut : Prosentase Penurunan …………………………….2 Penurunan dan prosentase yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk table. selanjutnya akan dibuat grafik antara waktu dan prosentase penurunan untuk masing-masing parameter. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.5 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1. Karakteristik Limbah Pencucian Rumput Laut Air limbah Limbah Pencucian Rumput Laut yang telah diteliti berasal dari Pabrik Pencucian Rumput Laut Singosari Malang. Air limbah tersebut mempunyai karakteristik COD, dan pH sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik limbah Limbah Pencucian Rumput Laut Parameter Satuan Konsentrasi Diperbolehkan COD mgl 640 250 pH 12.3 6-9 Berdasarkan data yang tertera dalam Table 4.1, bahwa kualitas air limbah Limbah Pencucian Rumput Laut harus dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air, karena konsentrasi tersebut masih di atas baku mutu yang di perbolehkan sesuai dengan surat keputusan Gubernur Jawa Timur no. 45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Industri. Dengan adanya pemanfaatan tanaman jenis cana dalam proses lahan basah buatan diharapkan dapat menurunkan konsentrasi COD dan pH yang terkandung di dalam limbah. IV.2. Efisiensi Penurunan COD dengan tanaman Cana Data hasil penelitian penurunan konsentrasi COD pada sampel air limbah pencucian rumput laut setelah melalui bak reaktor dengan umur tanaman dan waktu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.6 sampling adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Efisiensi Penyisihan COD Dengan Variasi Waktu Sampling hari dan Umur Tanaman waktu hari Umur Tanaman 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5 minggu 1 36.3 62.0 77.3 80.4 85.6 2 49.4 66.9 84.4 87.5 95.0 3 41.5 73.1 73.7 83.0 87.3 4 39.4 46.9 61.9 66.3 85.0 5 40.0 55.6 58.8 59.4 73.8 Sumber : Perhitungan Analisa, 2011 Berdasarkan data dari Tabel 4.2 maka didapat bahwa prosentase penurunan konsentrasi COD tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 36.3. Prosentase tertinggi terjadi di bak reaktor dengan umur tanaman 5 minggu pada waktu sampling 2 hari. Sedangkan prosentase terendah terjadi di bak reaktor dengan umur tanaman 1 minggu pada waktu sampling 1 hari. Prosentase rata – rata penurunan konsentrasi COD total pada bak reaktor 1 minggu adalah 41.32, untuk umur tanaman 2 minggu adalah 60.9, untuk umur tanaman 3 minggu adalah 71.22, untuk umur tanaman 4 minggu adalah 75.32, dan untuk umur tanaman 5 minggu adalah 85.52. COD yang berhubungan dengan zat padat yang terendapkan di dalam air buangan dihilangkan oleh proses sedimentasi. Media akar berfungsi sebagai penunjang struktur bakteri untuk proses menurunkan kandungan air limbah. Dari penelitian sebelumnya yang menggunakan tanaman Tifa dengan variasi waktu tinggal dan jarak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.7 tanaman dalam menurunkan kandungan COD dari air limbah domestik, prosentase penurunan konsentrasi COD tertinggi hanya 91,8 dan terendah adalah 18,4 Wahyu, 2010. Proses penurunan kandungan COD pada sistem lahan basah buatan akan semakin baik menggunakan media tanah dan fly ash. Gambar 4.1. Hubungan antara waktu Sampling dengan Prosentase Penurunan COD pada Berbagai variasi Umur tanaman Dari Gambar 4.1 dapat dilihat kemampuan penurunan konsentrasi COD meningkat pada proses lamanya waktu sampling. Pada waktu sampling pertama di bak reaktor 1 minggu penurunan konsentrasi COD hanya 36.3 dan kemudian meningkat setelah di proses 2 hari selanjutnya pada waktu sampling 2 hari, prosentasennya menjadi 49.4. Efisiensi penyisihan konsentrasi air limbah bergantung pada konsentrasi dan lamanya waktu penahanan di dalam lahan basah. Tingkat permeabilitas dan koduktivitas hidrolis media tersebut sangat berpengaruh terhadap waktu detensi air limbah, dengan waktu detensi yang cukup akan memberikan kesempatan kontak antara tanaman dengan air limbah Wood Supradata, 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 E fi si en si P en y isi h an C O D Waktu Sampling hari 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5 minggu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.8 2005 dalam wahyu, 2010. Kenaikan di dalam bak dengan umur tanaman 1 minggu terjadi konstan terhadap waktu sampling karena limbah hanya melewati media tanah saja. Dan peningkatan prosentase saat waktu sampling 1 hari pertama cukup besar, Menurut Supradata 2005 dalam Wahyu, 2010, Tejadinya penurunan konsentrasi COD yang tajam pada awal percobaan diduga dipengaruhi oleh kandungan nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme cukup melimpah, sehingga akan terjadinya fase pertumbuhan dipercepat Exponential growth phase. Dan hasil akhir yang di capai di dalam bak reaktor ini adalah sebesar 40.. Sama halnya Pada bak reaktor dengan umur tanaman 2 minggu, pada waktu sampling hari pertama prosentase penurunan COD sebesar 62 dan selanjutnya pada waktu sampling 2 hari meningkat menjadi 66.9, tetapi dalam hal ini penurunan kandungan konsentrasi COD lebih besar menggunakan tanaman yang lebih tua umurnya di bandingkan umur tanaman yang lebih muda. Tanaman menyediakan tempat hidup dan memasok sebagian oksigen sehingga membantu organisme mikro menguraikan bahan pencemar Khiatuddin dalam wahyu, 2010. Bahan organik yang terdapat didalam air limbah akan dirombak oleh mikroorganisme menjadi senyawa lebih sederhana dan akan dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai nutrient, sedangkan sistem perakaran tumbuhan akan menghasilkan oksigen yang dapat digunakan sebagai sumber energikatalis untuk rangkaian proses metabolisme bagi kehidupan mikroorganisme Supradata, 2005 dalam wahyu, 2010. Hasil penurunan konsentrasi COD terbaik terjadi di bak reaktor umur tanaman 5 minggu dengan nilai prosentase 95. Pada bak reaktor dengan umur tanaman 4 minggu menunjukkan hasi penurunan terbaik yaitu 87.5 saat waktu tinggal 2 hari, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.9 akan tetapi dapat mengalami penurunan grafik dengan presentase 73.8. Hal ini dapat di sebabkan oksigen yang di butuhkan dalam sistem perakaran tumbuhan mengalami penurunan, sehingga proses penyerapan kandungan air limbah juga mengalami penurunan. Keadaan akar yang teraerasi dengan baik akan memungkinkan bakteri hidup dengan mudah di akar-akar tanaman dan mampu menguraikan secara aerobik bahan pencemar dalam air limbah yang merembes di sela-sela akar khiatuddin dalam wahyu, 2010. Kehidupan mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik apabila transfer oksigen dari akar tanaman mencukupi. Dengan ketersediaan oksigen yang cukup pada kolam reaktor, aktivitas mikroorganisme dalam mengolah air limbah pada sistem lahan basah dapat berjalan dengan baik Fitriani, 2002 dalam wahyu, 2010.

IV.3. pH Pada Hasil Air Limbah Proses Fitoremediasi