Faktor Penghambat Peran Kearifan Lokal Masyarakat Osing Dalam Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Organik

2. Faktor Penghambat Peran Kearifan Lokal Masyarakat Osing Dalam Membangun Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Organik

Faktor penghambat peran kearifan lokal masyarakat Osing dalam membangun ketahanan pangan melalui pertanian organik adalah hal-hal yang menjadi pemicu adanya permasalahan, seperti yang dikatakan oleh Pak Budi berikut ini:

“ Orang Osing sekarang tergusur karena kemajuan teknologi itu. Banyak yang jadi buruh di tanah sendiri.

Kalau sekarang itu ya rakyat ngikuti pemerintah, ditakut-takutin jadi ngikut. Padahal orang itu tahu, punya kebiasaan, pengalaman sendiri ngerawat sawahnya. Mungkin kan sekarang banyak petani ya rugi. Kalau petani zaman dulu itu untung, Cuma rugi waktu. Yaa... kalau diterapkan di masa sekarang itu ya Kalau sekarang itu ya rakyat ngikuti pemerintah, ditakut-takutin jadi ngikut. Padahal orang itu tahu, punya kebiasaan, pengalaman sendiri ngerawat sawahnya. Mungkin kan sekarang banyak petani ya rugi. Kalau petani zaman dulu itu untung, Cuma rugi waktu. Yaa... kalau diterapkan di masa sekarang itu ya

Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti dapat berpendapat bahwa dengan adanya kemajuan terknologi membuat masyarakat menjadi buruh tani atau petani yang harus mengikuti peraturan pemerintah. Padahal ilmu yang diwariskan secara turun- menurun dari nenek moyang masyarakat lebih baik digunakan karena dapat menciptakan keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pernyataan Pak Budi tersebut menekankan kondisi pertanian yang ada di zaman dulu yang hanya rugi waktu, karena dalam

pupuk maupun mengembalikan lagi kesuburan tanah diperlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan, pertanian organik yang ada saat ini lebih pada penggunaan teknologi juga pupuk organik yang dianjurkan oleh pemerintah. Memang teknologi membantu dalam pengerjaan yaitu cepat dan praktis tetapi jika terus-menerus diterapkan tanpa memperhatikan hal yang lain maka akan merusak ekosistem yang akan mempengaruhi kehidupan di masa mendatang.

mengola lahan, menggunakan

Sedangkan, kepentingan yang disebutkan oleh Pak Budi menjadi salah satu penghambat peran kearifan lokal karena hal tersebut akan mengganggu keharmonisan yang ada di dalam Sedangkan, kepentingan yang disebutkan oleh Pak Budi menjadi salah satu penghambat peran kearifan lokal karena hal tersebut akan mengganggu keharmonisan yang ada di dalam

“Kalau open minded itu yaa mereka terbuka, misal dari arus teknologi itu susah, jadi harus lihat buktinya

dulu baru diikuti. Kalau sudah nyata, bagus baru diikuti.. Orangnya itu ramah mbak, tapi buat menerima inovasi itu.. harus.. itu.. kalau orang sana kan ditatar pelan-pelan itu bisa, kalau osing itu kadang susah. Harus praktek dulu, ada nyatanya dulu. Istilahnya Gatak itu berani.. Aclak artinya kemeruk, apa ya.. gini oh Arek ikau Arek bingkak, ndablek gitu loh... Tapi ya masyarakat ya gimana pun harus ngikut aturan pemerintah too... ” (Wawancara, 19/03/18).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa masyarakat Osing sebenarnya agak susah dalam menerima inovasi baru, tetapi karena ada anjuran dari pemerintah, maka masyarkat harus mengikuti pemerintah. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Mbah Daris berikut ini:

“Ya.. itu ada tim penyuluh, sekarang ya ngikutin pemerintah. Kalau dulu ya diajari dari orangtua. Ngukur aja juga pakai gurut kalau bahasa sini artinya berjarak, ada selanya gitu.. Kalau mbiyen juga ada kambing, sapi, ternak buat sangu tuwek.. Sama aja, nandur pari untuk bekal hidup, kalau lama nunggu panenan ya jual kambing satu sambil nunggu panen selanjutnya. Bibit ikau tinggal beli, pari serang atau bibit 64, kalau dulu itu ada pari jawa. Sekarang ya ngikutin pemerintah.. ” (Wawancara, 18/03/18)

Menanggapi pernyataan tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa masyarakat sejak dulu diajari oleh orang tua atau moyangnya dalam hal memilih bibit, mengolah lahan, merawat hingga masa panen. Tetapi pada masa kini, kearifan lokal dapat memudar atau tidak begitu berperan dalam membangun ketahanan pangan karena mengikuti aturan atau kebijakan dari Menanggapi pernyataan tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa masyarakat sejak dulu diajari oleh orang tua atau moyangnya dalam hal memilih bibit, mengolah lahan, merawat hingga masa panen. Tetapi pada masa kini, kearifan lokal dapat memudar atau tidak begitu berperan dalam membangun ketahanan pangan karena mengikuti aturan atau kebijakan dari

“ Ya kelendai maneng, nduk. Mau tani mau buruh ya harus ngikutin aturan pemerintah, kalau enggak ya kelendai.

Laaah kalau buruh itu kan ya kadang juga harus ngikut aturan yang punya lahan. Panennya itu nanti yang dihitung, padahal lahan yang bagus itu kan... anu, nduk.. kalau itu setahun 3x panen. Sekarang ya bisa 4 sampai 5x panen ngejar hasilnya. Padahal itu kan yaa.. tanahnya mbuh wes sakit atau gimana kan.. tenaga juga jadi soro duwek ya soro tenaga .. ya gimana kaaan...” (Wawancara,

Menanggapi hal tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa produktivitas yang terus dikejar oleh pemerintah maupun pemilik lahan sebaiknya juga memikirkan keseimbangan yang ada karena hal ini akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat kita ketahui faktor penghambat peran kearifan lokal masyarakat Osing dalam membangun ketahanan pangan melalui pertanian organik yaitu: penggunaan teknologi yang tidak diimbangi dengan keselarasan ekosistem, aturan pemerintah yang membatasi gerak masyarakat dalam mengelola lahannya sendiri karena pemerintah hanya berfokus pada peningkatan produktivitas tanpa memperhatikan pada kesejahteraan masyarakat.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1

PENGARUH KONFLIK PEREBUTAN LAHAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA NIPAH KUNING KECAMATAN MESUJI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG TAHUN 2012

9 59 54

SIKAP MASYARAKAT KOTA PALEMBANG TERHADAP PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PASAR 16 ILIR PALEMBANG KE PASAR RETAIL JAKABARING

4 84 128

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100