Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008
PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN YANG DITOLONG BIDAN PADA DESA SUNGAI BUAYA KECAMATAN BANGUN PURBA
KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2008
LINCE ROTUA SIAGIAN
075102010
KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D IV BIDAN
PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
(2)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...… ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penelitian ... 4
1.3. Pertanyaan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 : TINJUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Defenisi Pengalaman... 6
2.2. Persalinan ... 7
2.3. Konsep Nyeri ... 20
2.4. Pelayanan Kebidanan ... … 23
2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan ... 24
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN ... 27
3.1. Desain Penelitian ... 27
3.2. Defenisi Operasional ... 27
3.3. Populasi dan Sampel ... 28
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.5. Pertimbangan Etik ... 29
3.6. Instrumen Penelitian ... 30
3.7. Pengumpulan Data ... …31
3.8. Analisa Data ... 32
3.9. Tingkat Kepercayaan Data ... 33
BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1. Hasil penelitian ... 35
(3)
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
5.1. Kesimpulan ... …50 5.2. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN KUESIONER DATA DEMOGRAFI
PANDUAN WAWANCARA
RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
SURAT IZIN PENELITIAN PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU SURAT BALASAN PENELITIAN KEPALA DESA SUNGAI BUAYA LEMBAR KONSUL
(4)
Judul : Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008
Peneliti : Lince Rotua Siagian
Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIM : 075102010
ABSTRAK
Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membran dalam rahim melalui jalan lahir dimana proses tersebut biasanya disertai rasa yang sangat nyeri. Dengan membagikan pengalaman saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.
Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post partum tiga hari yang ditolong oleh bidan sebanyak tiga orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2008. Pengumpulan data dalam penelitian dengan cara menggunakan kuesioner data demografi dan depth interview. Pertimbangan etik yang dilakukan peneliti harus jujur, menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian kepada responden. Analisa penelitian yang dilakukan adalah metode Parse. Tingkat kepercayaan data yang dilakukan dengan cara member checking.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan yaitu: (1) Tanda-tanda Persalinan yang pertama, (2) hal-hal yang dialami dikamar bersalin, (3) Nyeri persalinan, (4) Pelayanan kebidanan yang diterima ibu. Dan dari hasil penelitian ternyata pengalaman yang dialami ketiga partisipan hampir sama. Dan hasil penelitian dengan teoritis juga terdapat banyak persamaan, namun ada juga sedikit perbedaan yang dijumpai, yaitu tentang tindakan awal dalam penghangatan bayi. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan dapat menambah wawasan kita tentang bagaimana pengalaman ibu melahirkan. Diharapkan juga dari hasil penelitian ini bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala. Dan juga diharapkan bagi instansi pendidikan menyamakan persepsi dalam melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal.
(5)
Judul : Pengalaman Ibu Melahirkan yang Ditolong oleh Bidan Pada Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang Tahun 2008
Peneliti : Lince Rotua Siagian
Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIM : 075102010
ABSTRAK
Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membran dalam rahim melalui jalan lahir dimana proses tersebut biasanya disertai rasa yang sangat nyeri. Dengan membagikan pengalaman saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam.
Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu post partum tiga hari yang ditolong oleh bidan sebanyak tiga orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2008. Pengumpulan data dalam penelitian dengan cara menggunakan kuesioner data demografi dan depth interview. Pertimbangan etik yang dilakukan peneliti harus jujur, menjelaskan tujuan dan maksud dari penelitian kepada responden. Analisa penelitian yang dilakukan adalah metode Parse. Tingkat kepercayaan data yang dilakukan dengan cara member checking.
Adapun hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan yaitu: (1) Tanda-tanda Persalinan yang pertama, (2) hal-hal yang dialami dikamar bersalin, (3) Nyeri persalinan, (4) Pelayanan kebidanan yang diterima ibu. Dan dari hasil penelitian ternyata pengalaman yang dialami ketiga partisipan hampir sama. Dan hasil penelitian dengan teoritis juga terdapat banyak persamaan, namun ada juga sedikit perbedaan yang dijumpai, yaitu tentang tindakan awal dalam penghangatan bayi. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan dapat menambah wawasan kita tentang bagaimana pengalaman ibu melahirkan. Diharapkan juga dari hasil penelitian ini bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala. Dan juga diharapkan bagi instansi pendidikan menyamakan persepsi dalam melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal.
(6)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan merupakan fokus perhatian yang sangat penting didalam kehidupan masyarakat, karena sebagian masyarakat mengganggap masa persalinan merupakan sebuah masa krisis (Swasono,1998).
Persalinan adalah proses pergerakan janin, plasenta dan membrane dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak,Lowderilk,Jensen, 2005), dimana proses tersebut biasanya disertai rasa yang sangat nyeri, sehingga bagi sebagian ibu nyeri persalinan sering kali melebihi dugaan mereka (Danuatmaja & Meiliasari,2004).
Nyeri persalinan yang tidak teratasi sangat berbahaya pada ibu yang sedang melahirkan karena dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan kimiawi alam tubuh yang dapat mengganggu kontraksi, sehingga mengurangi kemampuan ibu untuk mengejan secara efektif selama persalinan (Danuatmaja & Meiliasari,2004).
Konteks persalinan, setiap suku memiliki cirri-ciri budaya mereka sendiri untuk memahami dan menanggapi terhadap peristiwa persalinan tersebut, yeng sudah dipraktikkan jauh sebelum masuknya biomedical di lingkungan komuniti mereka. Selain itu, berbagai masyarakat juga memiliki cara-cara tertentu dalam mengatur aktivitas-aktivitas mereka saat menghadapi wanita bersalin (Swasono, 1998).
(7)
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga (50 tahun IBI. 2005).
Di dalam GBHN 1998 disebutkan bahwa Peranan wanita dalam pembangunan perlu terus kita tingkatkan dan kita arahkan sehingga kaum wanita dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa, sesuai dengan kodrat dan harkatnya sebagai wanita (Manuaba,1998).
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera.
Tugas bidan desa memang sangat berat, tetapi mulia karena menyangkut masalah reproduksi manusia, dengan optimalisasi menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, melalui berbaga usaha sosial dan medis teknis.
IBI sebagai organisasi disarankan agar melakukan pembinaan yang terus menerus dengan jalan organisatoris dan pendidikan berkelanjutan. Dengan demikian IBI beserta segenap anggotanya memegang peranan yang sangat penting dalam mata rantai dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal
(8)
sebagai cermin kemampuan bangsa Indonesia untuk memberikan pelayanan dan pengayoman medis yang bermutu dan menyeluruh (Manuaba.2000).
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Mengenali pentingnya pengalaman seputar persalinan bagi wanita dan memberi kesempatan untuk menceritakannya pada orang lain:”Sebuah pengalaman lebih dari sebuah kisah” (Kirkham,1997). Dengan membagikan pengalaman mereka saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman mereka tentang pengalaman tersebut semakin mendalam (Jo Alexander, 2007).
(9)
1.2. Tujuan Penelitian
1.2.1. Mengetahui bagaimana pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh
bidan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1.3.1. Bagaimana pengalaman ibu yang melahirkan yang ditolong oleh
bidan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi institusi pendidikan kebidanan di Sumatera Utara untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu melahirkan yang di tolong bidan.
1.4.2. Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi awal pada penelitian berikutnya tentang pengalaman ibu melahirkan yang ditolong bidan.
1.4.3. Pelayanan Kebidanan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pelayanan kesehatan pada Kabupaten Deliserdang khususnya Kecamatan Bangun Purba makin ditingkatkan. Dan pelayanan yang diberikan hendaknya dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal.
(10)
1.4.4. Ibu
Ibu dapat mengerti dan memahami sepenuhnya tentang bagaimana persalinan yang nyaman dan sehat, untuk melahirkan bayi yang sehat.
(11)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang terkait, dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:
2.1. Defenisi Pengalaman 2.2. Konsep Persalinan 2.2.1. Defenisi Persalinan
2.2.2. Tanda – Tanda Persalinan. 2.2.3. Asuhan Persalinan Normal 2.3. Konsep Nyeri
2.3.1. Defenisi nyeri
2.3.2. Manajemen Nyeri Persalinan Metode Non Farmakologis 2.4. Pelayanan Kebidanan
2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan
(12)
2.1. Defenisi Pengalaman
Pengalaman kata dasarnya “alami” yang berati mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko, 2006).
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Akan tetapi pengalaman pribadi seorang wanita dapat berdampak bagi wanita lain. Dengan membagikan pengalaman mereka saat-saat awal menjadi ibu dengan wanita lain, pemahaman merekatentang pengalaman tersebut semakin mendalam. (Kirkham, 1997).
2.2. Persalinan
2.2.1. Defenisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).
Persalinan merupakan kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata,1983).
(13)
2.2.2. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu:
• Pengeluaran lendir
• Lendir bercampur darah 3. Dapat disertai pecah ketuban
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks:
• Perlunakan serviks
• Pendataran serviks
• Terjadi pembukaan serviks ( Manuaba, 1998). 2.2.3. Asuhan Persalinan Normal
Penuntun Persalinan Normal.
Dalam penuntun persalinan normal ada terdapat enam puluh langkah (60 langkah) dengan ringkasan sebagai berikut:
I. Melihat tanda dan gejala Kala II terdapat 1 langkah II. Menyiapkan pertolongan persalinan terdapat 5 langkah
III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik terdapat 4 langkah IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran terdapat 3 langkah.
V. Persiapan Pertolongan kelahiran bayi terdapat 4 langkah VI. Menolong kelahiran bayi terdapat 7 langkah
(14)
VII. Penanganan bayi baru lahir terdapat 6 langkah
VIII.Penatalaksanaan aktif persalinan kala III terdapat 9 langkah IX. Menilai perdarahan terdapat 2 langkah
X. Melakukan prosedur pascapersalinan terdapat 19 langkah.
Penuntun persalinan normal tersebut diatas akan dijabarkan sebagai berikut:
I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan normal
• Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
• Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum/ vaginanya.
• Perineum menonjol
• Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
II. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
1. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set.
2. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
3. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
4. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
5. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan didinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya kembalidi
(15)
partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menmggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).
2. Dengan menggunakan teknik antiseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
• Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedlam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas).
4..Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir dengan memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit)
• Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
• Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
(16)
IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan
Meneran
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
• Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
• Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana meraka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran. 2. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa aman).
3. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran
• Mendukung dan membri semangat atas usaha ibu untuk meneran.
• Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
• Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
• Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
(17)
• Menilai DJJ setiap 5 menit.
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
• Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi.
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
V. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
• Sediakan tempat untuk antisipasi untuk terjadinya komplikasi persalinan (asfiksia), sebelah bawah kaki ibu temapat tidur yang datar alas keras. Beralaskan 2 kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60 watt (jarak 60 cm dari tubuh bayi).
2. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu. 3. Membuka partus set.
(18)
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
VI. Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya kepala
1. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
• Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
2. Dengan lembut menyeka muka, hidung, mulut bayi dengan kain atau kasa yang bersih.
3. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:
• Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
• Jika tali pusat melilit lahir bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya.
4. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
(19)
5. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan masing-masing di sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Lahirnya Badan dan Tungkai
6. setelah kedua bahu dilahirkan, menerusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah kearah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagaian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. 7. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki
lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir.
1. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak dari 5 pertanyaan, maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu enan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
2. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
(20)
3. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
4. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting, dan memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
5. mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan untuk bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.
6.Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
Oksitosin
1. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
2. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
3. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dulu.
Penegangan Tali Pusat Terkendali
(21)
5. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
6. Menunggu uterus berkontrkasi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
• Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu.
Mengeluarkan Plasentas
7. Setelah plaenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
• Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
• Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
(22)
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya - Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
8. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
• Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil (pemijatan) Uterus
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
IX. Menilai Perdarahan
1 . Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
(23)
• Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
X. Melakukan Prosedur Pascapersalinan
1. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi perdarahan pervaginam
2. Mencelupkan kedua tangan yang memakai serung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfektan tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
3. Menempatkan klem tali pusat disenfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disenfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati disekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
4. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
5. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%. 6. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian keplanya. Memastikan handuk
atau kainnya bersih dan kering.
7. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. Evaluasi
8. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
(24)
• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
• Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
• Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
9. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
10. Mengevaluasi perdarahan.
11 .Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setipa 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.
• Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan.
• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. Kebersihan dan Keamanan
12. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).
Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
13. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
(25)
Membersihkan cairan ketuban lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
15. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberik ibu minuman dan makanan yang diiginkannya.
16. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih.
17. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
18. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Dokumentasi
19. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
2.3. Konsep Nyeri
2.3.1. Defenisi Nyeri
Menurut Berger (1992), nyeri adalah suatu fenomena alamiah yang mengindikasikan bahwa terdapat sesuatu yang tidak baik didalam tubuh.
Pinda (2000), menyatakan nyeri selalu bersifat subjektif, setiap insane mempelajari penerapan dari kata tersebut melalui pengalaman sebelumnya dalam kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa nyeri adalah perasaan tubuh atau bagian dari tubuh manusia. Ia senantiasa tidak menyenangkan dan keberadaannya merupakan sebuah pengalaman. Sedangkan menurut Reeder & Martin (1984),
(26)
nyeri merupakan pengalaman seseorang, berbeda antara satu orang dengan orang lain serta bervariasi yang dirasakan oleh orang yang sama dari waktu dengan waktu yang lain.
2.3.2. Mekanisme Nyeri Persalinan Non Farmakologis
Metode non farmakologis yaitu upaya menghilangkan rasa nyeri melalui cara-cara alamiah (Danuatmaja & Meiliasari,2004). Keberhasilan non farmakologis ini bersifat individual, artinya terapi yang berhasil bagi seorang ibu lain, dimana mereka potensial memiliki strategi tersendiri dalam mengatasai rasa nyeri persalinan (Danuatmaja & Meiliasari,2004). Ada beberapa metode untuk menhilangkan rasa nyeri secara non farmakologis:
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan pengendalian nyeri yang memberikan wanita masukan terbesar, masukan bukan hanya dari ibu tetapi terdiri dari pengajaran untuknya selama kehamilan dan penguatan pendamping persalinannya (Schrock,1998 dikutip Mender,2003).
2. Pijatan dalam Persalinan
Pijatan merupakan metode yang memberikan rasa lega pada banyak wanita selama tahap pertama persalinan (Mander,2003). Pijat secara lembut membuat ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan (Danuatmaja & Meiliasari,2004).
(27)
3. Posisi Melahirkan
Posisi melahirkan yang banyak digunakan adalah berbaring terlentang sepanjang persalinan pertama. Selanjutnya jika tiba waktunya mengedan, ibu dipindahkan ke posisi berbaring, kedua kaki dibuka lebar dan disangga atau lithotomi, namun posisi melahirka tidak hanya sebatas sepert itu (Danuatmaja & Meiliasari, 2004). Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman (1998) yang umum digunakan sebagai berikut:
a. Berbaring
Berbaring merupakan posisi yang umum digunakan dan sering disebut dengan lithotomi. Pada posisi ini ibu dibiarkan terlentang seraya menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. b. Miring
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring kekiri kekanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki yang lainnya dalam keadaan lurus.
c. Setengah duduk
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka kearah samping.
d. Jongkok
Posisi persalinan sudah dikenal dengan posisi alami.
(28)
2.4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitu: memprihatinkan aspek bio,psiko sosial dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Palayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. semangat untuk melayani b. simpati
c. empati d. tulus ikhlas
e. memberikan kepuasan
Setelah itu bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal seperti di bawah ini:
a. aman b. nyaman c. privacy d. alami e. tepat.
Bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan (50 tahun IBI.2005).
(29)
2.5. Pengalaman Ibu Melahirkan
Sebenarnya apa saja yang terkait dengan proses persalinan itu sehingga begitu banyak membuat orang repot? Ada segunung hal-hal negatif mengenai proses persalinan. Proses persalinan merupakan hal hebat. Merupakan suatu keistimewaan jika berada dalam situasi akan melahirkan. Hari kelahiran bayi anda sebaiknya merupakan saat terbaik dalam kehidupan anda. Melahirkan adalah peristiwa terpenting dalam hidup anda.Tidak semua wanita bisa melahirkan. Wanita yang dapat melahirkan adalah wanita yang istimewa (Susan, 2006).
Melahirkan memberikan banyak pengalaman berbeda. Ini adalah contoh-contoh bagaimana para wanita mengganbarkan proses persalinan:
-“Persalinan itu luar biasa menantang-mental dan fisik”
-“Persalinan adalah pekerjaan menemui makhluk mungil yang anda besarkan dengan indah selama 40 minggu.”
-“Persalinan adalah pengalaman yang mendewasakan” -“Persalinan adalah kerja keras”
Semua pendapat tersebut benar. Melahirkan adalah perayaan kehidupan baru. Terimalah bahwa di akhir kehamilan akan ada proses persalinan. Calon ibu/para ibu perlu melakukan beberapa jam pekerjaan yang luar biasa untuk berjumpa dengan bayinya. Betapa menariknya! Pada jaman sekarang ini semua wanita yang melahirkan menghadapi sejumlah tantangan menjelang kehamilan dan melahirkan. Mungkin saja tantangan tersebut dalam pekerjaan, pribadi, keluarga, keuangan emosional dan spiritual. Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, bahwa kita harus ingat:
(30)
• Anda bisa melakukannya
• Anda bisa melakukan proses persalinan
• Anda bisa melahirkan
• Anda benar-benar bisa mengontrol
• Percaya pada diri sendiri
• Percaya pada bayi anda
• Percaya pada kemampuan anda
• Percaya pada kekuatan anda sebagai seorang wanita
Jangan pernah kehilangan pandangan ini selama kehamilan anda. Kehamilan anda seharusnya menjadi petunjuk yang terbaik di hari terbaik dalam kehidupan anda. Ingat hamil dan melahirkan bukanlah suatu sakit dan penyakit (Susan.2006).
Ketika mengetahui dirinya hamil, banyak wanita bertanya-tanya apa yang seharusnya dilakukan pertama kali. Tempat yang baik untuk memulai adalah memeriksa fasilitas yang tersedia di daerah anda. Bila anda tinggal di kota besar, mungkin anda mempunyai sejumlah pilihan berbeda, sebaliknya bila anda tingga tidak di kota besar, seringkali anda hanya memiliki satu pilihan saja. Jadi lihatlah rumah sakit lokal tersebut dan temukan model perawatan yang ditawarkan. Jika hal tersebut tidak cocok dengan kriteria anda, atau anda ingin memeriksa pilihan lainnya, maka mungkin anda harus bersiap-siap melakukan perjalanan untuk mendapatkan model perawatan yang anda pikir terbaik dan cocok untuk anda. Hal ini benar-benar sangat berharga untuk dilakukan. Tidak ada peraturan yang menyatakan anda harus melahirkan di rumah sakit lokal. Jangan terpengaruh oleh
(31)
teman-teman anda yang mengatakan untuk pergi ke fasilitas khusus, apa yang cocok bagi mereka, belum tentu cocok bagi anda. Setiap kehamilan, proses persalinan dan kelahiran adalah berbeda, dan sangat berharga. (Susan.2006).
(32)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif
fenomenologi yaitu suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-orang dalam situasi tertentu serta menangkap pengertian tentang sesuatu yang sedang diteliti. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia (Moleong, 2006). Riset fenomenologi mengamanatkan peneliti untuk akrab dengan peserta riset dan lingkungannya (Davis,1978 di kutip Brockopp,1999) Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengalaman ibu melahirkan ditolong oleh bidan.
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Pengalaman berasal dari kata dasar alami yang berarti menglami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menghadapi, menjalani, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati dan merasakan (Endarmoko, 2006).
3.2.2. Ibu adalah seorang wanita yang telah menikah dan mempunyai anak. 3.2.3. Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin,uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir,atau melalui jalan lahir lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).
(33)
3.2.4. Nyeri adalah satu fenomena alamiah yang mengindikasikan bahwa terdapat sesuatu yang tidak baik di dalam tubuh.
3.2.5. Asuhan Persalinan Normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi yang minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1.Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang post partum tiga hari ditolong oleh bidan di desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang.
3.3.2. Sampel
Adapun sample yang diambil oleh peneliti adalah ibu-ibu yang post partum tiga hari ditolong oleh bidan. Dan peneliti menggunakan tiga orang ibu yang akan digunakan sebagai responden. Tehnik pengambilan sampel yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yang sesuai dengan kriteria sample, dengan jumlah tiga orang responden dan didapat satu rasi data.
(34)
Sampel yang diambil adalah yang memenuhi criteria sebagai berikut: 1. Ibu-ibu yang post partum tiga hari
2. Ibu-ibu yang melahirkan yang ditolong oleh bidan pada desa sungai buaya kecamatan bangun purba Kabupaten Deli Serdang.
3. Bersedia diwawancarai atau menjadi responden.
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang. Dengan pertimbangan pada desa tersebut ada dijumpai ibu yang post partum tiga hari melahirkan oleh bidan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2008.
3.5. Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini peneliti harus jujur. Data diambil harus dari data yang
sebenarnya, menjaga keselamatan responden, melindungi responden dari ketidaknyamanan dan bahaya serta tidak menyebabkan kerugian bagi partisipan.
Peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik yaitu: peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta danpak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia maka responden harus menandatangani lembar persetujuan riset (Informed Consent). Bila partisipan menolak untuk diwawancarai maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya karena partisipan trsebut sifatnya suka rela dan
(35)
partisipan mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya untuk menjaga kerahasiaan identitas responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) hanya nomor kode yang akan digunakan sehingga kerahasiaan identitas informasi yang diberikan tetap terjaga. Seluruh informasi yang diperoleh tidak akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan tetap menjaga kerahasiaan identitas.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu:
1. Kuesioner data demografi, yang berisi pertanyaan mengenai data umum responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia, agama, tingkat pendidikan, penghasilan/ekonomi, jumlah anak yang lahir dengan bantuan bidan.
2. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan meliputi 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman ibu
Misalnya: Bagaimana pengalaman ibu sewaktu melahirkan ditolong oleh bidan?
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai Misalnya: Apa pendapat ibu tentang bidan?
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Misalnya: Apakah ibu merasa takut sewaktu melahirkan? 4. Pertanyaan yang berkaitan dengan indra.
(36)
5. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Misalnya: Apa yang menyebabkan ibu pada saat persalinan mau ditolong oleh bidan.
3.7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Setelah mendapatkan izin dari Ketua Program Studi DIV Bidan Pendidik
USU, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuan sebagai sampel penelitian.
2. Peneliti harus berusaha untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
3. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner data demografi sebagai data dasar dan dengan Depth Interview yaitu wawancara mendalam terhadap partisipan.
4. Sebelum memulai wawancara peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal yang terkait dalam dengan penelitian. 5. Peneliti menjalin hubungan dengan masyarakat.
6. Partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuesioner sesuai dengan petunjuk masing-masing bagian dan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti bila ada oertanyaan yang tidak dimengerti. 7. Peneliti mulai melakukan wawancara dan merekam hasil wawancara. 8. Peneliti menulis dan membaca transkrip, jika ada hal-hal yang kurang
(37)
9. Peneliti menganalisa data yang detemukan dan mengelompokkan data, kemudian data akan diuraikan kedalam bentuk narasi dari semua konsep, kelompok dan kategori konsep.
10.Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analsa data yang dilakukan.
11.Pengumpulan data dihentikan jika saturasi data tercapai, hal ini dapat diketahui dengan menggunakan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum, yang akhirnya peneliti memperoleh fokus penelitian, dan bila pertisipan diwawancarai kembali partisipan tersebut tetap memberikan jawaban yang sama. Dalam hal ini ada empat orang ibu yang akan diwawancarai.
3.8. Analisa Data
Analisa data dilakukan bersamaan dengan saat transkripsi data pertama dilakukan. Dari permulaan penelitian, peneliti akan mulai menginterpretasikan pengertian yang mungkin terhadap suatu data yang akan disajikan. Kesimpulan akhir mengenai data akan diperoleh dengan menganalisa data secara sistematis dan menetapkan hubungan-hubungan data dengan jelas (Brockopp, 1999). Metode yang digunakan adalah metode Parse. Adapun parse mendeskripsikan proses analisanya secara rinci yang terdiri dari:
1. Menggali hal-hal penting dari deskripsi kata demi kata. Hal-hal penting yang digali adalah suatu ide pokok yeng di deskripsikan oleh partisipan
(38)
2. Mensintesa hal-hal penting tersebut. Hal-hal penting yang disintesa adalah suatu ungkapan ide pokok.
3. Merumuskan suatu perbandingan dari deskripsi setiap partisipan. Perbandingan tersebut adalah pernyataan yang terkonsep tidak langsung oleh peneliti yang menghubungkan ide pokok yang disintesa dari setiap partisipan.
4. Menggali konsep pokok dari perbandingan yang dirumuskan dari setiap partisipan.
5. Mensintesa arau struktur pengalaman langsung dari konsep yang digali. Suatu struktur yang disentesa adalah suatu pernyataan yang terkonsep oleh peneliti yang menghubungkan dengan konsep pokok. Struktur sebagai jawaban yang dikembangkan dari pertanyaan penelitian.
3.9. Tingkat Kepercayaan Data
Tingkat kepercayaan data akan dipertahankan dengan cara member
checking. Member checking merupakan suatu tehnik untuk mempertahankan
kepercayaan data dengan cara partisipan memferifikasi dan menguraikan data yang diperoleh. Jadi dengan cara ini peneliti mengklarifikasi kembali data yang telah diperoleh kepada partisipan untuk mengetahui kesesuaiannya.
Proses member checking dimulai pada saat peneliti bertemu dengan partisipan, memberi fotocopy transkrip, untuk kemudian mendiskusikan kembali proses member checking yang telah dilakukan dengan dosen pembimbing peneliti. Selain itu peneliti akan melakukan prolong engagement untuk mempertahankan
(39)
kepercayaan data. Pada cara ini peneliti menghabiskan beberapa waktu untuk mencapai tujuan tertentu yaitu: mempeljari bagaimana itu pengalaman, membangun kepercayaan dan mengetahui ekspresi dari partisipan.
(40)
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang pengalaman ibu melahirkan dotolong oleh bidan. Ketiga partisipan berdomisili di Desa Sungai Buaya Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik Partisipan
Ketiga partisipan yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah partisipan yang memenuhu kriteria dan bersedia untuk diwawancara serta mau menandatangani perjanjian sebelum interview dimulai. Para partisipan adalah ibu yang 3 hari post partum dan partus cara normal. Umur ketiga partisipan berkisar antara 27-28 tahun. Rata-rata umur partisipan adlah 27,3 tahun. Dua orang partisipan beragama Islam dan satu partisipan beragama Kristen. Ketiga partisipan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ketiga partisipan pendidikan terakhir adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Ketiga partisipan melahirkan ditolong oleh bidan. Dua diantaranya melahirkan anak kedua dan satu melahirkan anak pertama.
Berikut ini adalah karakteristik dari masing –masing partisipan. Partisipan A berumur 27 tahun, melahirkan anak kedua, agama Islam suku Jawa, pendidikan terkhir SLTA, pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga. Partisipan B berumur 27
(41)
tahun, melahirkan anak pertama, agama islam suku jawa, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga , Partisipan C berumur 28 tahun, melahirkan anak kedua, agama Kristen suku batak karo, pendidilan terkhir SLTA, pakerjaan ibu rumah tangga.
Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan
Umur Range Mean 27-28 tahun 27,3 tahun Sek
Perempuan 3 orang
Agama Islam Kristen 2 orang 1 orang Suku Jawa Batak karo 2 orang 1 orang Pendidikan
SLTA 3 orang
Anak Ke:
Pertama Kedua
1 orang 2 orang 4.1.2. Tanda-tanda Persalinan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap ketiga partisipan yang telah memiiliki pengalaman langsung dalam melahirkan maka peneliti menemukan tiga tanda-tanda persalinan.dan telah diidentifikasi oleh partisipan tersebut adalah:(a). Darah/ Lendir Campur Darah; (b). Ketuban; (c). Mulas/Sakit Pinggang.
(a). Darah/Lendir Campur Darah
Keluarnya lendir ini bisa muncul setiap saat di minggu minggu terakhir kehamilan atau saat dimulainya proses persalinan.
(42)
Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama persalinan yang keluar adalah darah, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Tanda yang pertama itu darah. Warnanya merah kehitaman”
(Partisipan 1) (b) Ketuban
Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dan pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan (Manuaba,1998).
Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama yang keluar adalah Ketuban. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Tanda-tanda pertama yamg keluar air, kembar air. Airnya banyak keluar, kata orang kembar air. Airnya keluar pada saat saya masih dirumah”
(Partisipan 2) (c) Mulas/Sakit Pinggang
Mulas pada saat mau melahirkan disebut juga dengan His. His Persalinan mempunyai sifat sebagai berikut:
1.Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
2.Makin beraktivitas janin kekuatan makin bertambah (Manuaba,1998).
Partisipan mengatakan bahwa tanda-tanda pertama persalinan adalah rasa mulas/sakit pinggang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Tanda yang pertama kali gak ada. Cuma rasa sakit sekitar perut dan pinggang”
(43)
4.1.3. Hal-Hal yang Dialami di Kamar Bersalin
Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan partisipan. Maka peneliti mengetahui hal-hal apa saja yang ibu alamai dikamar bersalin. Peneliti menemukan ada kesamaan dalam pengalaman ibu melahirkan dikamar bersalin.
(a). Diperiksa, (b). Mengeran, (c). Kelahiran Bayi, (d). Pemotongan tali pusat, (e). Penghangatan bayi
(a). Diperiksa
Dalam melakukan pimpinan persalinan perlu ditetapkan apakah seorang ibu sudah memasuki tahap persalinan dengan pemeriksaan: anamnesa, pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan dalam
Partisipan mengatakan bahwa pengalaman pertama dikamar bersalin adalah diperiksa, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini.
“Pertama kali sesampainya diruangan saya diperiksa oleh ibu bidan”
(Partisipan 1)
“Saya diperiksa dan diukur darah saya”
(Partisipan 2)
(b) Meneran
Mulai merasa ingin mengeran dengan anus mulai terbuka, bagianterendah mulai menonjol di perineum maka ibu dipimpin mengeran (Manuaba,1998). Semua partisipan mengatakan melakukan proses mengeran dikamar bersalin saat melahirkan. Ini dapat dilihat dari pernyataan-penyataan partisipan sebagai berikut:
“ Saat mau melahirkan saya disuruh berbaring dan diajari mengedan lama”
(44)
“Waktu sudah dekat saya dusuruh mengedan oleh ibu bidan”
(Partisipan 3)
“Saya dinasehati ibu bidan bagaimana biar sabar, tenang. Mengedan ada juga diajari”
(Partisipan 2)
(c) Kelahiran bayi
Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, menganjurkan ibu mengeran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
Semua partisipan mengatakan bahwa setelah lama mengedan maka bayi lahir. Hal ini dapat dilihat dari penyataan sebagai berikut
“ Setelah lama mengedan bayi saya lahir”
(Partisipan 1)
“Gak lama saya mengedan bayi saya lahir”
(Partisipan 3)
“Agak lama mengedan bayi saya lahir”
(Partisipan 2) (d) Pemotongan tali pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan bayi kecuali bagian tali pusat. Kemudian dilakukan pemotongan tali pusat dengan mengklem tali pusat dan melakukan pengurutan pada tali pusat dan kemudian memasang klem kedua. Kemudian memotong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Semua partisipan mengatakan bahwa segera bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusat. Hal ini dapat dilihat dari penyataan sebagai berikut:
“Setelah bayi saya lahir, mulut bayi saya dibersihkan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan”
(Partisipan 3)
“Tali pusatnya dipotong dan mulutnya dibersihkan”
(Partisipan 2)
“Anak saya lahir, lalu tali pusat dipotong”
(45)
(e) Penghangatan bayi
Segera mengeringkan bayi pada saat bayi keluar.
Dua dari tiga partisipan mengatakan bahwa segera setelah pemotongan tali pusat bayi didekapkan pada ibu. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut
“Setelah bayi dibersihkan bayi diletakkan didada saya. Perasaan saya bahagia sekali. Rasa sakitnya hilang”
(Partisipan 3)
“Setelah bayi lahir, bayi diletakkan didada saya. Bayinya langsung mencari- cari buah dada saya”
(Partisipan 2) 4.1.4. Konsep Manajemen Nyeri Persalinan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap ketiga partisipan yang yang telah memiliki pengalaman melahirkan lansung dalam mengatasi nyeri selama persalinan maka peneliti menemukan dua cara mengatasi nyeri persalinan yaitu posisi Melahirkan dan Pendamping persalinan.
(a) Posisi yang nyaman
Posisi melahirkan yang banyak digunakan adalah berbaring telentang sepanjang persalinan pertama dan jika waktunya untuk mengedan, ibu dipindahkan ke posisi berbaring kedua kaki dibuka lebar dan disangga. Padahal posisi melahirkan sebenarnya tidak hanya terbatas pada itu saja, ibu dapat mencoba berbagai posisi melahirkan yang berbeda untuk setiap tahapan persalinan, yang tujuannya menemukan pereda sakit melahirkan atau membuat proses melahirkan lebih mudah (Danuatmaja & Meiliasari,2004).
(46)
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti kepada partisipan berikut:
“Karena sakitnya luar biasa maka saya nungging untuk mengurangi rasa sakit.Tetapi pada saat mau melahirkan saya tidur terlentang”.
(Partisipan 1)
“Perut saya semakin sakit dan saya disuruh tidur miring oleh ibu bidan”.
(Partisipan 2)
“Yang saya lakukan untuk mengurangi rasa sakit menjerit-jerit dan ibu bidan menyuruh saya untu tidur miring kekiri dan kekanan”.
(Partisipan 3)
(b) Pendamping Persalinan
Pendamping persalinan merupakan salah satu manajemen nyeri persalinan non farmakologis yang memberikan pengaruh yang signifikan untuk menurunkan nyeri persalinan (Mander,2003).
Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara peneliti kepada partisipan sebagai berikut:
“Dikamar bersalin saya ditemani oleh suami dan ibu. Saya merasa tenang kalau orang yang saya sayangi berada dekat saya”.
(Partisipan 2)
“Saya hanya ditemani ibu tapi saya juga merasa tenang ibu ada disamping saya”
(Partisipan 3)
(47)
4.1.5. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan yang diberikan bidan kepada pasien dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera (IBI,50 tahun, 2005).
Dari hasil penelitian responden kepada Partisipan terdapat bermacam-macam pendapat tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut:
“Pelayanan yang saya harapkan yang baik tentunya. Pertolongan yang bisa merawat selama melahirkan. Bisa bikin cepat sehat, baik, ramah dan perhatian, terampil dan cekatan”
(Partisipan 1
“Ibu bidannya baik, ramahlah, pandai, ligat, tangan dingin, bidannya sehat”
(Partisipan 2)
“Sabar ngadapi pasien, tidak cerewet, ibu bidannya tau apa yang diperlukan pasien, memberi semangat, ramah, terampil”
(Partisipan 3)
4.2. Pembahasan
Kelahiran merupakan proses yang normal terjadi pada manusia sebagai upaya
secara alamiah untuk memperoleh keturunan. Dalam proses kahamilan yang cukup panjang yaitu sekitar sembilan bulan dapat terjadi berbagai gangguan demikian dengan proses persalinan (Danuatmaja & Meiliasar, 2004).
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal, faktor prostaglandin, Struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang mengakibatkan partus mulai (Sarwono,1999).
(48)
4.2.1. Tanda Persalinan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah.
Perasaan sakit pada his mungkin disebabkan oleh iskemia dalam korpus uteri tempat terdapat banyak serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan parasaan sakit mulai dari melalui saraf sensorik di pleksus hipogastrikus ke sisitem saraf pusat. Sakit dipinggang sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian bawah uterus terus berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorik turut terangsang. Maka dari itu jika his sempurna dan efisien dengan adanya dominasi di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks, perasaan sakit pinggang dan sakit bagian bawah akan berkurang.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu rasa sakit sekitar perut dan pinggang. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa his/kontraksi pada kala pembukaan dapat mengakibatkan sakit dipinggang dan bagian bawah uterus.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu: pengeluaran lender dan lender bercampur darah.
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lender yang bersama darah (bloody show). Lendir yang bersama darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servikalis mulai membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang
(49)
berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka (Sarwono,1999).
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah darah dan warnanya kehitaman. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa darah dan pengeluaran lender merupakan salah satu tanda persalinan.
c. Dapat Disertai Pecah Ketuban.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hamper atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hamper lengkap atau lengkap (Sarwono,1999). Bila ketuban pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut Ketuban Pecah Dini.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah air atau disebut dengan ketuban. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa air ketuban yang sudah pecah merupakan salah satu tanda persalinan.
4.2.2. Hal-hal yang Dialami Dikamar Bersalin
Pada saat akan melahirkan ibu akan mengalami banyak hal dikamar bersalin diantaranya:
a. Diperiksa
Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti melakukan pemeriksaan kedokteran lainnya, dimulai dengan wawancara (anamnesa), mengenai identitas, riwayat penyakit dahulu, riwayat haid, riwayat kehamilan dan persalinan.
(50)
Membimbing ibu untuk membuka pakaian dalam, tidaklah bijaksana bilapemeriksa melakukannya sendiri. Ibu harus dilayani sopan santun. Dilakukan pemeriksaan umum dan obstetric tanpa menimbulkan ketidaknyaman penderita. Sebelum melakukan melakukan pemeriksaan pada vagina dan pemeriksaan dalam, terangkan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan dengan cara yang baik. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin ibu diperiksa oleh bidan. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa hal pertama yang dilakukan dikamar bersalin adalah pemeriksaan.
b. Meneran
Pada Kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang secara refleks menimbulkan rasa mengeran. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bantulah ibu agar dapat menggunakan tenaga dankemampuannya sehingga Kala II dapat terjadi secara spontan (Sarwono,1999).
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa pada saat kepala janin sudah masuk diruang panggul, secara refleks menimbulkan rasa mengeran maka ibu bidan menyuruh dan mengajari ibu mengeran yang baik. Dengan demikian
(51)
peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa proses mengeran hanya boleh dilakuka apabila kepala bayi sudah di vulva.
c. Kelahiran bayi
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dankekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dan disusul dengan mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi lainnya.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa beberapa lama setelah mengeran maka kelahiran bayi. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa proses mengeran tidak lama terjadi apabila kepala janin tampak dalam vulva.
d. Penghangatan Bayi
Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi datas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya (Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007).
Dari pernyataan diatas terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan hasil penelitian.Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ibu bahwa setelah bayi dibersihkan bayi diletakkan didada si ibu dan ada juga partisipan yang mengatakan setelah bayi lahir bayi diletakkan didada si ibu dan langsungmencari buah dada. Dari pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan yaitu bahwa melatakkan bayi pertama kali tidak diperut melainkan didada danhal ini dilakukan setelah pemotongan talipusat dan setelah bayi dibersihkan. Sedangkan menurut
(52)
pernyataan teoritis bahwa meletakkan bayi pertama kali diatas perut si ibu setelah menilai dengan cepat dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Dan bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007).
e. Pemotongan Tali Pusat
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat bayi. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem I. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut (Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007).
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa setelah bayi lahir, mulut bayi dibersihkan dan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan. Dengan demikian hasil penelitian dapat mendukung bahwa setelah bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusat.
4.2.3. Konsep Manajemen Nyeri Persalinan
Manajemen nyeri persalinan biasanya digunakan secara farmakologis dan non farmakologis (Bobak, Lawdermil,Jensen,2001). Dari hasil penelitian ini manajemen Nyeri Persalinan adalah secara non farmakologis, yaitu:
a. Posisi
Posisi persalinan merupakan posisi yang ibu gunakan selama melahirkan, namun posisi persalinan inimenurut berbagailteratur tidak ada yang sempurna
(53)
dimana masing-masing posisi memilki kelebihan maupun kekurangan sendiri (Jaman,1998).
Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman (1998), yaitu: berbaring, miring, setengah duduk, dalam air, dan jongkok.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa karena sakit yang luar biasa ibu nungging dengan alas an untuk mengurangi rasa sakit, dan ada yang mengatakan disuruh miring oleh ibu bidan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa untuk mengurangi rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan mengatur posisi persalinan.
b. Pendamping Persalinan
Pendamping Persalinan merupakan salah satu metode non farmakologis yang digunakan untuk memberikan efek relaksasi selama proses persalinan (Shrock, 1998 dikutip Manders 2003). Peranan suami dan keluarga dalam persalinan tidak dapat diabaikan dengan demikian akan memberikan rasa aman pada pasien (Sarwono,1999).
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa tenang apabila ada yang mendampinginya dikamar bersalin khususnya suami dan orang tua. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pendamping dalam persalinan merupakan salah satu metode non farmakologis yang dapat dapat mengurangi rasa nyeri persalinan.
(54)
4.2.4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan diberikan secara holistic, yaitu memperhatikan aspek bio, psiko social dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik semangat, simpati, empati, tulus ikhlas, memberikan kepuasan. Setelah itu, bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal berikut: aman, nyaman, privacy, alami, dan tepat
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa senang dengan pelayanan yang diberikan ibu bidan yaitu baik, cekatan, ramah, pandai, sabar, terampil. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pelayanan kebidanan yang diterima pasien dilapangan sesuai dengan yang diharapkan pasien.
(55)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti dar ketiga partisipan mengenai
pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan meliputi beberapa hal sebagai berikut: Tanda-tanda persalinan (darah lendir campur darah, His dan ketuban), Hal-hal yang ibu alami dikamar bersalin (diperiksa, mengeran, kelahiran bayi, pemotongan tali pusat dan penghangatan bayi), Manajemen nyeri persalinan yang dilkaukan oleh ibu (posisi yang nyaman, pendamping persalinan), dan Pendapat ibu tentang pelayanan kebidanan.
Dari hasil pembahasan berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti terhadap tiga partisipan terdapat banyak persamaan antara teoritis dengan kenyataan yang dijumpai dilapangan berdasarkan dari pengalaman ibu melahirkan yang ditolong oleh bidan. Misalnya, tanda –tanda persalinan menurut Manuaba (1998) adalah: Terjadinya his persalinan, pengeluaran lendir dan darah, dan disertai dengan ketuban pecah. Dan berdasarkan dari hasil pembahasan juga dijumpai adanya tanda-tanda persalinan yang sama halnya dengan teoritis tersebut.
Selain itu juga ada terdapat perbedaan yang diterima peneliti antara hasil pembahasan dengan teoritis. Misalnya, Pelaksanaan penghangatan bayi yang pertama kali dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ibu (pengalaman ibu) bahwa setelah bayi dibersihkan bayi diletakkan didada ibu dan ada juga partisipan
(56)
yang mengatakan setelah bayi lahir diletakkan didada si ibu dan langsung mencari buah dada siibu. Dari pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan antara pengalaman dengan teoritis. Berdasarkan pengalaman meletakkan bayi pertama kali bukan diperut melainkan didada dan hal ini dilakukan setelah pemotongan tali pusat dan setelah bayi dibersihkan. Menurut teori bahwa meletakkan bayi pertama kali diatas perut siibu setelah menilai dengan cepat dan denan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Dan bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007).
Hasil penelitian ini menambah wawasan kita dan pandangan kita tentang pengalaman ibu melahirkan yang ditolong leh bidan. Dan membuka pikiran kita bahwa tidak selamanya ada persamaan antara teoritis dengan yang dilakukan di praktek lapangan. Untuk diharapkan adanya satu persepsi tentang penatalaksanaan asuhan persalinan normal.
5.2. Saran
Sebagai sumbangan pemikiran dari rangkaian penulis akhir dari karya tulis ilmiah ini, saran-saran yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut:
(1). Praktek Pelayanan Kebidanan
a. Selaku pelayanan kesehatan yang professional seorang bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala.
b. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat
(57)
(2). Instansi Pendidikan
a. Menyamakan persepsi tentang penatalaksanaan asuhan persalinan normal b. Melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal
(3). Penelitian Kebidanan
Dalam melakukan penelitian hendaknya seorang peneliti harus dapat mengkaji atau menggali lebih dalam tentang sesuatu hal yang ditemukan dimasyarakat. Sehingga ditemukan adanya persamaan maupun perbedaan anatar teoritis dengan kenyataan. Dengan adanya perbedaan tersebut akan menjadi masukan bagi dunia pendidikan untuk menyamakan persepsi terhadap suatu ilmu pengetahuan.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, J. (2007). Praktik Kebidanan Riset Dan Isu. Jakarta:EGC
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Berger,K.J. (1992). Fundamentals of Nursing: Colaborating for Optimal Health
Bobak, I.M.,Dermilk,D.L.L., Jensen,M.D. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC
Brockopp, D.Y. & Tolsma, H.T.M. (1999). Dasar-Dasar Riset Keperawatan Maternitas.
Jakarta:EGC
Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Danuatmaja,& Meiliasari. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta: Puspa Swara.
Endarmoko, E. (2006). Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
Hunt, S. & Anthea, S. (2007). Konsep Sosial Kebidanan. Jakarta: EGC
JHPIEGIO. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
Manuaba, I,B,G. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.
Pinda, H. (2000). Pemberian Valetamat Bromida Dibandingkan Hyoscine N Butil
Bromida Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Persalinan. FK USU Medan.
Ross, S. (2007). Birth Right. Jakarta: EGC.
Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K. (1997). Maternity Nursing Family, Newborn,
(59)
Sarwono. (1999). Ilmu Kebidanan. Jakarta:EGC
Sastrawinata, S. (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung: PT. Elemen
Swasono. (1998). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks
Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
(60)
PANDUAN WAWANCARA
PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN YANG DITOLONG BIDAN
1. Bagaimana perasaan ibu ketika mengetahui adanya tanda-tanda mau
melahirkan?
2. Apa yang ibu lakukan ketika mengetahui adanya tanda-tanda mau
melahirkan?
3. Hal-hal apa saja yang ibu alami ketika dikamar bersalin?
4. Apa yang ibu lakukan setelah melahirkan?
(61)
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
1. Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk
b. Untuk soal nomor 1 Isilah titik-titik sesuai dengan identitas anda
c. Untuk soal nomor 2,3, dan 4 berilah tanda checklist pada kotak yang telah tersedia dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.
d. Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda.
Contoh Menjawab: Agama
[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Buddha
1. Usia ibu saat ini :
2. Suku :
3. Agama :
[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Buddha 4. Usia pada saat melahirkan :
5. Usia Kehamilan :
[ ] <36 minggu [ ] >36 minggu 6. Jumlah Anak
(1)
yang mengatakan setelah bayi lahir diletakkan didada si ibu dan langsung mencari buah dada siibu. Dari pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan antara pengalaman dengan teoritis. Berdasarkan pengalaman meletakkan bayi pertama kali bukan diperut melainkan didada dan hal ini dilakukan setelah pemotongan tali pusat dan setelah bayi dibersihkan. Menurut teori bahwa meletakkan bayi pertama kali diatas perut siibu setelah menilai dengan cepat dan denan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Dan bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan (Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007).
Hasil penelitian ini menambah wawasan kita dan pandangan kita tentang pengalaman ibu melahirkan yang ditolong leh bidan. Dan membuka pikiran kita bahwa tidak selamanya ada persamaan antara teoritis dengan yang dilakukan di praktek lapangan. Untuk diharapkan adanya satu persepsi tentang penatalaksanaan asuhan persalinan normal.
5.2. Saran
Sebagai sumbangan pemikiran dari rangkaian penulis akhir dari karya tulis ilmiah ini, saran-saran yang perlu dikemukakan adalah sebagai berikut:
(1). Praktek Pelayanan Kebidanan
a. Selaku pelayanan kesehatan yang professional seorang bidan harus senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan secara berkala.
b. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat
(2)
(2). Instansi Pendidikan
a. Menyamakan persepsi tentang penatalaksanaan asuhan persalinan normal b. Melakukan praktek persalinan sesuai dengan standard asuhan persalinan normal
(3). Penelitian Kebidanan
Dalam melakukan penelitian hendaknya seorang peneliti harus dapat mengkaji atau menggali lebih dalam tentang sesuatu hal yang ditemukan dimasyarakat. Sehingga ditemukan adanya persamaan maupun perbedaan anatar teoritis dengan kenyataan. Dengan adanya perbedaan tersebut akan menjadi masukan bagi dunia pendidikan untuk menyamakan persepsi terhadap suatu ilmu pengetahuan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, J. (2007). Praktik Kebidanan Riset Dan Isu. Jakarta:EGC Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Berger,K.J. (1992). Fundamentals of Nursing: Colaborating for Optimal Health
Bobak, I.M.,Dermilk,D.L.L., Jensen,M.D. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Brockopp, D.Y. & Tolsma, H.T.M. (1999). Dasar-Dasar Riset Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC
Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Danuatmaja,& Meiliasari. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta: Puspa Swara.
Endarmoko, E. (2006). Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
Hunt, S. & Anthea, S. (2007). Konsep Sosial Kebidanan. Jakarta: EGC JHPIEGIO. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.
Manuaba, I,B,G. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Moleong. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.
Pinda, H. (2000). Pemberian Valetamat Bromida Dibandingkan Hyoscine N Butil Bromida Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Persalinan. FK USU Medan.
Ross, S. (2007). Birth Right. Jakarta: EGC.
Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K. (1997). Maternity Nursing Family, Newborn, and Womens Health Care. Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
(4)
Sarwono. (1999). Ilmu Kebidanan. Jakarta:EGC
Sastrawinata, S. (1983). Obstetri Fisiologi. Bandung: PT. Elemen
Swasono. (1998). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
(5)
PANDUAN WAWANCARA
PENGALAMAN IBU MELAHIRKAN YANG DITOLONG BIDAN
1. Bagaimana perasaan ibu ketika mengetahui adanya tanda-tanda mau melahirkan?
2. Apa yang ibu lakukan ketika mengetahui adanya tanda-tanda mau
melahirkan?
3. Hal-hal apa saja yang ibu alami ketika dikamar bersalin? 4. Apa yang ibu lakukan setelah melahirkan?
5. Pelayanan yang bagaimana ibu harapkan dari ibu bidan?
(6)
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
1. Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk
b. Untuk soal nomor 1 Isilah titik-titik sesuai dengan identitas anda
c. Untuk soal nomor 2,3, dan 4 berilah tanda checklist pada kotak yang telah tersedia dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus dijawab.
d. Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut anda.
Contoh Menjawab: Agama
[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Buddha
1. Usia ibu saat ini :
2. Suku :
3. Agama :
[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Buddha 4. Usia pada saat melahirkan :
5. Usia Kehamilan : [ ] <36 minggu [ ] >36 minggu 6. Jumlah Anak