Kajian In Vitro Karakteristik Fermentasi Rumen Domba Ekor Tipis Yang Diberi Biomassa Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L)

KAJIAN IN VITRO KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN
DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI BIOMASSA
UBI JALAR (Ipomoea batatas L)

MUGI MIRALESTARI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian In Vitro
Karakteristik Fermentasi Rumen Domba Ekor Tipis yang Diberi Biomassa Ubi
Jalar (Ipomoea batatas L) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2015

Mugi Miralestari
NIM D24110086

ABSTRAK
MUGI MIRALESTARI. Kajian In Vitro Karakteristik Fermentasi Rumen Domba
Ekor Tipis yang Diberi Biomassa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L). Dibimbing oleh
ASEP SUDARMAN dan SRI SUHARTI.
Kendala utama peternakan domba adalah ketersediaan dan kualitas pakan.
Potensi sumberdaya lokal yang dapat dimanfaatkan adalah biomassa ubi jalar.
Daun dan batang ubi jalar dapat dijadikan sebagai sumber protein dan umbinya
dapat dijadikan sumber energi. Penelitian ini bertujuan menganalisa efek
pemberian biomassa ubi jalar terhadap karakteristik fermentasi rumen, kecernaan
bahan kering dan bahan organik, populasi protozoa serta bakteri secara in vitro.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan. Perlakuannya adalah P0=100% rumput gajah, P1=70% rumput
gajah+30% konsentrat, P2=50% rumput gajah+50% daun dan batang ubi, dan

P3=70% daun dan batang ubi+30% umbi ubi jalar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan P3 memiliki kecernaan bahan kering dan bahan organik, NH3,
VFA, serta populasi bakteri yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Perlakuan 100% rumput gajah belum dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
Disimpulkan bahwa biomassa ubi jalar dapat digunakan sebagai salah satu pakan
alternatif yang menjanjikan untuk domba.
Kata kunci : karakteristik fermentasi rumen, bakteri, protozoa, ubi jalar

ABSTRACT
MUGI MIRALESTARI. Rumen Fermentation Characteristics In Vitro of Thin
Tailed Sheep were Given Biomass Sweet Potato (Ipomoea batatas L.). Supervised
by ASEP SUDARMAN and SRI SUHARTI.
The main constraints of sheep farming are availability and quality of feed.
One of the potential of local resources that can be explore is sweet potato biomass.
Sweet potato leaves and stems can be used as a protein source and the tubers can
be used as an energy source. This experiment was aimed to analyze the effect of
provision of sweet potato biomass on rumen fermentation characteristics, dry
matter and organic digestibility, protozoa and bacteria populations in vitro. The
experiment design of this research based on randomized block design with 4
treatments and 3 replicate. The treatments were P0=100% of napier grass,

P1=70% napier grass+30% concentrate, P2=50% napier grass+50% sweet potato
leaves and stem, and P3=70% sweet potato leaves and stem+30% sweet potato
tubers. The results showed that P3 treatment has highest a dry matter and organic
digestibility, NH3, VFA, and populations of bacteria than other treatments. The
populations of protozoa did not different among treatments. Treatment with 100%
napier grass did not fulfill their nutrient requirement. It can be concluded that
biomass of sweet potato can be used as prospective alternative feed for sheep.
Keywords : bacteria, protozoa, rumen fermentation characteristics, sweet potato

KAJIAN IN VITRO KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN
DOMBA EKOR TIPIS YANG DIBERI BIOMASSA
UBI JALAR (Ipomoea batatas L)

MUGI MIRALESTARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi ini dengan judul Kajian In Vitro Karakteristik Fermentasi Rumen Domba
Ekor Tipis yang Diberi Biomassa Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) sejak bulan
Maret 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek pemberian biomassa ubi
jalar putih (Ipomoea batatas L.) terhadap karakteristik fermentasi rumen (pH
rumen, NH3 dan VFA), kecernaan bahan kering dan bahan organik, populasi
protozoa, serta populasi bakteri secara in vitro. Tanaman ubi jalar dapat dijadikan
pakan hijauan untuk ternak domba. Daun ubi jalar dan batangnya dapat digunakan
sebagai bahan pakan sumber protein, sedangkan umbinya digunakan sebagai
sumber energi dengan kandungan TDN. Disimpulkan bahwa biomassa ubi jalar

dapat digunakan sebagai salah satu pakan yang alternatif. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan di
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik,
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi diri saya khususnya dan pembaca secara umumnya.

Bogor, Oktober 2015

Mugi Miralestari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

11

METODE PENELITIAN

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2

Materi

2

Prosedur Penelitian

2


Persiapan Bahan

2

Prosedur Pengambilan Cairan Rumen

3

Prosedur Fermentasi secara In Vitro

3

Prosedur Pengukuran Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan
Organik

4

Prosedur Analisis Konsentrasi Ammonia (NH3)


4

Prosedur Analisis Konsentrasi Volatile Fatty Acid (VFA)

4

Prosedur Perhitungan Populasi Protozoa

5

Prosedur Perhitungan Populasi Bakteri Total

5

Peubah yang diamati

6

Rancangan Percobaan


6

HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN

6
10

Simpulan

10

Saran

11

DAFTAR PUSTAKA

11


LAMPIRAN

14

RIWAYAT HIDUP

17

UCAPAN TERIMA KASIH

17

DAFTAR TABEL
1 Komponen pakan dan kandungan nutriennya (% BK)
2 Komposisi nutrien ransum tiap perlakuan (%BK)
3 Pengaruh perlakuan terhadap populasi protozoa dan bakteri
4 Pengaruh perlakuan terhadap pH rumen, konsentrasi VFA, dan NH3
5 Kecernaan bahan kering dan bahan organik

3

3
7
8
9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil analisis ragam kecernaan bahan kering
Lampiran 2 Uji Duncan kecernaan bahan kering
Lampiran 3 Hasil analisis ragam kecernaan bahan organik
Lampiran 4 Uji Duncan kecernaan bahan organik
Lampiran 5 Hasil analisis ragam pH rumen
Lampiran 6 Hasil analisis ragam NH3
Lampiran 7 Uji Duncan NH3
Lampiran 8 Hasil analisis ragam VFA
Lampiran 9 Uji Duncan VFA
Lampiran 10 Hasil analisis ragam populasi protozoa
Lampiran 11 Hasil analisis ragam populasi bakteri
Lampiran 12 Uji Duncan populasi bakteri

14
14
14
14
14
15
15
15
15
15
15
16

PENDAHULUAN
Populasi domba di Indonesia di tahun 2012 sebanyak 13 420 ekor
mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi 14 926 ekor (BPS 2015). Jenisjenis domba di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Domba Garut,
Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis (Mulyaningsih 1990). Domba ekor
tipis merupakan domba penghasil daging yang banyak dipelihara di Jawa Barat.
Domba ini termasuk ke dalam golongan domba kecil, dengan bobot potong 20-30
kg, serta memiliki ekor yang tipis, pendek, dan tidak ada timbunan lemak, namun
keunggulan domba ini memiliki sifat prolifik atau mampu beranak banyak dengan
jumlah anak yang dilahirkan satu sampai empat ekor per induk untuk setiap
kelahiran (Bradford 1985). Jumlah produksi daging domba di tahun 2012 sebesar
44 356 (ton) yang mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 41 488 (ton)
(BPS 2015). Rendahnya kualitas pakan dan ketersediaan pakan yang berfluktuatif
mengakibatkan produktivitas ternak domba menjadi rendah. Para peternak rakyat
yang sebagian besar memberikan pakan untuk domba berupa rumput lapang
hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan kuantitas pakan tanpa
memperhatikan kecukupan nutrien yang terkandung di dalam pakan. Hasil
samping dari pertanian atau perkebunan dapat dijadikan pakan alternatif yang
murah, mudah didapat, ketersediaannya melimpah dan berkualitas baik seperti
tanaman ubi jalar putih yang dapat dimanfaatkan oleh para peternak rakyat di
Bogor. Tanaman ubi jalar disenangi para petani untuk ditanam karena
pengolahannya yang relatif mudah, tahan terhadap kekeringan dan waktu panen
lebih cepat daripada singkong.
Produksi ubi jalar pada tahun 2014 di Indonesia sebesar 2 382 025 ton ha-1,
sedangkan di Jawa Barat sebesar 471 737 ton ha-1 dan di Bogor sebesar 82 935
ton ha-1 (BPS 2015). Tanaman ubi jalar yang berupa hijauan (daun, tangkai daun,
dan batang) menyumbang sekitar 64% dari biomassa segar (Dominiquez 1992).
Tanaman ubi jalar dapat dijadikan pakan hijauan. Daun ubi jalar dan batangnya
dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber protein karena mengandung 19.29%
protein kasar (Sutardi 1980), sedangkan umbinya digunakan sebagai sumber
energi dengan kandungan TDN sebesar 79.41%. Namun kendala dalam
penggunaan umbi dari ubi jalar mengandung zat antinutrisi yaitu antitripsin yang
dapat menghambat kecernaan protein namun antinutrisi tersebut dapat dihilangkan
dengan pengeringan sinar matahari, tekanan uap tinggi dan pemanasan (Onwueme
1978).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan tanaman ubi
jalar dalam pakan rumput gajah dapat meningkatkan degradasi pakan, konsentrasi
NH3 serta meningkatkan konsentrasi VFA sehingga memberikan efek positif pada
pencernaan ternak ruminansia (Kariuki et al. 2001). Snyder et al. (1992)
menyatakan bahwa pemberian tanaman ubi jalar dapat meningkatkan konsumsi
pakan dan kecernaan.
Pengujian secara in vitro terhadap biomassa ubi jalar perlu dilakukan untuk
melihat kualitas nutrien meliputi kecernaan bahan kering dan organik, VFA, serta
NH3 tersebut dalam ransum domba dengan cara mensimulasi proses yang terjadi

2
di dalam tubuh ternak. Pemberian biomassa ubi jalar yang berkualitas akan
mengalami fermentasi pakan di dalam rumen oleh mikroba rumen seperti bakteri
dan protozoa. Hasil fermentasi tersebut berupa VFA dari perombakan karbohidrat
yang digunakan sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia dan sumber
kerangka karbon untuk pembentukan protein mikroba, NH3 dari perombakan
protein yang digunakan untuk sintesis protein mikroba dan gas CO2, serta CH4.
Penggunaan biomassa ubi jalar yang mengandung protein dan TDN yang tinggi
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi domba.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek pemberian biomassa ubi
jalar putih (Ipomoea batatas.L) terhadap karakteristik fermentasi rumen (pH
rumen, NH3 dan VFA), kecernaan bahan kering dan bahan organik, serta populasi
protozoa dan bakteri rumen secara in vitro.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah dan
Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Mikrobiologi Nutrisi, Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dari
bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2015.
Materi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput gajah, konsentrat,
daun dan umbi ubi jalar putih, McDougall, cairan rumen domba, Pepsin-HCl
0.2%, larutan Na2CO3, indikator PP (Phenolphtalien), larutanTBFS, media agar
Brain Heart Influssion (BHI), bacto agar, NaOH 0.5 N, HgCl2 jenuh, dan asam
borat. Peralatan yang digunakan adalah termos, shaker waterbath, gas CO2,
tabung fermentor, alat destilasi, alat titrasi, kertas Whatman no 41, oven 105ºC,
tanur 600ºC, cawan Conway, cawan porselen, tabung reaksi, mikroskop, counting
chamber, syringe dan alat vakum.
Prosedur Penelitian
Persiapan Bahan
Rumput gajah, daun dan umbi ubi jalar dikeringkan selama 2-3 hari. Bahanbahan yang sudah kering kemudian digiling sampai halus lalu disaring, sehingga
dihasilkan tepung rumput gajah, tepung daun ubi, dan tepung ubi jalar. Konsentrat
dibuat dari pencampuran (30%) bungkil kelapa, (15.29%) pollard, (25%) bungkil
kacang, (27.08%) onggok, (1.93%) CaCO3, (0.2%) garam, dan (0.5%) premix.
Ransum dibuat dengan mencampurkan bahan sesuai dengan perlakuan.
Kandungan nutrient dan komposisi ransum yang digunakan disajikan pada Tabel
1 dan Tabel 2.

3
Tabel 1 Komponen Pakan dan Kandungan Nutriennya (% BK)
Bahan
Pakan

BK

Abu

PK

LK

SK

BETN

TDN

---------------------------------%-----------------------------------

Rumput
Gajah

21.56

12.61

7.97

5.1

26.9

47.42

59.47

Konsentrat

89.75

14.32

11.14

7.29

10.57

56.82

65.76

14.49

12.834

18.42

7.59

15.66

45.99

69.61

27.67

4.59

2.56

0.86

2.93

89.06

84.78

Daun Ubi
Jalar
Umbi Ubi
Jalar

Hasil analisa laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Lembaga
Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB 2015

Tabel 2 Komposisi Nutrien Ransum Tiap Perlakuan (%BK)
Nutrien
BK (%)
Abu (%)
PK (%)
LK (%)
SK (%)
BETN (%)
TDN (%)

Perlakuan
P0
21.56
12.61
7.97
5.1
26.9
47.42
54.97

P1
42.017
13.123
8.879
5.755
22.001
50.24
58.207

P2
18.025
12.72
13.195
6.345
21.28
46.705
62.29

P3
18.444
10.358
13.662
5.571
11.841
58.911
74.161

Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 1. Keterangan : BK = bahan kering; PK = protein kasar; LK
= lemak kasar; SK = serat kasar; BETN= bahan ekstrak tanpa nitrogen; TDN = total digistable
nutrient; P0 = 100% rumput gajah; P1 = 70% rumput gajah + 30% konsentrat; P2 = 50% rumput
gajah + 50% daun dan batang ubi jalar; P3 = 70% daun dan batang ubi jalar + 30% umbi ubi jalar

Prosedur Pengambilan Cairan Rumen
Pengambilan cairan rumen domba ekor tipis menggunakan metode Stomach
Tube yang menggunakan pompa vacum (Preston 1986). Pengukuran selang (tube)
dilakukan dari bagian mulut ke bagian rumen di luar tubuh domba. Penyedotan
cairan rumen dengan alat pompa vacum dilakukan dengan cara memasukkan
selang (tube) ke dalam mulut domba hingga bagian rumen kemudian cairan rumen
disedot dengan menyalakan alat pompa vacum lalu cairan rumen ditampung.
Setelah itu alat pompa vacum dimatikan dan selang dikeluarkan dari tubuh domba
secara perlahan-lahan. Termos yang telah berisi air hangat dibuang lalu diisi
dengan cairan rumen yang sudah disaring dengan kain kasa.
Prosedur Fermentasi secara In Vitro
Fermentasi rumen menggunakan metode Tilley dan Terry (1963). Ransum
ditimbang sebanyak 0.5 g, dimasukkan kedalam tabung fermentor. Tabung
fermentor yang sudah diberi ransum ditambahkan 10 ml cairan rumen dan 40 ml
larutan McDougall. Tabung fermentor diaduk dengan dialiri gas CO2 selama 30

4
detik dan ditutup dengan karet berventilasi. Tabung dimasukkan ke dalam shaker
water bath dengan suhu 39ºC kemudian dishaker sampai 4 jam untuk diambil
sampel nilai pH rumen, VFA total, dan NH3. Fermentasi dilanjutkan sampai 48
jam untuk mengambil sampel kecernaan bahan kering dan bahan organik.
Penghentian proses fermentasi dilakukan dengan membuka tutup berventilasi
kemudian ditetesi HgCl2 sebanyak 2 tetes.
Prosedur Pengukuran Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan
Organik
Pengukuran kecernaan bahan kering dan bahan organik menggunakan
metode Tilley dan Terry (1963). Pada pengukuran kecernaan bahan kering dan
organik inkubasi dilakukan selama 48 jam. Setelah 48 jam endapan-pepsin
disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman nomor 41 dengan
menggunakan bantuan alat pompa vakum. Kertas saring yang sudah terdapat
endapan dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen yang sudah diketahui
berat kosong. Bahan yang berada di dalam cawan dimasukkan ke dalam oven
105ºC selama 24 jam, kemudiandilanjutkan ke dalam tanur 600ºC selama 6 jam
yang sebelumnya dilakukan penimbangan setelah dikeluarkan dari oven 105ºC.
Blanko digunakan residu asal fermentasi tanpa sampel. Kecernaan Bahan Kering
(KCBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KCBO) dihitung dengan rumus:

Prosedur Analisis Konsentrasi Ammonia (NH3)
Pengukuran konsentrasi NH3 digunakan teknik mikrodifusi Conway
(General Laboratory Procedures 1966). Bibir cawan Conway diolesi dengan
vaselin. Supernatan diambil sebanyak satu ml kemudian diletakkan di kiri sekat
cawan Conway dan larutan Na2CO3 jenuh diambil sebanyak satu ml lalu
diletakkan di kanan sekat. Cawan kecil di bagian tengah diisi dengan asam borat
berindikator merah metil dan brom kresol hijau sebanyak satu ml. Cawan Conway
ditutup rapat kemudian dihomogenkan agar supernatan bercampur dengan
Na2CO3 lalu didiamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Amonia yang terikat
oleh asam borat dititrasi dengan H2SO4 0.005 N sampai warna berubah menjadi
kemerahan. Konsentrasi NH3 dapat dihitung dengan rumus :

Prosedur Analisis Konsentrasi Voletile Fatty Acid (VFA)
Analisis VFA dilakukan dengan menggunakan metode Destilasi Uap (Steam
Destilation) (General Laboratory Procedure 1966). Supernatan diambil sebanyak 5
ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi yang dipanaskan dengan uap
air. Supernatan ditambahkan satu ml H2SO4 15% lalu tabung ditutup dengan
rapat. Uap panas akan mendorong VFA melewati tabung pendingin terkondensasi

5
dan ditampung dengan Erlenmeyer yang berisi NaOH 0.5 N sebanyak 5 ml
sampai mencapai volume sekitar 300 ml kemudian ditambahkan indikator
Phenolptalein sebanyak dua tetes lalu dititrasi dengan HCl 0.5 N. Titrasi berakhir
saat awal perubahan warna dari merah menjadi bening. Larutan blanko dibuat
dengan menggunakan NaOH 0.5 N sebanyak 5 ml yang telah diberi indikator PP
sebanyak dua tetes kemudian dititrasi dengan menggunakan HCl 0.5 N.
Konsentrasi VFA dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan = a : volume titran blanko (ml)
b : volume titran sampel (ml)
Prosedur Perhitungan Populasi Protozoa
Perhitungan populasi protozoa menggunakan metode Ogimoto dan Imai
(1981). Sampel larutan fermentasi diambil setelah dilakukan shaker selama 4 jam.
Cairan diambil sebanyak 0.5 ml dengan selalu dilairi gas CO2 selama
pengambilan sampel. Sampel di campur dengan TBFS sebanyak satu ml. Jumlah
populasi protozoa dihitung dengan menggunakan Counting Chamber (4 mm x 4
mm x 0.2 mm) dengan menggunakan rumus :
Jumlah protozoa ml-1 = N x 1/0.0032 x FP
Keterangan :
N : jumlah koloni protozoa terhitung dari 16 chamber
FP : Faktor Pengencer
Prosedur Perhitungan Populasi Bakteri Total
Penghitungan bakteri total menggunakan metode Ogimoto dan Imai (1981).
Media yang digunakan menjadi media tumbuh bakteri adalah BHI. Media
dimasukkan kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml yang
sebelumnya sudah dimasukkan bacto agar sebanyak 0.15 g. Media yang sudah di
tutup dilanjutkan dengan disterilisasikan dengan menggunakan autoclave selama
15 menit. Media dimasukkan ke dalam penangas air (47ºC) agar media tidak
membeku. Siapkan pengenceran sesuai yang dibutuhkan. Sampel dimasukkan
sebanyak 0.05 ml ke dalam 4.95 ml media pengencer kemudian dihomogenkan
seperti angka delapan hingga 10-20 kali. Campuran tersebut diambil sebanyak 0.1
ml ke dalam tabung media dan dihomogenkan dengan menggunakan roller tube
hingga rata, kemudian dimasukkan ke dalam inkubasi selama 24 jam. Hitung
bakteri yang tumbuh pada tabung tersebut dengan menggunakan rumus :
Populasi bakteri = nx 100.05 x 0.1

6
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati yaitu populasi protozoa, populasi bakteri, pH rumen,
konsentrasi ammonia (NH3), konsentrasi Volatile Fatty Acid (VFA), kecernaan
bahan kering dan kecernaan bahan organik.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan yaitu menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Kelompok yang
digunakan berupa pengambilan cairan rumen dengan domba yang berbeda.
Perlakuan ransum yang diberikan adalah :
P0 = 100% rumput gajah
P1 = 70% rumput gajah + 30% konsentrat
P2 = 50% rumput gajah + 50% daun dan batang ubi jalar
P3 = 70% daun dan batang ubi jalar + 30% umbi ubi jalar
Model matematika Rancangan Acak Kelompok (RAK) menurut (Steel dan
Torrie 1993) sebagai berikut :
Yij =  + τi + βj + εij
Keterangan :
Yij
: Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

: Nilai rataan umum perlakuan
τi
: Pengaruh perlakuanke-i
βj
: Pengaruh kelompok ke-j
εij
: Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.
Data yang diperolah diuji dengan Analysis of Variance (ANOVA), hasil
yang berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Instrumen
pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Microsoft
Excel dan SPSS versi 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi Mikroba Rumen
Populasi protozoa dan populasi bakteri disajikan pada Tabel 5. Perlakuan
tidak berpengaruh nyata terhadap populasi protozoa (Tabel 5).

7
Tabel 3 Pengaruh perlakuan terhadap populasi protozoa dan bakteri
Parameter
Protozoa Total
(Log sel ml-1)
Bakteri Total
(Log CFU ml-1)

Perlakuan
P0

P1

P2

P3

6.39±0.09

6.36±0.09

6.35±0.10

6.30±0.09

8.29±0.02c

8.35±0.01b

8.37±0.04ab

8.42±0.02a

Keterangan : P0: 100% rumput gajah, P1: 70% rumput gajah + 30% konsentrat, P2: 50% rumput
gajah + 50% daun dan batang ubi jalar dan P3: 70% daun dan batang ubi jalar + 30% umbi ubi
jalar. Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P