50
4. Analisis Sektor Kunci Menggunakan Forward dan Backward Process
Dari analisis I-O dapat dilihat sektor -sektor kunci yang memiliki backward linkages
keterkaitan ke belakang atau disebut juga derajat kepekaan yang tinggi dan forward linkages keterkaitan ke depan atau
daya sebar yang tinggi. Sektor yang mempunyai daya penyebaran tinggi menunjukan sektor tersebut mempunyai daya dorong yang cukup kuat
dibandingkan sektor lainya. Sedangkan sektor yang mempunyai derajat kepekaan yang tinggi menunjukan bahwa sektor tersebut mempunyai
keteergantungan yang tinggi terhadap sektor lain. Sektor kunci didefinisikan sebagai sektor yang memegang peranan penting dalam
menggerakan roda perekonomian dan ditentukan berdasarkan indeks total keterkaitan ke belakang dan ke depan. Sektor kunci adalah sektor yang
memiliki indeks total keterkaitan ke belakang dan ke depan lebih besar dari satu.
E. Jenis Data Dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai buku yang berkaitan
dengan penelitian ini. Data yang digunakan yaitu data tabel input output perekonomian DKI
Jakarta tahun 2000 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. Tabel input output DKI Jakarta tahun 2000 disajikan dalam bentuk matriks
yang diklasifikasikan menjadi 89 sektor perekonomian. Sedangkan dalam
51 penelitian ini menganalisis peranan sektor jasa perbankan terhadap sektor-
sektor perekonomian lainnya.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Input adalah semua barang, jasa dan faktor produksi lainya yang digunakan dalam proses untuk menghasilkan output dihitung dalam satuan rupiah BPS,
2000: 29. Input dibagi menjadi dua yaitu : a. Input Primer adalah balas jasa atas pemakain faktor -faktor produksi yang
terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewirausahan. b. Input antara adalah input yang digunakan habis dalam proses produksi dan
terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa. 2. Output total output dalam hal ini adalah output regional, yaitu nilai dari
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor -sektor produksi di suatu daerah tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya, dihitung dalam
satuan rupiah. Total output yang ada tersebut kemudian digunakan untuk memenuhi permintaan.
3. Keterkaitan ke depan adalah hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir sautu sektor terhadap penjualan
output semua sektor di dalam suatu perekonomian. 4. Keterkaitan ke belakang adalah hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang
ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir pada sektor tersebut terhadap pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian.
42
BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Komposisi Nilai Tambah Bruto
Pada tabel 4.1 disajikan jumlah nilai tambah menurut komponennya. Komponen upah dan gaji yang diciptakan oleh kegiatan
ekonomi di Jawa Tengah mencapai Rp. 33.893.355,43 juta di tahun 2000 dan sebesar Rp. 58.450.517,29 juta pada tahun 2004. Pada periode tersebut
komponen upah dan gaji masing-masing berperan 28,78 persen dan 30,21 persen dari keseluruhan nilai tambah.
Tabel 4.1 Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponennya
Di Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2004 Jutaan Rupiah 2004
2000 Kode
I-O Komponen
Nilai Distribusi
Nilai Distribusi
1 2
3 4
5 6
201 202
203 204
205 Upah dan Gaji
Surplus Usaha Penyusutan
Pajak Tak Langsung
Subsidi 58.450.517,29
100.442.999,19 18.718.562,45
16.848.370,66 -1.025.186,54
30,21 51,92
9,67 8,72
-0,52 33.893.355,43
68.133.212,52 9.209.558,29
6.517.031,97 -2.659,25
28,78 57,86
7,82 5,55
-0,01 Jumlah
193,435,263.05 100,00
117.750.498,96 100,00
Sumber: Tabel Input Output DKI Jakarta Tahun 2000 dan 2004.