Employee Relations Terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai (Studi Korelasional Tentang Employee Relations terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provivinsi Sumatera Utara)

(1)

EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN

KOMUNIKASI PEGAWAI

(Studi Korelasional Tentang Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1)

Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh: Susi Mariati Purba

070922049

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ( EKSTENSI ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan: Nama : Susi Mariati Purba

NIM : 070922049 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Employee Relations Terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai (Studi Korelasional Tentang Employee Relations terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Drs. Humaizi, M. A Dra.Fatma Wardi Lubis, MA NIP. 195908091986011002 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M. Si NIP. 196805251992031002


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh:

Nama : Susi Mariati Purba NIM : 070922049

Pada Hari : Tanggal : Pukul :

TIM PENGUJI

Ketua Penguji :

Penguji :


(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di

kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya terbukti

melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia dip roses dengan hukum

yang berlaku

Nama : Susi Mariati Purba

NIM : 070922049

Tanda tangan :


(5)

ABSTRAK

Nama : Susi Mariati Purba

Judul : EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI PEGAWAI

(Studi Korelasional Tentang Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Salah satu bentuk hubungan dalam public relations yang mengatur hubungan antara Pimpinan instansi dan para Pegawainya adalah employee relations. Employee relations dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan bentuk hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Reguler meeting merupakan bentuk dari employee relations yang dilakukan perusahaan(instansi) untuk membentuk iklim komunikasi yang positif. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara adalah kantor Instansi Pemerintah yang secara rutin melakukan aktivitas employee relations dalam bentuk reguler meeting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel employee relations dan variabel kepuasan komunikasi.

Tipe pada penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional digunakan untuk meneliti hubungan di antara variabel-variabel, dan hubungan dari variabel-variabel itu disebut sebagai korelasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan antar variabel pada penelitian, menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi. Teknik statistik yang akan digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variabel lainnya. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling Purposive, dimana sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel ini adalah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Teknik statistik yang akan digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan Aplikasi SPSS 13.0.


(6)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Order Correlations, diketahui bahwa Ha terdapat hubungan antara Employee Relations melalui reguler meeting terhadap Kepuasan Komunikasi). Hasil Penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,699 yang berarti hubungan yang cukup berarti, dan diperoleh kesimpulan bahwa, pengaruh employee relations terhadap komunikasi sebesar 46,9%, dan sisanya 53,1% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini, guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Employee Relations Terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai (Studi Korelasional Tentang Employee Relations terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provivinsi Sumatera Utara)”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Terimakasih buat semua hal yang sudah penulis dapatkan sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak dan Mama tercinta atas segala kasih sayang, dukungan serta perhatian baik moral maupun materil bahkan doa yang tiada habisnya kepada penulis. Terimakasih kepada Suamiku tercinta Haris M. Sihombing, S.Sos dan anakku yang kukasihi Adrian D. Sihombing yang selalu memberi dukungan, doa dan semangat kepada penulis. Biarlah Tuhan terus memberkati keluarga kita dengan kasihNYA

Terimakasih saya ucapkan kepada:

1. Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Dra.Fatma Wardi Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Drs. Humaizi, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing selama proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih buat pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan pegawai di Departemen Ilmu Komunikasi, yang mendidik dan turut membantu proses pengerjaan skripsi ini.

5. Seluruh Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu penulis. Terimakasih buat kerjasama yang baik selama penulis melakukan penelitian.

6. Seluruh teman-teman di Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya Ilmu Komunikasi stambuk 2007 yang berbagi suka duka, pengalaman dan pengetahuan selama perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.

7. Terimakasih buat Ezra yang senantiasa mengingatkan penulis juga buat support dan doa-doanya.

8. Seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari semua pihak, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013 Peneliti,


(9)

DAFTAR ISI

Abstrak ……… i

Kata Pengantar ………. ii

Daftar Isi ………. viii

Daftar Gambar ……….. x

Daftar Tabel ……… xi

Lampiran ……… xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah………. 1

I.2 Pembatasan Masalah………... 5

I.3 Perumusan Masalah……… 6

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 6

1.5 Sistematika Penulisan……… 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori………... 10

2.1.1 Komunikasi ………... 10

2.1.2 Hubungan Masyarakat (Public Relations) ..……….. 18

2.1.3 Komunikasi Organisasi ……… 21

2.1.4 Hubungan Pegawai/Karyawan (Employee Relations) ………. 25

2.1.5 Kepuasan Komunikasi Organisasi ……….. 29

2.2 Kerangka Konsep………... 32

2.3 Model Teoritis……… 33

2.4 Variabel Operasional……….……. 34

2.5 Definisi Operasional………. 35

2.6 Hipotesis Penelitian……….. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...……….. 37

3.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propsu………….. 37

3.1.2 Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi ………... 37

3.1.3 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan ……….. 37

3.2 Metode Penelitian……… 51

3.3 Populasi dan Sampel……… 52

3.3.1 Populasi……….. 52

3.3.2 Sampel ………... 53

3.4 Teknik Penarikan Sampel……… 54

3.5 Teknik Pengumpulan Data ………. 55


(10)

3.6 Teknik Pengolahan Data ………. 56

3.7 Teknik Analisis Data………. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan………. 62

4.1.1 Tahap Awal……… 62

4.1.2 Pengumpulan Data………. 62

4.2 Teknik Pengolahan data ……….. 62

4.3 Analisis Tabel Tunggal……… 63

4.4 Analisis Tabel Silang ……….. 81

4.5 Uji Hipotesa ……… 82

4.6 Pembahasan………. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan………. 86

V.2 Saran……… 87

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

1. Model Teoritis……… 33


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Variabel Operasional ………. 34

3.2 Jumlah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ………... 52

4.1 Jenis Kelamin Responden ………. 64

4.2 Usia Responden ………... 64

4.3 Pendidikan Responden………... 65

4.4 Lama Bekerja Responden ……….………. 66

4. 5 Golongan Kepangkatan ………. 66

4.6 Reguler Meeting sering dilakukan ……….……… 67

4.7 Reguler meeting perlu dilakukan secara berkala ……….….. 68

4.8 Anda dan rekan kerja berkomunikasi …………..….……… 68

4.9 Atasan dengan anda terjadi komunikasi pada saat reguler meeting ….. 69

4.10 Anda dan rekan kerja memecahkan persoalan pekerjaan bersama …… 70

4.11 Atasan memperhatikan permasalahan pekerjaan ……….. 71

4.12 Rekan Kerja member masukan dan saran mengenai pekerjaan …….... 71

4.13 Atasan memberikan peluang untuk memberi masukan dan saran …… 72

4.14 Atasan mendorong dan member semangat dalam pekerjaan ………… 73

4.15 Rekan Kerja memberikan pesan-pesan yang member semangat ….…. 73 4.16 Salam, Senyum dan sapa terjadi di tempat kerja ….………. 74

4.17 Komunikasi yang terjalin selama ini berjalan dengan baik ………….. 75

4.18 Komunikasi yang dilaksanakan bermanfaat bagi pekerjaan .………… 76

4.19 Berkomunikasi dan berinteraksi memudahkan pekerjaan ……… 76

4.20 Atasan member tugas di luar jam dinas untuk dikerjakan hingga tuntas 77 4.21 Mengerjakan pekerjaan yang dibebankan secara tuntas ………. 78

4.22 Pulang lewat jam kantor karena pekerjaan ………. 78

4.23 Menerima dan melaksanakan pekerjaan dengan hati yang senang……. 79

4.24 Arahan dan Kebijakan yang disampaikan Pimpinan ……….. 80

4.25 Melaksanakan pekerjaan setelah menerima arahan Pimpinan Pimpinan 80 4.26 Analisis Tabel Silang ……….. ……….. 81


(13)

LAMPIRAN 1. Biodata

2. Kuesioner

3. Tabel Fotron Cobol 4. Surat Penelitian


(14)

ABSTRAK

Nama : Susi Mariati Purba

Judul : EMPLOYEE RELATIONS TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI PEGAWAI

(Studi Korelasional Tentang Employee Relations dan Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara)

Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Salah satu bentuk hubungan dalam public relations yang mengatur hubungan antara Pimpinan instansi dan para Pegawainya adalah employee relations. Employee relations dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan bentuk hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Reguler meeting merupakan bentuk dari employee relations yang dilakukan perusahaan(instansi) untuk membentuk iklim komunikasi yang positif. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara adalah kantor Instansi Pemerintah yang secara rutin melakukan aktivitas employee relations dalam bentuk reguler meeting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel employee relations dan variabel kepuasan komunikasi.

Tipe pada penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional digunakan untuk meneliti hubungan di antara variabel-variabel, dan hubungan dari variabel-variabel itu disebut sebagai korelasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Untuk melakukan analisa data mengenai hubungan antar variabel pada penelitian, menggunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi. Teknik statistik yang akan digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti sejauhmana variasi pada suatu variabel berhubungan dengan variabel lainnya. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Arikunto. Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling Purposive, dimana sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel ini adalah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Teknik statistik yang akan digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian ini menggunakan Aplikasi SPSS 13.0.


(15)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, antara lain melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur serta sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Sedangkan data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian sejumlah pertanyaan kepada responden berupa kuesioner.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Dengan menggunakan rumus Spearman’s Rho Rank-Order Correlations, diketahui bahwa Ha terdapat hubungan antara Employee Relations melalui reguler meeting terhadap Kepuasan Komunikasi). Hasil Penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,699 yang berarti hubungan yang cukup berarti, dan diperoleh kesimpulan bahwa, pengaruh employee relations terhadap komunikasi sebesar 46,9%, dan sisanya 53,1% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang dinamis didalam lingkungan sosialnya. Agar dapat berkembang, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Hubungan yang baik diperoleh dari Komunikasi yang baik pula. Oleh karena itulah manusia melakukan komunikasi untuk mendapatkan hubungan atau ikatan yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Untuk meningkatkan ikatan tersebut, manusia berinteraksi dengan membentuk ikatan yang disebut Organisasi.

Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan–tujuan tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang baik di antara sumber daya yang terdapat dalam organisasi. Salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi adalah karyawan. Karyawan merupakan salah satu anggota organisasi yang dapat menentukan keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tanpa adanya dukungan yang baik dari para karyawan maka organisasi akan sulit dalam mencapai tujuan-tujuannya. Pegawai/Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila di dalam organisasinya terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang baik antara perusahaan yang diwakili oleh pihak manajemen dan para Pegawai/karyawan sebagai bawahannya.

Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana


(17)

menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan.

Untuk membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan. Komunikasi dalam organisasi merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal. Dalam fungsi public relations terdapat berbagai macam bentuk hubungan yang dapat dilakukan. Diantaranya yang umum dilakukan adalah, community relations, government relations, consumer relations, investor relations, media relations dan employee relations. Semua bentuk hubungan-hubungan tersebut diatur oleh public

relations, dengan tujuan untuk mencapai pengertian publik (public

understanding), kepercayaan publik (public confidence), dukungan publik (public support), dan kerjasama publik (public cooperation).

Salah satu bentuk hubungan dalam public relations yang mengatur hubungan antara perusahaan dan para karyawannya adalah employee relations. Employee relations dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan bentuk hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis


(18)

di antara keduanya. Dengan kata lain, employee relations bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding), kerjasama (relationship) serta loyalitas diantara pihak manajemen dengan para Pegawai/karyawannya.

Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam berkerja, untuk mendukung para rekan sekerja lainnya untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif organisasi, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.

Kegiatan employee relations bertujuan untuk menciptakan iklim komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan Kantor, yaitu iklim komunikasi yang dapat berkembang dengan baik, iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling keterbukaan dan hubungan baik antara pihak manajemen dan setiap Pegawai, iklim komunikasi yang berorientasi pada kepentingan Pegawai, dan dapat membangkitkan minat dan semangat kerja yang mengarahkan pada produktivitas kerja Pegawai (Jefkins, 2005:176-177).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka kegiatan yang dapat mempertemukan antara karyawan dengan atasannya adalah salah satu bentuk aktivitas employee relations yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Salah satu bentuk employee relations adalah pertemuan rutin antara karyawan dengan atasannya seperti Reguler Meeting. Reguler Meeting merupakan bentuk dari employee relations yang dilakukan perusahaan untuk membentuk iklim komunikasi yang positif dengan memelihara hubungan yang harmonis antara


(19)

perusahaan atau pihak manajemen dengan para karyawannya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan kegiatan employee relations dalam bentuk reguler Meeting terhadap kepuasan komunikasi Pegawai. Selain itu juga karena, hasil penelitian mengenai kepuasan komunikasi dalam organisasi merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi organisasi. Seperti yang yang dikatakan oleh Down dan Hazen (1988):

“Kuesioner kepuasan komunikasi adalah pusaka berharga. Dilandasi suatu proses pengembangan yang kokoh, memiliki orientasi teoritis yang kaya, dan digunakan dalam berbagai situasi organisasi, kuesioner ini terbukti merupakan sarana berguna, fleksibel, dan efisien untuk “meninjau” komunikasi organisasi” (Pace, 2006 : 164).

Dalam penelitian ini penulis memilih Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Provinsi Sumatera Utara. Alasan-alasan penulis dalam memilih Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian adalah, karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara secara rutin melakukan aktivitas employee relations dalam bentuk regular meeting. Kegiatan Reguler Meeting tersebut berlangsung secara rutin, setiap satu kali dalam setiap minggu. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.

Menurut pendapat dari beberapa Pegawai mengenai kegiatan Reguler Meeting yang selama ini dilakukan, mereka mengatakan bahwa Reguler Meeting yang rutin dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan dalam lingkungan komunikasi organisasi mereka. Mereka menilai bahwa Reguler


(20)

sesama karyawan, atau atasan dengan bawahannya. Melalui Reguler Meeting karyawan juga mendapatkan informasi-informasi penting mengenai pekerjaan ataupun mengenai kebijakan-kebijakan baru dari Pimpinan. Disamping itu ada juga Pegawai yang menyatakan, bahwa Reguler Meeting yang dilakukan tidak terlalu memiliki dampak yang positif terhadap kepuasan dalam lingkungan komunikasi organisasi mereka. Karena mereka menilai bahwa semua pesan-pesan yang disampaikan dalam Reguler Meeting dapat disampaikan melalui media penyampaian pesan lainnya seperti papan pengumuman, dan untuk berinteraksi antar sesama karyawan atau antara atasan dengan bawahan, dapat dilakukan setiap saat tanpa melalui kegiatan Reguler Meeting.

Tidak terlepas dari reputasi baik yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profit atas kualitas produk serta pelayanan jasanya, dan juga berdasarkan fenomena yang telah disebutkan di atas, sehingga penulis merasa perlu melakukan penelitian ini, dan memberikan jawaban atas fenomena tersebut. Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu, dengan mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel dalam penelitian ini, yaitu employee relations dalam bentuk Reguler Meeting dan kepuasan komunikasi Pegawai.

1.2. Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah.

Adapun pembatasan Masalah dalam penelitian ini adalah:


(21)

2. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai dengan selesai

3. Subjek Penelitian adalah Employee Relations dalam bentuk Reguler Meeting.

4. Objek penelitian adalah Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera.

1.3. Perumusan Masalah

Menurut Hariwijaya dan Basri (2005 : 59) Perumusan masalah sebagai upaya membatasi penelitian agar lebih terarah, dan tidak terlalu luas dalam fokus penelitian yang sudah ditentukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui “Apakah terdapat hubungan antara employee relations dalam bentuk Reguler Meeting terhadap kepuasan komunikasi Pegawai Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara”.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu,

1. Untuk mengetahui kegiatan employee relations dalam bentuk Reguler Meeting terhadap kepuasan komunikasi pada Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui kepuasan Komunikasi di kalangan Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.


(22)

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi akademis dalam ilmu komunikasi bidang studi public relations tentang komunikasi organisasi, khususnya mengenai employee relations dan kepuasan komunikasi.

2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang komunikasi dan dampaknya.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan juga bahan masukan bagi Pimpinan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika Penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah I. 2. Pembatasan Masalah I. 3. Perumusan Masalah

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. 5. Sistematika Penulisan

I.6 Kerangka Teori I. 7. Kerangka Konsep I. 8. Model Teoritis I. 9. Variabel Operasional


(23)

I. 10. Definisi Operasional I. 11. Hipotesis Penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS II. 1. Komunikasi

II. 2. Hubungan Masyarakat (Public Relations) II. 3. Komunikasi Organisasi

II. 4. Hubungan Pegawai/Karyawan (Employee Relations) II. 5. Kepuasan Komunikasi Organisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III. 1. Deskriptif Lokasi Penelitian

III. 2. Metode Penelitian III. 3. Populasi dan Sampel III. 4. Teknik Penarikan Sampel III. 5. Teknik Pengumpulan Data III. 6. Proses Pengumpulan Data III. 7. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1. Analisa Tabel Tunggal

IV. 2. Pembahasan


(24)

V. 1. Kesimpulan V. 2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya, untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok pokok pikiran yang menggambarkan sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001).

Menurut Kerlinger, teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruk,defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis, dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 1995). Kerangka teori juga membantu penelitian dalam menentukan tujuan serta arah penelitian dan menjadi dasar pijakan agar langkah yang ditempuh Selanjutnya dapat jelas dan konsisten.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: 2.1.1 Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi.

Proses komunikasi dapat dibandingkan dengan tata cara produksi dan konsumsi. Proses ini melibatkan produksi makna (production of meaning), melalui penggunaan bahan-bahan mentah yang terdiri dari kata-kata, gambar-gambar, lambang-lambang, dan tindakan-tindakan komunikator, serta konsumsi


(26)

makna (consumtion of meaning) melalui pendengaran, penglihatan, sentuhan, perasaan, dan penciuman yang dilakukan oleh khalayak.

Istilah komunikasi sangat sering kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari seluruh aktifitas manusia tidak terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Komunikasi dilakukan agar tercipta saling pengertian antara sesama manusia sehingga dapat hidup saling berdampingan dalam hidup bermasyarakat. Menurut Ruben (Muhammad, 2009), komunikasi adalah suatu proses melalui individu berhubungan dengan kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, menyampaikan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungan dengan orang lain. Sedangkan menurut Efendy (Efendy, 2005), komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung, maupun tidak langsung melalui media.

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dari pengertian ini, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelaslah bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.


(27)

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan atau kesepakatan bersama. Lambang-lambang dalam defenisi di atas mencakup bahasa lisan, bahasa tulisan, gerakan tubuh, gambar, warna, bunyi dan sebagainya. Berikut ini dua defenisi komunikasi menurut pakar lainnya “ Communication is the process of transmitting meaningfull symbol between individuals“ (Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung makna diantara individu-individu) (Forsdale, 1981).

Komunikasi Massa mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin yaitu communication yang berarti memberitahukan atau pertukaran (wiryanto, 2005: 5)

Komunikasi adalah bilamana individu (komunikator) mengoper stimulans (biasanya lambang kata kata) untuk mengubah tingkah laku lainnya (komunikan) (Carl I Holvland, 2013 : 17). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain, dan akan berhasil bila terjadi saling pengertian diantara kedua belah pihak yang berkomunikasi.

Lasswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect. Jadi, jika dipilah-pilah akan terdapat 5 unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu siapa yang mengatakan; apa yang dikatakan; media apa yang digunakan; kepada siapa pesan disampaikan; dan


(28)

dengan effect apa. Jawaban bagi pertanyaan paradigmatic Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendi, 2003:253).

Uchjana Effendy, (2001 : 2) mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses memberi signal menurut aturan-aturan tertentu, sehingga dengan cara ini sistem dapat didirikan, dipelihara dan diubah. Dan sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D Lasswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa pengaruhnya (efek) (dalam Effendy, 1999 : 10).

Komunikasi melibatkan 3 unsur: pengirim (sender), media komunikasi, dan penerima (receiver). Keefektifan komunikasi bergantung pada ketiga unsur ini. Jika si pengirim tidak kompeten atau pesan yang disampaikan tidak jelas, maka si penerima tidak akan memahami makna dari tanda-tanda yang diberikan, dan proses komunikasi itu pun gagal. Agar komunikasi berlangsung harus terdapat sumber (source) dan penerima (receiver) yang memiliki pengalaman yang sama.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi. Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. (Cangara, 2006:23-26) sebagai berikut:


(29)

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

2. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa


(30)

terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

Adapun tujuan komunikasi yaitu: 1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behaviour change) 4. Perubahan sosial (social change) Fungsi komunikasi:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertaint) 4. Mempengaruhi (to influence)

Sean MacBride (Effendy, 1995: 27-28) mengatakan fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok


(31)

mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap sistem, yaitu sebagai berikut:

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.


(32)

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu.

7. Hiburan

Penyebarluasan simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok, dan individu.

8. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang (makhluk hidup) untuk menyatakan suatu gagasan atau ide kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang berupa bahasa, gambar-gambar atau tanda-tanda yang bermakna serta dapat saling mengerti. Komunikasi (proses penyampaian pesan/informasi) memang pada prinsipnya hanya berlangsung diantara mahluk hidup yaitu diantaranya manusia dengan manusia. Hubungan juga bisa berlangsung antara manusia dengan mesin robot, komputer, dan berbagai bentuk rekayasa teknologi siberniks (cybernetics,


(33)

cybertecnolog) lainnya. Kegiatan komunikasi ini lazimnya dilakukan dengan tiga tujuan (Uchjana Effendi, 2001:2) yaitu :

a. Untuk mengetahui sesuatu b. Untuk memberitahu sesuatu dan

c. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain agar berbuat sesuatu. Secara keseluruhan atau secara garis besarnya, tujuan komunikasi adalah untuk tercapai saling pengertian (mutual understanding), pemahaman bersama (common understanding), atau kesepakatan timbal balik (mutual agreement). Dengan demikian tingkat keberhasilan (pencapaian tujuan ) komunikasi dapat dilihat atau dinilai dari sampai dimana atau sejauh mana saling pengertian dan kesepakatan dapat dicapai oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi itu melalui proses komunikasi.

Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian/peristiwa perbuatan melakukan hubungan, kontak, interaksi satu dengan lainnya (pada umumnya diantara mahluk hidup) berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. Proses komunikasi yang baik adalah apabila hubungan/interaksi dalam rangka penyampaian pesan/informasi yang dilakukan tertuju kepada penerima pesan/informasi itu, dan serta timbal balik, disampaikan melalui saluran-saluran (media) yang cocok/tepat dan isi pesan disusun dengan sebaik-baik nya secara jelas, tegas dan pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan itu.

2.1.2 Hubungan Masyarakat (Public Relations)


(34)

sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987, “humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memeliharaniat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978, ditetapkan definisi humas sebagai berikut: Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.

Menurut Frank Jefkins, public relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Sasaran humas adalah sasaran komunikasi manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, salah satunya adalah hubungan dengan karyawan (employee relations) sebagai publik internal. Rhenald Kasali mengatakan bahwa, public relations adalah suatu pendekatan strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi dengan cara membujuk (persuasive). Tugas public relations adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak.


(35)

organisasi, tujuan utamanya adalah membentuk goodwill, toleransi, kerjasama, saling mempercayai, saling pengertian, dan saling menghargai serta untuk membentuk opini publik yang positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar (external relations).

Berdasarkan ciri khas kegiatan public relations, maka fungsi public relations menurut Cutlip, Centre dan Canfield adalah:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada organisasi.

c. Melayani publik dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi kepentingan umum.

d. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai khalayak sasarannya.

Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu: a. Keterbukaan pihak manajemen.

b. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan pegawai.

c. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis.

Public relations merupakan fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi, dan dipergunakan untuk memperoleh dan membina


(36)

pengertian, simpati dan dukungan. Fungsi manajemen yang dilaksanakan PR ini selain diterapkan ke dalam setiap strategi, juga sebagai pegangan dalam melaksanakan tugasnya melakukan kegiatan yang sesuai dengan visi misi perusahaan tempat ia berada. Dari visi misi perusahaan tersebut maka dapat ditetapkan objective yang diinginkan. Dari sinilah seorang PR dapat menetapkan

objective internal yang mendukung objective perusahaan secara menyeluruh.

Objective ini dapat direalisasikan dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi efektif yang dimiliki oleh PR.

2.1.3 Komunikasi Organisasi

Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang


(37)

disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling berubah-ubah. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Komunikasi dalam organisasi dapat menentukan jalannya proses suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Komunikasi akan selalu terjadi dalam setiap kegiatan organisasi dengan tujuan untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama pada setiap anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Roger:

“Komunikasi adalah darah kehidupan yang mengalir dalam organisasi. Komunikasi meliputi seluruh kegiatan dalam organisasi yang dapat menghasilkan alat kerja yang penting di mana akan timbul saling pengertian serta


(38)

kerjasama di antara anggota organisasi”.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan aliran informasi.

Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aliran informasi. Tantangan dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat empat arah formal aliran informasi dalam organisasi (R. Wayne Pace Don F. Faules, 1998:31-33). Keempat aliran informasi itu adalah: a. Komunikasi ke bawah (Downward communication), yaitu dalam sebuah

organisasi bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran menejemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah; pemberian atau penyampaian instruksi kerja (job instruction); penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan (job retionnale); penyampaian informasi mengenai


(39)

peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices); pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

b. Komunikasi ke atas (Upward communication), dalam sebuah organisasi bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Semua karyawan dalam perusahaan kecuali pimpinan mungkin akan melakukan komunikasi ke atas. Meminta informasi kepada seseorang yang memiliki otoritas lebih tinggi, memberikan permohonan atau komentar merupakan alasan tujuan dari komunikasi ini. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah, penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan; penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan; penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan; penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

c. Komunikasi horizontal (horizontal communication), komunikasi ini terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah; memperbaiki koordinasi tugas; upaya pemecahan masalah; saling berbagi informasi; upaya memecahkan konflik; dan membina hubungan melalui kegiatan bersama. d. Komunikasi lintas saluran, komunikasi ini muncul dari keinginan pegawai

untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka.


(40)

Empat aliran informasi yang telah disebutkan di atas merupakan komunikasi yang terdapat dalam organisasi. Dan ke empat aliran informasi tersebut juga terdapat dalam kegiatan employee relations.

2.1.4 Hubungan Pegawai / Karyawan (Employee Relations)

Perencanaan dan pelaksanaan suatu program informasi dan komunikasi karyawan biasanya harus terletak pada seksi hubungan karyawan dari bagian hubungan masyarakatnya (PR). Nasihat serta kerjasama manajemen dan staf, pelaksana yang melaksanakan hubungan personalia, karyawan, atau industri, harus diusahakan dalam menentukan tujuan, media, dan pesan dari program komunikasi. Koordinasi yang erat antara seksi hubungan karyawan dengan seluruh staf serta bagian pelaksanaan organisasi adalah penting. Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijakan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya, akan menimbulkan kesalah pahaman, desas-desus palsu, dan kecaman. Apabila tidak diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar, yang memberikan informasi yang tidak tepat.

Para karyawan juga ingin menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan hal-hal lain yang mempengaruhi kepentingannya. Pelaksanaan komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan usulan kepada manajemen adalah penting.


(41)

dan kemudian memelihara hubungan yang harmonis antara organisasi dengan para karyawannya, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh kedua belah pihak yaitu pimpinan dan karyawan.

Employee relations merupakan salah satu bentuk dari aktivitas internal public relations, maka berkaitan dengan itu Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation (1998) mengatakan bahwa, “internal public relations is therefore one of the keys to successful management, requiring open management and closing the

gap between the two sides”. Dengan demikian berarti bahwa, internal public

relations kemudian menjadi salah satu kunci menuju manajemen sukses, menuntut pengelolaan terbuka dan menutup celah antara menejemen dan karyawan.

Komunikasi dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya program humas modern. Fungsi komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Komunikasi internal menimbulkan problema pelik. Komunikasi dari manajemen kepada karyawan dalam sebuah organisasi besar harus melalui beberapa tahap otoritas. K. Jefkins mengatakan bahwa: “Komunikasi internal (lebih lanjut disebut sebagai komunikasi pegawai atau employee relations), memiliki tiga bentuk. Yang pertama adalah komunikasi ke bawah yaitu komunikasi dari pihak pimpinan kepada karyawan. Kedua adalah komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang berlangsung dari karyawan kepada atasannya. Ketiga adalah komunikasi sejajar, yaitu komunikasi yang berlangsung antar sesama pegawai”.


(42)

Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan maka harus adanya keselarasan, semangat kerja sama di antara para anggota perusahaan melalui komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan seperti yang disebutkan dalam bentuk aliran komunikasi diatas. Tujuan dari employee relations (IG. Wasanto, 1990,10) adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan saling pengertian antar pegawai ataupun antara pimpinan dengan semua pegawai dalam sebuah organisasi.

b. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku pegawai. Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan, pengorganisasian, kerjasama, koordinasi, dan evaluasi terhadap pegawai.

c. Menciptakan kerjasama yang serasi antara pegawai. d. Menanamkan rasa damai kepada pegawai.

e. Menanamkan rasa sukses kepada pegawai sehingga mereka merasa diberi kesempatan untuk maju dalam mengembangkan kariernya.

f. Menanamkan loyalitas para pegawai.

g. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para pegawai. h. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi.

Kegiatan employee relations bertujuan untuk menciptakan iklim komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan perusahaan, yaitu iklim komunikasi yang dapat berkembang dengan baik, iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling keterbukaan dan hubungan baik antara pihak manajemen dan setiap karyawan, iklim komunikasi yang berorientasi pada kepentingan karyawan, dan dapat membangkitkan minat dan semangat kerja yang mengarahkan pada produktivitas kerja karyawan.


(43)

Kegiatan employee relations dalam perusahaan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan membentuk iklim komunikasi organisasi yang positif. Dalam kaitannya dengan peneltian ini adalah dengan melakukan aktivitas employee relations melalui Reguler Meeting dalam Kantor.

Komunikasi dua arah yang baik antara manajemen dan karyawan didasarkan pada asas-asas sebagai berikut.

a. Manajemen harus bersedia secara sadar memberikan informasi kepada karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utama, dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan, tanggung jawab komunikasi yang diberikan adalah sangat berat. b. Komunikasi harus berfungsi sebagai suatu sistem yang lengkap antara

manajemen dan karyawan.

c. Papan tertulis harus digunakan untuk menghindari penyimpangan arti yang mungkin terjadi dalam komunikasi lisan.

d. Pesan harus disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang lazim yang sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan.

e. Media komunikasi harus dipilih dan pesan harus disiapkan oleh komunikator yang berpengalaman. Terutama yang terpenting bahwa komunikasi tentang infomasi penting tidak dipercayakan kepada orang dengan pengalaman komunikasi yang terbatas.

f. Komunikasi jangan secara sengaja disalah gunakan atau disesatkan tetapi harus faktual, saksama, dan tidak memihak.

g. Informasi harus diberikan tepat pada waktunya dan pesan harus disampaikan dengan cepat untuk menghindari kesalahpahaman.


(44)

h. Pengulangan adalah penting dalam komunikasi karyawan yang baik. Informasi harus diulang dalam cara yang berlainan agar mudah dipahami. i. Informasi harus dikomunikasikan dalam jumlah yang kecil agar mudah

dipahami.

j. Tanggung jawab terhadap komunikasi karyawan yang bersifat formal harus diserahkan kepada staf humas.

Alasan utama mengapa karyawan sampai tidak mendapatkan informasi tentang perusahaannya, menurut hasil penelitian, karena informasi tersebut tidak mengalir dari manajemen puncak melalui beberapa tingkat perusahaan sampai kepada kebanyakan karyawan.

Face to face meeting, virtually every study of internal communications shows that employee’s favorite channel for receifing information about their organizations is face to face meetings with their immediate supervisor. Dengan demikian berarti bahwa kegiatan komunikasi tatap muka seperti Reguler Meeting merupakan bentuk komunikasi yang terbaik dalam kegiatan employee relations.

2.1.5 Kepuasan Komunikasi Organisasi

Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan. Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi individu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi, dan kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Iklim adalah suatu


(45)

istilah yang menandai beberapa sifat keseluruhan organisasi atau salah satu sifat unit bagiannya yang lengkap, kepuasan menggambarkan evaluasi pribadi atas keadaan internal.

Secara keseluruhan, kepuasan berhubungan dengan perbedaan antara apa yang orang inginkan dari sudut pandang komunikasi dalam organisasi dan apa yang orang miliki dalam kaitan tersebut. Kepuasan hampir tidak berhubungan dengan keefektifan pengungkapan pesan, tetapi bila pengalaman berkomunikasi memenuhi keinginan seseorang, biasanya hal itu dipandang sebagai memuaskan. Meskipun mungkin tidak efektif secara khusus sepanjang berkaitan dengan standar penciptaan, pengungkapan, dan penafsiran pesan.

Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti anda merasa nyaman dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam organisasi. Kenyamanan memiliki kecenderungan, dalam hal ini kadang-kadang menyebabkan individu lebih menyukai cara-cara pelaksanaan terbaru, yang sering kali gagal menghasilkan peningkatan kinerja tugas. Sedangkan Redding menyebutkan bahwa kepuasan komunikasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan.

Analisis paling komprehensif mengenai kepuasan komunikasi organisasi dilakukan oleh Downs dan Hanzen (Faces dan Faules, 2006 : 164) sebagai bagian dari usaha mereka untuk mengembangkan suatu instrumen untuk mengukur kepuasan komunikasi. Mereka mengidentifikasi delapan dimensi kepuasan komunikasi yang stabil, yaitu:


(46)

pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi.

b. Sejauh mana para penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan.

c. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu.

d. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan ditulis singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup.

e. Sejauh mana terjadinya desas desus dan komunikasi horizontal yang cermat dan mengalir bebas.

f. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai. g. Sejauh mana para bawahan responsif terhadap komunikasi ke bawah dan

memperkirakan kebutuhan penyelia.

h. Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai dan bagaimana kinerja mereka dihargai.

Menurut Down (Faces dan Faules, 2006 : 164), kuesioner kepuasan komunikasi adalah pusaka berharga. Dilandasi suatu proses pengembangan yang kokoh, memiliki orientasi teoritis yang kaya, dan digunakan dalam berbagai situasi organisasi. Kuisioner ini terbukti merupakan sarana berguna, fleksibel, dan efisien untuk meninjau komunikasi organisasi.


(47)

2.2 Kerangka Konsep

Konsep merupakan penggambaran secara fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya kerangka konsep dapat menuntun penellitian hipotesa (Nawawi, 1995: 40).

Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1.Variabel Bebas (Independent variable X) yaitu sejumlah gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variable kedua yang disebut dengan variable terikat. Tanpa variable ini, maka variebel berubah sehingga akan muncul variable terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi, 1995: 57).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Employee Relations.

2.Varibel terikat (dependent variable Y) yaitu sejumlah gejala atau factor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya variable bebas dan bukan karena adanya variable lain. Variable terikat dalam hal ini adalah Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.


(48)

2.3 Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Employee Relations Kepuasan Komunikasi

Karakteristik Responden


(49)

2.4 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk memudahkan penelitian ini perlu dibuat operasional variabel-variabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Variabel Operasional

Variabel Operasional

Employee Relations 1.Frekuensi Reguler Meeting

2. Interaksi 3. Kerjasama 4. Keterbukaan 5. Motivasi Kepuasan Komunikasi 1. Kepuasan

2. Pengaruh 3. Loyalitas 4. Tanggungjawab 5. Etos Kerja Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Usia 3. Pendidikan 4. Lama bekerja 5. Pangkat / Golongan


(50)

2.5 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi alamiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. (Singarimbun, 1995:46)

I. Karateristik Employee Relations dalam bentuk Reguler Meeting

1. Frekuensi, yakni frekuensi dilaksanakannya Reguler Meeting

2. Interaksi, yakni interaksi dari Pegawai terhadap pimpinan dan rekan-rekannya 3. Kerjasama, yakni tingkat kerjasama antara Pegawai

4. Keterbukaan, yakni sejauh mana pimpinan memberi dan menerima saran-saran.

5. Motivasi, yakni menciptakan semangat kerja II. Kepuasan Komunikasi

1. Kepuasan, yakni tingkat kepuasan komunikasi Pegawai 2. Pengaruh, yakni pengaruh kinerja Pegawai

3. Loyalitas, yakni tingkat loyalitas Pegawai

4. Tanggungjawab, yakni tingkat tanggungjawab kerja Pegawai 5. Etos Kerja: yaitu tingkat dorongan semangat kerja.

III. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin, yakni perempuan atau laki-laki. 2. Usia, yakni usia para responden.

3. Pendidikan, yakni pendidikan terakhir yang dimiliki oleh para responden. 4. Lama Bekerja, yakni lama bekerja Pegawai tersebut pada Dinas tersebut. 5. Pangkat/Golongan, yakni Pangkat/Golongan para responden.


(51)

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrument kerja dan teori (Singarimbun, 2006:43).

Berdasarkan masalah yang telah penulis kemukakan, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat hubungan antara Employee Relations melalui Reguler Meeting terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Ha : terdapat hubungan antara Employee Relations melalui Reguler Meeting terhadap Kepuasan Komunikasi Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara merupakan penggabungan dari Dinas Pariwisata, Kantor Wilayah Pariwisata Pos Telekomunikasi dan kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2000, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara yang semuanya dulu Diparda Tingkat I sekarang menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.

Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani No. 107 Medan.

Sesuai dengan urusan/kewenangan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi sumatera Utara menyelenggarakan 2 (dua) urusan yaitu urusan wajib bidang kebudayaan dan urusan pilihan bidang pariwisata.

3.1.2 Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi A. Kepala Dinas mempunyai tugas

a. memimpin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam perumusan perencanaan kebijakan pelaksanaan teknis pembangunan dan pemeliharaan fasilitas kebudayaan dan pariwisata serta menyelenggarakan fungsi pembinaan dan kepariwisataan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara.


(53)

b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Sekretaris Dinas

Dalam menjalankan fungsinya Sekretaris mempunyai tugas

a. melaksanakan koordinasi perencanaan evaluasi dan pelaporan program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pengelola urusan kepegawaian urusan umum yang meliputi kegiatan surat menyurat penggandaan perlengkapan rumah tangga hubungan masyarakat urusan keuangan

b. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk melaksanakan tugasnya Sekretaris mempunyai fungsi:

a. perencanaan kegiatan kesekretariatan

b. pengelola urusan administrasi kepegawaian kesejahteraan dan pendidikan pelatihan pegawai

c. pengelolaan urusan rumah tangga keprotokolan dan hubungan masyarakat

d. penyelenggara pengelolaan administrasi keuangan dan kekayaan daerah e. penyelenggaraan kegiatan surat menyurat pengetikan penggandaan

kearsipan

f. pengelolaan administrasi perlengkapan dan mengurus pemeliharaan kebersihan dan penyusunan rencana pembangunan evaluasi dan pelaporan

g. pengkoordinasian Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.


(54)

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempuyai tugas

a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. menyelenggarakan melaksanakan dan megelola administrasi

kepegawaian kesejahteraan pegawai dan pendidikan pelatihan pegawai

c. melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan surat menyurat kearsipan rumah tangga perjalanan dinas keprotokolan penyusunan rencana kebutuhan barang peralatan mendistribusikan d. melaksanakan tata usaha barang perawatan/penyimpanan peralatan

kantor dan pendataan inventaris kantor e. menyelenggarakan adiministrasi perkantoran f. melaksanakan kebersihan dan keamanan kantor

g. menghimpun mengelola data menyusun program kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas

a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan

b. melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan, pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran


(55)

c. menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan anggaran satuan kerja

d. menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

e. menghimpun megelola data menyusun program kerja Sub Bagian Keuangan

f. melaksanakan pengurusan biaya perpindahan pegawai dan ganti rugi gaji pegawai serta pembayaran hak-hak keuangan lainnya g. melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan

program dan rencana strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata h. mengkomplikasikan dan menyusun laporan hasil laporan

perencanaan dan laporan akuntabilitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

3 Sub bagian Program Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan. Sub bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas: a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan

Pelaporan

b. menyiapkan penyiapan bahan dan melaksanakan koordinasi dalam penyusunan rencana strategis pembangunan kebudayaan dan periwisata tingkat daerah;

c. menyiapkan rumusan kebijakan program kerja dan rencana kerja kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;


(56)

d. menyiapkan dan menyusun bahan pengembangan kerja sama lintas sektoral;

e. menyelenggarakan sistem informasi manajemen dan pelaporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

f. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi penyusunan rencana kegiatan tahunan pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata;

g. melaksanakan monitoring dan koordinasi dalam rangka penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

h. menyiapkan bahan dan sarana pertimbangan kepada pimpinan dalam rangka pengendalian dan pengembangan pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata;

i. melakukan evaluasi pelaksanaan rencana dan program pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata;

j. melakukan penyusunan laporan tahunan dan laporan lainnya;

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

C. UPT Taman Budaya

UPT Taman Budaya mempunyai tugas:

a. menyusun rencana Pentas Seni Budaya yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional;

b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan pentas seni budaya kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat;


(57)

c. melaksanakan pemberian izin pelaksanaan pentas seni budaya; d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. D. UPT Museum Negeri Sumatera Utara

UPT Museum Negeri Sumatera Utara mempunyai tugas: a. Melaksanakan kegiatan Permuseuman dan Kepurbakalaan;

b. melaksanakan kegiatan pengembangan kesejarahan dan nilai tradisional, serta penghayat kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, kepurbakalaan dan peninggalan nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. menyimpan dan merawat peninggalan nasional dan kepurbakalaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d. melaksanakan peningkatan kerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi yang menyelenggarakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesejarahan dan nilai tradisional, serta penghayat kepercayaan terhadap tuhan Yang Maha Esa, kepurbakalaan dan peninggalan nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. memberi layanan kepada pengunjung Museum Negeri berupa Informasi tentang kesejarahan dan nilai tradisional, serta kepurbakalaan dan peninggalan nasional;

e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

F. Bidang Bina Seni dan Kebudayaan

Bidang Bina Seni dan Kebudayaan mempunyai tugas :


(58)

b. melaksanakan pengelolaan dan pembinaan pelayanan bidang Seni, perfilman, dan kebudayaan;

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Bina Seni dan Kebudayaan mempunyai fungsi :

a. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan kesenian dan nilai budaya spiritual;

b. Penetapan Pedoman kerjasama dengan lembaga/organisasi tingkat internasional, nasional, regional dan daerah yang berkarya di bidang kesenian dan nilai budaya

c. penyusunan rencana pelaksanaan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang kesenian dan Perfilman sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d. pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang kesenian dan budaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. melestarikan budaya lokal daerah dengan keanekaragaman budaya masyarakat

Bidang Kebudayaan terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan dan Pelestarian Seni dan Budaya; b. Seksi Kerjasama Lembaga Budaya;

Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bina Seni dan Kebudayaan.


(59)

G. Bidang Bina Sejarah/Kepurbakalaan

Bidang Bina Sejarah/Kepurbakalaan mempunyai tugas :

a. melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

b. melaksanakan pengelolaan dan pembinaan pelayanan bidang Sejarah/Kepurbakalaan;

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang Bina Sejarah/Kepurbakalaan mempunyai fungsi :

a. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan permuseuman, sejarah dan kepurbakalaan serta kesenian dan nilai budaya spiritual;

b. Penetapan Pedoman kerjasama dengan lembaga/organisasi tingkat internasional, nasional, regional dan daerah yang berkarya dibidang sejarah dan kepurbakalaan

c. pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengembangan dan perlindungan Sejarah/Kepurbakalaan;

d. penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan evaluasi pembinaan dan pengembangan Sejarah/Kepurbakalaan;

e. penyusunan kebutuhan tenaga teknis, rencana peningkatan kemampuan tenaga teknis Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil pembinaan Sejarah/Kepurbakalaan.

Bidang Bina Sejarah/Kepurbakalaan terdiri dari: a. Seksi Pelestarian Sejarah / Kepurbakalaan; b. Seksi Informasi Sejarah/Kepurbakalaan;


(60)

c. Seksi Perlindungan dan Pengawasan Sejarah/Kepurbakalaan;

Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bina Sejarah/Kepurbakalaan. H. Bidang Pembinaan Pemasaran Pariwisata

Bidang Pembinaan Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas :

a. melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di bidang usaha jasa dan sarana wisata;

b. melaksanakan kegiatan pemasaran/promosi bidang pariwisata;

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugasnya Pemasaran Pariwisata mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana program kerja di bidang pemasaran wisata yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional;

b. pembinaan pengembangan pemasaran wisata Provinsi Sumatera Utara; c. penyusunan standart pelayanan minimal di bidang pemasaran wisata; d. penyusunan rencana, pemantauan dan evaluasi kegiatan pemasaran wisata; e. Mempromosikan pariwisata Sumatera Utara keluar Negeri dan Dalam negeri. Bidang Bina Pemasaran Pariwisata terdiri dari :

a. Seksi Promosi Pariwisata;

b. Seksi Pendistribusian dan informasi Pariwisata; c. Seksi Sadar Wisata.

Masing masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Pemasaran Wisata.


(61)

I. Bidang Bina Obyek dan Usaha Pariwisata

Bidang Bina Obyek dan Usaha Pariwisata mempunyai tugas :

a. melaksanakan sebagian tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di bidang usaha jasa dan sarana wisata;

b. melaksanakan pengelolaan, pembinaan dan pelayanan bidang obyek wisata Provinsi Sumatera Utara;

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Obyek Wisata mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana program di bidang obyek wisata yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional;

b. Menciptakan sarana dan prasarana pariwisata; c. pembinaan pengembangan obyek wisata;

d. penyusunan standart pelayanan minimal di bidang obyek wisata;

e. penyusunan rencana, pemantauan dan evaluasi kegiatan obyek wisata di Sumatera Utara;

e. Pengembangan fasilitas Kepariwisataan lokal Daerah Suamtera Utara. Bidang Bina Obyek dan Usaha Pariwisata terdiri dari :

a. Seksi Obyek Wisata dan Pentas Seni Budaya; b. Seksi Rekreasi dan aneka Hiburan;

c. Seksi Lingkungan Usaha Obyek Wisata.

Masing masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berda di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Obyek Wisata.


(62)

3.1.3 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1.3.1 Visi

Guna menyelaraskan dan mengimplementasikan Visi yang telah dirumuskan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara merumuskan Visi-nya yaitu: “Terwujudnya Sumatera Utara Sebagai Daerah Budaya dan Tujuan Wisata Andalan”.

3.1.3.2 Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut dan memberikan gambaran serta realisasi pelaksanaan pembangunan, maka dirumuskan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

a. Melindungi hasil-hasil kebudayaan daerah yang bersumber dari warisan leluhur guna mendukung pembangunan seni dan budaya nasional.

b. Mengembangkan kebebasan berekpresi dan berkreasi dalam berkesenian yang mengacu pada nilai-nilai budaya bangsa serta memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta dan hak kekayaan intelektual.

c. Menetapkan dan mengembangkan promosi pariwisata yang efektif dengan pendekatan profesional kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat. d. Meningkatkan pengembangan destinasi wisatawan sehingga menjadi daerah

tujuan wisata yang attraktif dengan pendekatan profesional kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat.

e. Mengembangkan dan memperkuat jaringan kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat serta pelaku budaya pariwisata secara harmonis di


(63)

dalam maupun di luar negeri yang berkaitan dengan bidang penelitian, sumber daya manusia dan kelembagaan.

Untuk memberikan kejelasan tentang makna yang terkandung dalam Misi tersebut di atas, perlu diuraikan penjelasan/makna dari setiap pernyataan Misi tersebut, yaitu :

a. Melindungi hasil-hasil kebudayaan berupa kebudayaan fisik yang meliputi teknologi, arsitektur tradisional, bangunan peninggalan sejarah, kesenian sastra, seni rupa, kerajinan dan seni pertunjukan dan lain-lain serta kebudayaan non fisik yang meliputi ide, gagasan, ilmu pengetahuan, tatanan nilai budaya, adat maupun spiritual.

b. Memberikan kebebasan berekspresi dan berkreasi sebagai cerminan kondisi masyarakat yang dinamis, kreatif dan inovatif dan memberikan perlindungan hukum sebagai cerminan penghormatan dan penghargaan atas hasil karya seni dan hasil karya intelektual masyarakat.

c. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara dilakukan melalui terobosan promosi baik bentuk publikasi manual elektronik serta pada pemasaran yang profesional haruslah melibatkan stockholder (pelaku pariwisata) baik perusahaan, swasta dan masyarakat dimana para stockholder saling menunjang bidang tugasnya masing-masing antara lain: Pemerintah sebagai fasilitator, swasta sebagai operator dan masyarakat sebagai penerima kunjungan wisatawan.

d. Pendekatan profesional kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat berarti daerah tujuan wisata Sumatera Utara diupayakan pengembangannya baik sektor dunia usaha maupun sarana dan prasarana, termasuk kemudahan


(64)

menuju objek wisata disamping menciptakan inovasi baru objek dan attraksi wisata yang variatif dengan keterlibatan stockholder.

e. Dalam mempromosikan kepariwisataan Sumatera Utara serta untuk memberhasilkannya perlu adanya kesamaan persepsi antara seluruh stockholder dan hal ini perlu dilakukan dengan melalui kerjasama dalam hal program dan kegiatan sehingga penelitian pariwisata akan diketahui secara akurat disamping itu sumber daya manusia yang terampil dan daya tingkat pelayanan yang memadai akan tercapai serta pemberdayaan akan kelembagaan pariwisata dan budaya berperan secara aktif.

3.1.3.3Tujuan

Sebagai gambaran hasil pembangunan kebudayaan dan pariwisata yang akan dicapai setelah 5 (lima) tahun mendatang :

a. Meningkatnya partisipasi masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan kebudayaan daerah guna memperkaya kebudayaan nasional.

b. Pelestarian budaya daerah yang beraneka ragam dalam bingkai kebudayaan nasional.

c. Meningkatkan pemahaman nilai budaya untuk menghargai prestasi kerja keras, kejujuran, toleransi serta memberikan jaminan hukum terhadap BOB, hak cipta dan kekayaan intelektual.

d. Terwujudnya peningkatan arus kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Sumatera Utara.

e. Terwujudnya destinasi Sumatera Utara masuk dalam jalur daerah tujuan wisata regional maupun internasional.


(65)

f. Terwujudnya sistem kepariwisataan yang solid antara lembaga pariwisata, lembaga budaya, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

3.1.3.4 Sasaran

a. Meningkatnya pelestarian budaya lokal.

b. Terwujudnya jati diri bangsa dan ketahanan budaya.

c. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan industri budaya. d. Peningkatan produk-produk pariwisata, baik yang berbasis panorama alam

dengan dengan didukung attraksi budaya untuk dipromosikan ke dalam dan ke luar negeri.

e. Peningkatan aksesibilitas menuju objek wisata.

f. Mengembangkan potensi wisata bahari, wisata agro, eko wisata dan wisata kuliner.

g. Pengembangan sistem informasi yang handal dan terpercaya.

h. Mendukung kegiatan pelaksanaan event-event dan hiburan wisata yang tertuang pada kalender wisata.

3.1.3.4 Strategi

Untuk menunjung keberhasilan visi dan misi yang telah ditetapkan perlu ditunjang faktor-faktor dominan yang berupa faktor-faktor kunci keberhasilan pelaksanaan program dalam rangka pencapaian sasaran, tujuan, misi dan visi, yang merupakan upaya mengurangi kelemahan.

Berikut ini strategi yang digunakan dalam rangka menganalisa lingkungan startegis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, yaitu :

a. Merencanakan, membina dan mengembangkan permuseuman, sejarah dan kepurbakalaan serta kesenian dan nilai budaya spiritual.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Dian. Hubungan Iklim Komunikasi dan Kepuasan Komunikasi Pegawai RRI Jakarta, Jakarta: UMB Press, 2005

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Wasanto, IG. Psikologi, 1987. Jakarta: PT Pustaka Binaman.

Bulaeng, Andi. 2004. Metode Penelitian Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Sosial. Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Pers.

Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hariwijaya, M. 2007. Wedding Planner. Jakarta: EDSA Mahkota.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa (sebuah analisis media Televisi).

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bonar, S.K. Hubungan Masyarakat Modern, 1993, Jakarta: Rieka Cipta McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.


(2)

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES. Tankard W, James, Severin J, Werner. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode,

dan Terapan di dalam Media Massa. Edisi kelima. Jakarta: Kencana. Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moore, H Frazier. 2005, Humas (membangun citra dengan komunikasi), Remaja Rosdakarya, Bandung

Wiranto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. Kusumastuti, Frida. 2002, Dasar-Dasar Humas, Jakarta: Ghalia Indonesia. Jefkin, Frank. 2005, Public Relations (edisi ke 4), Jakarta: Erlangga. Hadi, Sutrisno.2004, Statistik (Jilid 2), Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sentosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005, Analisis Dtatistik dengan MS. Excel dan SPSS, Yogyakarta: Andi

Internet:


(3)

(4)

(5)

BIODATA PENULIS

Nama : Susi Mariati Purba

Tempat/ Tanggal Lahir : Galang / 14 Pebruari 1983 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Anak : Kelima dari lima bersaudara

Alamat : Jln.Menteng VII Gg. Wakaf Ujung/Gg. Saroha No. 5, Medan

Suami : Haris Mulyadi Sihombing, S.Sos Pekerjaan Suami : PNS

Nama Anak : Adrian Daniel Sihombing Pendidikan : 1. SD GKPS Pulau Hali

2. SMP Negeri 3 Galang

3. SMA RK Serdang Murni L. Pakam 4. USU, F. SASTRA, Pariwisata, Medan 5. USU, FISIP, Ilmu Komunikasi, Medan


(6)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Susi Mariati Purba NIM : 070922049

Pembimbing : Drs. Humaizi, M. A NO Tanggal

Pertemuan

PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1. 04 Maret 2013 Pengajuan Bab I dan Bab II

2. 09 Maret 2013 Perbaikan Bab I dan BAB II

3. 14 Maret 2013 ACC Bab I dan II penyerahan Bab III 4. 18 Maret 2013 ACC Bab III dan Penyerahan

Kuisioner

5. 21 Maret 2013 Perbaikan Kuisioner 6. 25 Maret 2013 ACC Kuesioner 7. 28 Maret 2013 Penyerahan Kuisioner

8. 06 Juli 2013 Penyerahan Bab I, II, III, IV dan V 9. 12 Juli 2013 Revisi Bab I, II, III, IV dan V 10. 18 Juli 2013 Penyerahan Revisi Bab I - V

11. Juli 2013 ACC Skripsi untuk siding Meja Hijau

Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing. Catatan: