Strategi Pemberdayaan yang Digunakan Penyuluh pada Petani Pendapat tentang strategi pemberdayaan, menurut;
Jenis Strategi Pemberdayaan
Petani inovator Petani pelopor
Petani biasa Pengembangan
potensi SDM Pembenahan
sikap dan moral keluarga petani
Penegmbangan SDM melalui
kelembagaan petani
Pengembangan SDM melalui
penyuluhan
Pengembangan lembaga
Pembenahan Poktan dan pembentukan Gapoktan
5. Pengetahuan Usahatani Padi Organik Petani
Dalam penelitian ini, pengetahuan petani yang dipaparkan adalah pengetahuan petani setelah pemberdayaan petani oleh penyuluh.
Menurut petani inovator, pengetahuan para petani di desa Pondok dalam perencanaan usahatani padi organik, dalam kondisi mulai berpikir untuk menuju
ke usahatani padi organik, sehingga gambaran untuk menuju ke pengembangan usahatani padi organik memang sudah ada. Para petani sudah mendapatkan
pengetahuan tentang berusahatani padi organik, paling tidak mereka sudah mengenal dan mengetahui tentang pertanian padi organik usahatani padi
organik. Tetapi setelah memiliki pengetahuan, dibutuhkan tahapan tentang pemahaman, selanjutnya dilaksanakan. Bila sudah dapat melaksanakan, maka dia
dikatakan sudah memiliki pengetahuan. Masalah pemilikan pengetahuan pemanfaatan usahatani padi organik para petani di desa Pondok ini dihadapkan
pada masalah keberanian saja, karena setelah berpikir, mengetahui, memahami untuk melaksanakannya mereka dihadapkan pada kenyataan untuk berpikir
untung ruginya dalam berusahatani padi organik ini. Pada kenyataannya para petani di desa Pondok sebagian besar belum berani ambil resiko, sehingga belum
memanfaatkan pengetahuannya. Secara keseluruhan bagi petani inovator yang merupakan pengusaha pertanian, setelah mengetahui kalkulasi mengenai untung
ruginya dalam berusahatani padi organik, langsung bergerak melaksanakannya walaupun harus menghadapi berbagai masalah pada awal berusaha. Keberanian
menanggung resiko yang menjadikan petani padi organik dapat menikmati keuntungan. Antara lain mengenai keuntungan harga beras organik yang tinggi,
lahan sawahnya yang lebih subur, produksi bertambah, bahkan melimpah, dan biaya produksi lebih hemat atau murah karena tercapai tingkat efisien, efektifitas
dan peningkatan produktibilitas usahatani padi organik. Menurut petani pelopor baik yang pengusahaan lahannya sebagai penyewa
maupun petani penggarap, menyatakan bahwa petani memiliki pengetahuan merencanakan tahapan usahatani padi organik. Setiap akan panen dilakukan rapat
di masing-masing kelompok tani bersama penyuluh untuk membicarakan jenis bibit yang akan digunakan, waktu penyebaran bibit, waktu tanam, waktu panen,
sedangkan untuk merencanakan jumlah pupuk yang dibutuhkan direncanakan bersama penguat modal. Untuk melakukan kegiatan pengairan dilakukan oleh
“Jaga Tirta” yang ada dalam kelompok PPA petani Pemakai Air. Adapun pengetahuan mengenai pelaksanaan, mereka sudah melakukan penyiapan sarana
produksi sampai pasca panen. Tetapi ini semua bukan untuk melakukan usahatani padi organik secara utuh. Sebagian besar pelaksanaan untuk usahatani padi semi
organik dengan menggunakan pupuk campuran antara pupuk kandang dan pupuk
kimia. Petani ternyata belum memanfaatkan pengetahuannya, sehingga hasil tidak sesuai dengan yang disuluhkan, dan dampaknya pun belum terlihat positif.
Menurut petani biasa yang pengusahaan lahan sebagai penyakap, pemilik penggarap, maupun penyewa, menyatakan hal yang sama dengan petani pelopor,
tetapi mereka menambahkan adanya moral petani yang tidak berani mengambil resiko. Mereka hanya menggunakan pengetahuan tetang pengolahan tanah saja,
yaitu pengolahan yang menggunakan pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah.
Tabel 4.9. Pengetahuan petani setelah pemberdayaan
Jenis petani Pengetahuan yang
dimiliki Penerapan pengetahuan
Petani inovator Mengenal, mengetahui,
dan memahami usahatani padi organik
Memanfaatkan pengetahuan sepenuhnya,
dalam pelaksanaan pengembangan usahatani
Petani pelopor
Petani biasa Perencanaan tahapan
usahatani padi organik Tidak memanfaatkan
secara penuh pengetahuan yang diperoleh dalam
pelaksanaan usahatani padi organik, hanya
pengolahan tanah saja yang dilakukan sesuai
dengan pengetahuan yang diperoleh. Hal ini
disebabkan petani tidak mau mengambil resiko
6. Sikap Petani Penerima Pemberdayaan