Gambaran Umum Kabupaten Dairi Pencatatan Kelahiran Dan Retribusi Daerah

Dengan demikian Daerah otonom provinsi dan daerah kabupaten dan daerah kota tidak mempunyai hubungan Hirarki, yang dimaksud dengan Daerah Hirarki adalah Daerah otonom provinsi tidak menaungi daerah kabupaten dan daerah kota, tetapi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan terdapat hubungan koordinasi atau kerjasama danatau kemitraan dengan daerah kabupaten dan daerah kota dalam kedudukan masing-masing sebagai daerah otonom.

C. Gambaran Umum Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 15 Kecamatan yaitu:  Kecamatan Sidikalang ibukotanya Sidikalang;  Kecamatan Tigalingga ibukotanya Tigalingga;  Kecamatan Sumbul ibukotanya Sumbul;  Kecamatan Siempat Nempuh ibukotanya Buntu Raja;  Kecamatan Silima Pungga- Pungga ibukotanya Parongil;  Kecamatan Gunung Sitember ibukotanya Gunung sitember;  Kecamatan Siempat Nempu Hulu ibukotanya Silumboyah;  Kecamatan Siempat Nempu Hilir ibukotanya Tiga baru;  Kecamatan Sitinjo ibukotanya Sitinjo;  Kecamatan Lae Parira ibukotanya Lae Parira;  Kecamatan Pegagan Hilir ibukotanya Sopo butar;  Kecamatan Silahi Sabungan ibukotanya Silalahi;  Kecamatan Tanah Pinem ibukotanya Kutabuluh; Universitas Sumatera Utara  Kecamatan Parbuluan ibukotanya Parbuluan. Setiap kecamatan tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa desa atau kelurahan yang masing-masing desa merupakan daerah yang padat penduduk dan bermata pencaharian sebagai petani. Pada tahun 2010 Kantor Kependudukan dan Dinas Catatan Sipil Kabupaten Dairi pernah mendapatkan piagam penghargaan Presiden yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri atas pencapaian prestasi peringkat ke- 3 pelayanan pencatatan kelahiran gratis.

D. Gambaran Pelayanan Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Dairi

Setelah melakukan penelitian serta melakukan wawancara di Dinas Kependudukan dan Catatan sipil di Kabupaten Dairi maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kelahiran di Kabupaten Dairi melakukan pelayanan dalam Pencatatan Kependudukan yang diantaranya adalah Pencatatan Perkawinan, Pencatatan Pembatalan Perkawinan, Pencatatan Perceraian, Pencatatan Pembatalan Perceraian, Pencatatan Kematian, Pencatatan Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak dan Pengesahan Anak, Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan, dan berbagai pencatatan peristiwa penting lainnya. Dengan melihat bahwa banyaknya masyarakat yang kurang memberikan perhatian dalam hal Pencatatan Kependudukan maka pemerintah Kabupaten Dairi membuat suatu kebijakan dengan maksud untuk memberi kemudahan kepada masyarakat dalam mencatatakan peristiwa kependudukannya, yaitu dengan melakukan kegiatan inspeksi kunjungan berjalan yang dilaksanakan oleh Bupati beserta jajarannya ke seluruh desa atau kelurahan di Kabupaten Dairi selama satu kali seminggu. Dengan adanya kegiatan ini maka masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan jarak yang harus ditempuh, waktu serta biaya harus dihabiskan dalam pengurusan surat penting dalam Universitas Sumatera Utara hal kependudukan dan dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Dairi pada tahun 2010 pernah mendapatkan piagam penghargaan Presiden yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri atas pelayanan pencatatan kelahiran gratis. E. Pencatatan Kelahiran Di Kabupaten Dairi Berdasarkan Peraturan Bupati Dairi Secara umum, pencatatan kelahiran di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Nomor 23 tahun 2006 yaitu tentang Administrasi Kependudukan dan Undang- Undang Nomor 25 tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk. Namun kemudian di Kabupaten Dairi kembali diatur mengenai pencatatan sipil ini dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 3 tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Dairi tepatnya dalam Pasal 45, 46, 47, 48 mengenai Pencatatan Kelahiran yang terjadi di Indonesia kemudian Pasal 49, 50 mengenai Pencatatan Kelahiran di Luar Negeri dan terakhir dalam pasal 51 mengenai Pencatatan Lahir Mati. 64

a. Pencatatan Kelahiran di Indonesia

Pencatatan kelahiran yang terjadi di Indonesia diatur dalam Pasal 45, Pasal 46 dan Pasal 47 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2010. Dalam pasal 45 dikatakan bahwa: 1. Setiap peristiwa kelahiran yang terjadi di daerah wajib dilaporkan oleh orangtua atau kuasanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 2. Pencatatan peristiwa kelahiran tersebut dilakukan dengan memperhatikan: 64 Peraturan Bupati Dairi Nomor 3 tahun 2010, Berita Daerah Kabupaten Dairi tahun 2010 Nomor 03, tentang Pedoman Dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dan Pencatatan Sipil Di Kabupaten Dairi. Universitas Sumatera Utara a. Tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI; b. Diluar tempat domisili ibunya bagi penduduk WNI; c. Tempat domisili ibunya bagi orang asing; d. Diluar tempat domisili ibunya bagi orang asing; e. Orang asing pemegang izin kunjungan ; f. Anak yang tidak diketahui asal usulnya dan keberadaan orangtuanya. 3. Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil dalam register akta kelahiran dan diterbitkan kutipan akta kelahiran. 4. Penerbitan akta kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dikenakan biaya apapun. Dalam pasal 46 dijelaskan mengenai pencatatan kelahiran bagi anak yang dilahirkan bukan di daerah domisili, bahwa: 1. Dalam hal tempat peristiwa kelahiran berbeda dengan tempat tinggal atau domisili, Pejabat Pencatatan Sipil yang mencatat dan menerbitkan kutipan akta kelahiran bertanggung jawab memberitahukan hal yang dimaksud kepada unit kerja yang mengelola Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di wilayah tempat domisili. 2. Pencatatan kelahiran bagi anak temuan atau anak yang tidak diketahui asal usulnya dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil di kabupaten tempat ditemukannya anak, berdasarkan laporan orang yang menemukan dan bukti-bukti lain yang menguatkan dengan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari Kepolisian. 3. Kutipan Akta Kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asal usulnya tersebut diterbitkan dan disimpan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan diserahkan kepada yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan setelah berumur 17 tujuh belas tahun atau telah kawin dan atau pernah kawin. Dalam Pasal 47 dijelaskan mengenai syarat- syarat pencatatan kelahiran yang secara jelas dikatakan bahwa: 1. Pencatatan kelahiran penduduk WNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal 46 dilakukan dengan memenuhi syarat: a. Melampirkan Surat Kelahiran Surat Keterangan Lahir dari Dokter Bidan Penolong kelahiran; b. Mencantumkan Nama dan Identitas Saksi kelahiran; c. KK Orangtua; d. KTP Orangtua; e. Kutipan Akta Nikah Akta Perkawinan Orangtua; f. Mengisi formulir yang telah disediakan, dengan menggunakan formulir model F2.01, dan khusus bagi Kelahiran yang berada diluar domisili, dengan menggunakan formulir model F2.02 Dalam pasal 22 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan dikatakan bahwa: 1. Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh orangtua atau kuasanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan sipil paling lambat 60 enam puluh hari sampai dengan 1 satu tahun sejak tanggal Kelahiran. 2. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 maka kelahiran dicatatkan pada register akta kelahiran dan diterbitkan kutipan akta kelahiran. Universitas Sumatera Utara

1. Pencatatan kelahiran di Luar Wilayah Indonesia

Bagi kelahiran yang terjadi di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia diatur di dalam Pasal 49 dan Pasal 50 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2010. Dalam pasal 49 dikatakan bahwa: 1. Kelahiran yang terjadi diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dicatatkan pada Instansi yang berwenang di Negara setempat. 2. Kelahiran Warga Negara Indonesia yang telah dicatatkan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan memenuhi syarat : a. Melampirkan bukti pencatatan kelahiran dari Negara setempat; b. Melampirkan paspor Republik Indonesia orangtua; c. Kutipan akta perkawinan buku nikah atau bukti tertulis perkawinan orangtua. 3. Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat 2, dilakukan dengan cara : a. Warga Negara Indonesia mengisi formulir pelaporan kelahiran dengan menyerahkan dan atau menunjukkan persyaratan kepada Pejabat Konsuler; b. Pejabat Kosuler mencatatkan laporan kelahiran Warga Negara Indonesia dan memberikan surat bukti pencatatan kelahiran dari negara setempat. 4. Anak dari Warga Negara Indonesia atau Orang Asing tinggal terbatas dan tinggal tetap yang dilahirkan di Luar Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1, 2 dan ayat 3 setelah kembali ke Indonesia dicatat oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Universitas Sumatera Utara berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 tiga puluh hari sejak kedatangan untuk pemutakhiran biodata. 5. Pencatatan kelahiran di Luar Negeri menggunakan formulir pelaporan kelahiran Warga Negara Indonesia di Luar Negeri, dengan menggunakan formulir model F-2- 05 Dalam pasal 50 dikatakan: 1. Dalam hal negara setempat tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran bagi orang Asing, pencatatan kelahiran Warga Negara Indonesia dilakukan pada Perwakilan Republik Indonesia. 2. Kelahiran Warga Negara Indonesia yang telah dicatatkan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan memenuhi syarat : a. Melampirkan bukti pencatatan dari Negara setempat; b. Fotokopi Paspor Republik Indonesia orangtua dan; c. Kutipan Akta Perkawinan Buku Nikah Atau Bukti Tertulis Perkawinan orangtua. 3. Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara : a. Warga Negara Indonesia mengisi formulir pencatatan kelahiran dengan menyerahkan dan atau menunjukkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 kepada Pejabat Konsuler; b. Pejabat Konsuler mencatat dalam register akta kelahiran dan menerbitkan kutipan akta kelahiran. Dalam peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan juga dibahas pencatatan kelahiran yang terjadi di Luar Wilayah Negara Kesatuan Universitas Sumatera Utara Republik Indonesia, yaitu tepatnya di Pasal 25. Pada Pasal 25 ini dijelaskan bahwa “Kelahiran Warga Negara Indonesia yang terjadi di Luar Negeri wajib dilaporkan oleh orangtua atau kuasanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil selambat- lambatnya 30 tiga puluh hari sejak kembali ke Indonesia dan kemudian peristiwa kelahiran tersebut akan dicatatkan pada Register Akta Kelahiran dan akan diterbitkan Surat Keterangan Kelahiran Luar Negeri.”

3. Pencatatan Kelahiran Yang Melampaui Batas Waktu

Dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 3 tahun 2010 tentang Pedoman Dan Tata Cara Penyelenggaraan Pendafataran Dan Pencatatan Sipil Di Kabupaten Dairi dikatakan bahwa pencatatan kelahiran yang melebihi jangka waktu dilaksanakan setelah: a. Mendapatkan persetujuan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; b. Mendapat Penetapan Pengadilan bagi WNI yang pelaporan kelahirannya lebih dari satu tahun; c. Mendapatkan Penetapan Pengadilan Bagi Orang Asing. Dalam pasal 23 Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 tahun 2009 dijelaskan mengenai Penerbitan akta kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asal usulnya. Dalam Pasal ini dikatakan bahwa: 1. Pencatatan kelahiran dalam register akta kelahiran dan penerbitan kutipan akta kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak dapat diketahui asal- usulnya atau keberadaan orangtuanya didasarkan pada laporan orang yang menemukan dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Dari Kepolisian Setempat. Universitas Sumatera Utara 2. Kutipan akta kelahiran tersebut disimpan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan diserahkan kepada yang bersangkutan setelah berumur 17 tujuh belas tahun atau telah kawin atau pernah kawin. Dalam Pasal 24 Peraturan Bupati Dairi Nomor 8 tahun 2009 ditetapkan peraturan bagi pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu, dalam pasal ini dijelaskan bahwa pencatatan kelahiran yang pelaporannya melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat 1 dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Bupati Dairi, namun Bupati Dairi bisa memberikan persetujuan apabila telah mendapat ketetapan dari pengadilan.

4. Pencatatan Lahir Mati

Untuk pencatatan kelahiran yang lahir mati diatur dalam Pasal 26 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009, yang dimana dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa dikatakan bahwa setiap Peristiwa Lahir Mati wajib dilaporkan orangtuanya atau kuasanya ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil selambat- lambatnya 30 tiga puluh hari sejak lahir mati untuk kemudia berdasarkan surat itu diterbitkanlah Surat Keterangan Lahir Mati. Yang dimaksud dengan Lahir Mati adalah Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 dua puluh delapan minggu pada saat dilahirkan tanpa menunjukkan tanda- tanda kehidupan. Dalam Pasal 51 Peraturan Bupati Dairi Nomor 3 tahun 2010 dikatakan bahwa Pencatatan Pelaporan Lahir Mati, dilakukan dengan memenuhi syarat : a. Surat pengantar RT RW dan atau Kepala Desa Kelurahan; dan b. Keterangan Lahir Mati dari Dokter bidan penolong kelahiran. Universitas Sumatera Utara Dalam pencatatan lahir mati menggunakan: a. Formulir Pelaporan Lahir Mati, dengan menggunakan formulir model F-2.06; b. Surat Keterangan Lahir Mati dengan menggunakan formulir model F.2- 07; dan c. Formulir Pelaporan Lahir Mati orang asing, dengan menggunakan formulir model F-2.08

F. Pencatatan Kelahiran Dan Retribusi Daerah

Memutut Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan Orang Pribadi atau Badan, 65 sedangkan dalam Pasal 1 angka 46 dijelaskan bahwa Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas penggantian biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk Dan Akta Catatan Sipil yang disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan serta dapat dimiliki oleh Orang Pribadi. 66 a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; Adapun jenis- jenis retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah tersebut adalah sebagai berikut: b. Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan; c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; 65 Pasal 1 angka 8 Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 , Lembaran Daerah Kabupaten Dairi tahun 2011 Nomor 7, tentang Retribusi Daerah. 66 Pasal 1 angka 46.Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 , Lembaran Daerah Kabupaten Dairi tahun 2011 Nomor 7, tentang Retribusi Daerah. Universitas Sumatera Utara d. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; e. Retribusi Pengujian Kendaraan; f. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; g. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; h. Retribusi Penyediaan dan atau Penyedotan Kukus; i. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; j. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; k. Retribusi Terminal; l. Retribusi Tempat Khusus Parkir; m. Retribusi Rumah Potong Hewan; n. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; o. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; p. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; q. Retribusi Izin Gangguan; r. Retribusi Izin Trayek; Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk diatur dalam beberapa pasal, Yaitu Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29 bagian keempat Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 tentang Retribusi Daerah. Dalam Pasal 26 dijelaskan tentang Instansi yang berwenang melakukan Retribusi dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan tujuan dari Pemungutan Biaya Retribusi Untuk Biaya Ganti Cetak Kartu. Universitas Sumatera Utara Dalam Pasal 27 dijelaskan tentang Objek Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk, Dan Akta Catatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26. Objek Retribusi tersebut antara lain adalah: a. Pelayanan Kartu Keluarga. b. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk. c. Pelayanan Surat Keterangan Pindah Tetap Dan Sementara. d. Surat Keterangan Izin Tinggal Terbatas. e. Surat Keterangan Izin Tetap Tinggal. f. Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran. g. Pencatatan dan Penerbitan Akta Perceraian. h. Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian. i. Penerbitan kutipan Akta Pengakuan Anak. j. Pencatatan Pengesahan Anak. k. Penerbitan Kutipan Akta Pengangkatan Anak. l. Pencatatan Perubahan Nama. m. Pencatatan Perubahan Jenis Kelamin. Dalam Pasal 28 dijelaskan bahwa Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil adalah Orang Pribadi yang memanfaatkan atau yang menikmati atas pelayanan yang disediakan pemerintah daerah berupa perolehan pemanfaatan Kartu Tanda Penduduk atau Akta Catatan Sipil. Dalam Pasal 29 dijelaskan bahwa Retribusi penggantian biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil termasuk Golongan Retribusi Jasa Umum. Hal ini dikatakan Universitas Sumatera Utara Jasa Umum karena pembuatan Akta Catatan Sipil dan Kartu Tanda Penduduk adalah Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah tersebut adalah untuk kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh Orang Pribadi atau Badan. Dalam Peraturan Bupati Dairi Nomor 21 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 7 tahun 2011 dijelaskan Tentang Prosedur Dan Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah Untuk Pengurusan Akta Catatan Sipil. Hal tersebut tepatnya terdapat dalam pasal 10 sepuluh paragraf 1 pertama bagian Keempat yang membahas tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil dan dalam Pasal 11 membahas tentang Pemungutan Retribusi Daerah. Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa: 1. Perhitungan Retribusi ditetapkan berdasarkan jenis Dokumen Kependudukan yang dilayani. 2. Besaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam Surat Keterangan Retribusi Daerah SKRD yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil atau Pejabat yang dihunjuk. 3. Surat Keterangan Retribusi Daerah SKRD sebagaimana dimaksud dibuat rangkap 4 empat: a. Lembar ke - 1 untuk wajib Retribusi; b. Lembar ke - 2 untuk Bendahara Penerimaan; c. Lembar ke - 3 untuk Inspektorat; dan d. Lembar ke – 4 untuk DIPPEKA. 4. Surat Keterangan Retribusi Daerah SKRD yang dimaksud pada ayat 2 disampaikan kepada Wajib Retribusi. Universitas Sumatera Utara Pada Pasal 11 paragraf kedua dibahas tentang Pemungutan Retribusi, yang dimana di Pasal ini dikatakan bahwa: 1. Retribusi dibayar oleh Wajib Retribusi atau kuasanya kepada petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 2. Retribusi yang dipungut oleh petugas sebagaimana disebutkan pada ayat 1 disetorkan kepada Bendahara Penerimaan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil paling lama 1 satu hari kerja. 3. Bukti Tanda Lunas yang sudah diporporasi DIPPEKA dinyatakan sah setelah ditandatangi oleh Bendahara penerimaan. 4. Bukti Tanda Lunas sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dibuat rangkap 4: a. Lembar ke – 1 untuk Wajib Retribusi; b. Lembar ke – 2 untuk Bendahara Penerimaan; c. Lembar ke – 3 untuk Inspektorat; dan d. Lembar ke – 4 untuk DIPPEKA 5. Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disetor oleh Bendahara Penerimaan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ke kas daerah paling lama 1 satu hari kerja sejak diterimanya dari petugas pemungut kecuali hari libur dan hari besar. 6. Apabila penyetoran tidak dapat dilakukan karena hari libur dan hari besar sebagaimana dimaksud pada ayat 5, penyetoran dilakukan pada hari pertama kerja berikutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA HUKUM PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI DALAM PENCATATAN

KELAHIRAN A. Kewenangan Pemerintah Sebagai Penyelenggara Dalam Urusan Administrasi Kependudukan Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan diatur tentang Instansi Pelaksana dimana pada Pasal 1 angka 6 menyebutkan bahwa Instansi Pelaksana adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Dairi yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan. Selain Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bupati selaku Kepala Daerah Kabupaten Dairi juga memiliki wewenang dalam urusan Administrasi Kependudukan. Adapun wewenang dari Pemerintah dalam penyelenggaraan urusan Administrasi Kependudukan ini adalah: 1. Kewenangan Pelaporan Kewenangan Instansi Pelaksana dalam hal ini tertuang dalam pasal 81 Peraturan Bupati Kabupaten Dairi Nomor 8 tahun 2009, dimana dalam pasal ini dikatakan 61 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 54 86

UNDANG UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 43

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 2 7

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 17

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Terhadap Partisipasi Masyarakat Untuk Mengurus Akta Kelahiran di Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 2

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 7

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

0 0 44

BAB II PENGATURAN PENCATATAN KELAHIRAN BAGI ANAK DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN A. Pencatatan Kelahiran Menurut KUHPerdata - Analisis Yuridis Tentang Akta Kelahiran Bagi Anak Yang Belum Terdaftar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 200

0 0 27

Pencatatan Kelahiran Di Kabupaten Dairi Dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

0 0 9