a
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografi
Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Nanggro Aceh Darussalam yang berada pada garis 5,2
- 5,8 Lintang Utara
dan 95,0 - 95,8
Bujur Timur. Adapun batas wilayah adalah sebagai berikut; sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya, di Timur berbatasan dengaan Kabupaten Pidie dan di Barat berbatas dengan Samudera Indonesia. Karena kedudukannya dekat
dengan garis khatulistiwa, daerah ini memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata tertinggi 347 milimeter dan
terendah 11 mm pertahun dengan 2 musim yaitu kemarau dimulai pada bulan Februari hingga bulan Juni sedangkan musim hujan biasanya jatuh pada bulan
September-Maret setiap tahunnya. Luas wilayah Kabupaten Aceh Besar adalah 2.974,12 km2, sebagian besar
berada di daratan dan sebagian kecil berada di kepulauan. Secara administratif mempunyai 23 kecamatan dan 604 desa.
4.1.2 Demografi
Berdasarkan laporan BPS Aceh Besar tahun 2009, jumlah total penduduk sebesar 327.353 jiwa dengan 94.713 KK yang terdiri dari laki-laki 167.283 jiwa dan
Universitas Sumatera Utara
a perempuan 160.070 jiwa Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat kelahiran
kasar Kabupaten Aceh Besar mengalami penurunan yang berarti, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk turut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh
keberhasilan program Keluarga Berencana dan seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan peranan wanita dalam pembangunan.
Kepadatan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor seperti sarana transportasi, fasilitas publik dan pertumbuhan ekonomi. Kawasan yang mempunyai
sarana transportasi yang baik dan didukung oleh fasilitas publik yang memadai seperti pusat pendidikan dan rekreasi serta didukung oleh ekonomi yang pesat, lebih
diminati oleh masyarakat sehingga menjadikan kawasan tersebut menjadi padat. Untuk lebih memantapkan penyelenggaraan berbagai Upaya kesehatan yang
Berbasis Masyarakat UKBM yang ada di desa, dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat berfungsi mengkoordinasikan seluruh UKBM yang ada serta dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat desa setiap hari. Fungsi koordinasi diperlukan agar penyelenggaraan UKBM yang ada dapat bekerja saling
melengkapi dalam upaya mewujudkan Desa Siaga. Perwujudan Desa Siaga ini dimaksud untuk mempercepat pencapaian Desa Siaga. UKBM yang berfungsi
koordinatif di desa tersebut adalah Pos Kesehatan Desa Poskesdes.
4.1.3 Gambaran Umum Desa Siaga di Kabupaten Aceh Besar
Desa siaga di Kabupaten Aceh Besar rata-rata dibentuk pada tahun 2009 yaitu sebanyak 27 desa siaga 40,9, sementara itu poskesdes yang ada di Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
a Aceh Besar umumnya di bangun tahun 2007 yaitu sebanyak 18 poskesdes 27,3.
Rata-rata jumlah KK di Desa Siaga adalah 30 – 306 KK dengan jumlah KK yang mempunyai balita berkisar antara 9 – 200 KK. Rata-rata jumlah KK yang memiliki
ibu hamil adalah 4 KK 21,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56 desa telah memiliki pengurus forum
masyarakat desa yaitu 84,8, dan yang merencanakan kegiatan forum masyarakat desa 55 desa 83,3. Desa siaga yang memiliki jadwal untuk pertemuan forum
Masyarakat Desa adalah sebanyak 52 desa 80, sementara itu desa yang melakukan pertemuan forum masyarakat desa adalah 54 desa 83,1, dari
pertemuan tersebut desa yang mencatat hasil pertemuan adalah 55 desa 884,6. Meskipun syarat pembentukan desa siaga harus mempunyai bidan desa namun
masih terdapat 5 desa dari 65 desa siaga yang ada 7,7 tidak memiliki bidan di desa. 53 desa 81,4telah memiliki peralatan medis poskesdes, 49 desa 75,4
desa memiliki obat-obatan poskesdes. Dari seluruh poskesdes 46 diantaranya 70,8 mempunyai jadwal buka poskesdes dan hampir setiap hari poskesdes memberikan
pelayanan yang dilaksanakan oleh bidan di desa. Dalam kegiatan posyandu diketahui bahwa 64 desa 98,7 memiliki kader
posyandu, dan seluruh posyandu 100 memiliki peralatan timbangan posyandu. Setiap desa melakukan kegiatan posyandu setiap sebulan sekali. Desa yang memiliki
balok SKDN adalah sebanyak 47 desa 72,3, dan seluruhnya 100 memiliki laporan bulanan posyandu, dan KMS.
Universitas Sumatera Utara
a Terdapat 37 Desa siaga 56,9 yang telah melakukan sosialisasi mengenai
kegawatdaruratan dan bencana dan telah memiliki petunjuk jika terjadinya kegawatdaruratan dan bencana sebanyak 25 desa 38,5, namun hanya 8 desa
12,3 yang memiliki peralatan untuk menangulangan kegawatdaruratan dan bencana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa yang memiliki team surveilans adalah 41 desa 62,1, yang memiliki jadwal kegiatan surveilans adalah sebanyak
39 desa 60, dan desa yang memiliki laporan surveilans adalah 38 desa 58,5. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa desa yang memiliki team kadarzi
dan PHBS adalah 37 desa 56,9 dan yang mempunyai rencana kegiatan kadarzi dan PHBS adalah 35 desa 53,8, sementara itu desa yang memiliki laporan kadarzi
dan PHBS adalah 33 desa 50,7.
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Pendidikan