29
Tekanan darah tinggi merupakan pencetus terjadinya stroke yaitu pecahnya pembulu darah di otak. Stroke merupakan penyebab kematian pada orang dewasa
di atas 40 tahun. Sedangkan penyakit tekanan darah tinggi membawa resiko timbul penyakit jantung pada orang dewasa. Karena itu konsumsi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok setiap harinya Depkes RI, 1996. Untuk mengetahui garam yang digunakan oleh keluarga mengandung
yodium atau tidak secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melihat ada tidaknya label garam beryodium atau melakukan test yodina. Disebut baik jika
berlabel dan bila ditest dengan yodina berwaran ungu, tidak baik jika tidak berlabel dan bila ditest dengan yodina warna tidak berubah Depkes RI, 2007.
e. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita
Telah lama dikenal persenyawaan dengan aktifitas vitamin A, misalnya vitamin A1 yang terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut, vitamin A2 pada
ikan tawar. Vitamin A larut dalam lemak, stabil terhadap suhu yang tinggi dan tidak dapat diekstraksi oleh air yang dipakai untuk merebus makanan. Akan tetapi
vitamin A dapat dihancurkan oleh pengaruh oksidasi, cara memasak bahan makanan secara biasa tidak mempengaruhi keadaan vitamin A. Kekurangan
vitamin A menyebabkan Xerofthalmia, kekurangan tersebut tersebar luas dan merupakan penyakit gangguan gizi pada manusia yang sangat penting. Di
Indonesia penyakit tersebut merupakan salah satu diantara 4 masalah gizi utama, prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak dibawah 5 tahun Pudjiadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
30
Sering kali kebutuhan vitamin A tidak terpenuhi dengan makan sehari-hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian vitamin A dosis tinggi 100.000 SI
kapsul biru untuk balita umur 6-11 bulan dan vitamin A dosis tinggi 200.000 SI kapsul merah untuk balita umur 12-59 bulan. Pemberian vitamin A dilakukan
setiap bulan Februari dan Agustus dan dapat diperoleh di posyandu maupun di puskesmas Depkes RI, 2007.
2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga a. Pengetahuan dan Pendidikan Ibu
Pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan seseorang yang
pendidikannya lebih tinggi. Walaupun pendidikan seorang ibu itu rendah akan tetapi dia bisa mendapatkan pengetahuan gizi dari luar formal seperti dari
penyuluhan, diskusi, dll. Tetapi memang perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.
b. Pendapatan Keluarga
Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan tidak dapat memenuhi kebutuhan makanannya, setidaknya keanekaragaman bahan makanan
kurang bisa dijamin.Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar kecilnya pendapatan keluarga. Pada keluarga dimana hanya ayah yang mencari
nafkah tertentu berbeda dengan besarnya pendapatannya dengan keluarga yang mengandalkan sumber keuangan dari ayah dan ibu serta pekerjaan sampingan yang
Universitas Sumatera Utara
31
bisa di usahakan sendiri dirumah. Keterbatasan kesempatan kerja yang bisa segera menghasilkan uang, biasanya untuk pekerjaan diluar usaha tani, juga sangat
mempengaruhi besar kecilnya pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan dalam jumlah yang mencukupi juga amat dipengaruhi
oleh harga bahan makanan. Bahan makanan yang mahal harganya biasanya jarang, atau bahkan tidak pernah di beli.
Hal ini menyebabkan satu jenis bahan makanan tidak pernah di hidangkan dalam susunan makanan keluarga. Menghadapi ini ada ibu-ibu rumah tangga yang
menjalankan cara tertentu. Agar bisa mendapatkan bahan makanan yang mahal dengan harga lebih murah, biasanya mereka berbelanja setelah pasar mulai sepi.
Hanya saja masih perlu dipertanyakan apakah para ibu tersebut bisa memilih bahan makanan yang mutu gizinya masih baik. Oleh karena itu tingkat ekonomi keluarga
sangat berpengaruh terhadap kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarganya Susidasari,1999.
2.9. Pengertian Status Gizi.