22 industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; 3 industri menengah dengan pekerja 20-29 orang; 4
industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.
2.4.1 Peran UMKM Dalam Ekonomi
UMKM memainkan suatu peran yang vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara yang sedang berkembang tapi juga dinegara maju. Memberikan
kesempatan kerja dan sumber pendapatan dan pengurangan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi perdesaan. Karena apabila UMKM berjalan dengan baik akan menyerap banyak tenaga
kerja dan pendapatan masyarakat meningkat. Pada tahapannya akan mendorong konsumsi nasional yang memacu produksi lebih tinggi lagi dan akan menjadikan pendapatan nasional
menjadi meningkat, sehingga proses pembangunan dapat terus berjalan.
Tetapi bila UMKM tidak berkembang sehingga tenaga kerja tidak terserap dalam sektor ini tentu jumlah pengangguran akan banyak dan konsumsi akan menurun. Hal ini tidak
mendorong bagi produksi nasional dan tentu akan berdampak pada penurunan pendapatan nasional dan bisa berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Sementara negara lain
terus maju meninggalkan krisis dengan menjadikan UMKM sebagai dasar bangunan ekonomi.
2.4.2 Kategori UMKM
Secara kriteria dapat dikelompokkan atas dua pemahaman sebagai berikut :
1. Ukuran usaha atau jenis kewirausahaannya atau tahap pengembangan usaha.
Dalam hal ini, diklasifikasikan atas 1 self employment perorangan; 2 self employment kelompok; dan 3 industri rumah tangga, yang berdasarkan jumlah
23 tenaga kerja dan modal usaha. Dari tahap pengembangannya, usaha dapat dilihat dari
aspek pertumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu 1 tingkat survival menurut ukurannya self employment perorangan hingga industri rumah
tangga; 2 tingkat konsolidasi menurut penggunaan teknologi tradisional yang diikuti dengan kemampuan mengadopsi teknologi modern; serta 3 tingkat
akumulasi menurut penggunaan teknologi modern yang diikuti dengan keterkaitannya dengan struktur ekonomi maupun industri.
2. Tingkat penggunaan teknologi
Dalam hal ini, usaha kecil terdiri dari 1 usaha yang menggunakan teknologi tradisional yang nantinya meningkat menjadi modern dan 2 usaha yang
menggunakan teknologi modern dengan kecenderungan semakin menguat keterkaitannya dengan struktur ekonomi secara umum dan struktur industri secara
khusus.
Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dikelompokkan atas pengertian:
1. Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain;
2. Usaha kecil yang mengguanakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri;
3. Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap.
Usaha dengan kategori yang dimaksud diatas adalah yang sering dipandang sebagai usaha yang banyak menghadapi kesulitan, terutama yang terkait dengan lemahnya kemampuan
manajerial, teknologi dan permodalan yang terbatas, SDM, pemasaran dan mutu produk, serta faktor eksternal merupakan hambatan yang sulit diatasi, yaitu struktur pasar yang kurang sehat
24 dan berkembangnya perusahaan-perusahaan asing yang menghasilkan produk sejenis untuk
segmen pasar yang sama.
Kebijakan Pemerintah tentang UMKM sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 3611 kemudian digantikan dengan UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UMKM.
2.5 Defenisi Pedagang Kaki Lima PKL