Pembahasan Penelitian Rata- rata Pendapatan Bersih Usahatani Kelapa Sawit Anggota KUD-P3RSU

Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 2. Kemampuan petani untuk menghasilkan pendanaan untuk penanaman kembali replanting kurang terorganisir, sehingga petani perlu mendapat pembinaan terus menerus dari dinas Perkebunan setempat agar mereka mampu menyisihkan sebagian dananya untuk penanaman kembali. 3. Masalah kelangkaan dan tingginya harga sarana produksi, harus lebih diperhatikan oleh pemerintah bagaimana mengatasi sistem yang lebih efisien, misalnya memberdayakan KUD dalam memperoleh sarana produksi. Hal ini akan menekan permainan para tengkulak agen-agen. 4. Perlu adanya sistem pengamanan kebun yang dibentuk oleh para petani yang hamparannya berdekatan, misalnya membuat sistem ronda atau patroli yang tidak dapat terbaca polanya oleh pencuri. Aparat kepolisian sebetulnya harus dapat membantu kesulitan petani dalam pengamanan terhadap pencurian TBS.

V.2 Pembahasan Penelitian Rata- rata Pendapatan Bersih Usahatani Kelapa Sawit Anggota KUD-P3RSU

Penerimaan Usahatani Kelapa Sawit Anggota KUD-P3RSU Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara produksi TBS tandan buah segar dengan harga TBS tandan buah segar. Oleh sebab itu pendapatan sangat tergantung pada perawatan tanaman. Tanaman kelapa sawit dapat dipanen setelah berumur 3-4 tahun dan dapat dipanen 2-4 kali dalam sebulan. Produksi rata TBS yang diperoleh petani adalah 19,420 tonhatahun. Penerimaan tiap bulannya berbeda-beda tergantung dari hasil panen yang diproleh yaitu dalam 1 tahun penerimaan kotor rata- rata per dua hektar Rp. 41,466,938 juta karena harga TBS yang tidak stabil maka dalam penelitian perhitungan pertahun digunakan harga rata-rata yaitu Rp. 1,300kg untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 8 : Tabel. 8 Rata- Rata Penerimaan Petani Hektar Kelapa Sawit No. Uraian Per Hektar Per Petani 1 Produksi tonha Tahun 19,420 38,840 2 Harga rata-rata TBS RpKg 1,300 1,300 3 Penerimaan Rptahun 20,733,469 41,466,938 Sumber : Data Diolah dari lampiran 9-10 Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa produksi per petani sebesar 38,840 tonha dengan harga rata-rata sebesar Rp1.300Kg maka diproleh penerimaan petani yaitu sebesar Rp. 41,666,938 per tahun dan produksi per hektar sebesar 19,420 ton ha dengan harga rata-rata Rp.1.300Kg maka diperoleh penerimaan per hektar sebesar 20,733,469 per tahun. Biaya Produksi Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 Biaya sarana produksi terdiri biaya pupuk Urea, TSP, KCLMOP, dan Dolomit dan obat-obatan gramoxone dan Round-upsecara bergantian tiap tahunnya. Biaya tenaga kerja termasuk biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan tenaga kerja luar keluarga TKLK, upah tenaga kerja untuk penyiangan, pemangkasan dan penyemprotan mempunyai upah yang berbeda- beda setiap sampelnya tegantung si petani ingin memberi upah berapa kepada tenaga kerjanya. Biaya pajak adalah biaya PBB Pajak Bumi dan Bangunan yang bisanya dipotong tiap tahunnya yaitu Rp. 50.000. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam mengangkut hasil produksi TBS tandan buah segar. untuk lebih jelas, biaya produksi petani kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 9: Tabel. 9 Rata- Rata Biaya Produksi Petani Hektar di Desa Aek Nabara No Uraian Petani RpThn Persentase Hektar RpThn Persentase 1 Sarana Produksi 8,051,800 71,17 4,025,900 71,17 2 Tenaga Kerja 1,076,600 9,51 538,300 9,51 3 Pajak Tanah 50,000 0,44 25,000 0,44 4 Penyusutan Peralatan 104,662 0,92 52331.2 0,92 5 Transportasi 2,030,000 17,94 1,015,000 17,94 Total 11,313,062 100 5,656,531 100 Sumber : Data diolah dari lampiran 7,8,9,10 Dari tabel 9 dapat dilihat total biaya produksi rata-rata per petani Rp.11,313,062 per tahun dan per- hektarnya Rp. 5,656,531, dapat dilihat disini bahwa biaya sarana produksi merupakan komponen biaya terbesar yaitu 71,17 dari total biaya, menyusul urutan kedua penyusutan transportasi sebesar 17,94 , tenaga Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 kerja 9,51, penyusutan peralatan sebesar 0,92 dan yang terendah pajak tanah 0,44. Pendapatan Bersih Usahatani Pendapatan bersih usahatani diperoleh dari hasil penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan petani baik biaya usahatani maupun biaya pemasaran dalam satu tahun. Petani sampel di daerah penelitian telah dikonversi dengan lunas kredit yaitu petani telah mengembalikan kredit ke perusahaan dan lahan 2 ha menjadi milik petani. Untuk lebih jelas, pendapatan bersih dapat dilihat pada tabel 5.4. : Tabel 10. Rata- Rata Pendapatan Bersih Petani Hektar di Desa Aek Nabara No Uraian Per Petani Per Hektar 1 Penerimaan Rp Tahun 41,466,938 20,733,469 2 Biaya Produksi Rp Tahun 11,313,062 5,656,531 3 Pendapatan Bersih RpTahun 30,153,876 15,076,938 Sumber: Data diolah dari Lampiran 7,8,9,10 Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pendapatan bersih rata-rata usahatani per petani sebesar Rp. 30,153,876 per tahun dan per hektar pertahun 15,076,938. Kelayakan Finansial Usahatani Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat Biasanya kelayakan finansial suatu proyek dinilai dengan menggunakan konsep nilai uang yang didapatkan dari proyek tersebut nilai masa depan, future value pada nilai uang bersih saat ini net present value NPVdengan menggunkan Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 tingkat faktor terdiskon tertentu. Nilai NPV pada tingkat persentase faktor terdiskon tertentu memberikan nilai 0 dinamakan tingkat pengembalian internal IRR, internal rate of value proyek, presentase IRR yang lebih besar dari rata-rata tertimbang biaya modal. Maka untuk melihat kelayakan finansial di KUD-P3RSU menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi, Net Present Value NPV, Net Benefit–Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR. Tabel berikut menunjukkan nilai NPV, BC Ratio dan IRR pada usahatani kelapa sawit anggota KUD-P3RSU secara finansial : Tabel. 11 Nilai Rata-rata NPV, Net BC Ratio dan IRR Secara Finansial No Uraian Total Rataan 1 NPV 634,236,100.2 253.694.440.1 2 Net BC 9.16 0,36 3 IRR 8.3092975 0,3323719 Sumber : Analisis Data Primer di olah dari lampiran 12, 13, dan 14 Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kondisi tanaman kelapa sawit anggota KUD Perintis Aek Nabara sudah tua melampaui umur ekonomis, sehingga perlu dilakukan peremajaan, rata-rata umur tanaman 30 tahun dan telah melampaui umur ekonomis 25 tahun. 2. Meskipun demikian, karena harga CPO sangat tinggi dewasa ini dipasaran dunia kondisi ekonomi petani sawit cukup baik dengan tingkat pendapatan bersih Rp. 41,679,388 per tahun. Walaupun juga diikuti kenaikan harga sarana produksi. 3. Peran KUD Perintis berfungsi dalam penyediaan atau penyaluran sarana- sarana produksi dan pemasaran hasil-hasil produksi TBS. Namun peranan KUD akhir-akhir ini mengalami pennurunan dengan semakin tuanya tanaman dan terbatasnya kemampuan pendanaan KUD untuk membantu biaya peremajaan tanaman yang sudah tua. 4. Masalah utama yang di hadapi petani adalah terlambatnya dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit sehingga produktivitasnya dewasa ini sangat rendah. Usaha pemupukan bahkan dapat menurunkan pendapatan karena respon tanaman terhadap pemupukan rendah. Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009 5. Upaya strategis yang dapat dilakukan dalam memperbaiki ekonomi petani sawit adalah bantuan peremajaan oleh pemerintah dengan proyek revitalisasi perkebunan. Sehingga dalam jangka panjang ekonomi petani dapat ditingkatkan. 6. Dalam rangka mengetahui prospek pengembangan kelapa sawit rakyat telah dilakukan analisis kelayakan peremajaan tanaman tua. Hasil analisis sangat layak seperti terlihat dari indikator IRR berkisar 21 hingga 22 melampaui asumsi bunga komersial 12. Demikian pula nilai NPV yang bernilai positif tinggi yaitu berkisar antara Rp 305 juta hingga Rp 504 juta dengan masa pengembalian modal 12 hingga 13 tahun. Saran 1. Disarankan agar petani mendapatkan bantuan peremajaan dari pemerintah melalui skema pembangunan perkebunan rakyat, juga bantuan dan pembinaan KUD khususnya masalah pengelolaan usahatani perlu ditingkatkan. 2. Anggota KUD disarankan agar lebih aktif dan berpartisipasi dalam semua kegiatan yang dijalankan oleh KUD karena anggota KUD sudah tidak memperhatikan pengembangan KUD-P3RSU . 3. Anggota KUD disarankan melakukan efesiensi terhadap pendapatan yang digunakan untuk peremajaan kembali tanaman tua. Apabila pelaksanaan penyusutan dikoordinir oleh KUD maka akan lebih efektif. Ratna Permatasari Zen : Prospek Pengembangan Kelapa Sawit Perkebunan rakyat Studi Kasus :KUD-P3RSU, Desa Aek Nabara, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan batu, 2008. USU Repository © 2009

4. Dalam rangka peremajaan perlu

Dokumen yang terkait

Analisis Konversi Lahan Karet Menjadi Lahan Kelapa Sawit (Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu)

44 254 66

Persepsi Petani Pekebun Karet Rakyat Terhadap Kinerja Penyuluh Perkebunan (Kasus: Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu)

6 90 80

Analisis Curahan Tenaga Kerja Pada Tanaman Kelapa Sawit Rakyat Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM)(Studi Kasus : Desa Tanjung Medan, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara)

1 45 149

Analisis Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat dan PTPN III di Kabupaten Labuhan Batuita (Studi Kasus: Kec. Bilah Hulu dan Kebun Aek Nabara Selatan)

0 38 81

Sistem Pemasaran TBS Produksi Kebun Rakyat Di Labuhan Batu (Studi kasus Desa Tanjung Medan, Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara)

0 44 85

Gambaran Kecukupan Energi Dan Protein Pada Keluarga Pra Sejahtera Dan Sejahtera I Di Desa Perbaungan Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2006

0 28 90

Gambaran Infeksi Kecacingan Pada Pekerja Perkebunan Kelapa Sawit Di PT. Asam Jawa Di Afdeling II Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2004

0 36 61

Analisis Komparasi Usahatani Antar Komoditas Kelapa Sawit, Kakao, Dan Karet (Studi Kasus : Desa Gunung Selamet, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu)

2 39 89

Peramalan Tingkat Produksi Kelapa Sawit Rakyat Pada Tahun 2009-2010 Di Kabupaten Labuhan Batu

0 66 65

Pemanfaatan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Keluarga terhadap Pendidikan Anak (Studi Komparatif antara Keluarga Petani Kelapa Sawit Kelas Bawah dan Menengah ke Atas di Desa Sialang Pamoran, Kabupaten Labuhan Batu Terhadap Pendidikan Anak)

1 26 95