Value
1 Softening Oil
o
C 111-117
2 Fixed Carbon
- 60 3
As Content + 0,30
4 Toluen Insoluble
- 36 5
Quiline Insoluble 8-15
6 Spesific Grafity
gcc - 1,30
7 Distillation test
F.D 0-369
o
C + 6
8 Chemical Analysis
Sodium Ppm
+ 180 Calcium
Ppm + 80
Silikon Ppm
+ 400 Iron
Ppm + 400
c. Butt Puntung anoda
Butt adalah sisa anoda setelah digunakan dalam proses reduksi peleburan aluminium ditungku reduksi. Setelah mengalami proses pengayakan butt terbagi atas dua ukuran
fisiknya, yaitu: a. Butt dengan ukuran 18-3 mm didalam B-207
b. Butt dengan ukuran 3mm didalam B-208
d.Green skrap
Green skrap adalah hasil daur ulang dari produk-produk yang tidak memenuhi standart mutu anoda yang digunakan untuk proses elektrolisa.
Green skrap ada dua jenis yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Pasta yang belum layak dicetak karena tidak memenuhi spesifikasi. b.GB yang rejected misalnya porosity, retak,tinggi yang tidak sesuai,sompel,dan
pecah.
Selain menggunakan bahan baku diatas pembuatan anoda juga menggunakan minyak. Minyak yang digunakan antara lain:
a. Minyak Marlotherm
Minyak Marlotherm adalah minyak yang digunakan untuk memanaskan CTP. Minyak marlotherm juga digunakan sebagai media pemanas preheater,dan kneader.
b.Minyak Heavy Oil Minyak ini digunakan untuk memanaskan minyak Marlotherm. Selain itu juga
digunakan untuk bahan bakar pada saat proses pemanggangan GBGreen Block
2.6.2 Baking Plant
Baking plant adalah tempat untuk memanggang green block anoda mentah yang berasal dari green plant. Tujuan pemanggangan untuk mengkalsinasi pitch yang ada didalam
green block GB yang kemudian pitch tersebut akan membentuk ikatan dengan kokas dan butt. Bahan baku utama anoda panggang BB adalah blok anoda mentah yang
dihasilkan oleh green plant.
Pabrik pemanggangan terdiri dari 2 gedung yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A terdiri dari 2 bagian yaitu gedung A
1
dan gedung A
2
. Demikian juga gedung B
Universitas Sumatera Utara
terdiri dari 2 bagian yaitu gedung B
1
dan B
2
. Jumlah seluruh tungku pemanggangan dibaking plant adalah 106 tungku. Gedung pemangganganBaking Plant mempunyai 7
rantai bakar : 1.
Gedung A
1
terdiri dari 2 rantai bakar 2.
Gedung A
2
terdiri dari 2 rantai bakar 3.
Gedung B
1
terdiri dari 2 rantai bakar 4.
Gedung B
2
terdiri dari 1 rantai bakar
Dimana 1 rantai bakar tediri dari 15 Furnace tungku dan khusus di B2, 1 rantai bakar untuk 16 furnace. Sistem pengaturan operasi firing adalah sebagai berikut :
1. 4 tungku tertutup : mengalami preheating
2. 3-4 tungku tertutup: mengalami firing
3. 2-3 tungku tertutup: mengalami cooling
4. 4 tungku terbuka : mengalami pengeluaran BB dan pemasukan GB serta
perawatan tungku.
Proses pemanggangan anoda meliput i tiga tahap penting : 1.
Preheating pemanasan awal Preheating merupakan pemanasan awal dengan temperatur yang dimulai pada
temperatur 150-250 ºC hingga temperatur 800-900ºC. Setelah mencapai temperatur tersebut, proses berlanjut ke tahap berikutnya.
2. Firing pembakaran and Soaking
Tahap firing dimulai pada temperature 800-900 ºC hingga mencapai temperatur 1225 – 1250 ºC . Tahap soaking yaitu menjaga temperatur 1225 - 1250 ºC.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Standar mutu Karakteristik anoda
Item Satuan
Standar
Apprent Density Tahanan Jenis
Tahan Energi Listrik Kekuatan Bengkok
Kekuatan Tekan Reaktivitas Residu CO2
Reaktivitas Residu O2 Density In Xylene
gcc µ
Ωm J m
Kg cm2 Kg cm2
gcc 1,575 minimum
58 maksimum 250 minimum
110 minimum 370 minimum
90 minimum 88 minimum
2,02 minimum
3. Cooling pendinginan
Pada tahap ini BB baked block yang telah dipanggang mengalami pendinginan dari temperatur 1225–1250 ºC sampai temperatur 300-400 ºC.
Pada proses firing, tungku pemanggangan mendapatkan panas 1225 - 1250 ºC dengan bantuan alat pembakaran Bosch Pump. Didalam Bosch Pump terdapat minyak
berat Heavy oil yang akan membantu proses pemanggangan GB. Jumlah produksi
anoda BB yang dihasilkan dapat dihitung dengan formula sederhana. BB production = HFp x n x Y x €
Dimana : H adalah waktu jam dalam satu hari Fp adalah fire progression laju pembakaran dalam jam
n adalah jumlah anoda dalam 1 tungku
Universitas Sumatera Utara
Y adalah rantai bakar yang beroperasi
€ adalah efisiensi operasi pemanggangan 0,995
Fire Progression 36 jam BB production = 2436 x 75 x 30 x 2 x 0,995 = 2985 anoda panggang
2.6.3 Rodding Plant
Rodding plant adalah pabrik penangkaian anoda, dimana anoda baked block BB dirakit dengan dengan menggunakan cast iron hingga menjadi Anoda Assembly. Ditungku
reduksi, anoda merupakan elektroda positif dalam proses elektrolisa sedangkan rod berfungsi sebagai penghantar listrik dari busbar ke anoda.
Pabrik penangkaian terletak pada tahap akhir produksi anoda untuk digunakan di tungku reduksi. Proses produksi di rodding Plant terdiri dari beberapa operasi yaitu :
1 . Casting
Casting adalah proses penuangan besi tuang atau cast iron untuk menyambung
rod dengan Baked Block BB.
2 . Induction Furnace
Induction Furnace merupakan dapur untuk memproduksi cast iron. Cast iron merupakan paduan besi dan karbon. Dimana persentase dari karbon tersebut
mencapai 3-4 .
Universitas Sumatera Utara
3 . Aluminium Spray
Anoda Assembly akan dilapisi aluminium spray. Pelapisan ini bertujuan agar tidak terjadi kontak dengan udara yang mengakibatkan terjadinya oksidasi. Jumlah
aluminium yang digunakan ± 12 kganoda assembly.
4 . Anode Transport Car ATC
Anode Transport Car ATC adalah kendaraan khusus yang digunakan untuk mengirimkan anoda assembly ke gedung reduksi dan mengambil butt assembly
dari gedung reduksi.
5 . Crust dan Butt System
Crust dan butt system adalah proses daur ulang crust dan butt yang diterima dari gedung reduksi. Pemecahan Crust berfungsi untuk memecah crust menjadi ukuran
50mm dan 30mm sedangkan pemecahan Butt berfungsi untuk memecah butt menjadi ukuran 150 mm dan 8 mm.
6 . Press System
Universitas Sumatera Utara
Press Sysem berfungsi untuk membersihkan crust yang masih lengket di butt dengan bantuan tembakan shot particle selama tiga kali putaran.
Kategori Rod Reject terdiri dari : a.
Deformasi, kerusakan pada dimensi tangkai b.
Sticking, kerusakan akibat lengketnya thimble terlalu kuat c.
Erosi melt away, kerusakan akibat pengikisan d.
Crack, kerusakan yang diakibatkan oleh retaknya daerah yoke dan stub. e.
Spark, pengikisan pada tangkai f.
Bengkok, bila bagian tangkai tidak simetris. g.
Mig Welding, kerusakan akibat retaknya las-lasan antara BA clad dan Rod h.
BA Clad, putusnya sambungan material aluminium dengan besi i.
Elongation, kerusakan pada stub yang disebabkan oleh faktor
usia PT.INALUM,2003.
2.7 Pengendalian Kualitas Anoda
Pengujian kualitas dipabrik karbon meliputi pemeriksaan bahan baku kokas, pitch, dan bola keramik dan blok anoda. Standar operasi untuk pengukuran pengujian mutu blok
anoda menyangkut proses penentuan apparent density blok anoda mentah untuk mengetahui sifat fisik maupun kimia. Adapun ruang lingkup pengukuranpengujian mutu
blok anoda mentah dan blok anoda panggang meliputi :
Universitas Sumatera Utara
1. Apprent Density
Kerapatan diukur dari sampel kokas dengan ukuran 0,84 – 1,41 mm. Kerapatan dihitung dengan membandingkan massa sampel dan volume kokas setelah digetarkan.
2. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik mempengaruhi unjuk kerja anoda dalam proses elektrolisa alumina. Semakin kecil hambatan listrik yang dimiliki oleh anoda, kehilangan arus listrik akan
semakin kecil.
3. Daya Hambat listrik
Daya hambat listrik mempengaruhi unjuk kerja anoda dalam proses elektrolisa alumina. Semakin kecil hambatan listrik yang dimiliki blok anoda, kehilangan arus listrik semakin
kecil. Pengukuran kekuatan lentur anoda dilakukan dengan mengukur berat beban yang dapat ditahan oleh anoda hingga anoda tersebut patah. Kekuatan tekan diukur dengan
menggunakan gaya anoda hingga anoda pecah. Nilai kekuatan tekan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
Cs = PA dimana : Cs = kekuatan tekan
P = berat beban, A = Luas penampang cm2
4. Reaktivitas terhadap O
2
Universitas Sumatera Utara
Reaktivitas terhadap O
2
adalah parameter yang menyatakan seberapa banyak anoda karbon yang hilang karena bereaksi dengan gas O
2
. Dengan adanya reaksi ini maka konsumsi anoda karbon akan meningkat sehingga menurunkan efisiensi proses
elektrolisa.
Reaktivity Residu RR O
2
adalah parameter yang menyatakan seberapa banyak anoda karbon yang tinggal karena bereaksi dengan gas O
2
. Reaktivity Residu RR O
2
harus diatas 88 karena apabila dibawah 88 akan mengakibatkan banyak anoda menghasilkan debu karbon sehingga proses peleburan akan terganggu. Hume, 1999
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat