Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan

PERAN PUBLIC RELATIONS PT INDO-BHARAT
RAYON DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

TARI ANGGRAINI SAPUTRI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Public Relations
PT Indo-Bharat Rayon dalam Membangun Citra Perusahaan adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Tari Anggraini Saputri
NIM I34100089

ii

ABSTRAK
TARI ANGGRAINI SAPUTRI. Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon
dalam Membangun Citra Perusahaan. Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA.
Peran public relations dalam membangun citra perusahaan tekstil
merupakan suatu hal penting, karena citra negatif dapat berdampak pada kerugian
jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi peran public relations, citra perusahaan, dan hubungan antara
peran public relations dan citra perusahaan tersebut. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survai. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
public relations berperan baik sebagai komunikator, pembina hubungan baik,

backup management, dan image maker. Citra perusahaan yang terbangun adalah
citra yang positif serta keempat peran public relations memiliki hubungan nyata
positif dengan citra perusahaan.
Kata kunci: tekstil, public relations, peran public relations, citra perusahaan.
ABSTRACT
TARI ANGGRAINI SAPUTRI. The role of Public Relations of PT Indo Bharat
Rayon in Corporate Image Building. Under the guidance of ANNA FATCHIYA.
The role of public relations in building the image of the textile company is
an important thing, because the image can make negatively impact of short-term
and long-term company. The purposes of this study where to identify the role of
public relations, corporate image, and the relationship between the role of public
relations and image of the company. The method used in this study was a survey
method. The results of the study explained that the role of public relations as a
good communicator, a good relationship builder, backup management, and image
maker. Corporate image is a positive image of the role of public relations as well
as four have a real relationship with a positive corporate image.
Keywords: textile, public relations, the role of public relations, corporate image.

PERAN PUBLIC RELATIONS PT INDO-BHARAT
RAYON DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN


TARI ANGGRAINI SAPUTRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iv

Judul Skripsi
Nama

NIM

: Peran Public Relations PT Indo-Bharat Rayon dalam
Membangun Citra Perusahaan
: Tari Anggraini Saputri
: I34100089

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ________________

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang masih
memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat bagi penulis
sehingga skripsi dengan judul “Peran Public Relations PT Indo Bharat Rayon
dalam Membangun Citra Perusahaan“ dapat diselesaikan tanpa hambatan dan
masalah yang berarti.
Penulis menyadari bahwa studi pustaka ini dapat terselesaikan dengan baik
karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dr Ir Anna Fatchiya MSi, dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang
sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dadang Hasan Basri dan seluruh staff PT Indo Bharat Rayon, atas
kebaikan, dukungan, dan bantuan selama pengambilan data penelitian ini.
3. Ayahanda Ir H Bambang Ponco, Ibunda Hj Maharani, SP MM, serta Adik
tercinta Muhammad Rezki Saputra, yang menjadi sumber motivasi penulis
dalam segala hal.
4. Teman-teman seperjuangan Rizka Amelia, Ditha Fitrialdi Putri, Venny
Alawiyah, Sakinah Siregar, Ratu Anna Rufaida, Sarah Isaura, Rahayu Aisyah
Prayitno, Aldi Alfian, Tri Handoko, Ahmad Fauzi atas semangat dan
kebersamaan layaknya keluarga.

5. Teman-teman seperjuangan SKPM 47 atas semangat dan kebersamaan
selama ini, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga
terselesaikannya studi pustaka ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca dalam memahami lebih jauh tentang peran Public Relations .
Bogor, Juni 2014

Tari Anggraini Saputri

vi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
Public Relations
5
Peran Public Relations
5
Citra Perusahaan
8
Kerangka Pemikiran
9
Hipotesis Penelitian
10

Definisi Operasional
11
PENDEKATAN LAPANGAN
14
Metode Penelitian
15
Lokasi dan Waktu Penelitian
15
Teknik Pengumpulan Data
15
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
16
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
17
Gambaran Umum PT Indo Bharat Rayon Purwakarta
17
Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon
18
Gambaran Umum Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten
Purwakarta

20
Kondisi Goegrafis dan Kependudukan
20
Mata Pencaharian Penduduk
21
Fasiltas Umum Desa Cilangkap
21
PERAN PUBLIC RELATIONS PT INDO BHARAT RAYON
23
Peran Public Relations sebagai Komunikator
23
Peran Public Relations sebagai Relationship
25
Peran Public Relations sebagai Backup Management
26
Peran Public Relations sebagai Image Maker
28
CITRA PERUSAHAAN DI MASYARAKAT DAN FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAA 31
Citra Perusahaan PT Indo Bharat Rayon

31
Hubungan Peran Public Relations dengan Citra Perusahaan
33
Hubungan Peran Public Relation sebagai komunikator dengan Citra
Perusahaan
33

Hubungan Peran Public Relations sebagai Pembina Hubungan Baik
(Relationship) dengan Citra Perusahaan
34
Hubungan Peran Public Relations sebagai Backup Management dengan Citra
Perusahaan
35
Hubungan Peran Public Relations sebagai Image Maker dengan Citra
Perusahaan
35
SIMPULAN DAN SARAN
37
Simpulan
37

Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN
41
RIWAYAT HIDUP
45

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12

Jumlah penduduk Desa Cilangkap Babakan Cikao Purwakarta
berdasarkan pekerjaannya
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
komunikator
Penilain Responden terhadap peran Public Relation sebagai
komunikator berdasarkan indikatornya
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
Pembina Hubungan Baik (Relationship)
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
Pembina Hubungan Baik (Relationship berdasarkan
Indikatornya.
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
Backup Management
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
Backup Managemet berdasarkan Indikatornya.
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
Image Maker
Penilaian Responden terhadap peran Public Relation sebagai
sebagai Image Maker berdasarkan Indikatornya.
Persentase Penilaian Responden terhadap Citra PT Indo
Bharat Rayon
Penilaian Responden terhadap Citra PT Indo Bharat Rayon
berdasarkan Indikatornya
Hubungan Peran Public Relation dengan Citra perusahaan

19
21
22
23

24
24
25
26
27
29
30
31

DAFTAR GAMBAR
1
2

Kerangka Pemikiran
Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon

9
16

x

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Daftar Responden
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

41
43

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam
meningkatkan pemasukan sebuah negara, khususnya negara sedang berkembang
seperti Indonesia. Salah satu sektor industri Indonesia yang menjanjikan adalah
tekstil. Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan
sandang manusia. Oleh karena itu, industri ini memiliki potensi untuk
dikembangkan. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) 2010 industri tekstil
nasional mampu memberikan kontribusi sebesar 2.1 persen terhadap Produk
Domestik Bruto pada tahun 2009, sehingga sumbangan devisa yang dihasilkan
pada tahun 2009 mencapai USD 9 milyar. Namun industri tekstil ternyata tidak
hanya menghasilkan dampak positif secara ekonomi, tetapi juga menghasilkan
dampak negatif, khususnya dampak bagi lingkungan dan keberlangsungan
ekonomi lokal dalam jangka panjang. Menurut penelitian Rosyida (2011) letak
geografis pabrik dari perusahaan tekstil yang sebagian besar terdapat di daerah
pedesaan dimana sebagian masyarakatnya memiliki perkerjaan di sektor pertanian
menjadi permasalahan yang cukup rumit, karena dalam kegiatannya pabrik dari
perusahaan tekstil menggunaan zat-zat kimia seperti alkali, kanji, asam, oksidator,
reduktor, elektrolit, surfaktan, zat warna dan panas yang tinggi, hal tersebut
menyebabkan limbah cair tekstil mempunyai pH tinggi, total suspended solid
(TSS), biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD)
tinggi, berwarna, berminyak, panas dan berbau.
Hal ini juga terjadi pada PT Indo-Bharat Rayon yang tergabung dalam
Aditya Birla group salah satu perusahaan tekstil di Kabupaten Purwakarta.
Keberadaan pabrik dari perusahaan ini yang dekat dengan pemukiman warga dan
area kalimati Sungai Citarum Kampung Sawah Desa Cilangkap Babakan Cikao
Purwakarta sangat berpotensi memberi dampak positif dan dampak negatif
diantarnya pencemaran lingkungan akibat limbah Fly Ash dan Bottom Ash dari
perusahaan tersebut. Masyarakat sekitar pabrik bisa menjadi pihak yang paling
dirugikan dari aktifitas pabrik. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
aktifitas pabrik dapat membuat citra perusahaan negatif. Citra negatif ini dapat
berdampak pada kerugian jangka pendek maupun kerugian jangka panjang
perusahaan. Sebagai sebuah organisasi bisnis, perusahaan tentunya tidak mau
dirugikan dengan adanya citra negatif. Sehingga diperlukan upaya yang harus
dilakukan oleh perusahaan agar menghasilkan citra yang baik, khususnya di
tengah masyarakat sekitar area pabrik.
Mengingat pentingnya citra positif perusahaan dalam keberlanjutan usaha,
maka perusahaan membutuhkan dukungan peran public relations untuk
melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat sekitar area pabrik. Public
relations senantiasa muncul untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan,
tidak harus bernama public relations tetapi selama suatu divisi dari perusahaan
mengimplementasikan peran dari public relations, maka dapat dikatakan
perusahaan tersebut memiliki public relations dalam merealisasikan tujuan
perusahaan.

2
Public relations memiliki peran sebagai komunikator, pembina hubungan
baik (relationship), backup management, dan image maker. Melalui peran
tersebut public relations bekerja pada perusahaan, berusaha untuk
mengkomunikasikan kepada masyarakat sekitar mengenai tujuan perusahaan dan
hal-hal positif lain mengenai perusahaan sehingga tercipta kepercayaan yang
absolut di mata masyarakat. Bernadius dan Irawan (2004) menyatakan bahwa
public relations kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk
bersaing dalam era globalisasi terutama dalam menciptakan serta memelihara
image positif untuk mendongkrak citra perusahaan.
Semakin besar dan
berkembangnya perusahaan maka persaingan perusahaan semakin ketat.
Keberhasilan public relations tidak terlepas dari peran publiknya. Publik akan
memberikan pendapatnya mengenai keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan
dalam proses pembentukan maupun pertahanan citra (image building).
Menyadari pentingnya peranan public relations dalam menciptakan
maupun mengembangkan citra yang positif sebagai salah satu tujuan perusahaan,
pada era persaingan yang cukup ketat di bidang industri, maka PT Indo-Bharat
Rayon berusaha memaksimalkan keempat peran public relations sebagai
komunikator dalam mengkomunikasikan tujuan perusahaan, kepedulian
perusahaan terhadap masyarakat dan hal-hal yang positif mengenai perusahaaan
kepada masyarakat sekitar pabrik, membina hubungan baik yang harmonis dengan
pihak eksternal, seperti melakukan aktivitas-aktivitas yang meminimalkan
dampak negatif serta memaksimalkan dampak postif perusahaan terhadap
masyarakat. Back up management melalui kerjasama dengan pihak internal
perusahaan, terakhir sebagai image maker melalui pendekatan yang dilakukan
oleh public relations dengan publiknya yang diharapkan dapat memperoleh citra
postif perusahaan.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui
bahwa keempat peran public relations sebagai komunikator, pembina hubungan
baik (relationship), backup management dan image maker dapat mempengaruhi
terbentuknya citra perusahaan. Pada penelitian ini akan mengkaji peran apa saja
yang mempengaruhi terbentunya citra perusahaan PT Indo-Bharat Rayon.
Kemudian secara spesifik penelitian ini akan memusatkan perhatian pada
permasalahan yang disebutkan dibawah ini:
1. Bagaimana peran public relations dalam membangun citra perusahaan PT
Indo-Bharat Rayon di masyarakat sekitar perusahaan ?
2. Bagaimana citra PT Indo-Bharat Rayon di masyarakat sekitar perusahaan?
3. Bagaimana hubungan peran public relations sebagai komunikator,
relationship, backup management, dan image maker terhadap
pembentukan citra PT Indo-Bharat Rayon ?

3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis peran public relations dalam membangun citra perusahaan
PT Indo-Bharat Rayon di masyarakat sekitar perusahaan.
2. Menganalisis citra PT Indo-Bharat Rayon yang terbentuk di masyarakat
sekitar perusahaan.
3. Menganalisis hubungan peran public relations sebagai komunikator,
relationship, backup management, dan image maker terhadap
pembentukan citra PT Indo-Bharat Rayon.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai
pihak, anatra lain:
1. Instansi terkait
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan dan
perbaikan bagi PT Indo-Bharat Rayon dalam meningkatkan peranan public
relations-nya dalam membangun citra perusahaan.
2. Para peneliti
Bagi para peneliti, penelitian ini dijadikan sebagai salah satu bahan
referensi bagi penelitian beriktunya dengan topik sejenis. Peneliti
selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
ada dalam penelitian ini.

4

5

TINJAUAN PUSTAKA
Public Relations
Hubungan masyarakat atau public relations (PR) adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
serta memelihara sikap saling pengertian antara sebuah perusahaan dengan
masyarakat. Humas adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik
secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan
bersama.
Definisi public relations sesuai dengan International Public Relations
Association (IPRA) merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang
direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi, lembaga
umum dan pribadi untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati,
dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitannya,
dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin
menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna tercapai kerja sama
yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih
efisien, dengan kegiatan penerangan yang berencana dan tersebar luas.
Public relations merupakan bagian dari proses komunikasi. Kemajuan yang
dicapai dalam bidang public relations akhirnya mempengaruhi perkembangan
media komunikasi. Lestari (2007) mengungkapkan public relations juga
merupakan rangkaian kegiatan baik ke dalam maupun keluar perusahaan dan
bertujuan untuk mencapai keuntungan dalam bentuk apapun bagi semua pihak,
serta menjaga keuntungan tersebut terus berkelanjutan. Perkembangan
profesionalisme public relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan
public relations baik secara praktisi maupun professional dalam suatu perusahaan
merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi public relations.

Peran Public Relations
Public relations dalam suatu manajemen perusahaan tempat ia bekerja
mempunyai beberapa peran yang harus dijalankan. Public relations merupakan
suatu kesatuan yang sama dengan perusahaan tersebut. Beberapa peran utama
yang harus dijalankan oleh public relations adalah sebagai berikut:
1. Komunikator
Sebagai juru bicara perusahaan, public relations berkomunikasi
secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua
teknik komunikasi antar personal dipergunakan, komunikasi lisan,
komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuasiver. Dilihat dari
peran public relations sebagai komunikator terdapat beberapa indikator
keberhasilan seorang public relations dalam menjalankan tugasnya.
Natasya (2011) indikator peran public relations sebagai komunikator

6
diantaranya adalah kemampuan seorang public relations dalam
memberikan ketepatan informasi terkait identitas perusahaan, dan isu yang
berkembang sehingga khalayak menjadi percaya dan memberi pengertian
terhadap persahaan, selain itu dengan memberikan informasi dengan jelas
maka akan mengurangi kemungkinan adanya salah paham antara pihak
perusahaan dan khalayak. Selanjutnya adalah penyampaian informasi yang
disampaikan oleh seorang public relations, informasi yang disampaikan
selayaknya adalah informasi yang tepat dan benar serta mudah dimengerti
oleh khalayak. Bahasa yang digunakan oleh seorang public relations pun
harus disesuaikan dengan khalayak, seorang public relations sepatutnya
mampu menggunakan bahasa-bahasa yang sopan namun mudah
dimengerti oleh khalayak, Sikap dalam penyampaian informasi juga
merupakan indikator yang sangat penting, seorang public relations
sepatutnya bersikap sopan dan bersimpati kepada seluruh kondisi dari
khalayak yang dia hadapi.
2. Relationship
Kemampuan public relations dalam membangun hubungan postif
antara perusahaan dan publik eksternal. Relationship yang tidak harmonis
beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang akan berdampak pada
kelangsungan bisnis perusahaan. Irianta (2004) memandang corporate
relation dapat dibina melalui dua pendekatan community relations.
Pertama, public relations memposisikan perusahaan sebagai pemberi
donasi, maka program corporate relation yang diterapkan dapat berupa
aksi simpatik dalam rangka membangun hubungan yang baik antar kedua
belah pihak dan komunikasi yang lancar dalam proses public relations.
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari respons masyarakat terhadap
public relations. Pendekatan kedua adalah public relations memposisikan
komunitas sebagai mitra dari perusahaan, dalam pendekatan ini komunitas
bukan hanya sekedar kumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah
operasi suatu perusahaan, namun corporate relation dianggap sebagai
program tersendiri yang merupakan wujud tanggungjawab sosial
perusahaan. Adapun bentuk dari pendekatan ini adalah terwujudnya aksiaksi pemberdayaan komunitas melalui program corporate sosial
responsibility (CSR) yang diselenggarakan oleh pihak perusahaan.
Indikator keberhasilan dari pendekatan kedua dapat dilihat dari intensitas
komunikasi yang terjalin antara kedua belah pihak berkaitan dengan
pelaksanaan program, serta respon masyarakat terhadap program yang
dijalankan.
3. Backup Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan
departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional,
teknik, keuangan, dan personalia demi terciptanya tujuan bersama dalam
suatu kerangka tujuan pokok perusahaan. Dengan kata lain, peran dari
public relations tidak hanya sebatas melakukan bidang kerja khusus untuk
membangun corporate relation atau menjalin komunikasi dengan publik
dari perusahaan, melainkan juga dapat melaksanakan dukungan

7
perusahaan atau menunjang kegiatan lain (back up) dengan cara bekerja
dengan divisi lain seperti promosi, dan sebagainya. Dalam hal ini peran
public relations sangat diperlukan untuk membangun kerjasama yang erat
antar departemen dalam perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
Lianti (2011) mengungkapkan dalam menjalankan peran sebagai backup
management ada dua hal penting yang harus diperhatikan seorang public
relations. Pertama adalah korelasi informasi antar divisi dalam perusahaan
yang disampaikan kepada pihak eksternal. Kedua adalah kovesivitas
fungsi management (POAC) dari masing-masing divisi.
4. Image Maker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan
prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public
relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra
perusahaan. Dalam menjalankan peran-nya dalam membangun citra
persahaan ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang public
relations untuk mencapai hasil yang terbaik. Imran (2008) Adapun
tahapannya adalah pertama seorang public relations harus mampu
pengumpulkan fakta permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar
daerah operasional perusahaan. Mulai dari permasalahan lingkungan
seperti polusi, sanitasi lingkungan, pencemaran sumber daya air, sumber
daya manusia yang tidak berketerampilan. Public relations dalam hal ini
diharapkan bisa mengumpulkan data tentang permasalahan tersebut dari
berbagai sumber, misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan
warga, atau keluhan langsung dari masyarakat serta menelusuri laporanlaporan hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi atau LSM
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tahapan kedua adalah
perumusan masalah masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, dimana untuk
menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan
keterampilan secara tepat. Tahapan selanjutnya adalah perencanaan dan
pemprograman pada tahap ini selayaknya seorang public relations mampu
merencanakan sebuah program yang tepat guna untuk dapat memberikan
keuntungan kepada kedua belah pihak. Selanjutnya adalah aksi dan
komunikasi aspek dari aksi dan komunikasi inilah yang mampu memjadi
kunci dari keberhasilan seorang public relations membentuk citra dari
suatu perusahaan, seorang public relations sepatutnya dapat melalukan
aksi dan komunikasi yang tepat dengan kebutuhan publik sehingga mampu
membentuk citra positif dari perusahaan. Dan tahap terakhir adalah
evaluasi, tahap evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program
atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program yang
telah dilaksanakan.
Keempat peran public relation diatas akan sangat berpengaruh terhadap
seluruh kegiatan public relation pada perusahaan tekstil yang bertujuan untuk
meningkatkan citra positif perusahaan. Keefektifan peran public relations tentu
dapat di ukur melalui indikator keberhasilan dari masing-masing peran. Setiap
peran akan memiliki indikator keberhasilan yang berbeda dengan peran lainnya,

8
indikator keberhasilan peran dapat disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan
kegiatan public relation yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Citra Perusahaan
Empat peran public relations sangat berpengaruh terhadap membentukan
citra dari sebuah perusahaan. Citra yang dibentuk disesuaikan dengan kebutuhan
dari perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan public relations. Menurut Frank
Jefkins dalam buku public relations definisi citra dalam konteks humas. Citra
diartikan sebagai kesan, gambaran, atau impresi yang tepat (sesuai dengan
kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil-personil atau jasajasa dari suatu organisasi atau perusaahaan. Citra juga diartikan sebagai kesan,
gambaran yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) atau sosok
keberadaan, berbagai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa dari organisasi
atau perusahaan. Imran (2008) menjelaskan Citra yang ingin di bentuk tentunya
beragam sesuai dengan tipe perusahaan yang melaksanakan Public Relation dalam
Implementasi program CSR-nya. Adapun macam-macam citra adalah:
1. Citra bayangan (mirror image)
Pengertian disini bahwa citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama
para pemimpinnya yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan orang luar selalu
dalam posisi baik. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra
dimasyarakat, ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan
citra di lapangan, bahkan bisa terjadi “citra” negatif yang muncul.
2. Citra kini (current image)
Citra merupakan kesan baik yang diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitan dengan produknya. Citra yang kuat
mutlak diperlukan untuk mendominasi sekaligus membentengi benak pelanggan.
Citra meliputi atribut, kinerja, merek/produk. Gumesson, penggagas Relationship
Marketing, menyatakan bahwa citra terdiri dari tiga variabel pokok: pengalaman,
persepsi dan ekspektasi. Upaya pemasaran harus dapat membangun persepsi positif
sesuai dengan ekspektasi pelanggan, dan menghasilkan umpan balik dari pengalaman
saat memakai produk tersebut.
3. Citra yang diinginkan (wish image)
Citra keinginan ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pihak manajemen terhadap
lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut, lebih dikenal (good
awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif, yang
diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.
4. Citra perusahaan (corporate image)
Jenis citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya,
bagaimana citra perusahaan (corporate image) yang positif lebih dikenal serta
diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima,
keberhasilan dalam bidang marketing, hingga berkaitan dengan tanggungjawab sosial
(social care) lainnya.

9
5. Citra serbaneka (multiple image)
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana
pihak/Public Relations-nya akan menampilkan pengenalan (awareness) terhadap
identitas, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para frontliner, sosok
gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian
diunifikasikan atau diidentikan kedalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang
diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).
6. Citra penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya, bagaimana kinerja atau
penampilan diri (performance image) para profesional dalam perusahaan yang
bersangkutan, misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas
pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu, dan
pelanggan serta publliknya.

Dalam konteks perusahaan tekstil citra yang ingin bentuk tentunya adalah
citra perusahaan (corporate image) yang positif. Dilihat dari banyak permasalahan
yang ditimbulkan dari limbah pabrik perusahaan tekstil. Citra perusahaan
(corporate image) sebagai gagasan/persepsi mental dari khalayak tertentu atas
suatu perusahaan, yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman khalayak
itu sendiri. Citra perusahaan dapat bervariasi dan tidak sesuai dengan yang
sesungguhnya, bergantung pada sejauh mana khalayak itu berhubungan dengan
perusahaan yang bersangkutan. Lebih lanjut memiliki citra perusahaan (corporate
image) juga memiliki beberapa faktor yang berpengaruh. Smith (Roslina,2009)
mengenai faktor yang mempengaruhi citra perusahaan (corporate image)
diantaranya adalah: (a) produk atau jasa, termasuk kualitas produk dan kepedulian
terhadap konsumen (b) tanggung jawab sosial, keanggotaan perusahaan, perilaku
etis, dan masalah kemasyarakatan. (c) lingkungan, termasuk kantor, showroom
dan pabrik. (d) komunikasi termasuk periklanan, hubungan masyarakat,
komunikasi personal, brosur, dan program identitas perusahaan (corporate
identity program).
Diantaranya semua faktor yang mempengaruhi tanggungjawab sosial
perusahaan (social care) yang paling menarik. Dampak faktor tanggungjawab
sosial terhadap pembentukan citra dari perusahaan dapat menjadi pengaruh
terbesar. Tanggungjawab sosial dapat dilaksanakan dalam beberapa dimensi
seperti dimensi sosial, lingkungan, budaya, dan ekonomi. Yenti (2013)
mengungkapkan bahwa dimensi sosial berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap citra PT. Semen Padang. Jika CSR PT. Semen Padang pada kegiatan
sosial ditingkatkan, maka citra PT. Semen Padang akan naik sebesar sekian
satuan.
Kerangka Pemikiran
Proses komunikasi publik melalui kegiatan public relations dalam
membangun citra positif sebuah perusahaan melibatkan beberapa unsur penting
diantaranya adalah keberhasilan public relations dalam menjalankan keempat
peran utamanya. Tujuan akhir dari seluruh kegiatan public relations adalah
menghasilkan suatu citra positif bagi perusahaan. Oleh karena itu peran-peran
tersebut harus memberikan dukungan yang maksimal terhadap keberhasilan

10
pembentukan citra perusahaan. Keempat peran public relations yang sangat
berpengaruh adalah peran public relations sebagai komunikator, pembina
hubungan baik, back up management, dan image maker.
Peran PR sebagai komunikator (X1):
-

Ketepatan informasi yang
diberikan
Gaya penyampaian informasi

Peran PR sebagai pembina hubungan
baik (X2):
-

Intensitas Komunikasi

-

Respon masyarakat

Peran PR sebagai Backup Management
(X3):
Kohesivitas Fungsi Management
(POAC)

-

Citra PT Indo Bharat
Rayon (Y)

Korelasi Informasi

Peran PR sebagai Image Maker (X4):
-

Upaya public relations dalam
membangun citra

Keterangan:
: Berhubungan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran yang tertera pada Gambar 1, maka
hipotesis penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai
komunikator dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo Bharat
Rayon.
2. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai
pembina hubungan baik dengan pembentukan citra postif perusahaan PT
Indo-Bharat Rayon.
3. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai
backup manajement dengan pembentukan citra postif perusahaan PT IndoBharat Rayon.
4. Terdapat hubungan nyata positif antara peran public relations sebagai
image maker dengan pembentukan citra postif perusahaan PT Indo-Bharat
Rayon.

11
Definisi Operasional
Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komunikator
Komunikator merupakan peran public relations sebagai juru bicara
perusahaan yang berkomunikasi secara intensif melalui media dan
kelompok masyarakat. Semua teknik komunikasi antar personal
dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator
maupun persuasiver. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden,
dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:





Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju

: skor 1
: skor 2
: skor 3
: skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = skor maksimum- skor minimum
∑kelas
Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh
peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations
sebagai Komunikator: Skor maksimum adalah 94 dan skor minimum
adalah 67. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 80 dan Tinggi > 81.
2. Pembina Hubungan Baik
Pembina hubungan baik adalah kemampuan public relations
membangun hubungan postif antara perusahaan dan eksternalnya.
Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan
publik yang akan berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan.
Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan menggunakan
skala ordinal dengan pemberian skor berikut:





Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju

: skor 1
: skor 2
: skor 3
: skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = skor maksimum- skor minimum
∑kelas

12

Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh
peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations
sebagai pembina hubungan baik (relationship) : Skor maksimum adalah
38 dan skor minimum adalah 22. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 29
dan Tinggi > 30.
3. Backup management
Backup management adalah kemampuan public relations dalam
melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen
lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran, operasional, teknik,
keuangan, dan personalia demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu
kerangka tujuan pokok perusahaan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan
responden, dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor
berikut:





Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju

: skor 1
: skor 2
: skor 3
: skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = skor maksimum- skor minimum
∑kelas
Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh
peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations
sebagai Backup Management : Skor maksimum adalah 44 dan skor
minimum adalah 29. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 36 dan Tinggi >
37.
4. Image maker
Image Maker adalah kemampuan public relations dalam
menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi,
reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations
dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra
perusahaan. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden, dengan
menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:




Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju

: skor 1
: skor 2
: skor 3

13


Sangat setuju

: skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = skor maksimum- skor minimum
∑kelas
Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh
peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk peran public relations
sebagai Image Maker : Skor maksimum adalah 26 dan skor minimum
adalah 19. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 22 dan Tinggi > 23.
5. Citra perusahaan adalah persepsi responden atas suatu perusahaan, setelah
menjalin hubungan dan mengetahui kempat peran public relations PT
Indo-Bharat yang tergabung dalam Aditya birla group. Citra perusahaan
diukur berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman responden terhadap
perusahaan. Pembentukan citra yang diuji berkaitan dengan kegiatankegiatan public relations PT Indo-Bharat Rayon yang tergabung dalam
Aditya birla group. Pengukuran dilakukan dari tanggapan responden,
dengan menggunakan skala ordinal dengan pemberian skor berikut:





Sangat tidak setuju
Tidak Setuju
Setuju
Sangat setuju

: skor 1
: skor 2
: skor 3
: skor 4

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 4, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = skor maksimum- skor minimum
∑kelas
Skoring dikategorikan menjadi dua, yaitu Rendah dan Tinggi.
Penentuan skor tiap indikator berdasarkan hasil data yang diperoleh
peneliti, sehingga menghasilkan rentang skor untuk Citra Perusahaan PT
Indo-Bharat Rayon : Skor maksimum adalah 56 dan skor minimum adalah
36. Jadi rentang skornya, yaitu Rendah < 45 dan Tinggi > 46.

14

15

PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah survai, penelitian dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk
memperkaya analisis. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui penyebaran
kuisioner kepada warga desa yang memiliki hubungan dekat dengan public
relations PT Indo Bharat Rayon. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui
wawancara terstruktur kepada responden dan informan untuk mengetahui
informasi lebih dalam mengenai peran public relations dalam membangun citra
perusahaan.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT Indo Bharat Rayon
yang tergabung dalam Aditya Birla Group. Lokasi ini dipilih secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan sebuah
perusahan tekstil besar yang tentunya memiliki public relations yang kuat dalam
upaya menciptakan citra positif perusahaan. Lokasi desa yang menjadi sasaran
penelitian adalah Desa Cilangkap, Babakan Cikao, Purwakarta. Desa ini dipilih
dengan pertimbangan jarak desa yang dekat dengan perusahaan sehingga masih
terlibat dalam kegiatan-kegiatan public relations. Pelaksanaan penelitian
dilakukan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai Maret - Juni 2014.

Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui sebaran kuisioner kepada responden sebanyak 40
kuisioner dan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan kepada
para informan yaitu 3 orang divisi People Management yang bertindak sebagai
public relations perusahaan serta 7 orang tokoh masyarakat dan aparat desa. Isi
kuisioner terdiri atas lima bagian yang ditujukan kepada warga desa dengan
menggunakan teknik pendekatan kuantitatif, berupa pertanyaan seputar peran
public relations sebagai komunikator (26 pertanyaan), peran public relations
sebagai pembina hubungan baik atau relationship (11 pertanyaan), peran public
relations sebagai backup management (11 pertanyaan), peran public relations
sebagai image maker (7 pertanyaan), dan citra perusahaan (15 pertanyaan).
Pedoman pertanyaan ditujukan kepada para informan melalui pendekatan
kualitatif yang digunakan untuk melengkapi informasi penelitian sebanyak 27
pertanyaan untuk pihak perusahaan dan 33 pertanyaan untuk pihak desa.
Data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan meliputi profil
perusahaan dari sejarah terbentuk hingga struktur organisasi perusahaan dan divisi
People Management. Juga dokumen dari Desa Cilangkap, Babakan Cikao,

16
Purwakarta seperti profil desa, data monografi desa dan struktur kepengurusan
Desa Cilangkap, Babakan Cikao, Purwakarta. Serta berbagai literatur yang
relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal dan internet.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 70 orang sementara responden
dalam penelitian ini berjumlah 40 orang mereka adalah masyarakat desa yang
berhubungan aktif dengan public relations sampai saat penelitian berlangsung.
(Lampiran 1), Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik acak sederhana, peneliti mengacak daftar populasi sebanyak 70
oarang. Dari responden pertama peneliti penanyakan alamat responden lain yang
tertera dalam daftar nama responden yang telah diacak yang memiliki jarak
terdekat dengan rumah responden sebelumnya.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif. Pengolahan
data dilakukan dengan tiga langkah, yaitu pertama, melakukan pengkodean
kemudian memasukan data ke dalam berkas data. Kedua, membuat tabel frekuensi
atau tabel silang. Ketiga, mengedit yakni mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang
ditemui setelah membaca tabel frekuensi atau tabel silang (Singarimbun dan
Effendi 1995). Data yang diperoleh dianalisis dengan beberapa teknik, antara lain
menggunakan tabel frekuensi, untuk menganalisis data primer, yaitu keempat
peran public relations sebagai komunikator, pembina hubungan baik atau
relationship, backup management, image maker dan citra perusahaan. Selanjutnya
dilakukan Uji korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antar
variabel dengan data ordinal, seperti untuk menentukan hubungan antara kedua
variabel (independen dan dependen) yang ada pada penelitian ini, yaitu menguji
hubungan peran public relations sebagai komunikator (Skala Ordinal) dengan
citra perusahaan (Skala Ordinal). Uji korelasi ini juga digunakan untuk mengukur
peran public relations sebagai pembina hubungan baik atau relationship (Skala
Ordinal) dengan citra perusahaan (Skala Ordinal). Uji korelasi digunakan juga
untuk peran public relations sebagai backup management (Skala Ordinal) dengan
citra perusahaan (Skala Ordinal). Serta uji korelasi ini juga digunakan untuk
mengukur peran public relations sebagai image maker (Skala Ordinal) dengan
citra perusahaan (Skala Ordinal).

17

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum PT Indo Bharat Rayon Purwakarta
PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group
dilatarbelakangi dengan datangnya seorang pengusaha India bernama Agrawal ke
Indonesia dengan maksud untuk menanamkan modal dari Birla group yang
bekerja sama dengan pengusaha Indonesia Herlan Bekti.
PT Indo-Bharat Rayon didirikan sebagai perusahaan PMA dengan
persetujuan Presiden No. B22/PRES/6/I/PMA/1980 tanggal 24 Juni 1980 dan
diaktakan melalui notaris Fredik Alexander Tumbuan di Jakarta dengan akta No.
16 tanggal lima September 1980. Persentase saham perusahaan 80 persen berasal
dari modal ekuitas perusahaan yang disetor oleh pemegang saham asing dan
sisanya sebesar 20 persen disetor oleh perusahaan dalam negeri. Perusahaan
dikelola oleh dewan direksi dibawah pengawasan dewan komisaris yang diangkat
oleh pemegang saham tahunan. Pada awalnya perusahaan dibangun dengan modal
u$$ 500 juta, tanah seluas 24Hektar, dimana satu per tiga bagian digunakan untuk
perumahan staff dan karyawan.
PT. Indo Bharat Rayon adalah pabrik pertama yang memproduksi viscose
rayon staple fibre (VRSF) di Indonesia. Sebelumnya seluruh kebutuhan VRSF
diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dimulainya produksi oleh perusahaan
ini telah menghemat devisa Indonesia. Saat ini, PT Indo Bharat Rayon adalah
produsen serat rayon yang kompetitif secara global, memiliki kualitas ISO 9002
sejak tahun 1995. Perusahaan telah mengekspor sebesar 20 persen dari
produksinya. 60 persen sampai dengan 65 persen produksi rayon fibre (serat
rayon) tersebut diekspor secara langsung yaitu melalui industri-industri hilirnya
dalam bentuk benang, kain dan pakaian jadi. Sehingga total keseluruhan ekspor
serat rayon adalah sebesar 80 sampai 85 persen.
Perusahaan ini mulai memproduksi VRSF, dengan kapasitas produksi awal
sebesar 45 ton perhari. Serat Rayon adalah fibre cellulosa buatan yang
dimanufaktur dari pulp kayu. Bahan tersebut biasa dipakai di perusahaaan industri
termasuk produk kesehatan seperti lap kertas (sanitary napkins). Dalam industri
tekstil, rayon digunakan untuk manufaktur bahan kain (fabric). Dengan
penggunaan 100 persen rayon khususnya versatilitinya, serat rayon telah diterima
diseluruh dunia, oleh karena itu serat rayon telah menjadi salah satu bahan baku
tekstil yang paling penting untuk industri tekstil di Indonesia.
Nama PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group
sendiri mempunyai pengertian sebagai berikut Indo berasal dari kata Indonesia,
Bharat berasal dari kata yang dipakai sebagai sebutan lain untuk India, sementara
Rayon berasal dari kata yang dipakai sebagai sebutan lain bagi serat selulosa.
Dalam suatu organisasi terdapat nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan yang disebut dengan visi. Visi adalah pernyataan tentang
tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang
ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

18
PT Indo Bharat Rayon yang tergabung dalam Aditya Birla Group dalam
mewujudkan tujuan perusahaan memiliki visi. Adapun visi dari perusahaan ini
adalah menjadi penyalur Viscose Rayon Staple Fibre yang paling diminati.
Misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan
misi organisasi, terutama ditingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud
aktivitas bisnis perusahaan. Adapun misi dari PT Indo Bharat Rayon adalah
menciptakan nilai unggul dan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan
dengan fokus pada pertama kualitas orang, produk dan proses-proses. Kedua
mempertahankan semua kepatuhan peraturan dan norma lingkungan. Terakhir
adalah inovasi dalam produk dan jasa.
Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon
Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu
mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar
kelompok. Struktur organisasi PT Indo Bharat Rayon seperti Gambar 2.
President Director
Quality Management Representative

Vice President
Engginering

Vice President (Fin. &
Com.)

Vice President
Marketing

Vice President
Purchasing

Manager Viscose
Manager Marketing
Manager Spinning
Manager Auxillary

Manager
Purchasing
Manager Material

Manager Ancillilary
Manager NDT
Manager Electric

Manager HRD

Manager People
Management

Manager Instrument
Manager Civil
Corporate legal departement

Corporate communications

Sumber : profil perusahaan PT Indo-Bharat Rayon (IBR)

Gambar 2

Struktur Organisasi PT Indo Bharat Rayon

Public relations pada perusahaan ini tergabung dalam divisi People
Management yaitu corporate legal departement dan corporate communication.
Memiliki satu manager pusat yang membawahi dua orang asisten manager pada

19
bagian corporate legal departement dan corporate communication. Manager
pusat bertindak juga sebagai public relations. Meskipun memiliki struktur yang
berstrata, namun lingkungan kerja pada divisi People Management memiliki
hubungan yang erat, karena atasan hingga bawahan berada dalam satu ruangan
tanpa sekat hanya dibedakan posisi pembagian kerja antara bagian corporate legal
department dan corporate communication sehingga akan cenderung memiliki
kesamaan dalam cara bekerja dengan jabatan yang berbeda.
People managemet division adalah sebuah divisi diba
wah naungan Human Resources Development (HRD) pada PT Indo Bharat
Rayon. People Managemet Division berfungsi sebagai pembina hubungan antara
perusahaan dengan masyarakat umum, karyawan dan lembaga pemerintahan.
People Management Division terbagi dalam dua departemen yakni Corporate
Legal dan Corporate Communication. Tugas masing-masing fungsi tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Corporate Legal Departement
Corporate Legal berfungsi memastikan bahwa seluruh dokumen
hukum/perjanjian yang dibuat oleh perseroan telah sesuai dengan norma-norma
hukum, keasusilaan, kepatuhan, dan melindungi perseroan dari kemungkinan halhal yang merugikan.
Fungsi tersebut antara lain sebagai berikut:
- Menelaah perjanjian yang akan mengikat Perseroan dengan pihak lain
- Membuat standar perjanjian, untuk hal yang bersifat rutin
- Menyiapkan skenario rapat (rapat umum pemegang saham, rapat direksi
dan rapat komisaris)
- Memberikan pendapat hukum bagi Perseroan
- Memelihara data Perseroan.
b. Corporate Communication
Corporate Communication berfungsi untuk merumuskan dan mengkoordinir
pelaksanaan program atau kegiatan (event) utama perseroan maunpun kegiatan
publik internal (karyawan dan staff) serta membinan hubungan baik dengan media
(cetak, elektronik, dan online) maupun publik eksternal (masyarakat umum dan
lembaga pemerintahan).
Fungsi tersebut antara lain:
- Merumuskan dan mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan program atau
kegiatan (event) utama Perseroan, antara lain: Rapat umum pemegang
saham, rapat direksi, rapat komisaris.
- Merumuskan dan mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
Community Development/CSR.
- Mengkoordinir penggunaan corporate identity (Logo Perseroan)
- Menyiapakan Corporate souvenir dan plakat
- Melaksanakan Dokumentasi
- Mengkoordinir pembutan kartu ucapan ( Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru).
- Membina hubungan baik dengan media (wartawan) dan Pimpinan Redaksi
- Memantau dan menganalisa berita Perseroan di media
- Memberikan informasi resmi/baku Perseroan kepada media

20
-

Mengkoordinir pengelolaan website dan intranet (sarana komunikasi
internal).
Program dan aktivitas public relations PT Indo Bharat Rayon yang telah
dijalankan antara lain:
Kebersihan:
- Kerjabakti rutin satu bulan sekali
- Program tahunan menanam seribu pohon
- Mengelola limbah padat bersama masyarakat
- Pengecekan kadar limbah cair berkala
- Pemasangan alat penyaring limbah udara
Kesehatan:
Pengobatan rutin setiap hari selasa di kantor desa
Pemberian susu formula kepada para balita
Pemberian susu tinggi kalsium kepada para lansia
Pemberian asuransi keselamatan kerja bagi para karyawan
Pendidikan:
Pemberian beasiswa kepada siswa berpretasi
Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan desa
Penyelenggaraan Les Menjahit
Kesejahteraan:
Pemberian bantuan sembako
Pembayaran listrik dan air
Perbaikan Fasiltas umum desa

Gambaran Umum Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten
Purwakarta
Gambaran Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten
Purwakarta mencangkup letak geografis, kondisi kependudukan, mata
pencaharian penduduk, dan fasilitas umum.
Kondisi Geografis dan Kependudukan
Desa Cilangkap, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta
merupakan desa terdekat secara geografis dengan wilayah perusahaan PT Indo
Bharat Rayon. Suhu rata-rata harian desa ini adalah 24,33 C.
Desa Cilangkap sebelah utara berbatasan dengan Desa Curug,
Kecamatan Klari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cikao Badung
Kecamatan Jatiluhur, sebelah timur berbatasan dengan Desa Cicadas Kecamatan
Babakan Cikao dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tegal Lega Kecamatan
Narogtog. Desa ini berada di ketinggian antara 600-1880 Meter di atas permukaan
laut (dpl). Desa Cilangkap terdiri dari dataran rendah dengan kemiringan 21
sampai 40 dera