Penduduk Tetap Faktor Kependudukan

industri Medan. Perubahan spesifik lahan pertanian ke lahan non-pertanian dan kini disebut atau dikenal dengan konversi lahan atau alih fungsi lahan, semakin lama semakin meningkat. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan dengan berjalannya waktu, lahan pertanian di Sinar Gunung semakin berkurang dengan semakin bertambahnya permintaan terhadap lahan untuk dipergunahan sebagai area perluasan KIM dalam berbagai kebutuhan yang dibutuhkan. Seperti penuturan Bapak Ruben karo-karo 39 tahun merupakan kepala lorong dusun XIV Sinar Gunung : “semakin banyak lahan pertanian milik masyarakat Sinar Gunung yang di jual kepada KIM karena harga lahan yang ditawrkan yang begitu besar dan juga para pihak KIM membutuhkan lahan yang banyak untuk penambahan area KIM, membuat lahan pertanian yang semakin berkurang dan area KIM yang semakin dekat dengan daerah tempat tinggal masyarakat di Sinar Gunung ini. Dan juga masyarakat juga dapat membangun rumah-rumah semakin baik karena menjual lahan pertanian mereka kepada pihak-pihak KIM tersebut” Selain itu pemamfaatan lahan yang digunakan KIM sebagai pabrik juga membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang tak terkecuali masyarakat Sinar Gunung juga sebagian bekerja di KIM. Hal ini juga dapat mengurangi pengangguran bagi masyarakat terutama di Sinar Gunung.

3.3.1 Penduduk Tetap

Masyarakat Sinar Gunung yang pertama kali datang dan menetap tinggal memiliki lahan pertania, mereka berprofesi sebagai petani padi. Sekarang ini juga masyarakatnya masih tetap mempertahankan profesi sebagai petani padi, hal ini dilakukan karena adanya faktor kebiasaan yang mereka lakukan sejak dulunya dan tidak ingin meninggalkan bertani padi. Universitas Sumatera Utara Yang memiliki lahan juga yang merupakan penduduk tetap di Sinar Gunung ini, dari warisan yang diberikan oleh orang tua merekalah maka mempunyai lahan pertanian yang sekarang ini mereka jual kepada pihak KIM. Penjualan lahan dilakukan untuk pemenuhan kebutahan ekonomi masyarakat Sinar Gunung dan juga untuk membeli lahan yang lebih luas dari lahan yang mereka jual kepada pihak KIM. Penduduk tetap dikatakan disini adalah mereka yang dari dulunya tinggal di Sinar Gunung dan memiliki lahan pertanian yang mereka kelolah dari awalnya dulunya adalah hutan yang sekarang ini menjadi lahan pertanian padi, yang kemudian di jual kepada pihak KIM. 3.3.2 Masuknya Pendatang Pernikahanan menjadi faktor datangnya penduduk baru. Masyarakat pendatang yang menikah salah satu masayarakat Sinar Gunung memilih untuk berdomisili di Sinar gunung. Adapun pendatang tersebut berasal dari suku Batak toba, Karo, dan Nias. Adanya pertambahan jumlah pendatang dari berbgai suku yang berbeda-beda tidak menjadi masalah masyarakat untuk tetap berinteraksi. Masyarakat pendatang yang datang ke Sinar Gunung dan pindah membeli lahan pertanian tersebut untuk dipergunakan menjadi rumah, dan dijadikan bangunan-bangunan lain sesuai keinginan sang pemilik lahan. Tetapi hal itu hanya sebagiam kecil saja karena kebanyakan lahan di jual kepada pihak KIM yang harganya mahal. Selain itu juga, masyarakat pendatang membeli lahan pertanian yang digunakan sementara, maksudnya adalah mereka membeli lahan untuk bercocok tanam padi dan akan menjual lahan itu kembali ketika harga lahan pertanian tersebut mahal. Ini dilakukan untuk mendapat untung dari hasil penjualan lahan dan kemudiam memebeli lahan ditempat lain Universitas Sumatera Utara yang lebih luas dari lahan yang dijual kepad KIM. Hal ini sama dengan penduduk tetap yang menjual lahan untuk membeli lahan yang lebih luas dari lahan yang mereka jual kepada KIM. Adanya jumlah pendatang dar berbagai kalangan dan berbagai suku juga memeprrkaya budaya yang ada di Sunar Gunung tersebut, hal ini dikatajan karena perbauran antara sesama masyarakat yang baik dan tidak adanya konflik antar masyarakat membuat Sinar Gunung ini menjadi masyarakat yang saling menghargai perbedaan diantara mereka.

3.5 Pekerjaan