6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Menurut pendapat John W. Santrock dalam bukunya yang berjudul
Psikologi Pendidikan mengatakan, bahwa Motivasi merupakan proses yang memberikan semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan,
atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan
mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
Sedangkan menurut Sumijo 1984:174, motivasi merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah proses psikologis seseorang yang merangsang untuk
menentukan keputusan yang berwujud aktifitas-aktifitas. Pada akhirnya aktifitas-aktifitas itu akan membawa tercapainya suatu tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tipe-Tipe Motivasi a. Motivasi Intrinsik
Menurut Thornburgh Elida Prayitno, 1989:10-11, motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor
pendorong dalam diri internal individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Individu bertingkah laku
tanpa mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu melakukan kegiatannya
didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu.
Grage dan Berline Elida Prayitno, 1989:11, mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktifitasnya lebih baik
dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan
aktifitasnya yang tinggi dalam belajar.
b. Motivasi Ekstrinsik Pintner, Ryan, West, Fleeh, Crow, dan Smith Elida Prayitno, 1989:13
mengemukakan bahwa
motivasi ekstrinsik
adalah motivasi
yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik
bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya yang ada dalam diri individu tersebut.
3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar Menurut Sardiman 2008:84-86, hasil belajar akan menjadi optimal,
kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi individu. Masih menurutnya ada tiga fungsi
motivasi yaitu: a Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c Menyelesaikan perbuatannya, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Disamping itu masih ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi individu akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
B. Prestasi Belajar