Teknik Seni Lukis Landasan Penciptaan
Dari teknik ini tercipta efek-efek goresan serta bertujuan untuk menciptakan tekstur. Tahap berikutnya adalah menggores permukaan kanvas menggunakan
sikat besi dan sisir sehingga tercipta tekstur yang berbeda. Dengan demikian tekstur yang tercipta adalah tekstur nyata dan kasar. Beberapa karya juga
mengutamakan tekstur yang tebal dan kasar tekstur nyata. Tekstur ini dibuat dengan bahan semen putih dan lem fox yang digoreskan menggunakan pisau
pallet. Lelehan merupakan salah satu elemen yang diutamakan dalam lukisan.
teknik ini dilakukan dengan menggoreskan kuas besar dengan kadar air yang lebih banyak teknik lelehan. Beberapa lelehan yang tercipta pada lukisan tercipta
secara tidak disengaja dan beberapa lelehan dibuat dengan sengaja melelehkan cat pada permukaan kanvas. Lelehan yang tidak sengaja tercipta adalah cat yang
meleleh pada saat pewarnaan teknik goresan kuas dengan kadar air yang berlebih. Sedangkan lelehan yang secara sengaja tercipta adalah dengan cara menuang cat
pada kanvas, membuat lelehan dengan goresan-goresan kuas besar, lelehan yang dibuat dengan warna berbeda, lelehan dibuat dengan ukuran yang berbeda, lelehan
dibuat dengan arah yang berbeda dilakukan dengan memutar posisi kanvas. Lelehan juga dibuat dengan alat bantu seperti semprot air.
Teknik mencipratkan cat atau teknik cipratan dilakukan pada tahap akhir penciptaan. Cipratan dibuat menggunakan kuas yang berukuran sedang, cipratan
juga dibuat dengan merobohkan kanvas di lantai kemudian mencipratkan cat ke beberapa bagian dengan mempertimbangkan komposisi. Cipratan dibuat dengan
warna, ukuran, dan arah yang berbeda. Cipratan dengan arah yang berbeda dibuat dengan mencipratkan cat dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Sehingga
dari teknik ini tercipta cipratan yang berbeda arah atau juga saling menyilang, saling bertumpukan, saling membentur. Cipratan dengan ukuran yang berbeda
dibuat dengan menuang cat pada telapak tangan kemudian melempar cat ke permukaan kanvas sehingga tercipta kesan cipratan yang lebih besar.
Sedangkan teknik brush stroke, teknik aquarel, teknik impasto, dan teknik pallete mess, merupakan subteknik yang bertujuan untuk menciptakan unsur-unsur
yang lain seperti goresan kuas, warna atau pewarnaan, tekstur semu, tekstur nyata,
bidang, ruang, dan gelap terang. a. Brush Stroke: Teknik brush stroke merupakan
salah satu teknik seni lukis dan sangat mengutamakan goresan. Dalam penerapannya teknik ini lebih sering digunakan untuk menciptakan efek-efek
goresan kuas yang kuat. Menurut Mikke Susanto 2011: 64 “pengertian brush stroke adalah sifat atau karakter goresan kuas yang memilikki ukuran atau kualitas
tertentu, berhubungan dengan kekuatan emosi, ketajaman warna dan kadang-
kadang goresannya emosional.” b. Aquarel: Dalam dunia seni lukis tentu banyak
teknik yang dapat digunakan untuk menciptakan sebuah karya, salah satunya adalah teknik aquarel. Aquarel adalah medium lukisan yang menggunakan pigmen
dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas. Selain itu dapat berupa medium
kulit, kain, kayu, atau kanvas. Penerapan teknik aquarel dengan bahan dasar cat akrilik dan kuas besar bermacam ukuran mampu menghasilkan warna yang terang
dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus lapisan cat yang transparan.
Teknik ini hampir tidak menggunakan warna putih, sebagai gantinya adalah lapisan cat yang ada di bawahnya atau warna kertas tentunya
dalam hal ini adalah kanvas yang merupakan media dari seni lukis. Jadi teknik ini merupakan teknik dengan pelarut air dan bersifat transparan Mikke Susanto: