Rancang Bangun Alat Pengempa Minyak Tipe Ulir (Oil Press)

(1)

SKRIPSI

OLEH :

VAN DEDO PASARIBU

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

SKRIPSI

OLEH :

VAN DEDO PASARIBU

090308044/KETEKNIKAN PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Ainun Rohanah, STP,M.Si ) Ketua

(Nazif Ichwan, STP, M.Si) Anggota


(3)

Proses pengempaanadalah tahapanpenting dalam produksi minyak kemiri, dimana pada proses ini akan dihasilkan minyak kemiri lewat proses pemanasan dan pengepresan kemiri. Pemanfaatan minyak kemiri saat ini semakin banyak, bukan hanya dalam industri makanan tetapi juga dalam industri kosmetik, cat, dan juga bahan bakar alternatif. Penelitian ini adalah sebuah rancang bangun alat pengempa minyak tipe ulir.Penelitian dilakukan dengan teknik studi literatur, melakukan eksperimen, pengamatan dan pengujian terhadap alat. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat pengempa minyak ini adalah sebesar 3,35 kg/jam.

Kata kunci : alat pasca panen, kemiri, pengempaan, kapasitas efektif.

ABSTRACT

VAN DEDO PASARIBU: Design and construction ofscrew type oil pressequipment, supervised byAINUN ROHANAHandNAZIF ICHWAN.

Compression process is an important step in candlenut oil production, which in this process will be produced candlenut oil through heating and pressingcandlenut. Utilization of candlenut oil today more and more, not only in the food industry but also in the cosmetic, paint, as well as fuels alternative. This studywas aimed to plan and builda screw mechanicaldeviceofcandlenut pressing. The study was conductedwith literature study, experiment, observationand testingof theequipment. The parametersmeasured werethe effective capacity ofthe equipment. The results showed thatthe effective capacity oftheoil presswas3,35kg/hour.


(4)

Van Dedo Pasaribu dilahirkan di Medan, pada tanggal 29 Juli 1990 dari ayah Drs. Hezekiel Pasaribu, MPd dan ibu Siti Rani Sibuea. Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara.

Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Medan dan tahun 2009 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) sebagai Ketua pada masa jabatan tahun 2012/2013, dan anggota di organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).Selain itu, penulis juga pernah menjadi Asisten Laboratorium Mekanisasi Pertanian pada tahun 2011-2013.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Kelapa Sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) Dolok Ilir, Kab. Simalungun, Sumatera Utara dari tanggal 8 Juli hingga 8Agustus 2012.


(5)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengempa Minyak (Oil Press) Tipe Ulir” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ainun Rohanah, STP, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan

kepadaBapak Nazif Ichwan, STP, M.Siselaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dan juga kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan moral dan moril hingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pada masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2014


(6)

Hal.

RIWAYAT HIDUP ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

Pembatasan Masalah ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Kemiri ... 5

Sejarah Dan Penyebaran Tanaman Kemiri ... 5

Botani Tanaman Kemiri ... 5

Manfaat Dan Penggunaan Kemiri ... 7

Pengeringan Buah Kemiri ... 8

Proses Pemecahan / Pengupasan Kemiri ... 9

Mutu Hasil Kupasan Kemiri ... 11

SNI Kemiri ... 11

Minyak Kemiri ... 12

Teknologi Pengempaan Minyak Kemiri ... 13

Komponen Alat Pengempa Minyak ... 13

Motor Listrik ... 13

Reducer Speed ... 14

Sabuk V ... 14

Ulir ... 19

Poros ... 20

Bantalan ... 21

Kecepatan Putaran... 22

Logam yang Digunakan ... 23

Baja Tahan Karat (Stainless Steel) ... 23

Besi ... 24

Mekanisme Pembuatan Alat ... 24

Prinsip Kerja Alat Alat Pengempa Minyak ... 25

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian... 25

Analisis Ekonomi ... 26

Biaya Pemakaian Alat ... 26

Biaya tetap ... 27

Biaya tidak tetap ... 27

Break Ivent Point (BIP) ... 28

Net Present Value (NPV) ... 29

Internal Rate of Return ... 30

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 31


(7)

Parameter yang Diamati ... 35

Kapasitas Efektif Alat ... 35

Analisis Ekonomi ... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Alat Pengempa Minyak Tipe Ulir (Oil Press) ... 38

Proses Pengempaan ... 39

Kapasitas Efektif Alat ... 40

Analisis Ekonomi ... 42

Biaya Pengempaan Kemiri ... 43

Break Even Point (BEP) ... 43

Net Present Value (NPV) ... 43

Internal Rate Of Return (IRR) ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 45

Saran ... 45


(8)

Hal

1. Flow chart pelaksanaan penelitian ... 48

2. Perhitungan rpm alat ... 50

3. Spesifikasi Alat ... 51

4. Analisis ekonomi ... 52

5. Break event point (BEP)... 55

6. Net Present Value (NPV) ... 56

7. Internal Rate of Return (IRR) ... 58

8. Gambar Teknik Alat ... 60

9. Gambar Kemiri... 63


(9)

(10)

Proses pengempaanadalah tahapanpenting dalam produksi minyak kemiri, dimana pada proses ini akan dihasilkan minyak kemiri lewat proses pemanasan dan pengepresan kemiri. Pemanfaatan minyak kemiri saat ini semakin banyak, bukan hanya dalam industri makanan tetapi juga dalam industri kosmetik, cat, dan juga bahan bakar alternatif. Penelitian ini adalah sebuah rancang bangun alat pengempa minyak tipe ulir.Penelitian dilakukan dengan teknik studi literatur, melakukan eksperimen, pengamatan dan pengujian terhadap alat. Parameter yang diamati adalah kapasitas efektif alat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat pengempa minyak ini adalah sebesar 3,35 kg/jam.

Kata kunci : alat pasca panen, kemiri, pengempaan, kapasitas efektif.

ABSTRACT

VAN DEDO PASARIBU: Design and construction ofscrew type oil pressequipment, supervised byAINUN ROHANAHandNAZIF ICHWAN.

Compression process is an important step in candlenut oil production, which in this process will be produced candlenut oil through heating and pressingcandlenut. Utilization of candlenut oil today more and more, not only in the food industry but also in the cosmetic, paint, as well as fuels alternative. This studywas aimed to plan and builda screw mechanicaldeviceofcandlenut pressing. The study was conductedwith literature study, experiment, observationand testingof theequipment. The parametersmeasured werethe effective capacity ofthe equipment. The results showed thatthe effective capacity oftheoil presswas3,35kg/hour.


(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemiri (Aleuritesmolucana) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang potensial untuk dikembangkan.Hal ini seiring dengan pasar kemiri yang semakin terbuka karena meningkatnya kebutuhan konsumsi kemiri, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Juga karena sifat hidupnya yang tidak sulit untuk dirawat dan dapat tumbuh di semua areal termasuk lahan kritis, sehingga kemiri dapat dikembangkan sebagai upaya untuk mengurangi angka kemiskinan penduduk di daerah lahan kritis.

Pada mulanya kemiri tumbuh secara alami, namun kemudian ditanam oleh rakyat terutama di daerah-daerah yang penduduknya sudah tinggal menetap.Di desa-desa telah banyak orang yang menanam kemiri, sebab buahnya dapat digunakan untuk bumbu masak.Namun dengan meningkatnya teknologi industri, minyak dari buah kemiri juga banyak dibutuhkan untuk bahan industri pembuatan cat, sabun dan obat-obatan. Oleh karena itu sangat diperlukan perlakuan khusus penanganan pasca panen pada kemiri untuk mendapatkan kemiri dengan kualitas baik yang dapat dilihat secara langsung dari mutu hasil kupasan cangkang kemiri.

Pada saat ini tanaman kemiri merupakan salah satu jenis tanaman yang menjadi prioritas untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dan telah dianggap layak sehingga ditetapkan sebagai tanaman utama HTI di Nusa Tenggara Barat. Dalam usaha penghijauan saat ini, pohon kemiri merupakan pohon yang sangat cocok untuk reboisasi, penghijauan, dan tempat berlindung ternak pada areal penggembalaan.


(12)

Dalam mengubah suatu bahan sehingga berubah menjadi bentuk yang lain memerlukan adanya suatu pengetahuan dasar operasi sebagai satu kesatuan dasar operasi (unit operation). Di dalam operasi tersebut tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung. Maka dalam operasinya perlu pula diketahui berbagai peralatan pengolahan. Pengenalan peralatan, operasi dan berbagai metode pengolahan akan sangat membantu dalam memilih dan menerapkan cara-cara pengolahan yang tepat untuk komoditi yang beraneka ragam.

Dalam setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis dan dapat diterima. Dengan adanya perubahan suatu sistem, diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Untuk mencapai tujuan tersebut maka penggunaan dan pemilihan alat mesin harus tepat, tetapi apabila penggunaan dan pemilihan alat tidak tepat, akan terjadi hal sebaliknya.

Penanganan pasca panen merupakan rangkaian kegiatan penyesuaian hasil pertanian dengan tingkat perlakuan yang bervariasi dan bertujuan menyesuaikan hasil secara fisis dan mekanis, dengan syarat perdagangan atau kehendak konsumen. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa usaha untuk mendapatkan hasil pertanian yang berupa bahan baku siap untuk diolah di pabrik-pabrik lebih lanjut. Dalam hal berbeda dapat juga merupakan usaha untuk menghindarkan hasil pertanian dari kerusakan, mengawetkan hasil pertanian dan juga peningkatan daya guna atau manfaat hasil pertanian serta hasil limbahnya.


(13)

Penanganan pascapanen kemiri ditingkat petani umumnya masih dilakukan secara tradisional.Padahal untuk mendapatkan biji kemiri yang baik dan berkualitas harus dibarengi dengan penanganan pascapanen yang benar. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan kualitas buah kemiri itu sendiri.Kecerobohan sedkit saja dalam menanganinya dapat mengakibatkan daging kemiri hancur dan terkontaminasi cendawan danmengakibatkan akan menurunnya nilai jual kemiri.

Pada proses produksi minyak kemiri, ada satu tahap yang sangat menentukan dan memerlukan perhatian khusus yaitu pemanasan, pengempaan, dan pemurnian. Keahlian pengupasan sangat diperlukan untuk mendapatkan kemiri isi dalam bentuk utuh. Harga kemiri utuh akan lebih tinggi dibanding yang pecah. Namun demikian pada umumnya penjualan kemiri isi di tingkat petani belum dilakukan berdasarkan grade (tingkat kualitas). Pada keadaan ini tentunya petani berada di pihak yang dirugikan sedangkan pengusaha atau pembeli adalah yang diuntungkan.

Minyak kemiri merupakan salah satu hasil olahan buah kemiri yang diperoleh dari hasil ekstraksi daging biji kemiri. Menurut Paimin (1997) rendemen minyak yang diperoleh biasanya sekitar 30-65 %. Seperti halnya pengolahan untuk biji-bijian lain yang mengandung rendemen minyak yang tinggi, pengolahan daging kemiri menjadi minyak juga dilakukan dengan pengepresan mekanis (mechanical expression). Proses pengolahan minyak kemiri meliputi pembersihan dan penyortiran, penghalusan daging biji, pemanasan, pengempaan, pemurnian, dan terakhir pengemasan.


(14)

Minyak kemiri ini sangat cepat mengering dan dapat dipakai sebagai pengganti bahan minyak cat (lijnolie) untuk melukis. Minyak kemiri juga dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sabun, kosmetika, dan lain-lain. Sedangkan ampas inti bijinya (dari hasil pengepresan) atau yang disebut dengan bungkil dapat dipakai sebagai pupuk yang sangat baik karena mengandung sekitar 8,5% nitrogen dan lebih dari 4% asam fosfat (Paimin,1997).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat dan menguji alat pengempa minyak dengan menggunakan kemiri sebagai bahan bakunya.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat pengempa minyak kemiri.

3. Bagi masyarakat, sebagai alat bantu dan bahan informasi untuk alat pengempa minyak kemiri.


(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Kemiri

Sejarah dan penyebaran tanaman kemiri

Tanaman kemiri (Aleuritus molucana) tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dari bagian timur Asia hingga hingga Fiji di Kepulauan Pasifik. Di Indonesia tanaman ini tersebar luas di seluruh wilayah nusantara. Dengan tersebarnya kemiri ini di seluruh daerah di Indonesia membuat kemiri ini mempunyai nama yang khusus di tiap-tiap daerah. Di Sumatera sendiri kemiri disebut kereh, kemili, kembiri, gambiri,dll. Di Jawa disebut midi,pidekan, miri atau muncang, sedangkan di Sulawesi disebut wiau, lana, boyau, bontalo,dll. Kapan mulanya kemiri masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti, namun menurut Heyne, antara 1918-1925 Indonesia pernah mengekspor kemiri dengan jumlah 112 ton per tahun. Pada kurun waktu tersebut telah pula dipasarkan kemiri dari Sulawesi, Sumatera Barat, Palembang, Timor, Bali, dan Lombok ke Jawa sebanyak 3.630 ton per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kemiri telah dikenal sejak lama di Indonesia.Dalam skala dunia, tanaman kemiri telah menyebar ke berbagai negara. Dimulai pada tahun 1905 kemiri jenis Aleuritus fordii dari Cina ditanam di Amerika Serikat. Penanaman terebut dilakukan cukup intenif sehingga cepat berkembang, tahun 1915 telah tercatat sebanyak 10.000 pohon, tahun 1929 meningkat menjadi 360.000 pohon, dan tahun 1940 meningkat menjadi 12.000 pohon (Paimin, 1997).

Botani Tanaman Kemiri

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euporbiaceae (jarak-jarakan).Umur produktif


(16)

tanaman mencapai 25-40 tahun.Ketinggian tanaman dapat mencapai 40 meter.Daunnya selalu hijau sepanjang tahun dan menghasilkan buah kemiri yang merupakan bagian tanaman yang bernilai ekonomis.Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang diselimuti oleh kulit biji yang keras. Secara sistematis tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Class : Dicotiledoneae Ordo : Archichlamydae Familia : Euphorbiaceae Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites muluccana, Willd.

Tanaman kemiri tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis (Sunanto, 1994). Tanaman kemiri memiliki bagian-bagian, seperti tanaman tahunan lainnya yakni akar, batang, daun bunga, dan buah.Akar berupa akar tunggang, yaitu mempunyai akar pokok yang tumbuh lurus hingga jauh kedalam tanah.Selain memeiliki akar pokok, terdapat juga cabang akar yang tumbuh dari akar pokok tadi. Dari cabang nantinya juga akan tumbuh cabang-cabang lain yang ukurunnya menjadi lebih kecil dan yang terakhir terdapat rambut akaryang lembut dan tipis. Batang kemiri dapat mencapai diameter lebih dari 1 meter, terutama yang berumur tua.Tinggi pohon dapat mencapai 40 meter dengan panjang batang bebas cabang 9-14 meter tergantung pada jenisnya.Kulit batang kemiri berwarna abu-abu dan kayu kerasnya berwarna putih kekuning-kuningan dengan tekstur agak


(17)

kasar. Daun pada pohon tua berbentuk bulat telur, pada pangkalnya bertulang daun menjari dengan bintik transparan yang tidak sama. Panjang daun 8-30 cm tepinya rata atau berlekuk 3-5 cm dengan ujung lancip.warna daunnya hijau tua dan pucuk daun agak keputihan.Tanaman kemiri berbungan sepanjang tahun.Bunganya berwarna putih dan tumbuh di ujung cabang.Persarian tanaman kemiri umumnya dilakukan oleh serangga tetapi dapat juga dilakukan oleh angin. Bunga betina yang tidak dibuahi akan rontok dalam waktu seminggu. Namun jika terjadi pembuahan, pada 18 minggu kemudian buah akan mencapai ukuran sempurna. Buah kemiri akan mulai jatuh atau matang seteh 20 minggu setelah pembuahan. Buah berbenruk bulat hingga bulat telur dan berbulu lembut.Biji kemiri termasuk buah batu karena berkulit keras menyerupai tempurung dengan pemukaan kasar dan berlekuk yang berwana coklat kehitam-hitaman (Paimin, 1997).

Buah kemiri tidak dapat langsung dimakan mentah karena beracun, yang disebabkan oleh toxalbulmin. Persenyawaan toxalbulmin dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dan dapat dinetralkan dengan penambahan bumbu lainnya seperti garam, merica dan terasi. Bila terjadi keracunan karena kemiri, dapat dinetralkan dengan meminum air kelapa.Minyak kemiri tidak dapat langsung dicerna karena bersifat laksatif.Pada awalnya minyak kemiri dipakai sebagai pengganti linseed oil yaitu sebagai bahan dasar cat atau pernis.Minyak kemiri juga memiliki sifat mudah menguap (Ketaren, 1986).

Manfaat dan Kegunaan Kemiri

Biji kemiri paling banyak digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Daging biji kemiri memiliki kadar gizi dan energi yang sangat tinggi, terlebih


(18)

kadar minyaknya. Biji kemiri juga bermanfaat sebagai obat tradisional.Biji kemiri sering dipakai sebagai obat gigi, demam, bisul dan bengkak sendi.Di daerah Sopeng (Sulawesi Selatan), biji kemiri juga digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan gula aren.Minyak kemiri juga dapat digunakan sebagai minyak pengering dalam industri cat dan pernis, juga banyak digunakan dalam industri tinta cetak dan sabun serta campuran pengawet kayu dalam industri kayu lapis.Di Jawa minyak ini masih sering dipakai sebagai bahan pembatik (Sunanto, 1994). Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gr daging biji kemiri

Komponen Gizi Jumlah Terkandung

Energi Protein Karbohidrat Lemak Kalsium Fosfor Besi Vitamin B Air 636 kal 19 g 8 g 63 g 80 mg 200 mg 2 mg 0,06 mg 7 g Sumber : Ketaren, 1986

Pengeringan Buah Kemiri

Pengeringan pendahuluan perlu dilakukan untuk mencegah rusaknya kemiri oleh cendawan atau serangga sebelum diproses lebih lanjut. Dengan menurunnya kadar air maka gelondong kemiri dapat disimpan sampai beberapa tahun sebelum digunakan atau dikupas. Pengeringan gelondong kemiri dapat dilakukan dengan cara penjemuran di panas matahari. Selesai dipanen buah dicurah di lantai penjemuran kemudian diratakan.Bila tak ada lantai penjemuran khusus, penjemuran bisa dilakukan dengan alas tikar, plastik atau karung goni sehingga gelondong tak perlu kena tanah atau kotoran. Penjemuran sebaiknya dilakukan dari jam 08.00 – 16.00 agar diperoleh pemanasan maksimal. Selama


(19)

penjemuran harus diadakan pembalikan buah agar pengeringannya merata. Dalam keadaan cuaca baik, pengeringan berlangsung 3 – 4 hari (Paimin,1997).

Proses Pemecahan / Pengupasan Kemiri

Pemecahan biji kemiri dilakukan dengan cara sederhana menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa bagian luar (tipis) yang dilipat dimana sekitar 5 cm dari ujung lipatan diikat. Biji kemiri dimasukkan pada lubang pelepah yang ada diujung tersebut kemudian dipukul-pukulkan pada batu.Apabila masih sulit, biji kemiri diambil menggunakan ujung pisau.Sebelum dipecahkan, biji kemiri dijemur dahulu selama 3 - 11 hari tergantung panasnya matahari.Pemanasan dilakukan untuk memudahkan pemecahan dan meningkatkan persentase keutuhan kemiri isi. Dengan menggunakan cara ini masyarakat rata-rata mampu memecahkan biji kemiri 9,47 kg/hari dengan persentase kemiri utuh rata-rata sebesar 75,95 % (Darmawan dan Kurniadi, 2007).

Pemecahan kulit biji dilakukan dengan menggunakan alat pengupas sederhana yaitu sebuah kantong karet seukuran biji kemiri yang diikatkan pada sepotong bambu yang panjangnya 30-40 cm. Biji kemiri yang sudah dijemur dimasukkan ke dalam kantong karet, kemudian dipukulkan pada sebuah batu, sehingga tempurungnya pecah dan daging biji (kernel) mudah diambil. Daging biji kemiri disortasi antara daging biji utuh dan yang pecah.Selanjutnya daging biji dijemur kembali untuk mencegah serangan jamur atau cendawan pada saat penyimpanan (Wibowo, 2007).

Dagingkemiri diperoleh setelah melepaskan biji dari kulit biji yang keras. Kulit biji dapat dilepaskan dengan memanaskan buah langsung di atas api kemudian segera direndam dalam air dingin atau buah dibanting sehingga pecah,


(20)

atau dapat juga dengan merebus selama 5 - 6 jam, kemudian ditumbuk. Cara tradisional lainnya ialah dengan menjemur lalu ditumbuk dan menghasilkan minyak yang berwarna pucat. Cara yang lebih mudah yaitu memanaskan dengan oven, kemudian direndam selama satu malam dalam air dingin dan keesokan harinya biji akan pecah dengan sendirinya. Cara yang paling baik adalah dengan pemanasan 1000 C, selanjutnya direndam dalam air dingin (Ketaren, 1986).

Tempurung gelondongan dikupas untuk diambil daging kemirinya.Kulit yang keras ini dikupas secara manual ataupun secara kimia - mekanis. Pengupasan dengan cara manual tidak dapat menjamin kualitas kemiri yang dihasilkan. Meskipun demikian masih banyak petani yang memilih melakukan pengupasan secara manual karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan yang rumit.Pengupasan secara kimia - mekanis dapat menghasilkan kemiri berkualitas ekspor, baik daging maupun kandungan minyaknya. Namun pengupasan dengan cara ini memerlukan peralatan dan bahan penunjang yang lebih rumit daripada cara manual (Paimin, 1997).

Di dearah Sulawesi Selatan, petani mengupas biji kemiri dengan kantong rotan yang bentuknya seperti bentuknya biji kemiri.Kantong tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga biji kemiri dapat dimasukkan dengan mudah melalui suatu lubang tetapi tidak mudah lepas.Kantong rotan tersebut diikat pada ujung tangkai kayu atau besi yang panjangnya 30 - 40 cm, kemudian biji kemiri dipukulkan pada batu sehingga tempurungnya pecah terbelah dan inti bijinya mudah diambil. Sedangkan petani di daerah Timor dan Flores mengupas biji kemiri dengan cara direbus terlebih dahulu beberapa jam, kemudian dimasukkan dalam sebuah karung goni dengan jumlah sekitar 2 kg biji kemiri. Karung goni


(21)

yang berisi biji kemiri itu kemudian dipukulkan pada batu sehingga tempurungnya pecah dan dapat diambil inti bijinya (Sunanto, 1994).

Mutu Hasil Kupasan Kemiri

Persentase berat buah kemiri antara kulit dengan inti adalah 60% berat inti dan 40% berat kulit.Dari persentase ini dapat dilihat kualitas hasil kupasan kemiri yaitu kualitas nomor 1 (inti utuh), kualitas nomor 2 (inti pecah dua), kualitas nomor 3 (inti pecah-pecah).Kemiri dengan kualitas nomor 1 (inti utuh) dijual dengan harga lebih mahal daripada kemiri kualitas nomor 2 (inti pecah dua) atau kemiri kualitas nomor 3 (inti pecah-pecah) (Sunanto, 1994).

Kemiri terbaik yang mampu menembus pasar ekspor adalah kemiri top atau kemiri prima yang berisikan kernel atau daging biji utuh 100%. Kemudian ada kemiri berkualitas B yang memiliki persen utuh 70 - 80%.Kemiri kualitas B masih mampu menembus pasar ekspor walaupun harganya relatif rendah.Kemiri kualitas C mempunyai persen utuh kurang dari 20% atau bahkan hanya berisikan kernel belah atau pecah saja.Selain faktor keutuhan biji, penampilan dan kondisi biji kemiri juga menentukan layak tidaknya kemiri untuk diekspor.Kemiri layak ekspor harus memenuhi syarat utuh 100% atau minimal 70% utuh.Warna daging kemiri cerah, tidak berjamur dan tidak berbau tengik. Selain itu kadar airnya harus 7 - 13 % dan kadar minyaknya tinggi (Paimin, 1997).

SNI (Standar Nasional Industri) Kemiri

Kemiri adalah daging biji kemiri (Aleurites mollucana wild) yang telah dipisahkan dari tempurungnya.Benda asing adalah semua benda yang tidak termasuk kemiri.Kemiri cacat atau rusak adalah kemiri yang berjamur, rusak karena serangga, muda (keriput), hangus (bernoda hitam) dan rusak.Kemiri pecah


(22)

adalah kemiri yang tidak utuh dengan ukuran lebih kecil dari ¾ bagian utuh.Syarat mutu kemiri tertera pada tabel di halaman berikut.

Tabel 2. Syarat mutu kemiri

NO Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 2 3 4 5 6 Minyak, b/b Air, b/b

Bilangan Asam, b/b Benda Asing, b/b

Kemiri Cacat/rusak, busuk, b/b Kemiri Pecah, b/b

% % % % % % MIN. 60 MAKS 5 MAKS 5 0 MAKS 5 MAKS 5 (Badan Standarisasi Nasional, 1998).

Minyak Kemiri

Pada awalnya minyak kemiri dipakai sebagai pengganti liseed oil yaitu minyak yang dapat digunakan sebagai cat dan pernis karena sifatnya lebih baik dari linseed oil. Karena minyak kemiri ini lebih mudah menguap dibandingkan dengan linseed oil sehingga termasuk minyak yang mudah menguap. Asam lemak yang terkandung dalam minyak terdiri dari 55% asam palmitat, 6,7 % stearat, 10,5% oleat, 48,5% linoleat dan 28,5% linolenat. Asam lemak palmiat dan stearat tergolong asam lemak jenuh sedangkan asam oleat, linoleat, dan linolenat tergolong asam lemak tidak jenuh.

Minyak kemiri tidak dapat langsung dikonsumsi secara mentah karena beracun, yang disebabkan oleh toxalbumin. Persenyawaan toxalbumin dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dan dapat dinetralkan dengan penambahan bumbu lainnya seperti garam, merica, dan terasi. Bila terjadi keracunan karena kemiri, dapat dinetralkan dengan meminum air kelapa. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun atau sebagai pengawet kayu. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan di Pulau Jawa sebagai bahan


(23)

pembatik dan juga penerangan. Sampai saat ini belum dilakukan penelitian standarisasi minyak kemiri karena jarang diolah menjadi minyak, sehingga belum jelas standar mutu bagi minyak kemiri di Indonesia.

Teknologi Pengempaan Minyak Kemiri

Penekanan mekanik dapat dilaksanakan pada temperatur tinggi atau temperatur rendah. Penekananpada suhu tinggi memiliki efisiensi yang lebih tingginamun akan menghasilkan minyak dengan kualitasyang kurang baik karena ada kemungkinan minyakterdegradasi atau rusak. Sedangkan penekanan padasuhu rendah memiliki efisiensi yang lebih rendah pulanamun dapat menghasilkan minyak dengan kualitasyang lebih baik karena resiko degradasi minyak lebihkecil pada suhu rendah (Ketaren, 1986).

Minyak dan lemak dapat mengalami penurunan kualitas baik waktu proses maupun saat penyimpanan. Kerusakan minyak dan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi akan terbentuk senyawa-senyawa yang dapat menurunkan kualitas dari minyak dan lemak. Parameter yang umum dipakai untuk menentukan kualitas minyak adalah kadar air,kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida (Tarigan, 2006).

Proses pemanasan selama pengepressan antara lain bertujuan untuk mengkoagulasi protein di dalam biji sehingga memberi ruang bagi minyak untuk keluar dari biji dan mengurangi daya tarik menarik antara minyak dengan permukaan padat dari biji sehingga minyak keluar lebih banyak saat biji dipress. Jumlah rendemen yang dihasilkan dari pengepressan secara mekanis dipengaruhi oleh waktu pengepressan (pressing), besarnya tekanan yang diberikan, ukuran


(24)

bahan yang akan dipress, viskositas bahan yang diekstrak, serta cara pengepressan (Ketaren, 2008).

Biji kemiri mengandung 50% - 60% berat minyak. Minyak kemiri dapat diperoleh dengan cara diperas ataupun dengan cara ekstraksi. Jika diperas dalam kondisi dingin, minyak yang keluar akan berwarna kuning muda serta rasa dan bau yang enak. Namun jika diperas dalam kondisi yang panas, minyak yang keluar akan berwarna gelap serta bau dan rasanya tidak enak (Arlene, 2013).

Tujuan utama pemasakan adalah menggumpalkan protein dalam biji, sehingga butiran minyak mudah untuk keluar dari biji. Selain itu pemasakan menyebabkan penurunan afinitas minyak dengan permukaan bahan sehingga minyak diperoleh semaksimal mungkin pada waktu biji dikempa (Swern, 1982).

Ekstraksi minyak secara mekanis tipe ulir terdiri dari tahap perlakuan pendahuluan dan pengempaan.Perlakuan pendahuluan terdiri dari pembersihan bahan (cleaning), pemisahan kulit (dehulling), pengecilan ukuran (size reduction) dan pemasakan atau pemanasan (cooking) (Swern, 1982).

Pengecilan ukuran merupakan salah satu perlakuan pendahuluan yang dilakukan sebelum bahan dipress. Pengecilan ukuran bahan ini akan membuat sejumlah besar fraksi minyak lebih mudah terekstrak yang selanjutnya dapat meningkatkan rendemen minyak yang diperoleh (Thieme, 1968).

Pemasakan merupakan salah satu tahapan penting dalam ekstraksi minyak secara mekanis.Tujuan utama pemasakan adalah menggumpalkan protein dalam biji, sehingga butiran minyak mudah keluar dari biji.Selain itu pemasakan menyebabkan penurunan afinitas minyak dengan permukaan bahan, sehingga


(25)

minyak diperoleh semaksimal mungkin pada waktu biji dikempa. Pemasakan tidak saja akan menaikkan suhu bahan tetapi juga mengatur kadar air bahan. Air yang terkandung didalam biji akan mempengaruhi rendemen dan mutu minyak hasil pengempaan. Biji yang mempunyai kadar air tinggi, akan menghasilkan minyak yang berkadar air tinggi dan mudah mengalami hidrolisa (Swern, 1982).

Peranan Mekanisasi Pertanian

Ilmu mekanisasi pertanian adalah ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya kerja manusia dalam bidang pertanian, demi untuk kesejahteraan manusia. Pengertian pertanian dalam hal ini adalah pertanian dalam arti yang seluas-luasnya (Sukirno, 1999).

Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:

1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani

3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris menjadi bersifat industri


(26)

Pemilihan tingkat teknologi alat dan mesin pertanian harus didasarkan pada :

- teknologi yang tepat guna, yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat dengan lebih menekankan kepada appropriate technology - alat dan mesin pertanian yang akan dikembangkan harus dapat mendorong

terbentuknya industri pembuatan alat dan mesin pertanian di dalam negeri. (Rizaldi, 2006).

Mekanisasi pertanian di Indonesia sudah sejak lama menjadi keharusan, oleh karena itu muatan teknologinya harus selalu diperkaya dan disesuaikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis nasional maupun global. Perkembangan lingkungan strategis tersebut diantaranya adalah adanya perkembangan harga dan permintaan pangan dan energi yang semakin meningkat Perkembangan mekanisasi pertanian tentunya harus ditunjang dengan ketersediaan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya. Terhambatnya penggunaan peralatan dan mesin pertanian tersebut tentunya akan berdampak pada menurunnya kinerja sektor pertanian (Prastowo, dkk. 2009).

Komponen Alat Pengempa Minyak Motor listrik

Motor listrik adalah mesin yang mengubah energy listrik menjadi energi mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor litrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan separti mesin untuk menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi untuk pertanian, untuk kipas angin serta mesin pendingin (Djoekardi, 1996).


(27)

1. Dapat dihidupkan hanya dengan memutar saklar 2. Suara dan getaran tidak menjadi gangguan

3. Udara tidak ada yang diissap, juga tidak ada gas yang dibuang. Karena itu tidak perlu mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi

4. Motor DC mempunyai daya besar pad putaran rendah. Dilain pihak motor DC yang mengandung sumberdaya umum tidak mudah mengubah putaran.

Dilain pihak motor listrik mempunyai kekurangan sebagai berikut:

1. Motor listrik membutuhkan sumberdaya, kabelnya harus dapat dihubungkan dengan stop kontak, dengan demikian tempat penggunaanya sangat terbatas panjang kabel

2. Jika dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan menjadi besar

3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi daripada harga bahan bakar minyak 4. Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor

pembakaran maka motor listrik akan lebih berat. (Soenarta dan Furuhama, 2002).

Reducer speed

Speedreducer adalah jenis motor yang mempunyai reduksi yang besar. Gearbox bersinggungan ke dalam motor, tetapi secara bersamaan rangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed).Speedreducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan speedreducer putarannya dapat cukup tinggi. Nilai dari perbandingan reduksi ini dapat dihitung dengan rumus :

i = N1

N2...(1) dimana:


(28)

i = perbandingan reduksi N1 = input putaran (rpm)

N2 = output putaran (rpm)

(Niemann, 1982).

Sabuk V

Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium, tenunan tetoron atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar, sabuk V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V pula. Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan puli sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 2007).

Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalamipembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan. Susunan khas sabuk V terdiri atas :

1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi

2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut


(29)

(Smith dan Wilkes, 1990).

Bilamana pemindahan daya menggunakan dua roda transmisi beralur, hubungan antara jarak ke dua titik pusat sumbu roda transmisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus berikut :

L = 2C + 1,57 (D + d) + (D−d)2

4C ……… (2)

dimana : L = panjang efektif sabuk, inci (mm)

C = jarak antara ke dua sumbu roda transmisi yang besar inci (mm) D = diameter luar efektif roda transmisi yang besar, inci (mm) d = diameter luar efektif roda transmisi yang kecil, inci (mm) (Smith and Wilkes, 1990).

Sabuk banyak digunakan dalam mesin mesin pertanian. Hal ini dikarenakan sabuk memiliki beberapa kelebihan. Bila dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk v bekerja lebih halus dan tidak bersuara. Untuk mempertinggi daya transmisi, dapat dipakai beberapa sabuk v yang dipasang sebelah menyebelah. Namun, sabuk v juga memilik kelemahan yaitu tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang, tidak cocok untuk beban yang berat pada kecepatan rendah, hanya dapat menghubungkan poros – poros yang sejajar dengan arah putar yang sama (Sularso dan Suga, 2004)

Ulir

Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan teknologi yang lebih maju dan banyak digunakan di industri pengolahan minyak dari biji saat ini. Dengan cara ini, biji dipres dengan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara kontinu. Pada teknik ini, biji jarak yang akan diekstraksi tidak perlu diberikan perlakuan pendahuluan.Biji


(30)

kemiri yang kering akan diekstraksi dapat langsung dimasukkan ke dalam screw press. Salah satu kelebihan pengepresan dengan menggunakan ulir (screw press).

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi, spindel, gandar, poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).

Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah poros adalah : 1. Kekuatan Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya. 2. Kekakuan Poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) aatau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.


(31)

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan Poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis.

(Sularso dan Suga ,2004)

Bantalan

Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin).Berbagai macam bantalan dapat digolongkan menjadi bantalan luncur, bantalan gelinding (bantalan peluru dan bantalan rol), bantalan dengan beban radial, bantalan dengan beban aksial, bantalan dengan beban campuran (aksial - radial) (Daryanto, 2007).

Bantalan gelinding memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan bantalan luncur yaitu dalam hal gesekan awal yang jauh lebih kecil akibat pengaruh dari jumlah putaran terhadap gesekan, menimbulkan panas yang lebih kecil pada pembebanan yang sama, penurunan waktu pemasukan dan pengaruh dari bahan


(32)

poros, hanya membutuhkan pelumasan dalam jumlah sedikit, memiliki kemampuan tahanan yang lebih besar terhadap semua beban dalam setiap lebar bantalan, normalisasi dari pengukuran luar, ketelitian (presisi), pembebanan yang diizinkan dan perhitungan dari umur kerja, bahan dengan mutu tinggi pada pabrik memberikan keuntungan untuk penggunaan dan penyediaan suku cadang. Sedangkan untuk bantalan luncur bekerja dalam permukaan pelumasan yang lebih besar, mudah dipasang, mudah dibuat dan jauh lebih murah daripada bantalan gelinding, ketepatan pengarahan lebih baik, dapat mencapai putaran tertinggi dan pada pelumasan yang tidak cacat maka umur bantalan luncur hampir tidak terbatas (Niemann, 1994).

Kecepatan Putaran

Pada kebanyakan mesin untuk dapat berfungsi dengan baik, diperlukan bagian yang berbeda beroperasi pada kecepatan yang khusus.Ada kalanya ditemukan bahwa kita harus menciptakan atau menyebabkan perubahan kecepatan untuk membuat suatu mesin beroperasi pada kondisi yang seharusnya. Dalam hal ini permasalahan yang akan muncul yaitu :

- Berapa besar kecepatan yang diinginkan?

- Berapa besar perubahan kecepatan yang akan diperoleh jika kita mengganti puli pada mesin?

- Berapa ukuran puli atau roda gigi yang dibutuhkan untuk mendapatkan kecepatan yang diinginkan?

Kecepatan putaran dan pada bagian penggerak harus sama dengan kecepatan putaran pada bagian yang digerakkan. Maka daripada itu rumus yang digunakan untuk mengetahui perubahan kecepatan ini adalah :


(33)

D1 x rpm1 = D2 x rpm2……… (3)

dimana D merupakan diameter puli (biasanya dalam satuan inci), kedua diameter harus mempunyai unit / satuan yang sama dan rpm merupakan jumlah putaran dalam tiap menitnya (Roth, et al, 1982).

Logam yang Digunakan

Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar, yakni :

1. Baja Tahan Karat Ferit

Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04 % C) dan sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu kromium sekitar 13 % - 20 % dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan.

2. Baja Tahan Karat Austenit

Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.

3. Baja Tahan Karat Martensit

Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja yang mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan.


(34)

Besi

Besi adalah logam putih seperti perak, dapat di poles, keras, dapat ditempa, dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetik. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak kedelapan di bumi ini setelah Silikon, juga merupakan unsur logam terbanyak ketiga pada lapisan kulit bumi setelah Aluminium dan Silokon. Bijih besi yang banyak dikenal diantaranya Magnetite (Fe3O4), Hermanite (Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2)

(Anonimous, 2010).

Mekanisme Pembuatan Alat

Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1993).

Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur puli yang berbentuk V. Selain koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk V lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2002).

Puli dapat dipasangkan antara lain secara vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan vertikal ini akanmengakibatkan getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).

Perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengolahan hasil pertanian adalah bahan yang dipakai. Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan


(35)

untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan bukan logam (Smith dan Wilkes, 1990).

Prinsip Kerja Alat Pengempa Minyak Tipe Ulir (Oil Press)

Alat pengempa minyak (oil press) ini bekerja dengan prinsip mengempa atau mengepres kemiri yang dengan menggunakan pemanas elektrik (heater). Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai dan suhu didalam silinder mencapai suhu pemanasan yang diinginkan, bahan baku berupa kemiri dimasukkan ke dalam silinder melalui saluran masukan (hooper). Silinder akan dipanasi dengan menggunakan pemanas elektrik (heater) dan suhu diatur dengan menggunakan thermostat. Kemiri yang ada di dalam silinder akan dibawa oleh ulir ke ujung silinder yang kemudian akan dikempa hingga minyak kemiri keluar. Minyak hasil pengempaan akan keluar melalui saluran pengeluaran.

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi :


(36)

Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

Kapasitas Alat = Produk yang diolah

Waktu ……….(4)

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan

(Soeharno, 2007).

Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok = [�� +���] C ………. (5) dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)


(37)

1. Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode garis lurus) D = �−�

� ……….. (6)

dimana:

D = biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp) S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = umur ekonomi (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya : I = �(�)(�+1)

2� ………. (7)

dimana :

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 - 1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan : Biaya reparasi = 1,2% (�−�)


(38)

Biaya karyawan / operator yaitu biaya untuk gaji operator.Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).

Break even point

Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan break even adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan total cost. Dengan demikian dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang :

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak rugi.

2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu. 3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak

rugi.

4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.

Analisis BEP juga digunakan untuk :

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha. 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi

untuk peralatan produksi.

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008).


(39)

Rumus break even yaitu :

break even (unit) = biaya tetap

harga jual /unit – biaya variabel /unit

………

(9)

atau break even (rupiah) = biaya tetap 1−biaya variabel

penjualan

………..……..

(10)

(Halim, 2009). Net present value

Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi.Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Perhitungan Net present value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan discount faktor. Secara singkat dapat dirumuskan:

CIF – COF ≥ 0 ... (11) dimana :

CIF = chas inflow COF = chas outflow

Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan :

Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Kriteria NPV yaitu :


(40)

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan

(Darun, 2002).

Internal rate of return

Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk %priode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 –

NPV 1

(NPV 2−NPV 1) (i1 – i2) ... (11) dimana : i1 = Suku bungabank paling atraktif

i2 = Suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1

NPV2 = NPV pada i2


(41)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2013.

Bahan dan Alat Penelitian

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalahBaja siku, Plat besi, Puli ( Pulley ), Motor listrik, Sabuk V ( V- belt ), Baut dan mur, Bearing (bantalan), stainless steel padu (poros), Pelat stainless steel, Plat aluminium, dan Kabel deck.

Sedangkan alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, Mesin Las, Mesin Bor, Mesin gerinda, Gergaji Besi, Water pass, Palu, Tang, Kunci pas dan ring

Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi literatur (kepustakaan), melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat pengempa minyak ini.Kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pengempa minyak.Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.

Komponen Alat

Alat pengempa minyak tipe ulir ini mempunyai beberapa komponen pentingyaitu :


(42)

1. Rangka alat

Rangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 50,5 cm, tinggi 107 cm, dan lebar 54,5 cm.

2. Motor listrik

Motor listrik berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan motor listrik berdaya 2 HP.

3. Reducer speed

Reducer speed digunakan untuk mengurangi kecepatan putaran. Reducer speed ini mempunyai ukuran 1:40.

4. Saluran masukan (hopper)

Saluran masukan berfungsi untuk memasukkan kemiri yang akan dipres kedalam silinder.

5. Saluran keluaran

Saluran keluaran ini berfungsi untuk menyalurkan minyak kemiri yang sudah dipresi ketempat penampungan yang telah disediakan.

6. Heater (pemanas)

Heater berfungsi sebagai sumber panas (pemanas) untuk memanasi silinder.

7. Thermostat

Thermostat alat yang berfungsi sebagai pengatur suhu, sehingga temperatur dalam sebuah ruangan selalu stabil sesuai kebutuhan


(43)

8. Silinder

Silinder berfungsi sebagai wadah tempat ulir untuk mengepres kemiri yang diletakkan horizontal. Silinder ini memiliki diameter 7,62 cm dan panjang 25 cm.

9. Poros putaran

Poros putaran ini merupakan poros yang berada di dalam silinder. poros ini dilengkapi ulir. Poros putaran berfungsi untuk memutar ulir yang kemudian membawa kemiri untuk dipres. Poros putaran ini terhubung dengan motor listrik menggunakan pulley dan v-belt.

Persiapan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk penelitian yaitu merancang bentuk dan ukuran alat, dan mempersiapkan bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penelitian. a. Pembuatan alat

Adapun langkah-langkah dalam membuat alat pengempa minyak (oil

press)ini yaitu :

1. Merancang bentuk alat pengempa minyak.

2. Menggambar serta ditentukan ukuran alat pengempa minyak.

3. Memilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengempa minyak.

4. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar teknik alat

5. Memotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.


(44)

7. Menggerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan. 8. Mengelas plat stainless steel pada poros.

9. Mengerollplat stainless steeldan dilas sebagai wadah penyangraian.

10. Melakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan menambah daya tarik alat pengiris.

11. Merangkai komponen-komponen alat pengempa minyak.

12. Memasang sabuk V pada motor listrik dan puliuntuk menghubungkan tenaga putar dari motor listrik terhadap puliyang sudah terhubung dengan poros sebagai sumber tenaga untuk mengaduk bahan.

b. Persiapan bahan

1. Menyiapkan kemiri yang akan dikempa.

2. Menimbang bahan (kemiri) yang akan dikempa. 3. Bahan siap untuk diolah.

Prosedur penelitian

1. Menimbang bahan yang akan dikempa.

2. Memasukkan bahan kedalam silinder melalui corong masukan. 3. Menyetel thermostat pada suhu 60oC.

4. Menghidupkan pemanas (heater) dan menunggu pemanasan hingga lampu LED menyala.

5. Menghidupkan alat setelah lampu LED menyala.

6. Menampung minyak dan ampas sisa pengempaan kemiri tersebut. 7. Memasukkan minyak yang telah diperoleh dalam suatu wadah. 8. Menimbang minyak yang telah diperoleh.


(45)

Parameter yang Diamati Kapasitas Alat

Kapasitas efektif alat dilakukan dengan menghitung banyaknya kemiri yang dikempa (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengempaan (jam). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (4) pada tinjauan pustaka.

Analisis Ekonomi

1. Biaya pengempaan minyak kemiri

Perhitungan biaya pengempaan kemiri dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya pokok. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (5) pada tinjauan pustaka.

a.Biaya tetap

Menurut Darun (2002), biaya tetap terdiri dari :

1. Biaya penyusutan (metoda Garis Lurus). Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (6) pada tinjauan pustaka.

2. Biaya bunga modal dan asuransi. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (7) pada tinjauan pustaka.

3. Biaya pajak

Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 1% pertahun dari nilai awalnya. 4. Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 – 1 %, rata-rata diperhitungkan 1 % dari nilai awal (P) pertahun.

b.Biaya tidak tetap


(46)

1.Biaya listrik (Rp/Kwh)

2. Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan (8) pada tinjauan pustaka.

3. Biaya Operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

2. Break Event Point (Perhitungan Titik Impas)

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat dihitung berdasarkan persamaan (9) pada tinjauan pustaka.

3. Net Present Value (NPV)

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (10) pada tinjauan pustaka.

Dengan kriteria :

- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan, layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan.

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan serta dikembangkan.


(47)

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

4. Internal Rate of Return (IRR)

Untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan menggunakan IRR. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (11) pada tinjauan pustaka.


(48)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Pengempa Minyak Tipe Ulir (Oil Press)

Alat pengempa biji kemiri tipe ulir ini adalah alat yang dirancang untuk mengempa biji kemiri pecah yang biasanya tidak terpakai atau dibuang menjadi minyak kemiri dengan menggunakan ulir sebagai alat pengempanya. Dalam pembuatan minyak kemiri ini, proses pengempaan dan pemanasan sangat penting untuk menghasilkan minyak yang bersih dan tidak gosong. Alat pengempa biji kemiri tipe ulir ini terdiri dari lima bagian utama yaitu:

1. Rangka alat

2. Silinder pengempaan 3. Ulir

4. Pemanas (Heater) 5. Motor listrik 6. Speed reducer

Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan alat thermostat untuk menentukan suhu pengempaan di dalam silinder pengempaan danpemanas (heater) yang berfungsi sebagai sumber panas.

Bahan yang dipilih pada pembuatan alat akan sangat mempengaruhi kinerja mesin saat beroperasi. Bahan-bahan teknik yang dipilih pada alat ini harus memenuhi persyaratan yang diinginkan yaitu kokoh dan mampu mendukung kinerja mesin serta mudah diperoleh. Selain bahan yang berkualitas, pemilihan bahan juga mempertimbangkan nilai ekonomi atau harga bahan tersebut. Harga bahan harus terjangkau sehingga biaya pembuatan alat tidak terlalu mahal. Pada alat ini kerangka alat yang digunakan adalah besi siku dengan tebal 2 mm.


(49)

Pemilihan bahan ini didasari karena beban yang ditopang adalah silinder pengempaan yang terbuat dari stainless steeldan reducer hingga pada saat pemasangan silinder dan reducer tesebut pada kerangka alat masih tetap kokoh. Pemilihan baut, mur dan ring berjenis besi dikarenakan oleh putaran dari poros dan ulirtidak terlalu besar maka digunakan pemilihan bahan baut, mur, dan ring yang dapat mendukung kinerja alat dan juga tahan lama. Bahan yang digunakan pada dudukan mesin dan speed reducer memiliki ketebalan 2 mm ini bertujuan untuk menghindari terjadi bengkok dan mesin serta speed reducer tidak mudah bergeser pada posisinya.

Dimensi alat sangat penting dalam produksi alat-alat pertanian. Pentingnya dilakukan pengukuran dimensi alat dan massa dari alat bertujuan apabila ada usaha untuk memproduksi alat dalam jumlah besar dan kemudian menjualnya. Dengan mengetahui dimensi dan massa alat tersebut, dapatlah diketahui ukuran box yang sesuai untuk mengemas alat tersebut dan bagi produsen serta konsumen, hal ini bertujuan juga untuk mengetahui berapa besar tenaga yang diperlukan untuk memindahkan alat tersebut dari suatu tempat ke tempat yang lain. Alat ini memiliki panjang 50,5 cm, lebar 54,5 cm, dan tinggi 107 cm.

Ulir merupakan bagian yang penting dalam proses pengempaan kemiri menjadi minyak kemiri. Dalam proses pengempaan, ulir berfungsi untuk membawa kemiri dari hoppermenuju ujung silinder untuk kemudian dipress atau dikempa untuk mengeluarkan minyak dari kemiri. Selain dari bahan yang kuat dan tidak mudah getas, bahan ulir harus merupakan bahan yang tahan panas. Karena heaterdibalut pada silinder pengempaan, maka secara tidak langsung panas dari heaterakan terhantarkan kepada ulir. Jika bahan pembuat ulir tidak kuat


(50)

atau cepat getas, maka proses pengempaan tidak akan berjalan baik.Oleh karena itu ulir yang digunakan dari bahan stainless steel dengan jarak ulir 2,5 cm dan tebal ulir 2 mm. Bahan stainless steel digunakan karena stainless steel mempunyai kromium yang membuatnya tahan akan karat dan mempunyai titik lebur yang tinggi sehingga tidak mudah getas saat terjadinya pemanasan. Selain itu minyak yang dihasilkan juga lebih bersih karena tidak ada karat yang menempel pada ulir.

Silinder penyangraian terbuat dari bahan stainless steel dengan tebal 3 mm, diameter 8,3 cm dan panjang 30,5 cm. Di dalam silinder pengempaan terdapat poros yang terbuat dari bahan stainless steeldengan diameter 3�4inch dan panjang 40 cm. Poros ini dilengkapi dengan ulir berdiameter 8,1 cm yang berjarak 2,5 cm. Jarak kisi antara dinding silinder pengempaan bagian dalam dengan ulir pengempa sebesar 1 mm untuk mempermudah proses pengempaan agar saat ulir berputar tidak bergesekan dengan dinding silinder. Poros pengempa ini digerakkan oleh motor listrik melalui puli dan sabuk V, sedangkan untuk mengurangi jumlah putaran per menit dari motor listrik digunakan speed reducer. Puli yang digunakan pada motor listrik danspeed reduceradalah 2,5inchdan 4,5 inch. Sedangkan sabuk V yang digunakan untuk menyambungkan tenaga dari motor listrik ke speed reducer adalah tipe A-48. Alat ini bekerja dengan jumlah putaran 22,6 rpm.

Proses pengempaan minyak kemiri tidak lepas dari penggunaan pemanas dalam prosesnya. Pemanasan ini bertujuan untuk mengeluarkan mengeluarkan minyak dari kemiri. Pada proses penghasilan minyak kemiri secara konvensional, biasanya kemiri dibakar atau dipanaskan pada suatu wadah atau kuali dengan menggunakan kompor atau kayu bakar untuk mengeluarkan minyaknya. Pada alat


(51)

pengempa minyak tipe ulir ini, pemanasan dilakukan dengan cara membalutkan silinder pengempaan dengan pemanas elektrik (heater) 400 watt yang tersambung dengan thermostat. Thermostat digunakan untuk mengatur suhu pengempaan, dimana suhu yang digunakan adalah 60oC. Sebelum heater dihidupkan, terlebih dahulu diatur suhu pada thermostat. Setelah suhu pada silinder mencapai 60oC, maka thermostat secara langsung akan memutuskan aliran listrik ke heater sehingga heater mati. Dan setelah suhu dalam silinder mulai kurang dari 60oC, maka aliran listrik akan kembali dialirkan ke heater untuk memanaskan silinder kembali.

Pada alat pengempa kemiri ini digunakan pulley dan V-belt untuk mentransmisikan tenaganya. Penggunaan pulley dan V-belt karena tenaga yang disalurkan tidak terlalu besar dan bahan yang dikempa tidak terlalu keras, oleh karena tidak dibutuhkan tenaga yang besar. Penggunaan pulley dan V-belt tipe A-48 pada kecepatan 22,6 rpm dapat terhindar dari slip yang mungkin terjadi selama proses pengempaan.

Pemakaian speed reducer dengan rasio 1:40 pada alat ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan putaran yang dihasilkan oleh motor listrik, dimana kecepatan putar maksimum motor bensin sebesar 2 HP yaitu 1400 rpm sehingga output kecepatan putar dari speed reducer menjadi kecil. Kecepatan putar yang dibutuhkan untuk alat ini tidak besar, karena apabila putarannya cepat maka kemiri tidak akan terpanaskan dengan maksimal dan juga akan mengurangi jumlah minyak yang dihasilkan selama proses pengempaan. Speed reducer pada alat ini mengurangi kecepatan putaran maksimal motor listrik sebesar 1400 rpm menjadi 22,6 rpm.


(52)

Proses Pengempaan

Proses pengempaan biji kemiri dilakukan dengan cara terlebih dahulu memanaskan silinder pengempaan dengan cara mengatur suhu pada thermostat sebesar 60oC. Lama pemanasan ini rata-rata 6 menit. Setelah mencapai suhu 60oC maka thermostat akan secara otomatis memutuskan arus listrik sehingga heater akan mati. Saat suhu dalam silinder pengempaan telah tercapai kemudian motor listrik dihidupkan dan dimasukkan kemiri hancur ke dalam silinder pengempaan melalui saluran pemasukkan (hopper). Saat proses pengempaan, kemiri pecah akan dibawa dan dikempa oleh ulir yang berputar dengan jumlah putaran per menit sebesar 24 rpm. Setelah itu bahan akan dibawa ke ujung silinder untuk kemudian dikempa untuk mengeluarkan minyak dari kemiri pecah lalu ampas atau sisa pengempaan akan keluar dari ujung silinder pengempaan. Sedang minyak kemiri yang dihasilkan akan keluar dari lubang pengeluaran yang berdiameter 1mm yang berada diujung silinder bagian bawah.

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (kg) persatuan waktu (jam). Dalam hal ini kapasitas efektif alat dihitung dari perbandingan antara banyaknya kemiri yang dikempa (kg) dengan waktu yang dibutuhkan selama proses pengempaan.

Data hasil pengempaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(53)

Ulangan WaktuPem anasan (Menit) Waktu Pengempaan (Menit) Berat Sebelum Dikempa (kg) Berat minyak (kg) Berat ampas sisa pengempaan (kg) Berat bahan yang tersisa pada alat (kg)

I 6,71 17,60 1 0,50 0,46 0,04

II 5,68 17,80 1 0,54 0,43 0,03

III 5,61 18,38 1 0,56 0,41 0,03

Rataan 6 17,92 1 0.53 0,44 0,03

Pada penelitian ini, lama waktu pengempaan dihitung mulaibahan dimasukkan sampai bahan siap dikempa yaitu pada ulangan pertama selama 17,60 menit, pada ulangan kedua selama 17,80 menit dan ulangan ketiga selama 18,38 menit. Jadi rataan waktu pengempaan yang digunakan adalah 17,92 menit. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada alat pengempa biji kemiri tipe ulir ini diperoleh hasil yaitu, pada ulangan I tercatat dari sebanyak 1 kg kemiri yang diolah dan lama pemanasan 6,71 menit diperoleh minyak sebanyak 0,50 gr dengan berat ampas sisa pengempaan sebesar 0,46 kg dan bahan yang tertinggal pada alat sebesar 0,04 gr. Pada ulangan II tercatat tercatat dari sebanyak 1 kg kemiri yang diolah dan lama pemanasan 5,68 menit diperoleh minyak sebanyak 0,54 gr dengan berat ampas sisa pengempaan sebesar 0,43 kg dan bahan yang tertinggal pada alat sebesar 0,03 gr. Pada ulangan III tercatat tercatat dari sebanyak 1 kg kemiri yang diolah dan lama pemanasan 5,61 menit diperoleh minyak sebanyak 0,56 gr dengan berat ampas sisa pengempaan sebesar 0,41 kg dan bahan yang tertinggal pada alat sebesar 0,03 gr. Dari data diatas diperoleh rataan lama pemanasan dari heater untuk mencapai suhu 60oC adalah 6 menit, rataan berat minyak yang diperoleh dari hasil pengempaan 0,53 kg, rataan ampas yang diperoleh pada proses pengempaan adalah sebesar 0,44 kg dan rataan bahan yang tertinggal pada bahan adalah 0,03 kg. Dari hasil penelitian ini diperoleh


(54)

waktu pengempaan kemiri rata-rata dengan berat 1 kg adalah 17,92 menit atau 17 menit 55 detik. Maka didapat kapasitas efektif alat sebesar 3,35 kg/jam. Artinya dalam waktu 1 jam alat ini dapat mengempa minyak sebanyak 3,35 kg.

Pada proses pengempaan minyak yang dilakukan diperoleh minyak sebesar 0,53 kg dari 1 kg kemiri yang diolah. Oleh karena itu diperoleh rataan rendemen sebesar 53%. Menurut Paimin (1997) rendemen minyak yang diperoleh biasanya sekitar 30-65%. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat ini layak untuk digunakan dan dipasarkan karena rendemen minyak yang diperoleh sebesar 53%. Minyak yang diperoleh berwarna kuning keemasan dan masih terdapat kotoran sisa pengempaan kemiri sehingga perlu dilakukan penambahan saringan pada alat sehingga minyak yang dihasilkan lebih bersih. Walaupun kandungan minyak dari kemiri sebesar 60% (Badan Standarisasi Nasional, 1998) , tapi alat belum dapat mencapai rendemen minyak sebesar 60%. Menurut Ketaren (1998) jumlah rendemen yang dihasilkan dari pengempaan secara mekanis dipengaruhi oleh waktu pengempaan, besarnya tekanan yang diberikan, ukuran bahan yang dikempa, dan cara pengempaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan minyak tidak dapat dikeluarkan secara maksimal seperti kondisi alat yang tidak maksimal, suhu pemanasan yang rendah, kemiri yang terlalu lama disimpan dan ukuran bahan yang dikempa.

Proses pemanasan dilakukan untuk merangsang pengeluaran minyak dari kemiri yang akan diolah. Pada proses pengempaan minyak yang dilakukan, suhu yang digunakan adalah 60oC. Menurut Ketaren (2008) pemanasan yang dilakukan saat pengempaan bertujuan untuk mengkoagulasi protein di dalam biji sehingga memberi ruang bagi minyak untuk keluar dari biji dan mengurangi daya tarik


(55)

menarik antara minyak dengan permukaan padat dari biji sehingga minyak keluar lebih banyak.

Pada proses pengempaan yang dilakukan, bahan diberi perlakuan pengecilan ukuran (size reduction). Pengecilan ukuran ini menurut Thieme (1968) bertujuan untuk membuat sejumlah besar fraksi minyak lebih mudah terekstrak yang selanjutnya dapat meningkatkan rendemen minyak yang diperoleh.

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Umumnya setiap investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Namun ada juga investasi yang bukan bertujuan untuk keuntungan, misalnya investasi dalam bidang sosial kemasyarakatan atau investasi untuk kebutuhan lingkungan, tetapi jumlahnya sangat sedikit.

Biaya pengempaan kemiri

Dari penelitian yang dilakukan (Lampiran 4) diperoleh biaya untuk mengempa kemiri berbeda tiap tahun.Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya penyusutan tiap tahun sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap tahun berbeda juga. Diperoleh biaya pengempaan sebesar Rp. 4130,783/kg pada tahun pertama, Rp. 3808,372/kg pada tahun ke-2, Rp. 3701,050/kg pada tahun ke-3, Rp. 3647,482/kg pada tahun ke-4, dan Rp. 3615,409/kg tahun ke-5.


(56)

Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini keuntungan awal dianggap nol. Manfaat perhitungan titik impas adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan.Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan (Lampiran 5), alat pengempa minyakini akan mencapai BEP pada nilai 1.220,968 kg/tahun. Hal ini berarti alat ini akan mencapai titik impas apabila telah mengempa kemiri sebanyak 1.220,968 kg/tahun.

Net present value

Net present value (NPV)adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka NPV ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisis financial.Dari percobaan dan data yang diperoleh (Lampiran 6) pada penelitian dapat diketahui besarnya NPV dengan suku bunga 6% adalah Rp. 16.089.588. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar ataupun sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Darun (2002) yang menyatakan bahwa kriteria NPV yaitu:

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan n tahun investasi usaha tidak menguntungkan


(57)

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

Internal rate of return

Hasil yang didapat dari perhitungan IRR adalah sebesar 33,72% (Lampiran 7). Usaha ini masih layak dijalankan apabila bunga pinjaman bank tidak melebihi 33,72%jika bunga pinjaman di bank melebihi angka tersebut maka usaha ini tidak layak lagi diusahakan. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.


(58)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Alat pengempa biji kemiri tipe ulir ini terdiri dari lima bagian utama yaitu rangka alat, silinder pengempa, ulir, pemanas (heater), motor listrik, speed reducer.

2. Alat pengempa minyak kemiri ini memiliki panjang 50,5 cm, lebar 54,5 cm, dan tinggi 107 cm.

3. Kapasitas alat pada alat pengempa minyak kemiri ini adalah sebesar 3,35 kg/jam atau 23,45 kg/hari.

4. Biaya pokok yang harus dikeluarkan dalam mengempa kemiri dengan alat pengempa minyak kemiri ini tiap tahunnya adalah Rp. 4130,783/kg pada tahun pertama, Rp. 3808,372/kg pada tahun ke-2, Rp. 3701,050/kg pada tahun ke-3, Rp. 3647,482/kg pada tahun ke-4, dan Rp. 3615,409/kg tahun ke-5.

5. Alat ini akan mencapai nilai break even point apabila telah mengempa kemiri sebanyak 1.220,968 kg /tahun.

6. Net present value alat ini dengan suku bunga 6% adalah Rp. 16.089.588yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan.

7. Internal rate of return pada alat ini adalah sebesar 33,72%.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kapasitas efektif alat.


(59)

2. Perlu dilakukan penambahan penyaring minyak pada alat sehingga minyak yang dihasilkan lebih bersih.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Z., 2006. Elemen Mesin 1. PT Refika Aditama, Bandung Amanto, H dan Haryanto, 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara, Jakarta.

Anonimous., 2010. stainless-steel [10 Februari 2013].

Arlene, A., 2013. Ekstraksi Kemiri Dengan Metode Soxhlet Dan Karakterisasi Minyak Kemiri.

Badan Standarisasi Nasional, 1998. SNI 01-1684-1998. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

Cooper, E. L., 1992. Agricultural Mechanics.Fundamentals and Applications 2nd Edition. Delmar Publisher Inc, The United State of America.

Daryanto, 1984. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Bina Aksara, Jakarta.

Darun., 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian USU, Medan.

Darmawan, S dan R. Kurniadi, 2007. Studi Pengusaha Kemiri di Flores NTT dan Lombok NTB. Info Sosial Ekonomi Vol 7

Daywin, F. J., dkk., 2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu, Jakarta..

Djoekardi, D., 1996. Mesin-Mesin Motor Induksi. Universitas Trisakti, Jakarta. Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hilim, A., 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian Dari Aspek Keuangan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hardjosentono, dkk., 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Kastaman, R., 2006. Analisis Kelayakan Ekonomi Suatu Investasi. Tasikmalaya. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press,

Jakarta.

Mabie,H. H and F.W. Ocvirk., 1967.Mechanics and Dynamic of Machinery. Jhon Wiley & Sons, Inc., New York.


(61)

Mangunwidjaja, D dan Sailah, I., 2005. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta.

Niemann, G., 1982. Elemen Mesin : Desain dan Kalkulasi dari Sambungan, Bantalan, dan Poros. Penerjemah Bambang Priambodo. Erlangga, Jakarta. Paimin, F. R., 1997. Kemiri Budidaya dan Prospek Bisnis. Penebar Swadaya,

Jakarta

Prastowo, B., C. Indrawanto dan D. S. Efendi.2009. Mekanisasi Pertanian dalam Perspektif Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Indonesia. Perspektif 9: 47-54.

Rizaldi, T., 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU, Medan.

Smith, H. P. dan Lambert, H. W., 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. GajahMada University Press, Yoyakarta.

Soeharno, 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Offset, Yogyakarta.

Soenarta, N dan S. Furuhama., 2002. Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta.

Stolk, J dan C. Kross., 1981. Elemen Mesin: Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. Penerjemah Handersin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.

Sukirno.,1999. Mekanisasi Pertanian. UGM Press, Yogyakarta.

Sularso dan K. Suga., 2002.Dasar perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Sunanto, H. 1994. Budidaya Kemiri Ekspor. Kanisius, Yogyakarta.

Swern, D., 1982. Edition: Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Vol 2. John Wiley & Sons, New York.

Tarigan, E. dan Prateepehaikul G., 2006.Sorption Isothermal of Shell andUnshelled Kernels of Candle Nuts, Journal of Food Engineering.Vol.75:hlm.447–452.

Waldiyono., 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar,Yogyakarta

Wibowo, S. 2007. Pengusaha Kemiri (Aleuritus mollucana wild) di desa Kuala, Tiga Binanga, Tana Karo. Info Sosial Ekonomi Vol 7


(62)

Lampiran 1.Flow Chart pelaksanaan penelitian.

Mulai

Merancang bentuk alat

Menggambar dan menentukan dimensi alat

Memilih bahan

Mengukur bahan yang akan digunakan

Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan

dimensi pada gambar

Pengelasan

Menggerinda permukaan yang kasar

Merangkai alat

Pengecatan

a b


(63)

a b

Pengujian alat

Layak?

Analisis data Pengukuran parameter

Data


(64)

Lampiran 2. Perhitungan rpm alat

Perhitungan rpm

Motor listrik 2 HP dengan jumlah putaran permenit sebesar 1450 rpm dan speed reducer dengan perbandingan 1:40.

Sehingga didapat jumlah putaran permenit = 1450 rpm 40 = 36,25 rpm SD (penggerak) = SD (yang digerakkan)

dimana :S = Kecepatan putar puli (rpm) D= Diameter puli (mm)

36,25 rpm x 2,5inch = S x 4 inch 90,625 rpm = S x 4

S = 90,625 rpm 4 S = 22,6 rpm


(65)

Lampiran 3. Spesifikasi Alat

1. Dimensi

Panjang = 50,5 cm Lebar = 54,5 cm

Tinggi = 107 cm

2. Bahan

Silinder pengempaan = Stainless steel Rangka = Besi siku 3. Tenaga

Motor listrik = 2 HP Speed reducer = 1 : 40 4. Pemanas

Sumber Panas = Heater (pemanas) elektrik 5. Suhu

Pengatur suhu = Thermostat 6. Transisi

Puli motor listrik = 2,5 inch

Puli speed reducer = 4 inch


(66)

Lampiran 4. Analisis ekonomi 1. Unsur produksi

1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 5.200.000 2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 520.000 4. Jam kerja = 7 jam/hari 5. Produksi/hari = 3,35 kg/hari 6. Biaya operator = Rp. 70.350/hari 7. Biaya bahan bakar = Rp. 890,56,5/jam 8. Biaya perbaikan = Rp. 561,56/ jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 249.600/tahun

10.Jam kerja alat per tahun = 2100 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2013) 2. Perhitungan biaya produksi

a. Biaya tetap (BT)

1. Biaya penyusutan (D) Dt= (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1)

Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun Ke (P-S) (Rp) (A/F, 6%, n) (F/P, 6%, t-1) Dt

0 - - - -

1 4.680.000 1 1 4.680.000,00

2 4.680.000 0,4854 1,06 2.407.972,32 3 4.680.000 0,3141 1,1236 1.651.678,52 4 4.680.000 0,2286 1,191 1.274.188,97 5 4.680.000 0,1774 1,2625 1.048.167,90


(67)

2. Bunga modal dan asuransi (I)

Bunga modal pada bulan Agustus 6% dan Asuransi 2% I = i(P)(n+1)

2n

= (8%)Rp .5.200.000 (5+1)

2(5)

= Rp. 249.600/tahun

Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun

Tahun D (Rp) I (Rp)/tahun Biaya tetap (Rp)/tahun 1 4.680.000,00 249.600 4.929.600,00 2 2.407.972,32 249.600 2.657.572,32 3 1.651.678,52 249.600 1.901.278,52 4 1.274.188,97 249.600 1.523.788,97 5 1.048.167,90 249.600 1.297.767,90

b. Biaya tidak tetap (BTT)

1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi = 1,2%(P−S)

100

= 1,2%(Rp .5.200.000−Rp .520.000)

100 jam

= Rp. 561,6/jam 2. Biaya operator

Diperkirakan upah operator untuk mengempa kemiri per 1 kilogram adalah sebesar Rp. 3000. Sehingga diperoleh biaya operator: Jumlah produksi per hari = 3,35 kg

Biaya operator per hari = 23,45

1 kg x Rp. 3000

= 23,45

1 kg x Rp. 3000


(68)

= Rp. 10.050/jam 3. Motor listrik 2 HP = 1,492 KW

Biaya listrik = 1,492 KW x Rp. 605/KWH = Rp. 902,66/H

= Rp. 902,66/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 11.514,26 /jam c. Biaya pengempaan kemiri

Biaya pokok = [BT

x + BTT]C

Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun

Tahun BT (Rp/tahun) x (jam/tahun) BTT (Rp/jam) C (jam/kg) BP (Rp/kg) 1

4.929.600,00 2.100 11.514,26 0,298 4130,783 2

2.657.572,32 2.100 11.514,26 0,298 3808,372 3

1.901.278,52 2.100 11.514,26 0,298 3701,050 4

1.523.788,97 2.100 11.514,26 0,298 3647,482 5


(69)

Lampiran 5.Break even point

Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

N = F

(R−V)

Biaya tetap (F) tahun ke- 5 = Rp. 1.297.767,90/tahun

= Rp. 617,9/jam (1 tahun = 2.100 jam) = Rp. 184,4/kg (1 jam = 3.35 kg) Biaya tidak tetap (V) = Rp. 11.514,26 (1 jam = 3,35 kg)

= Rp. 3437,1/kg

Penerimaan setiap produksi (R) = Rp. 4500/kg (harga ini diperoleh dari perkiraan di lapangan)

Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengempa kemiri sebanyak : N = F

(R−V)

= Rp .1.297.767,90/tahun

(Rp .4.500/kg−Rp .3437,1/ Kg )


(70)

Lampiran 6.Net present value

Berdasarkan persamaan (9), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus: CIF-COF ≥ 0

Investasi = Rp. 5.200.000 Nilai akhir = Rp. 520.000 Suku bunga bank = Rp 6% Suku bunga coba-coba = Rp 8% Umur alat = 5 tahun

Pendapatan = penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh = Rp. 31.657.500/tahun

Pembiayaan = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun

Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam) Jam kerja (jam/tahun) Pembiayaan

1 4130,78 3,35 2100 29.060.058

2 3808,37 3,35 2100 26.791.897

3 3701,05 3,35 2100 26.036.887

4 3647,48 3,35 2100 25.660.036

5 3615,41 3,35 2100 25.434.402

Cash in Flow 6%

1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 6%,5) = Rp. 31.657.500 x 4,2124 = Rp. 133.354.053

2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 6%,5) = Rp 520.000 x 0,7473 = Rp. 388.596


(71)

Jumlah CIF = Rp. 133.742.649 Cash out Flow 6%

1. Investasi = Rp. 5.200.000

2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 6%,n) Tabel perhitungan pembiayaan

Tahun (n) Biaya (P/F, 6%, n) Pembiayaan (Rp)

1 29.060.058 0,9434 27.415.259

2 26.791.897 0,89 23.844.788

3 26.036.887 0,8396 21.860.570

4 25.660.036 0,7921 20.325.315

5 25.434.402 0,7473 19.007.129

Total 112.453.061

Jumlah COF = Rp. 5.200.000 + Rp. 112.453.061 = Rp. 117.653.061

NPV 6% = CIF – COF

= Rp. 133.742.649– Rp. 117.653.061 = Rp. 16.089.588

Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. 16.089.588 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.


(1)

(2)

Kemiri Sebelum Dikempa


(3)

(4)

Tampak Depan Alat

Tampak samping kiri alat


(5)

Tampak samping kanan alat

Thermostat


(6)

Hopper