Resensi buku 021

Resensi buku “Makrifat Cinta”

Identitas Buku
Judul Buku

: Makrifat Cinta

Pengarang

: Taufiqurrahman al-Azizy

Penerbit

: Diva Press

Tahun Terbit

: 2007

Warna Sampul : Coklat
Dimensi


:

Panjang

: ± 20.5 cm

Lebar

: ± 14 cm

Tebal

: ± 2.2 cm

Jenis Buku

: Novel

Jumlah Halaman: 399 halaman

Klasifikasi

: Fiksi

Isi buku
Sistematika
Dalam buku yang berjudul “Makrifat Cinta” karya Taufiqurrahman al-Azizy ini
menyajikan sebuah novel Spiritual Pembangun Iman dengan beberapa bagian, dimana setiap
bagian itu dengan maksud mencertiakan isi cerita sesuai dengan Judulnya masing-masing.
Yaitu mulai dari Kafilah Cinta hingga yang terakhir dan merupakan akhir dari novel Trilogi
karnya Taufiqurrahman al-azizy yaitu Janji yang kuat.
Akhir sebuah perjalanan cinta seorang Iqbal (Tokoh Utama Novel). Beberapa bagian
yang berjumlah 19 bagian ini pada setiap bagian sang penulis telah menyajikannya dengan
konflik dan suasana yang berbeda sesuai dengan inti dalam cerita..
Sinopsis
Setelah 3 tahun mengembara hingga bertemu dengan sahabat barunya yang telah
mendapatkan hidayah Allah sehingga kehidupan mereka yang dulu jauh dari agama dan
sekarang jauh dari semua itu, Iqbal pun sekarang tinggal menjemput kekasihnya yang telah ia

rindukan selama 3 tahun ini. Zaenab, Pricillia, dan Khaura telah merindukannya juga di

pondok

pesantren

yang

telah

Iqbal

tinggalkan,

pesantren

Tegal

Jadin.

Hati Iqbal selalu direnung kegelisahan dan keraguan. Karena sampai saat itu pula ia masih
bingung untuk kedepannya apakah ia sanggup menikahi 3 gadis sekaligus yang telh tertambat

cinta dalam hatinya ataukah menikah dengan 1 gadis pilihannya dari 3 gadis yang ia cintai.
Berbagai pertimbangan ia selalu pikirkan.
Iqbal yang dating ke Tegal Jadin disertai dari keluarga Pak Burhan dan istrinya Bu
Laila dan anak beserta menantunya, Firman dan Indri. Tak kelewatan para sahabat baru Iqbal
dari Ashabul Kahfi dianataranya, Parno, Patmo, dan surya. Keluarga yang sempat disinggahi
Iqbal pun ikut serta dalam rombongan yaitu Bu jamilah dan anaknya Fatimah yang masih
kecil.
Hingga semuanya telah sampai ke Pesantren, keluarga dari Iqbal pun datang dengan
memberikan kejutan yaitu mendaratkan helikopter milik Bapaknya Iqbal beserta Ibunya.
Irsyad, anak Bu Jamilah yang sudah dianggap adiknya Iqbal itu juga menysul ke Tegal Jadin
dari Jakarta oleh permintaan Iqbal.
Beberapa hari setelah berada di sana, ternyata tak seperti yang telah dibayangkan
oleh Iqbal sendiri. Beberapa masalah menyergap Iqbal untuk minta diselesaikan. Sahabat
santri Iqbal yang dulu bermasalah dengan Iqbal, Kang Rakhmat jatuh sakit dan akhirnya
meninggal dunia dengan memberikan wasiat kepada Iqbal untuk menjaga Aisyah yang dulu
menjadi tunangan Knag Rakhmat.
Masalah pun menjadi rumit ketika Iqbal bingung untuk melaksanakan wasiat Kang
Rakhmat yang harus menjaga Aisyah. Mengandung maksud Apakah Iqbal harus menikahi 4
orang gadis sekaligus atau bagaimana. Hati Iqbal terus digoncang keraguan hingga sampai
penyelesaian masalah tersebut. Yaitu wasiat Kang Rakhmat untuk menjaga Aisyah

mengandung maksud bahwa Iqbal akan mencarikan Jodoh untuk Aisyah yang benar-benar
cocok untuknya, Karen Iqbal telah menganggap aisyah sendiri sebagai adiknya.
Setelah itu, hati Iqbal masih ragu akan masa depannya yang telah jatuh cinta kepada 3 orang
gadis sekaligus. Hingga akhirnya dengan berbagai cobaan dan pertimbangan yang Iqbal
lakukan, meliputi mencari pendapat dari para sahabat santri, Aisyah, keluarga Bu Jamilah,
Keluarganya sendiri, Keluarga Pak Burhan, Irsyad yang Iqbal anggap sebagai pemuda yang
berhati bersih dan berpikiran jernih sehingga ia temukan berbagai solusi darinya. Kemudian
samapai pada Kyai Sepuh, dan Kyai Subadar selaku petinggi dari Pesantren Tegal Jadin itu
sendiri.

Berbagai solusi yang diberikan oleh mereka tak sepenuhnya dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi Iqbal. Hingga akhir dari semua itu, dimana Iqbal telah mencurahkan
sepenuh perasaanya kepada ketiga gadis yang ia cintai dan meminta pendapat dari mereka
bertiga. Dan akhirnya Iqbal akan menikah dengan salah satu dari mereka yang dengan
pertimbangan penuh mengharap ridla Allah swt. yaitu Pricillia yang memang benar-benar
sangat membutuhkan Iqbal untuk bersanding dalam pelaminan bersama Iqbal sekaligus
menjadi teman dan sahabat untuk terus mencari ilmu karena masa lalu Pricillia yang begitu
menyedihkan, karena ia adalah seorang mualaf yang begitu berhasrat untuk di jalan yang
benar yaitu dalam ajaran Agama Islam yang telah ia yakini dan itu semua akan ia jalani
bersama Iqbal yang telah resmi menjadi suaminya.

Keterbacaan
Novel spiritual pembangun iman ini sangat cocok untuk dibaca oleh para remaja
yang akan menjalin mahligai rumah tangga, dan tak pula haram untuk dibaca oleh orang tua.
Tetapi kalau untuk golongan anak-anak mungkin belum cocok dan belum begitu mengena
sasaran apabila dibaca. Novel yang menyajikan berbagai masalah atau konflik yang begitu
rumit

karena

harus

mempertimbangkan

urusan

akhirat

dan

urusan


dunia.

Penyajian kosa kata yang begitu luas dan sastra yang begitu indah sesuai dengan pengertian
asli sastra itu sendiri. San penulis menyajikan cerita ini dengan bahasa dan kosakata yang
cukup mudah dicerna oleh pembaca sekaligus disertakan oleh asal mula dari ilmu agama
yang tertera dalam cerita.
Mutu
Kelebihan
1. Sastra yang begitu memikat pembaca
2. Pilihan kata yang mudah dicerna dan mudah untuk dipahami.
3. Sumber ilmu yang jelas penulis cantumkan untuk memperkuat dalil.
4. Amanat yang begitu memikat pambaca karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Mulai dari hal yang kecil.
5. Cerita yang besertakan konflik yang mengahrukan , menegangkan, dan tak kelak
dapat membuat pembaca mencucurkan air mata.
Kelemahan

1. Kadang-kadang dalam alur yang kurang jelas dan kurang runtut pembaca menjadi
agak jenuh dan bosan tetapi semua akan tersembuhkan dengan sendirinya dengan

terus menelaah cerita yang ada.
Kesimpulan
Novel yang berjudul “Makrifat Cinta” karya Taufiqurrahman al-Azizy ini memang
novel trilogy dari novel “Sahadat Cinta” dan “Musafir Cinta” yang sangat spiritual sekali
sehingga dapat membengun iman menjadi lebih teguh di jalanNya. Ketiga novel itu saling
terkait antara satu dengan yang lainnya. Begitu mulia amanat yang disampaikan sang penulis
kepada masyarakat, dimana pada jaman sekarang ini perihal pernikan dan perbuatan yang
seperti pernikahan itu sendiri begitu hampa dan masalah bagi masayarakt sekarang yang
sesungguhnya itu pernikahan dalam Islam itu begitu sederhana tinggal niat untuk
melaksanakan Nikah itu sendiri yang memang harus diniyati dan hal-hal yang menyangkut
persiapan kedepannya setelah adanya pernikahan.
Saran
1. Pernikahan yang akan kita lakukan perlu adanya keteguhan hati dan persiapan yang
memang benar-benar harus mantap.
2. Segala sikap dan tingakah laku yang dapat ditangkap oleh pembaca dalam novel ini
baiknya untuk dijadikan teladan bagi kita para pembaca mengenai yang patutu unutk
kita teladani tentunya.
3. marilah kita selalu mencari ilmu agam yang memang benar-benar kita butuhkan
mempersiapkan masa depan yang akan kita lalui.