terlebih lagi pembangunan ruko disegala sudut kota Medan. Jadi sektor bangunan rata-rata dalam 5 tahun terakhir kontribusinya mencapai 11,22. Namun perumahan
dengan harga yang masuk kelas menengah malah sudah kepinggiran kota Medan, atau kecamatan dari Kabupaten Deli Serdang yang berbatas langsung dengan kota
Medan, menjadi tujuan investasi selanjutnya bagi para pengembang property.
b. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan sektor paling tinggi kontribusinya dalam PDRB kota Medan rata-rata dalam 5 tahun terakhir mencapai
27,204 dan yang tertinggi justru dihasilkan dari sub-sektor perdagangan besar dan eceran, kemudian diikuti oleh restoran serta hotel. Pada kurun waktu 5 tahun terakhir
perkembangan dari jumlah hotel baik yang bintang 3, bintang 4 dan bintang 5 cukup banyak hadir di kota Medan. Sebagai kota perdagangan dengan jalur distribusi barang
ke wilayah di sekitarnya, seperti propinsi Aceh baik yang berada di wilayah pantai timur, pantai barat sampai dataran tinggi Gayo Takengon, distribusi barang akan
banyak diperoleh dari kota Medan. Selain itu juga jumlah pedagang besar dan eceran setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup besar. Karena tingginya
frekwesni transaksi perdagangan baik skala besar maupun eceran, maka jumlah uang beredar juga cukup tinggi di kota Medan. Sektor ini akan sangat erat dengan kegiatan
dunia perbankan dan keuangan bukan bank guna melayani dan memudahkan transaksi bisnis perdagangannya.
c. Sektor Jasa-Jasa
Kota Medan menjadi semakin terdiversifikasi dengan jenis kegiatan distribusi barang dan jasa yang di butuhkan oleh propinsi disekitarnya.Termasuk propinsi Riau
dan Sumatera Barat dengan kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah Sumatera Utara. Jadi sektor angkutan juga akan saling terkait dengan sektor ini secara
langsung. Maka kapasitas produksi kota Medan akan semkain besar karena terjadi aglomerasi ekonomi yang semakin lama semakin membesar large agglomeration.
4.5 Analisis ICOR Incrementel Capital Output Ratio
Incremental Capital Output Ratio ICOR adalah suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan capital investasi baru yang dibutuhkan untuk
menaikkanmenambah satu unit output. Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan besarnya tambahan kapital dengan tambahan output dimana dalam
hal ini faktor-faktor lain yang mempengaruhi investasi dianggap konstan. Ini merupakan salah satu kelemahan konsep neto karena pada kenyataanya ada faktor-
faktor lain yang mempengaruhi output seperti pemakaian tenaga kerja tenaga kerja terlatih, penerapan teknologi, pengaturan kelembagaaan sarana dan prasarana,
ketersediaan sumber daya alam dan kemampuan kewirausahaan. Nilai ICOR umumnya berbeda untuk tiap daerah dengan karakteristik lapangan usaha yang
berbeda pula.Hal ini dikarenakan adanya perbedaan komposisi investasi di lapangan-
lapangan usaha yang berbeda tersebut.
Namun demikian dari catatan pembangunan di berbagai negara selama beberapa periode terakhir, dapat dilihat bahwa walaupun akumulasi kapital bukan
merupakan suatu syarat yang cukup a sufficient condition bagi suksesnya pembangunan, namun apabila suatu negara atau daerah ingin menjadi lebih kaya dan
maju maka investasi harus didorong serta hasildari investasi output harus tinggi. Dari perspektif ICOR, makin tinggi tambahan hasil outputyang disebabkan oleh
kegiatan invetasi maka ICOR akan makin kecil dengan kata lain produktivitas investasi tersebut makin tinggi.
Dengan melakukan penghitungan ICOR dapat diperoleh beberapa manfaat antara lain :ICOR dapat dijadikan sebagai masukan data dan informasi dalam
penghitungan kebutuhan investasi untuk periode tertentu di Kota Medan, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sebagaimana telah direncanakan.ICOR dapat
dijadikan sebagai masukan data dan informasi, untuk mengetahui sektor-sektor yang memiliki produktivitas investasi paling tinggi, sehingga dapat dijadikan dasar
pemilihan penanaman modal yang lebih prospektif.ICOR dapat dijadikan sebagai masukan data dan informasi, untuk mengetahui adanya indikasi kemungkinan
terjadinya in-efisiensi dalam penggunaan investasi di masing-masing sektor ekonomi.ICOR dapat dijadikan sebagai masukan data dan informasi, untuk
mengetahui kecenderungan penggunaan metode produksi padat karya atau padat modal dalam kegiatan ekonomi produksi.ICOR dapat memberi arah dan sasaran
investasi yang menjamin efisiensi kegiatan ekonomi. Data yang lebih rinci ini akan sangat berguna dalamperencanaan
pembangunan daerah dan evaluasipembangunan di bidang ekonomi yang merupakan halyang sangat penting dalam menghasilkan pembangunan perekonomian yang
berkualitas, yang pada akhirnya akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.Untuk itu dalam melakukan perencanaan diperlukan datamakro terukur
yang menggambarkan kinerjapembangunan yang telah dilakukan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunanyang berkelanjutan, yang
salah satunya ICOR sebagaisalah satu indikatornya. Pengkajian mengenai ICOR menjadi sangat menarik karena ICOR dapat
merefleksikan besarnya produktifitas kapital yang pada akhirnya menyangkut besarnya pertumbuhan ekonomi yang bisa dicapai. Secara matematis rumus yang
digunakan untuk menghitung ICOR adalah: ICOR =
∆� ∆�
Dimana : Δ K = Penambahan barang modeal baru kapasitas terpasang
Δ Y = Perubahan pertambahan output Atau ICOR juga dapat dihitung dengan:
ICOR =
� ∆�
Dimana : I = Investasi
Δ Y = Perubahan pertambahan output Dalam penelitian ini tidak dapat menghitung ICOR secara detail hal ini
disebabkan oleh keterbatasan data yang dimiliki dan juga data yang dibutuhkan tidak tersedia dari badan yang seharusnya mempublikasikan data-data investasi.
Tabel 4.4 Indikator Makro Ekonomi Kota Medan
Sumber: RPJMD Kota Medan Dari data diatas dapat diperoleh bahwa nilai ICOR incremental capital to
output ratio atau rasio penambahan modal terhadap produksi relative cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Adapun rata-rata ICOR Kota Medan yaitu
sebesar 5.48 hal ini menggambarkan bahwa untuk memperolehpenambahan satu unit output dalam periode tersebutdibutuhkan investasi fisik sebanyak 6,95 unit.Besaran
koefisien ICOR merefleksikan produktifitasinvestasi yang pada akhirnya menyangkut pertumbuhanekonomi yang bisa dicapai. Semakin kecil koefisien ICORmenunjukkan
semakin efisien pembentukan modal yang NilaiICOR tertinggi yaitu pada tahun 2010 yaitu sebesar 5.91, dan pada
tahun 2015 perkiraan nilai ICOR berada dalam posisi yang terendah selama masa periode penelitian yaitu sebesar 4.56.
Perhitungan ICOR dilakukan untuk mengukur efisiensi nilai investasi. Pada periode analisis tahun 2009 dapat dilihat bahwa nilai ICOR kota Medan yaitu sebesar
5.96, dan investasi yang dibutuhkan dalam hal ini adalah sebesar Rp 18.87 Triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.5. Sedangkan untuk ICOR tahun
2010 diperlukan investasi sebesar Rp 15.18 Trilyun, untuk mendapatkan
No SEKTOR 2009
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016
1 PDRB Harga Berlaku
Trilyun Rp 72,63 73,160
85,85 93.08 100,34 107.64 114,96 123,34 2 Pertumbuhan Ekonomi
6.5 7.51
7.77 6.95
6.76 8.54
8,79 8.83
3 ICOR 5.96
5.91 5.83
5.75 5.45
5.25 4,56
4.26 4 Investasi PDRB
19.23 19.35
19.5 19.67 19.81
19.93 20,03
20.74 5
Kebutuhan Investasi Rp. Trilyun
18.87 15.18
16.74 18.31 19.88
21.45 23,03
24.58
pertumbuhan ekonomi 7,51. Dan pada tahun 2011 untuk tumbuh sebesar 7,77 diperlukan investasi sebesar Rp 16.74 Trilyun dengan nilai ICOR sebesar 5.83.
Sedangkan untuk tahun 2012 jumlah investasi yang dibutuhkan Rp 18.31 Trilyun agar pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6.95 dengan nilai ICOR yang
juga mengalami penurunan menjadi 5,75. Tahun 2013 untuk tumbuh sekitar 6.75 perekonomian Kota Medan membutuhkan dana investasi sebesar Rp 19.88 Trilyun
dimana nilai ICOR pada tahun ini juga menngalami penurunan menjadi 5,45. Selain itu pada tahun 2014 jumlah investasi yang dibutuhkan yaitu sekitar Rp 21.45 Trilyun
dengan tingkat pertumbuhan perekonomian yang ingin dicapai lebih besar dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 8.54 dan pada tahun 2014 ini nilai ICOR yaitu sebesar
5,25. Dan pada tahun 2015 nilai ICOR berada pada posisi yang terendah yaitu 4,56 maka untuk dapat tumbuh sebesar 8.79 investasi yang dibutuhkan diperkirakan
sebesar Rp 24.58 Trilyun untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8.83 dengan nilai ICOR sebsar 4,26. Jika perekonomian Kota Medan membutuhkan
investasi sekitar Rp 23.03 Trilyun.Sedangkan untuk tahun 2016 jumlah Jika Kota Medan menginginkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi maka tentu saja
membutuhkan investasi yang lebih tinggi pula. Melihat kondisi ini, Kota Medan sudah seharusnya mempersiapkan strategi-strategi yang dapat mempertahankan trend
penanaman investasi yang positif ini bahkan perlu mennarik investasi melalui kebijakan-kebijakan daerah yang pro-bisnis tanpa harus melupakan perhatian kepada
rakyat kecil, atau dengan kata lain menciptkan pasar yang bersahabat market friendly.
Kebutuhan investasi tersebut hanya akan dapat dipenuhi oleh Kota Medan dengan memacu investasi. Peningkatan investasi dilakukan dengan menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi daerah yang telah dicapai selama ini, meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana pendukung, mengintegrasikan
birokrasi perijinan usaha, menghapus berbagai pungutan tidak resmi yang menyebabkan biaya tinggi, menjaga stabilitas sosial, dan menciptakan suasana tertib
dan aman, termasuk membangun hubungan industrial yang lebih baik
.
4.6 Investasi Ekonomi Pada Sektor Unggulan Kota Medan