Strategi DOTS TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan pemeriksaan radiografi, dengan kriteria-kriteria yang jelas sehingga dapat diterapkan di masyarakat.
Aspek ke tiga dari strategi DOTS adalah pemberian obat yang diawasi secara langsung, atau dikenal dengan istilah DOT Directly Observed Therapy.
Pasien diawasi secara langsung ketika menelan obatnya, obat yang diberikan harus sesuai dengan standar dan diberikan secara gratis pada seluruh pasien
tuberkulosis yang menular dan yang kambuh. Untuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatannya maka perlu ditunjuk seorang pengawas menelan
obat PMO. Pengobatan tuberkulosis memakan waktu 6 bulan. Setelah makan obat 2 atau 3 bulan tidak jarang keluhan pasien telah menghilang, ia merasa
dirinya telah sehat, dan menghentikan pengobatannya. Karena itu, harus ada sistem yang menjamin pasien mau menyelesaikan seluruh masa pengobatannya
sampai selesai. Aspek ke empat dari strategi DOTS adalah jaminan tersedianya obat secara
teratur, menyeluruh dan tepat waktu. Masalah utama dalam hal ini adalah perencanaan dan pemeliharaan stok obat pada berbagai tingkat daerah, sehingga
diperlukan pencatatan dan pelaporan penggunaan obat yang baik, seperti misalnya jumlah kasus pada setiap kategori pengobatan, kasus yang ditangani dalam waktu
yang lalu, data akurat stok di masing-masing gudang yang ada. Sementara aspek ke lima dari strategi ini adalah sistem monitoring serta
pencatatan dan pelaporan yang baik. Setiap pasien tuberkulosis yang diobati harus mempunyai satu kartu identitas penderita yang kemudian tercatat di catatan TB
yang ada di kabupaten. Pasien harus membawa kartu kemanapun dan
menggunakan kartu yang sama sehingga dapat melanjutkan pengobatannya dan tidak sampai tercatat dua kali Aditama, 2002.