ANALISIS USAHA TANI BUAH PEPINO (Solanum muricatum Aiton) Studi Kasus Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
ANALISIS USAHA TANI BUAH PEPINO (Solanum muricatum Aiton) Studi
Kasus Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Oleh: PRIMA AGUSTINI ( 03720018 )
Agribisnis
Dibuat: 2009-01-09 , dengan 3 file(s).
Keywords: usahatani, buah pepino (Solanum muricatum Aiton)
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai potensi besar dalam menghasilkan
buah-buahan berkualitas baik dan bernilai jual tinggi. Saat ini telah ditemukan dan sedang
dibudidayakan satu jenis buah yang mempunyai prospek cerah yaitu buah Pepino atau
masyarakat sering menyebutnya buah melodi.
Buah ini tergolong baru karena baru dikenalkan pada tahun 2003. Tanaman buah pepino punyai
potensi besar untuk dikembangkan sebagai tanaman produktif dan mempunyai prospek besar
bagi para petani buah di Indonesia, selain pemeliharaannya mudah dan jangka waktu antara
tanam sampai dengan panen yang tidak terlalu lama, ternyata buah ini juga mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan. Karena berbagai kelebihan diatas, maka buah Pepino efisien
dibudidayakan dengan cara yang efektif agar hasil yang bisa dirasakan para petani bisa
maksimal. Sacara efektif yang dilakukan antara lain : pemilihan bibit yang baik dan perawatan
tanaman yang tepat sehingga dapat menghindari terjadinya pemborosan waktu dan biaya
produksi sehingga tercapai tingkat efisiensi yang diinginkan dan didapatkan hasil yang optimal.
Permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: 1)Berapa besar biaya, penerimaan, pendapatan usahatani buah pepino? 2) Apakah
usahatani buah pepino sudah efisien?
Tujuan penelitian 1) Untuk mengetahui berapa besar biaya, penerimaan, pendapatan usahatani
buah pepino. 2) Untuk mengetahui efisien usahatani buah pepino.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumuaji, Kota Batu. Penentuan
daerah ini dilakukan secara sengaja (Purposive) yang didasarkan atas pertimbangan bahwa
daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi buah pepino yang ada di
Kecamatan Bumiaji, bahwa salah satu sentra produksi yang berada di Jawa Timur dan secara
umum daerah-daerah santra produksi buah pepino di Indonesia tidak terlalu besar.
Metode Penentuan Responden Data penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu suatu
survai dimana informasi yang dikumpulkan diambil dari semua anggota populasi. Menggunakan
metode sensus karena komoditi ini masih sangat sedikit yang membudidayakan buah pepino.
Jumlah populasi sebanyak 10 petani buah pepino. Pengambilan sampel tersebut didasarkan
pendapat M Suparmoko (1999).
Jenis Data ada dua yaitu data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
dengan wawancara kepetani, dan data skunder yaitu data yang diperoleh dari publikasi atau
pustaka-pustaka, instansi-instani terkait yang dapat menunjang penelitian ini guna melengkapi
data-data primer antara lain data monografi desa dan lainnya.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya yang merupakan
jumlah antara biaya tetap dan biaya variabel, serta analisis pendapatan yaitu selisih antara
penerimaan yang diperoleh petani dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Yang
termasuk biaya variabel adalah pupuk, pestisida dan tenaga kerja, sedangkan sewa lahan
termasuk biaya tetap.
Dari hasil perhitungan diperoleh biaya usahatani buah pepino dengan sistem monokultur di Desa
Sumberbrantas sebesar Rp 5.169.482/hektar dan sistem tumpangsari sebesar Rp
5.380.000/hektar. Penerimaan usahatani buah pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur
sebesar Rp 7.062.222/hektar dan sistem usahatani tumpangsari sebesar Rp 7.000.000/hektar.
Pendapatan usahatani buah pepino dengan sistem monokultu sebesar Rp 1.892.741/hektar dan
sistem usahatani tumpangsari Rp 1.620.000/hektar.
Nilai efisiensi (R/C Ratio) dari usahatani pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur
sebesar 1,61 dan sistem usahatani tumpangsari R/C ratio sebesar 1,30. Hal ini menunjukkan
bahwa usahatani buah pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur dan tumpangsari
memberikan keuntungan dan efisien untuk dikembangkan lebih besar lagi usahataninya.
Indonesia is a tropical climate country which has a great potential in producing a high quality
and high profitable price of fruits. Recently, it has been found and being cultivated a type of fruit
which has a bright prospect called as Pepino fruit, or common people call it as melodi fruit.
It is considered as a new kind since just introduced in 2003. Pepino fruit has a big potential to be
cultivated as productive plant and has a great prospective for fruit farmers in Indonesia; besides,
the cultivation is easy and the range between planting and harvest time takes quite short time,
also this fruit has a lot of advantages for the health. For those advantages, Pepino fruit will be
efficient to be cultivated in an effective way for the maximum harvest gained by the fruit farmer.
Effectively, we can conduct things as follow: choosing good seed and implementing proper
cultivation process to avoid wasting time and high production cost so that they can reach the
targeted efficiency level dan gather an optimum outcomes.
The problem which becomes the main subject on this research can be formulated as follow: 1)
How much is the cost, revenue, income, from farming and cultivation of Pepino fruit?, 2) Has the
Pepino fruit farming and cultivation been efficient? .
This research aims are: 1) To know how much the cost, revenue, and income of the farming and
cultivation of Pepino fruit is, 2) To know how efficient the farming and cultivation of Pepino
fruit.
This research was conducted at Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. The
selection of this area is done purposively based on a consideration that this area is one of the
production center of Pepino fruit located in Kecamatan Bumiaji, and as one of the production
center on East Java region, while commonly those production centres of pepino fruit in Indonesia
are not quite huge.
The respondent selection method on this research uses cencus method which is a survey to
collect the information from the whole population members. We use cencus method because this
commodity is quite few to be cultivated. The sampling method is refered from M. Suparmoko
(1999).
There two kinds of data, primary data which are gathered directly from the respondent by
interviewing the farmers, and secondary data which are gained from publicity or literature,
related institution which can support this research to support the primary data such as village
monography or others.
The analysis method used in this research is cost analysis which is the sum of fixed cost and
variable costs, and revenue analysis which is the difference between the gained revenue and the
cost expense on production process. Included in variable costs are fertilizer, pesticide and labor;
while the field rent cost is a fixed cost.
Based on the calculation result, it shows that the farming and cultivation of pepino fruit cost
using monoculture system in Desa Sumberbrantas is Rp. 5.169.482/ hectare, while implementing
intercropping system is Rp. 5.380.000/hectare. The revenue on farming and cultivation of pepino
fruit applying monoculture system is Rp 7.062.222/hectare, while implanting intercropping
system is Rp.7.000.000/hectare. The income on farming and cultivation of pepino fruit using
monoculture system is Rp. 1.892.741/hectare, and using intercropping system is Rp
1.620.000/hectare.
The efficiency value (R/C Ratio) from farming and cultivation of pepino fruit using monoculture
sytem is 1.61; while if using intercropping system, the R/C value is 1,30. This result shows that
pepino fruit farming and cultivation implemented using monoculture and intercropping systems
give advantage and efficiency to be developed for bigger farming and cultivation.
Kasus Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu
Oleh: PRIMA AGUSTINI ( 03720018 )
Agribisnis
Dibuat: 2009-01-09 , dengan 3 file(s).
Keywords: usahatani, buah pepino (Solanum muricatum Aiton)
Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang mempunyai potensi besar dalam menghasilkan
buah-buahan berkualitas baik dan bernilai jual tinggi. Saat ini telah ditemukan dan sedang
dibudidayakan satu jenis buah yang mempunyai prospek cerah yaitu buah Pepino atau
masyarakat sering menyebutnya buah melodi.
Buah ini tergolong baru karena baru dikenalkan pada tahun 2003. Tanaman buah pepino punyai
potensi besar untuk dikembangkan sebagai tanaman produktif dan mempunyai prospek besar
bagi para petani buah di Indonesia, selain pemeliharaannya mudah dan jangka waktu antara
tanam sampai dengan panen yang tidak terlalu lama, ternyata buah ini juga mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan. Karena berbagai kelebihan diatas, maka buah Pepino efisien
dibudidayakan dengan cara yang efektif agar hasil yang bisa dirasakan para petani bisa
maksimal. Sacara efektif yang dilakukan antara lain : pemilihan bibit yang baik dan perawatan
tanaman yang tepat sehingga dapat menghindari terjadinya pemborosan waktu dan biaya
produksi sehingga tercapai tingkat efisiensi yang diinginkan dan didapatkan hasil yang optimal.
Permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: 1)Berapa besar biaya, penerimaan, pendapatan usahatani buah pepino? 2) Apakah
usahatani buah pepino sudah efisien?
Tujuan penelitian 1) Untuk mengetahui berapa besar biaya, penerimaan, pendapatan usahatani
buah pepino. 2) Untuk mengetahui efisien usahatani buah pepino.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumuaji, Kota Batu. Penentuan
daerah ini dilakukan secara sengaja (Purposive) yang didasarkan atas pertimbangan bahwa
daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi buah pepino yang ada di
Kecamatan Bumiaji, bahwa salah satu sentra produksi yang berada di Jawa Timur dan secara
umum daerah-daerah santra produksi buah pepino di Indonesia tidak terlalu besar.
Metode Penentuan Responden Data penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu suatu
survai dimana informasi yang dikumpulkan diambil dari semua anggota populasi. Menggunakan
metode sensus karena komoditi ini masih sangat sedikit yang membudidayakan buah pepino.
Jumlah populasi sebanyak 10 petani buah pepino. Pengambilan sampel tersebut didasarkan
pendapat M Suparmoko (1999).
Jenis Data ada dua yaitu data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
dengan wawancara kepetani, dan data skunder yaitu data yang diperoleh dari publikasi atau
pustaka-pustaka, instansi-instani terkait yang dapat menunjang penelitian ini guna melengkapi
data-data primer antara lain data monografi desa dan lainnya.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biaya yang merupakan
jumlah antara biaya tetap dan biaya variabel, serta analisis pendapatan yaitu selisih antara
penerimaan yang diperoleh petani dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Yang
termasuk biaya variabel adalah pupuk, pestisida dan tenaga kerja, sedangkan sewa lahan
termasuk biaya tetap.
Dari hasil perhitungan diperoleh biaya usahatani buah pepino dengan sistem monokultur di Desa
Sumberbrantas sebesar Rp 5.169.482/hektar dan sistem tumpangsari sebesar Rp
5.380.000/hektar. Penerimaan usahatani buah pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur
sebesar Rp 7.062.222/hektar dan sistem usahatani tumpangsari sebesar Rp 7.000.000/hektar.
Pendapatan usahatani buah pepino dengan sistem monokultu sebesar Rp 1.892.741/hektar dan
sistem usahatani tumpangsari Rp 1.620.000/hektar.
Nilai efisiensi (R/C Ratio) dari usahatani pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur
sebesar 1,61 dan sistem usahatani tumpangsari R/C ratio sebesar 1,30. Hal ini menunjukkan
bahwa usahatani buah pepino yang dilakukan dengan sistem monokultur dan tumpangsari
memberikan keuntungan dan efisien untuk dikembangkan lebih besar lagi usahataninya.
Indonesia is a tropical climate country which has a great potential in producing a high quality
and high profitable price of fruits. Recently, it has been found and being cultivated a type of fruit
which has a bright prospect called as Pepino fruit, or common people call it as melodi fruit.
It is considered as a new kind since just introduced in 2003. Pepino fruit has a big potential to be
cultivated as productive plant and has a great prospective for fruit farmers in Indonesia; besides,
the cultivation is easy and the range between planting and harvest time takes quite short time,
also this fruit has a lot of advantages for the health. For those advantages, Pepino fruit will be
efficient to be cultivated in an effective way for the maximum harvest gained by the fruit farmer.
Effectively, we can conduct things as follow: choosing good seed and implementing proper
cultivation process to avoid wasting time and high production cost so that they can reach the
targeted efficiency level dan gather an optimum outcomes.
The problem which becomes the main subject on this research can be formulated as follow: 1)
How much is the cost, revenue, income, from farming and cultivation of Pepino fruit?, 2) Has the
Pepino fruit farming and cultivation been efficient? .
This research aims are: 1) To know how much the cost, revenue, and income of the farming and
cultivation of Pepino fruit is, 2) To know how efficient the farming and cultivation of Pepino
fruit.
This research was conducted at Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. The
selection of this area is done purposively based on a consideration that this area is one of the
production center of Pepino fruit located in Kecamatan Bumiaji, and as one of the production
center on East Java region, while commonly those production centres of pepino fruit in Indonesia
are not quite huge.
The respondent selection method on this research uses cencus method which is a survey to
collect the information from the whole population members. We use cencus method because this
commodity is quite few to be cultivated. The sampling method is refered from M. Suparmoko
(1999).
There two kinds of data, primary data which are gathered directly from the respondent by
interviewing the farmers, and secondary data which are gained from publicity or literature,
related institution which can support this research to support the primary data such as village
monography or others.
The analysis method used in this research is cost analysis which is the sum of fixed cost and
variable costs, and revenue analysis which is the difference between the gained revenue and the
cost expense on production process. Included in variable costs are fertilizer, pesticide and labor;
while the field rent cost is a fixed cost.
Based on the calculation result, it shows that the farming and cultivation of pepino fruit cost
using monoculture system in Desa Sumberbrantas is Rp. 5.169.482/ hectare, while implementing
intercropping system is Rp. 5.380.000/hectare. The revenue on farming and cultivation of pepino
fruit applying monoculture system is Rp 7.062.222/hectare, while implanting intercropping
system is Rp.7.000.000/hectare. The income on farming and cultivation of pepino fruit using
monoculture system is Rp. 1.892.741/hectare, and using intercropping system is Rp
1.620.000/hectare.
The efficiency value (R/C Ratio) from farming and cultivation of pepino fruit using monoculture
sytem is 1.61; while if using intercropping system, the R/C value is 1,30. This result shows that
pepino fruit farming and cultivation implemented using monoculture and intercropping systems
give advantage and efficiency to be developed for bigger farming and cultivation.