Preble, bersama dengan 700 orang awak kapal. Ketiga kapal ini akan bergabung dengan Angkatan Laut Vietnam dalam melakukan latihan navigasi dan keadaan
darurat Haluan Media, 2011. Menurut pernyataan AL kedua negara, latihan gabungan ini merupakan
latihan rutin yang telah dijadwalkan jauh sebelum terjadi ketegangan Vietnam dan RRT di LCS. Laksamana Tom Carney, pemimpin armada AS di Vietnam,
mengatakan bahwa:
Kedatangan AS adalah upaya membangun hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara pada bidang keamanan maritim. Pasukan AS telah ada di Samudera
Pasifik dan Laut Cina Selatan sejak 50 dan 60 tahun yang lalu, bahkan sebelum Perang Dunia II. Kami akan terus mempertahankan keberadaan kami di lautan ini untuk puluhan
tahun ke depan, kami tidak berniat menyingkir Carney dikutip Haluan Media, 2011.
Penjelasan Carney di atas didorong oleh respon yang dikemukakan oleh RRT. Seperti yang tertulis dalam media terbitan pemerintah RRT pada tahun
2011, latihan ini merupakan unjuk kekuatan militer untuk menantang Beijing BBC, 2011. Meskipun dihadapkan pada pernyataan yang provokatif tersebut,
Vietnam tetap mempertahankan hubungan pertahanannya dengan AS, serta melakukan suatu langkah penegasan dalam kemitraan melalui MoU yang salah
satunya bertujuan untuk pengelolaan ancaman keamanan di LCS.
3.3 MoU dalam pengelolaan LCS tahun 2011
Indikator yang paling penting dalam kesediaan Vietnam untuk memperluas keterlibatan strategis AS dalam kerjasama pertahanan di LCS adalah
penandatanganan kerjasama melalui MoU. Pada tanggal 20 September 2011, Asisten Deputi Secretary of Defense for South and Southeast Asia dan
Kementrian Pertahanan Vietnam menandatangani MoU untuk memajukan
kerjasama bilateral dalam bidang pertahanan. Dalam MoU, teridentifikasi lima hal dimana kedua belah pihak akan memperluas kerjasama, yaitu: 1 operasi
keamanan maritim “Maritime Security Operations” MSO
2 pencarian dan penyelamatan,
“Search and Rescue” SAR 3 United Nations Peacekeeping
Operations UNPKO, 4 High availability disaster recovery HADR, dan 5
kolaborasi antara Universitas Pertahanan dan lembaga penelitian kedua negara Jordan, Stern, and Lohman, 2012: 8. MoU mengenai operasi keamanan maritim
“Maritime Security Operations” MSO
,
salah satunya ditujukan untuk mengelola stabilitas regional yang memungkinkan Vietnam untuk berkontribusi dalam
menjaga keamanan wilayah, serta untuk mencegah tindakan-tindakan provokatif RRT di LCS.
Dalam menjaga keamanan wilayah, terdapat lembaga yang berperan aktif dalam pelaksanaannya. Salah satu lembaga tersebut adalah United States Pacific
Command USPACOM. Peranan USPACOM berfokus pada menjalankan fungsi
kontrol komando, manuver, logistik dan perlindungan kawasan, serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan dasar militer Vietnam yang dapat
diterapkan di berbagai operasi militer. Selain itu, USPACOM berperan dalam menanggapi peristiwa-peristiwa yang terjadi, seperti bencana alam, ancaman
kedaulatan dari pihak lain, atau konflik bersenjata Chalkley, 2013: 14. Dalam melindungi keamanan dan kepentingan bersama di LCS, USPACOM
terus menigkatkan keamanan maritim di LCS, melalui pelatihan-pelatihan militer. Salah satunya yaitu pelatihan anti pembajakan yang akan mendukung pendekatan
strategis untuk meningkatkan kerjasama keamanan kedua negara. Selain itu,
pelatihan anti pembajakan dapat memberikan US Coast Guard USCG kesempatan untuk berlatih dan berbagi pengalaman dengan penjaga pantai
Vietnam Conley, 2013: 15. Sebagaimana yang terdapat dalam MoU, Vietnam dan AS terus berfokus kepada peningkatan hubungan antara the Maritime Police
of Vietnam dan USCG Vietnamembassy-usa, 2013. Pada Fungsinya, USCG
difokuskan untuk membangun kemampuan respon militer Vietnam dalam menghadapi permasalahan-permasalahan maritim Morgan, 2013: 9.
Dalam menjaga keamanan maritim Vietnam, selain kehadiran USPACOM dan USCG, AS juga akan memberikan bantuan kepada Vietnam sebesar
18.000.000, khusus untuk meningkatkan kapasitas unit patroli pantai Vietnam. Ini termasuk penyediaan lima kapal patroli cepat untuk penjaga pantai Vietnam.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, bantuan ini untuk membantu Vietnam dalam menanggapi ancaman maritim, seperti pembajakan, perdagangan narkoba,
dan sejenisnya Johnson, 2013. Bahkan, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menjelaskan bahwa kapal
patroli tersebut akan memiliki misi yang lebih penting, seperti pada pernyataannya:
Peace and stability in the South China Sea is a top priority for us and for countries in the region. We are very concerned by and strongly opposed to coercive and aggressive
tactics to advance territorial claims . [Perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan
merupakan prioritas utama bagi kami dan bagi negara-negara di kawasan. Kami sangat prihatin dan sangat menentang pemaksaan serta taktik agresif untuk memajukan klaim
teritorial] Kerry dikutip Johnson, 2013.
Dalam pernyataan di atas, dapat diasumsikan bahwa Kerry merujuk pada RRT, ketika menyebutkan ancaman agresif di LCS. Hal ini menandakan bahwa
dengan penandatanganan MoU, memiliki tujuan yang lebih luas dari sekedar
menanggapi ancaman maritim biasa. Ini menjadikan suatu tinjauan dalam analisis penulis pada bab berikutnya mengenai faktor pendorong bagi Vietnam dalam
penguatan kemitraan dengan AS melalui MoU 2011.