Analisis Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun 2015

ANALISIS DESKRIPTIF EVALUASI
PENYELENGGARAAN PELATIHAN MANASIK HAJI PADA
CALON JAMAAH HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KOTA TANGERANG TAHUN 2015

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun Oleh:
Indah Wulandari Priyana
1112053100019

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016 M

ABSTRAK


Nama
NIM
Judul

: Indah Wulandari Priyana
: 1112053100019
:Analisis Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik
Haji Pada Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang Tahun 2015

Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas,
kinerja,atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Dalam
evaluasi program penyelenggaraan pelatihan manasik ini, terlihat dari profil calon
jamaah haji yang sangat beragam dan pengetahuan tentang manasil yang terbatas secara
materi bimbingan dan waktu pertemuan yang hanya sedikit menjadi masalah yang kerap
terjadi dalam pelatihan manasik. Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang sebagai
pemerintah yang bertanggung jawab atas pemberian pelatihan manasik haji terhadap
calon jamaah haji yang dilakukan meliputi, pengenalan kebijakan pemerintah tentang
penyelenggaraan ibadah haji, bimbingan perjalanan haji, bimbingan teknis pelayana

kesehatan, keselamatan penerbangan dan hikmah-hikmah haji. Pemberian pelatihan
manasik ini adalah sebuah bentuk latihan untuk meningkatkan keterampilan para calon
jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji, setelah sebelumnya telah memahami teori
dari buku-buku tentang haji.
Penellitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan evaluasi input berdasarkan
peserta pelatihan manasik haji, staff (pemateri), dan materi dalam pelatihan manasik
haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang tahun 2015.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan manasik haji,
hingga evaluasi penyelenggaraan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian ini memiliki ciri khas penyajian datanya dalam bentuk
narasi, cerita mendalam atau rinci dari para responden wawancara atau observasi,
responden dalam penelitian ini terdiri dari 3 orang yaitu Kepala seksi
penyelenggaraanhaji dan umrah Kemenag Kota Tangerang, staff pembinaan haji dan
umrah, dan pemateri.
Berdasarkan hasil penelitian, Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
dalam memberikan pelayanan pelatihan manasik haji calon jamaah haji elah sesuai
dengan prosedur dan sudah cukup baik. Dari 1.460 jamaah berdasarkan dari latar
belakang usia, pendidikan, dan profesi hampir 85% mengikuti pelatihan manasik haji.
Dari segi kualitas, pemateri yang memberikan materi manasik haji sudah memnuhi
standar dan menguasai materi yang disampaikan oleh peserta pelatihan manasik haji.

Dan dari segi materi Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang telah memberikan
materi sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Penyelenggaran Haji dan
Umrah.
.
Kata Kunci : Evaluasi, Pelatihan dan Manasik Haji

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
tidak pula shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi besar Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang berjudul:
“Analisi Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji Pada
Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun
2015”.
Penyusunan skripsi ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan
Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini penyusun
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat membangun, sangat saya harapkan untuk kesempurnaan penyusunan yang
akan datang.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta
membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu sebagai rasa
syukur perkenankan saya mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Kedua Orang tua yaitu ayah H.Anjar Priyana (Alm) dan mama Hj. Lili Dahlia
serta kakak M. Sholeh dan adik- adikku Dessy Nuramaliah, Bella Nurfitriah,
Faqih Arifin yang telah memberikan motivasi dan semangat baik moril
maupun material, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat
waktu.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, MA, selaku
Wakil Dekan II, Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.


v

4. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam perkuliahan.
5. Bapak Drs. Sugiharto, MA , selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah
yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Hasanuddin Ibnu Hiban, MA, selaku Dosen Penasehat Akademik
Program Studi Manajemen Haji dan Umrah.
7. Bapak Prof. Dr. Murodi, MA, selaku Dosen Pembimbing yang memberikan
motivasi, arahan serta pendapat atas penulisan skripsi ini.
8. Drs. Study Rizal Lk. M,A dan H. Ahmad Kartono. M,Si selaku penguji skripsi
penulis dan TIM penguji skripsi yang telah memberikan pengarahan perbaikan
kepada skripsi penulis.
9. Para Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Dakwah Haji dan Umrah yang
telah berbagi ilmu dan pengalaman yang berharga bagi kami.
10. Kawan- kawan Manajemen Haji dan Umrah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2012 yang setia menemani dan memberikan dukungan atas penyusunan
skripsi ini.
11. Bapak H.Nahrowi, selaku Kasi Haji dan Umrah Kemenag Kota Tangerang
yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.

12. Staff Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama
Kota Tangerang yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.

Demikianlah, mudah- mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
saya selaku penyusun dan pembaca pada umunya. Semoga Allah SWT meridhoi
dan memberkahi usaha saya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Aamiin

Jakarta, 30 Mei 2016

Penyusun
Indah Wulandari Priyana

vi

DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix
BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 5
D. Metodologi Penelitian................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 10
F.

BAB II

Sistematika Penulisan...................................................................12

TINJAUAN TEORIS
A. Evaluasi
1.

Pengertian Evaluasi .................................................................... 15

2.


Jenis- jenis Evaluasi................................................................... 17

3.

Tujuan Evaluasi.......................................................................... 20

4.

Langkah- langkah Evaluasi........................................................ 21

5.

Kriteria Keberhasilan Evaluasi................................................... 23

B. Pelatihan
1.

Pengertian Pelatihan.................................................................... 24


2.

Penyusun Program Pelatihan....................................................... 26

3.

Prinsip- prinsip Penyusun Program Pelatihan............................. 27

vii

C. Manasik Haji

BAB III

1.

Pengertian Manasik Haji................................................................... 28

2.


Tujuan dan Fungsi Manasik Haji...................................................... 30

3.

Metode Bimbingan Manasik Haji..................................................... 31

GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA
TANGERANG
A. Sejarah Kementerian Agama Kota Tangerang.................................. 35
B. Visi Misi dan Program
1. Visi Kantor Kemenag Kota Tangerang......................................... 37
2. Misi Kantor Kemenag Kota Tangerang........................................ 37
3. Program Kemenang Kota Tangerang............................................ 39
C. Struktur Organisasi Kantor Kemenag Kota Tangerang..................... 40
D. Struktur PPIH Kementerian Kota Tangerang Tahun 2015................ 41
E. Tugas dan Fungsi PPIH Kemenang Kota Tangerang Tahun 2015.... 43

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

A. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji) ................................................ 43
1. Calon Jamaah Berdasarkan Usia................................................... 43
2. Calon Jamaah Berdasarkan Pendidikan........................................ 46
3. Calon Jamaah Berdasarkan Profesi............................................... 48
B. Evaluasi Staff (Pemateri).................................................................... 50
1. Pemateri Berdasarkan Pekerjaan................................................... 51
C. Evaluasi Program (Materi)................................................................ 52

BAB V

PENUTUP
A.

Kesimpulan ..................................................................................... 56

B.

Saran ............................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Usia ................................. 44

Tabel 4.2

Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Pendidikan....................... 46

Tabel 4.3

Tabel Jurnal Jama’ah Haji dari Segi Profesi.............................. 48

Tabel 4.4

Tabel Jurnal Pemateri Pelatihan Manasik Haji.......................... 51

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat Islam
untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap
tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk
menunaikan ibadah haji.1
Allah berfirman dalam Surat Al-Imran ayat 97 berfirman:
َ‫عنِ الْعَالَمِين‬
َ ٌِّ‫غن‬
َ َ‫سبِيًّا وَ َمنْ كَفَرَ فَإِّ الّه‬
َ ِ‫ستَطَاعَ إَِليْه‬
ْ ‫وَلِّهِ عََّى الناسِ حِّ ا ْل َبيْتِ َمنِ ا‬
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Secara etimologi, haji berarti “pergi atau berkunjung kesuatu
tempat”. Sedangkan menurut istilah fiqih, ziarah berarti berkunjung ke
Baitullah, Ka’bah, untuk melaksanakan ibadah dengan syarat dan rukun
tertentu yang dilaksanakan pada sembilan hari pertama bulan
Dzulhijjah sampai terbit fajar hari kesepuluh dalam waktu dan tempat
tertentu. 2

1

A. Muis, Komunikasi Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001),Ce-1,h.

21
2

Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Islam Negeri Syarif Hidatayullah Jakarta, 2008), Cet-1.h,185

2

Penyelenggaraan ibadah haji sudah menjadi tanggung jawab
pemerintah, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008
menyebutkan bahwa Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan,

dan

perlindungan

dengan

menyediakan

pelayanan

administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,
Pelayanan Kesehatan, Keamanan, dan hal- hal lainnya yang diperlukan
oleh calon Jamaah haji.3
Untuk pencapaian kualitas dalam penyelenggaraan ibadah haji
dibutuhkan sumber daya manusia yang professional dan berdedikasi
(mempunyai nulari inovasi, motivasi, proaktif) yang tinggi, adanya
sistem dan manajemen yang tersusun rapi serta dibutuhkannya metode
pengawasan terhadap institusi terkait yang dilaksanakan secara efektif.4
Karena itu, ibadah haji merupakan kegiatan penting yang
memerlukan adanya pengelolaan khusus yang mengurusi masalah
kegiatan haji yang menyangkut

pelayanan-pelayanan yang akan

diberikan pada Jamaah calon haji. Salah satunya yaitu, pelayanan
bimbingan ibadah haji.
Setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan, dibutuhkan sebuah sistem
evaluasi. Evaluasi adalah sebiah proses penilaian, di mana terjadinya
sebuah pengukuran terhadap efektifitas rencana dalam sebuah program
yang pada hasil akhirnya akan dijadikan tolak ukur keberhasilan dan

3

Ali Rokhmad, Langkah-Langkah Pembenahan Haji (Jakarta: Ditjen PHU
Kementerian Agama RI,2010),h. 6
4
Achmad Nidjam, Manajemen Haji ( Jakarta: Zairul Hakim, 2001), hal. 55

3

dijadikan rancangan atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan
yang selanjutnya.
Begitu pula dengan sebuah penyelenggaraan harus memiliki
senuah sistem evaluasi untuk mencari penyebab dari berbagai masalah
yang timbul dan mengatasi semua masalah serta merancang sebuah
gagasan atau solusi agar pada saat penyelenggaraan pelatihan manasik
selanjutnya bisa berlangsung dengan keadaan yang baik dan ideal,
sesuai dengan yang tertera dalam Undang-undang Penyelenggaraan
Ibadah Haji.
Pengetauhan tentang haji merupakan hal yang sangat urgens
untuk diketauhi dan dipelajari dalam pelaksanaan ibadah haji.
Sebaiknya ada bimbingan pendahuluan terhadap seluruh jamaah calon
haji yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Kementerian
Agama Kota Tangerang sebagai konsekuensi pemerintah terhadap
penyelenggaraan pelatihan manasik haji sekaligus menjadi tolak ukur
kualitas pemahaman manasik haji bagi jamaah calon haji dan juga
menjadi evaluasi pelayanan pemerintah terhadap jamaah calon haji.
Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, penyelenggaraan
pelatihan

manasik

haji

mengalami

perubahan

dalam

upaya

meningkatkan pembinaan salah satunya yaitu dalam pemberian
pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kota Tangerang.
Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang selalu berkomitmen
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada calon jamaah haji

4

dengan memberikan pelayanan yang baik. Pemberian pelatihan
manasik haji yang berkualitas menjadi salah satu tanggung jawab
yang harus diberikan kepada para calon jamaah haji untuk membekali
dalam melaksanakan perjalan ibadah haji.
Berdasarkan berbagai uraian di atas yang tertulis, maka penulis
telah membuat dan mengkaji sebuah penelitian yang berjudul:
“Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada Calon
Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun
2015”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada Analiasis
Deskriptif Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Manasik Haji pada
Calon Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.
Adapun pemilihan kriteria evaluasi, penulis menggunakan
kriteria evaluasi seperti yang dikemukakan oleh Sufflebeam guna
mengawasi suatu program secara lebih seksama yaitu: evaluasi
konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Karena
keterbatasan penulis, maka penulis membatasinya hanya pada
evaluasi hasil (input). Dalam proses evaluasi input ini pun penulis
membatasinya hanya kepada calon jamaah, staff, dan materi.

5

2. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan, maka
penulis membuat perumusan masalah agar arah dan tujuan
penulisan ini jelas adanya. Adapun perumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana evaluasi input dalam hal calon jamaah haji dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon
jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Tahun
2015?
b.

Bagaimana evaluasi pemateri dalam penyelenggaraan pelatihan
manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Kota
Tangerang Tahun 2015?

c.

Bagaimana evaluasi materi dalam penyelenggaraan pelatihan
manasik haji pada calon jamaah haji Kantor Kementerian Kota
Tangerang Tahun 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:
a.

Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal calon jamaah haji
dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji pada calon
jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
tahun 2015.

6

b.

Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal pemateri dalam
kegiatan penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon
jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
tahun 2015.

c.

Untuk mendeskripsikan evaluasi dalam hal materi yang terjadi
dalam penyelenggaraan pelatihan manasik haji pada calon
jamaah haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
tahun 2015.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
Kementerian

Agama

Kota

Tangerang

dalam

usaha

menyelenggarakan pelatihan manasik haji pada calon jamaah
haji.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan
dalam Manajemen Dakwah dalam ruang limgkup Manajemen
Haji oleh Kementerian Agama Kota Tangerang dan dapat
dijadikan acuan dalam berbagai penulisan karya ilmiah.
c. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan
gambaran

kepada

masyarakat,

khususnya

mahasiswa-

mahasiswi Manajemen Haji dan Umrah, bagaimana bentuk
evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota
Tangerang dalam aspek pelatihan manasik haji pada calon
jamaah haji tahun 2015.

7

D.

Metodologi Penelitian
1.

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantatif
(pengukuran).
Menurut Imam Gunawan dalam bukunya penelitian
kulaitatif

adalah

salah

satu

prosedur

penelitian

yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan
perilaku orang-orang yang diamati.5
Penulis berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala
hal yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk
mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan
kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang
dihasilkan

berupa

kata-

kata

melalui

wawancara

dan

pengamatan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
dari mana data dapat diperoleh langsung oleh pengumpul data dari

5

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teoti & Praktik (Jakrta: PT.
Bumi Aksara, 2013), hal. 82

8

objek risetnya.6 Informan dalam data primer ini adalah Kepala
Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang, Pemateri , dan calon jamaah haji.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek yang diteliti. Merupakan data tambahan yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Berupa beberapa
dokumen-dokumen, surat kabar, jurnal, buku-buku perpustakaan
serta buku-buku koleksi penulis.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik

pengumpulan

data

yang

dilakukan

adalah

menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, pengumpulan
data yang dilakukan dalam penulisan ini adalah:
a. Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung
terhadap

objek

penelitian

melalui

pemilihan

data,

pencatatan dan sebagainya dengan maksud memperoleh
gambaran yang jelas mengenai kejadian atau peristiwa
faktual yang terjadi.
b. Wawancara, yaitu mencari data-data melalui percakapan
berkaitan dengan objek penelitian

7

melalui wawancara

ditunjukkan kepada Kepala Seksi penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Staff

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007),hal. 157
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,h. 186

9

Pembinaan Ibadah Haji, dan calon jamaah haji Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang.
c. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal- hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan
sebagainya.

Penulis

mengumpulkan,

membaca,

dan

mempelajari berbagai bentuk data tertulis yang ada di
lapangan serta data-data lain yang dapat dijadikan sebagai
bahan analisa dalam penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dan terkumpul melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi, serta informasi dan keterangan yang
ditemukan

dalam

penelitian

ini

akan

dianalisis

dengan

menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu teknik
analisis data di mana penulis memaparkan semua data yang
diperoleh

dari

hasil

temuan

secara

sistematis,

lalu

mengklasifikasikan untuk kemudian menganalisis sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya
disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di

Kantor

Kemeterian Agama Kota Tangerang Seksi Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umrah. Jl. A.Yani No. 8 Kota TangerangBanten 15112. Dan untuk waktu penelitian skripsi ini dilakukan
dari tanggal 25 Januari 2016 – 9 Mei 2016.

10

6.

Pedoman Penulisan
Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penuls mengacu
kepada pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) CeQDA UIN Jakarta Tahun 2007.8

E. Tinjauan Pustaka
Untuk penyusunan karya ilmiah ini, penulis membaca beberapa
skripsi terdahulu untuk memahami dan mendalami materi serta
menentukan poin perbedaan hasil karya penulis dengan karya tulis
yang lain.
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis
tidak menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian
yang hampir sama diantaraya:
1.

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Program Bimbingan Manasik
Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung
Jakarta Timur Tahun 2012” yang disusun oleh Sri Rezeki,9
Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian
yang penulis lakukan, karena sama- sama membahas tentang
evaluasi manasik haji, hanya yang membedakan dengan

8

Hamid Nasuhi,dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi (Jakarta: CeQDA UIN Jakarta, 2007),h. 2
9
Sri Rezeki, “ Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012” (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2014)

11

penelitian yang penulis lakukan adalah evaluasi yang
dilakukan dari segi penyelenggaraan pelatihan oleh Kantor
Kementrian Agama Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan
skripsi yang disusun oleh Sri Rezeki evaluasi yang hanya
terfokus pada program manasiknya saja di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun
2012.
2.

Skripsi ini berjudul “Manajemen Pelatihan Bimbingan
Manasik (Bimsik) Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M” yang
disusun oleh Noprian,10 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penelitian ini hampir
sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena samasama

membahas

tentang

manasik

haji,

hanya

yang

membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
evaluasi penyelenggaraan oleh Kantor Kementrian Agama
Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan skripsi yang disusun
oleh Noprian memfokuskan pada Manajemen Pelatihan
Bimbingan Manasik pada KBIH Darul Ulum Kabupaten Bogor
Tahun 2015.
3.

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Tahun
2013 Pada Kementerian Agama Jakarta Timur” yang disusun

Noprian, “Manajemen Pelatihan Bimbingan Manasik (Bimsik) Haji Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Darul Ulum Kabupaten Bogor Tahun 2015 M ” (Skripsi
S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2015)
10

12

oleh Wasilaturrohmah, Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penelitian ini hampir
sama dengan penelitian yang penulis lakukan, karena samasama membahas tentang evaluasi manasik haji, hanya yang
membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
evaluasi penyelenggaraan pelatihan oleh Kantor Kementrian
Agama Kota Tangerang tahun 2015. Sedangkan skripsi yang
disusun oleh Wasilaturrohmah memfokuskan pada evaluasi
pelayanan bimbingan manasik tahun 2013 Kementerian
Agama Jakarta Timur. Perbedaan juga terdapat pada tempat
penelitian. 11

F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam pembahasan dan gambaran sederhana
agar memudahkan penulisan skripsi ini maka penulis membuat
sistematika penulisan yang tersusun dalam lima (5) bab yang masingmasing memiliki sub- sub dengan susunan sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Penulis mengurai beberapa hal

yang berkaitan dengan

peneilitian ini, pada bagian awal diuraikan tentang latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam menggumpulkan
Wasilaturohmah, “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji Tahun 2013 Pada
Kementerian Agama Jakarta Timur” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Jakarta,2014)
11

13

data, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan uraian tentang sistematika
penulisan.
BAB II: Landasan Teori
Membahas tentang definisi- definisi judul penelitian mengenai
pengertian dan teori evaluasi, pengertian dan teori pelatihan, serta
pengertian dan teori manasik haji.
BAB III: Gambaran Umum
Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum
mengenai sejarah berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang, Visi, Misi, dan Program Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang, Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang, Struktur, Tugas dan Fungsi PPIH Kantor Kementerian
Agama Kota Tangerang.
BAB IV: Analisis Evaluasi Pelatihan Manasik Haji Pada Calon
Jamaah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang
Tahun 2015
Bab ini merupakan bab inti dari penelitian itu sendiri. Yang mana
berisi tentang analisis data- data yang telah terkumpul dan tersaji
dalam bab III, Di dalamnya berisi tentang evaluasi input
penyelengaraan pelatihan manasik haji pada calon jamaah haji Kantor
Kementerian Agama Kota Tangerang

14

BAB V: Penutup
Merupakan bab akhir, dalam bab ini penulis mengemukakan
kesimpulan dari seluruh pembahasan sebelumnya dan sekaligus
menjawab permasalahan pokok yang dikemukakan sebelumnya, dan
kemudian penulis mengemukakan saran.

15

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Menurut bahasa evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation
yang berarti penaksiran. Secara istilah evaluasi merupakan proses
menghitung, mengukur, dan menilai atas proses dan hasil yang
telah dicapai dari rencana aksi yang telah dilakukan. Materi yang di
evaluasi anatar lain masukan (input), keluaran (output), hasil
(income), manfaat (benefit) dan dampak (impact).1
Dalam bukunya, Suharsimi memandang evaluasi sebagai sebuah
proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Evaluasi juga
merupakan kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu
dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk, mencari informasi
yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program,
produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan.2

1

Ali Rokhmad, Startegi Pencitraan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1433
H/2012 M (Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian
Agama RI, 2012).h. 52-53
2
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2014),Cet-5, hal.1-2

16

Sedangkan menurut Sukardi, evaluasi merupakan proses
sistematis

pengumpulan

dan

penganalisisan

data

untuk

pengambilan keputusan. Dan dari aspek program, evaluasi dapat
diartikan suatu kegiatan pengevaluasian yang dilakukan secara
berkesinambungan dan ada dalam suatu organisasi. Program juga
dapat diartikan menjadi dua hal, yaitu rencana dan juga sebagai
kesatuan kegiatan pengelolaan.3
Secara umum evaluasi dikenal menjadi dua tipe, yaitu evaluasi
terus- menerus (on-going evalution) dan evaluasi akhir (ex- post
evaluation). Tipe yang pertama dilaksanakan pada interval periode
waktu tertentu, misalnya per tri wulan atau per semester selama
proses implementasi (biasanya pada akhir phase atau tahap suatu
rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah implementasi
suatu program atau rencana. Evaluasi biasanya lebih difokuskan
pada pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha
mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada
pelaksanaan atau penerapan program.4
Mengenai definisi evaluasi menurut Rusdiana Basri Hasan
dalam

bukunya

“Manajemen

Pendidikan

dan

Pelatihan”

mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran,

3

Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan Dan Kepelatihan (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), hal. 7-8
4

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial
(Bandung: PT Refika Aditama, 2005),hal.119

17

pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.5
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah
keputusan.
Hasil evaluasi kemudian dapat digunakan sebagai bahan
laporan sekaligus pertanggung jawaban kinerja. Evaluasi dilakukan
sesuai kebutuhan, secara bulanan, tri wulan,semesteran dan
tahunan. Hasil evaluasi dapat menjadi bahan masukan dan
informasi pimpinan dalam menetapkan kebijakan di masa datang.6
2.

Jenis- jenis Evaluasi
Jenis- jenis evaluasi yang dapat dilakukan dikelompokan
sesuai dengan fokus penilaian suatu program, Sufflebeam membagi
empat evaluasi yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

dalam

bukunya yang berjudul Evaluasi Program Pendidikan, yaitu antara
lain:
a. Evaluasi konteks

5

Basri Hasan, Rusdiana, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2015),hal.74
6
Ali Rokhmad, Strategi Pencitraan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
(Jakarta: Depag RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,2012),hal.53

18

Evaluasi konteks adalah evaluasi membantu merencanakan
keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh
program dan merumuskan tujuan program.
b.

Evaluasi masukan
Evaluasi masukan adalah evaluasi yang mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif
apa yang diambil, rencana dan strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Terdapat tiga unsur variabel utama dalam
evaluasi masukan yaitu:
1) klien (peserta), meliputi: usia, jenjang pendidikan
dan pekerjaan.
2) staff (pelaksana), meliputi: aspek demografi, seperti
latar belakang pendidikan pemateri.
3) Program,

meliputi:

lama

waktu

pemberikan

pelatihan, dan materi program.
c.

Evaluasi proses
Evaluasi proses adalah diarahkan sampai sejauh mana
rencana telah dilaksanakan yang sesuai dengan rencana.
Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktifitas program
yang melibatkan interkasi langsung kepada klien dan staf
pelaksana. Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses
kegiatan yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan.

d.

Evaluasi hasil

19

Evaluasi hasil ini merupakan hasil akhir evaluasi dan
akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan
pencapaian tujuan, dan ketetapan tindakan yang diberikan
dan tampak dari program.7
Sedangkan menurut model evaluasi yang dikembangkan oleh
Krikpatrick mencakup empat level evaluasi, yaitu:
a)

Evaluasi reaksi (Reaction Evaluation)
yaitu evaluasi terhasip reaksi peserta training berarti
mengukur kepuasan peserta.

b)

Evaluasi belajar (Learning Evaluation)
yaitu didefiniskan sebagai perubahan sikap, perbaikan
pengetahuan dan kenaikan keterampilan peserta setelah
mengikuti program.

c)

Evaluasi perilaku (Behavior Evaluation)
yaitu evaluasi yang difokuskan pada perubahan sikap yang
terjadi saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih
bersifat internal.

d)

Evaluasi hasil (Result Evalution)
yaitu evaluasi yang difokuskan pada hasil akhir yang terjadi
karena peserta telah mengikuti suatu program.8

7

Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara,2014),hal.45-47
8
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),hal.173

20

3. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi berbeda- beda tergantung pengertian seseorang
tentang evaluasi. Konsep seseorang tentang evaluasi dipengaruhi
oleh pandangan filosofi seseorang tentang posisi evaluasi sebagai
suatu bidang kajian dan sebagai suatu profesi. Terkadang tujuan
tersebut tercantum jelas dalam definisi yang dikemukakan tetapi
terkadang tidak tercantum dalam definisi. Menurut Hamid Hasan,
secara mendasar tujuan evaluasi dikelompokkan sebagai berikut:
a.

Menyediakan

informasi

mengenai

pelaksanaan

pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai
masukan bagi pengambilan keputusan.
b.

Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu
kurikulum serta faktor- faktor yang berkontribusi dalam
suatu lingkungan tertentu.

c.

Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah
yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum

d.

Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum
dan pelaksanaan suatu kurikulum.9

Sedangkan menurut Rusdiana dalam bukunya “Manajemen
Pendidikan dan Pelatihan” evaluasi pendidikan dan pelatihan
bertujuan untuk:

9

Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014),hal.42

21

a.

Mendapatkan dan menganalisis informasi untuk mengetahui
pencapaian jangka panjang dan jangka pendek.

b.

Mengetahui pengaruh program pendidikan dan pelatihan
terhadap efesiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas instansi
peserta.10

4. Langkah- langkah Evaluasi
Dalam mengevaluasi suatu kegiatan, para pelaku evaluasi
(evaluator) pastinya melakukan langkah-langkah evaluasi, adapun
langkah- langkah evaluasi sebagai berikut:
a.

Perencanaan Evaluasi
Dalam melakukan suatu kegiatan tentunya harus sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar
hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Perencanaan akan
mempengaruhi langkah- langkah selanjutnya, bahkan akan
mempengaruhi

keefektifan

prosedur

evaluasi

secara

menyeluruh.
b. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya, bagaimana cara melakukan
sesuatu

evaluasi

sesuai

dengan

perencanaan

evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi
yang digunakan.11
10

Hasan Basri, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Bandung: CV Pustaka
Setia,2015),hal.75
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2012),hal.88

22

c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi
Tujuan dari monitoring pelaksanaan evaluasi adalah untuk
mencengah

hal-

hal

yang

negatif

dan

meningkatkan

pelaksanaan evaluasi. Monitoring mempunyai dua fungsi
pokok. Pertama untuk melihat relevansi pelaksanaan dengan
perencanaan evaluasi. Kedua untuk melihat hal- hal yang
terjadi selama pelaksanaan evaluasi.12
d.

Pengolahan data hasil evalusi
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah
sebagai berikut:
1) Menskor, yakni memberikan skor pada hasil evaluasi
yang dapat dicapai oleh pihak bersangkutan. Untuk
menskor atau memberikan angka diperlukan tiga jenis
alat bantu, yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan
pedoman konversi.
2) Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai
dengan norma tertentu.
3) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik
berupa huruf atau angka.

12

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hal.88

23

4) Melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat
validitas dan reabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda.

e. Pelaporan Hasil Evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan, seperti pengurus- pengurus
program, aktifis dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar
proses pelaksanaan pemprograman diketahui oleh berbagai
pihak sehingga pengurus bisa menentukan sikap yang objektif
dan mengambil langkah- langkah yang pasti sebagai tindak
lanjut dalam laporan tersebut.13
f.

Laporan
Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback
kepada semua pihak yang terlibat dalam pemprograman, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

5. Kriteria Keberhasilan
Adapun kriteria keberhasilan evaluasi adalah:
a.

Berorientasi

pada

program

dan

pelayanan,

kriteria

keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan
cakupan atau hasil dari suatu program.

13

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hal.90

24

b.

Berdasarkan

pada

jamaah

yang

pada

umumnya

dikembangkan berdasarkan perilaku jamaah atau respon
jamaah.
c.

Berorientasi pada kinerja pekerja atau karyawan dalam
melayani jamaah atau konsumen.14

B. Pelatihan
1.

Pengertian Pelatihan
Dalam kamus Bahasa Indonesia pelatihan diartikan sebagai
pelajaran

untuk

membiasakan

atau

memperoleh

sesuatu

keterampilan. Istilah pelatihan dalam terjemahaan bahasa Inggris
dari kata “training”. Secara harfiah akar kata “training” adalah
“tran”, yang berarti: (1) memberi pelajaran dan praktik (give
teaching and praction), (2) menjadikan berkembang dalam arah
yang dikehendaki, (3) persiapan, dan (4) praktik. Pengertian ini
mengandung

arti

bahwa

keterampilan

individu

pelatihan

untuk

erat

kaitannya

membiasakan

diri

di

dengan
dalam

mengerjakan sesuatu.15
Menurut Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya pelatihan
merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya.
Pelatihan juga merupakan upaya transfer keterampilan dan
14

Wawancara Pribadi dengan Bpk. Nahrowi, Kasi Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kemenag Kota Tangerang ,Tangerang 28 Januari 2016
15
Suparno Eko Widodo, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) Cet-1,h. 80

25

pengetauhan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa,
sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat
melaksanakan pekerjaan.16
Sedangkan menurut Adrew E. Sikula yang dikutip oleh Anwar
Prabu dalam bukunya yang berjudul “ Perencanaan dan
Pengembangana Sumber Daya Manusia”, pelatihan adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari
pengetauhan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.17
Dalam bukunya Eko Suparno yang berjudul “Manajeman
Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia”

Oemar

Hamalik

mengemukakan bahwa pelatihan dapat diberikan dalam bentuk
bantuan. Bantuan dalam hal ini dapat berupa pengarahan,
bimbingan, fasilitas, penyampaian informasi, latihan keterampilan,
pengorganisasian suatu lingkungan belajar yang pada dasarnya
peserta telah memiliki potensi dan pengalaman, motivasi untuk
melaksankan sendiri kegiatan latihan dan memperbaiki dirinya
sendiri sehingga dia mampu membantu dirinya sendiri.18
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pelatihan adalah kegiatan belajar mengajar

16

Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta:PT
Rineka Cipta,2004),hal.29
17
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (Bandung: PT Refika Aditama,2011),hal.50
18
Suparno Eko Widodo ,Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2015).hal. 83

26

dalam meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dalam
melaksanakan tugasnya.
2.

Penyusun Program Pelatihan
Program tidak hanya memberikan acuan, melainkan juga
menjadi patokan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pelatihan.
Menurut Moekijat dalam bukunya “Latihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia”, merancang program pelatihan adalah
mendesain dan merencanakan suatu program pelatihan yang
dilakukan oleh ahli di bidangnya dan bertitik tolak dari kebijakan
yang telah digariskan oleh pimpinan yang berwenang dalam bidang
ketenagakerjaan.19
Program pelatihan perlu disiapkan secara matang oleh tenaga
yang berwenang dengan bantuan tenaga ahli dalam bidangnya. Ada
7 (tujuh) faktor yang dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menetapkan isi program pelatihan:
a) Kebutuhan pelatihan: Berdasarkan penjajagan kebutuhan
dapat

ditentukan

jenis

dan

jumlah

pelatihan

yang

diperlukan.
b) Cara

penyelenggaraan

pelatihan:

Cara

memberikan

pelatihan diserasikan dengan tujuan, jenis kegiatan, materi,
dan peserta pelatihan.
19

Moekijat, Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: CV
Mandar Maju, 1991),hal.

27

c) Biaya pelatihan: Tetapkan besarnya biaya yang diperlukan
disesuaikan dengan kebutuhan latihan dan sumber dana
yang tersedia.
d) Hambatan- hambatan: Pertimbangan hambatan/ rintangan
yang mungkin terjadi.
e) Peserta latihan: Tetapkan jumlah tenaga yang tepat untuk
mengikuti peltihan, dilihat dari sudut kebutuhan organisasi.
f)

Fasilitas latihan: Pertimbangan fasilitas- fasilitas latihan
yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.

g) Pengawasan latihan: Pertimbangkan hal- hal yang perlu
mendapat pengawasan.20

3. Prinsip–Prinsip Penyusunan Program Pelatihan

Suatu program pelatihan disusun berdasarkan asumsi, bahwa
pelatihan merupakan suatu fungus manajemen, setiap orang
memerlukan latihan dan setiap tenaga pemimpin harus mampu dan
bersedia bertindak sebagai pelatih.Menurut Anwar Prabu dalam
bukunya

“Perencanaan

dan

Pengembangan

Sumber

Daya

Manusia” merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan
pengembangan sebagai berikut:

a. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan
tahapan-tahapan.

20

Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia: Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan (Jakarta: Bumi Aksara,2005), h. 34

28

b. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
c. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon
yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran.
d. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan
respon yang positif dari peserta.
e. Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.21

C. Manasik Haji

1. Pengertian Manasik Haji

Manasik adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji. Kata
manasik merupakan bentuk jamak dari kata mansak yang
memiliki makna perbuatan dan syiar dalam ibadah haji.
22

Manasik merupakan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai

syariah, dan merupakan hak yang tidak bisa diabaikan bagi
seorang muslim yang akan melaksanakan ibadah haji, dilakukan
sebelum perjalanan haji.

Manasik haji menurut Nidjam dan Hanan dalam bukunya
“Manajemen Haji” adalah pemberian bantuan dari seseorang
kepada orang lain melalui proses tertentu dalam memecahkan
masalah- masalah yang ada dalam melaksanakan ibadah haji agar
21

Anwar Prabu Mangkunegara , Perencanaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (Bandung: PT Refika Aditama,2011),hal.51
22

Dede Imadudin, Mengenal Ibadah Haji ( Jakarta: PT Mitra Aksara
Panaitan,2011),hal. 99

29

tercapainya kemampuan untuk menerima diri, menyerahkan diri
dan merealisasikannya pada lingkungan sesuai dengan potensi
yang dimiliki untuk dapat menjadi muslim yang baik.23

Sedangkan menurut Yunus pengertian bimbingan manasik
haji yaitu memberikan informasi atau memberitahukan sesuatu
sambil memberi nasihat, pengarahan dan menuntun kesuatu
tujuan dunia dan akhirat dalam melaksanakan ibadah hasi, seperti
bimbingan manasik haji.24

Alllah SWT memberikan perintah kepada manusia untuk
melaksanakan haji dan umrah dengan sempurna dan sebaikbaiknya, yang dimaksud dengan sempurna yaitu terpenuhinya
syarat, rukun, dan wajib haji termasuk dengan biaya haji
diperoleh dari harta atau usaha yang halal, berniat karena Allah
dengan tulus, menghindari larangan selama haji atau umrah.25

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 196:

‫و أ تّوْ ا الحّ و الْعّْرة لّه‬
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena
Allah”
23

Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul
Hakim,2003),hal. 17
24
Muzni Muhammad Yunus, Bimbingan Haji dan Umrah (Jakarta: Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia,2000),hal. 5
25
Ahmad Kartono, dalam “Modul: Solusi Hukum Manasik dalam Permasalahan
Ibadah Haji” (Jakarta :2015) h. 6

30

Pelatihan manasik haji sangat penting diberikan oleh para
jamaah calon haji, karena penyampaian informasi dan pembinaan
bimbingan tentang haji kepada masyarakat sangat berguna bagi
para jamaah calon haji, supaya pembinaan bimbingan dan
informasi nisa membantu jamaah calon haji dalam melaksanakan
ibadah haji.

Berdasarkan

definisi

di

atas

penulis

dapat

menarik

kesimpulan mengenai arti manasik haji yaitu merupakan suatu
proses penyampaian atau pemberian informasi kepada jamaah
calon haji yang membutuhkan dalam memecahkan pemasalahan
dalam melaksanakan tata cara ibadah haji, sehingga dapat
mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta menjad haji
yang mabrur.

2. Fungsi dan Tujuan Manasik Haji

Bimbingan manasik haji memiliki fungsi dan tujuan. Latief
Hasan dan Nidjman Ahmad mengemukakan bahwa fungsi
manasik adalah sebagai berikut:

a. Agar semua jamaah mampu memahami secara informasi
tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan,
petunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat
pelaksanaan ibadah haji.

31

b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam melaksankan ibdah
haji, baik secara regu maupun rombongan.
c. Agar jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah
haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah
haji yang lain.26

Adapun tujuan dari bimbingan manasik haji adalah agar
jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa aman,
tertib, dan sah. Aman dalam arti jamaah tidak perlu merasa
khawatir dan takut terhadap diri sendiri dan harta bendanya. Tertib
dalam arti melaksankan dan memenuhi syarat, rukun, dan wajib
sesuai tuntunan agama. Sah dalam arti tidak ada kekurangan dalam
menjalankan ibadah dan manasik.27

Tujuan selanjutnya adalah membentuk sosok jamaah calon
haji yang memiliki pengetauhan manasik haji dan tata cara
pelaksanaannya dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban
sehingga dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan ketentuan
agama Islam.

3. Metode Bimbingan Manasik Haji

Dalam pelatihan manasik seseorang pemateri harus
memiliki strategi dan metode dalam memberikan materi kepada
26

Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul
Hakim,2003),hal. 17
27
Ali Rokhmad, Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah (Jakarta: Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah ,2011),h.7

32

peserta pelatihan manasik haji. Agar para peserta atau calon
jamaah haji akan lebih mudah memahami ilmu ang diberikan.

Bimbingan manasik haji memiliki bentuk dan metode, di
dalam bentuk bimbingan manasik haji, terbagi dalam dua sistem
yaitu bentuk kelompok dan bentul massal. Sedangkan metode
bimbingan manasik haji ada empat metode yang dapat digunakan,
yaitu sebagai berikut:

a. Metode Diskusi

Diskusi adalah kegiatan saling bertukar pikiran
antara pemateri dengan peserta pelatihan dalam memcahkan
suatu permasalahan agar mendapat jalan keluar.

Dengan

diskusi

diharapkan

peserta

mampu

mengungkapkan pikiran- pikirannya dan membutuhkan
kebersamaan. Bentuk diskusi ada 2 (dua) macam.

a) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam
kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan materi
yang disajikan oleh panelis.
b) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksanakan
dalam kelompok kecil yang dipandu oleh seorang ketua
yang ditunjuk oleh peserta dan disampingi oleh
narasumber.

33

b. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang paling sederhana
yang menggunakan lidah dan suara.28Metode ini dapat
digunakan pada pembelajaran bimbingan secara massal dan
materi bersifat informatif. Metode ceramah adalah metode
pemaparan penjelasan dan penuturan secara lisan oleh
pembimbing

dihadapkan

peserta

pelatihan.

Dalam

pelaksanaan pemaparan dapat dilengkapi dengan alat bantu
pembelajaran seperti proyektor, film slide, jenis tempat, dan
proses pembelajaran secara metode pembelajaran akan
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif.29

Metode ceramah ini dapat digunakan apabila:

a) Peserta berjumlah banyak
b) Bermaksud menyampaikan dan memaparkan materi
yang telah tersedia dan telah dipersiapkan sebelumnya.
c) Digunakan

apabila

metode

lain

tidak

mungkin

dilakukan mengingat materi dan peserta yang banyak.
d) Memberikan arahan, tuntunan, dan pengarahan kepada
para jamaah haji untuk mempermudah jamaah haji.

28

M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2012),Cet-3,h. 32
29
Ahmad Kartono, dalam “Modul: Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji”
(Jakarta : Kementerian Agama RI ,2013) h. 20

34

c. Metode Praktek

Metode praktek dilakukan dengan cara pembimbing
menunjukan beberapa jamaah calon haji untuk berperan
melakukan amalan- amalan ibadah tertentu, jamaah calon haji
melihat

sambil

mendengarkan

petunjuk-

petunjuk

pembimbing.30

d.

Metode Audio Visual

Metode

dilakukan

dengan

cara

pembimbing

memberikan gambaran secara visual atau video tentang tata
cara manasik haji dari syarat, wajib, dan rukun haji yang
sesuai dengan tuntutan agama Islam. Dengan metode ini
membuat para jamaah calon haji lebih tertarik lagi dalam
mengikuti pelatihan manasik.31

30

Wawancara Pribadi dengan Bpk. Basuni, Staff Pembinaan Haji dan Umrah ,
Tangerang, 9 Mei 2016
31
Ahmad Kartono, dalam “Modul: Keb