a. Perekaman
Perekaman dilakukan dalam penelitian ini untuk merekam semua percakapan antara anak dengan peneliti, anak dengan ibu, ayah, dan pengasuhnya di
rumah, dan antara anak dengan anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam yang berbentuk bolpoin merek Sony tipe dr-
mp9-1 dan telepon genggam merek Nokia tipe 2730 Classic. Hasil rekaman yang berupa percakapan digunakan untuk mendapatkan data
yang akurat ketika subjek penelitian melakukan percakapan baik dengan peneliti ataupun dengan orang-orang lain yang ada di sekitarnya. Data yang
berupa percakapan direkam atau dicatat. Semua kalimat yang muncul kemudian didengarkan dengan seksama. Selanjutnya, hasil percakapan
diklasifikasi setiap kalimat menurut modusnya untuk kemudian, dilakukan perbandingan.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk menanyakan aktivitas sehari-hari anak. Sehingga dapat diketahui bagaimana lingkungan sekitar anak, hobi anak, atau
makanan yang disukai anak.
c. Simak Catat
Simak catat dibutuhkan untuk melengkapi data rekaman yang telah diambil.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Data secara keseluruhan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Langkah yang dilakukan adalah data yang berupa rekaman
ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan untuk menjawab pertanyaan yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah.
Ada dua aspek dalam menganalisis data. Pertama, data dianalisis untuk mencari tahu elemen-elemen sintaksis yang berupa kalimat berdasarkan modusnya
yang muncul pada waktu anak bercerita dan melakukan percakapan. Analisis seperti ini dimaksudkan untuk menentukan apakah munculnya elemen-elemen yang telah
ditentukan merupakan cerminan dari kompetensi si anak atau baru merupakan tiruan belaka.
Dalam menganalisis data yang ada, penulis menggunakan kriteria yang digunakan oleh Dardjowidjojo 2000, yaitu menggunakan suatu kriteria yang
dinamakan kriteria komprehensibilitas, artinya, suatu elemen yang diujarkan anak dianggap sebagai refleksi kompetensi bila elemen yang dia pakai dalam produksi itu
telah menunjukkan adanya koherensi semantik dengan elemen-elemen lain dalam kalimat tersebut. Contohnya, dari data yang telah diambil, AN1 yang berusia dua
tahun dan AN4 yang berusia tiga tahun, sudah mampu mengujarkan kalimat dalam modus yang berbeda-beda yaitu deklaratif, interogatif, dan imperatif.
Kedua, setelah data dianalisis dan disajikan secara deskriptif, hasilnya disorot dari segi teoretis untuk diketahui mengapa halnya demikian. Dengan kata lain, tujuan
Universitas Sumatera Utara
akhir analisis dan bahasan tidak hanya mencapai observational dan descriptive adequacies, tetapi juga explanatory adequacy.
Hal ini bisa dilihat dari rekaman percakapan berikut:
Data 1:
AN1 : Minta’ Minta’ bang Minta’ bang AN4 : Bilang, minta’ bang. meminta adeknya meminta dengan lebih lembut
AN1 : Minta’ bang. AN4 : Cuci tangan dulu
Data 1 di atas terjadi ketika AN1 dan AN4 sedang bermain mobil-mobilan. AN1 meminta mobil-mobilan miliknya, namun abangnya menyuruhnya untuk
mencuci tangannya dulu, padahal untuk bermain mobil-mobilan tidak perlu mencuci tangan. AN4 mengatakan hal tersebut hanya untuk mengganggu adiknya saja. Data
tersebut menunjukkan bahwa AN1 dan AN4 sudah mampu menggunakan kalimat dalam modus imperatif dengan baik dan kalimat-kalimat yang mereka hasilkan
merupakan kompetensi mereka sendiri dan sudah memiliki maksud yang sudah dapat dimengerti dengan mudah oleh mereka dan oleh orang lain yang mendengarnya.
Data 2:
AN4 : Mamak, Abang yang pegang Mama : Ceritalah, tadi abang makan apa?
Universitas Sumatera Utara
AN4 : Makan apa ya? Mama : Kok mikir? Tadi dedek makan apa?
AN1 : Nagget nugget. AN4 : Ikan.
AN1 : Ikan. Mama : Yang mana yang betul?
AN1 dan AN4 bersamaan: Ikan Mama : Dedek makan ikan apa, nang?
AN4 : Ikan lele. AN1 : Adek buang.
Mama : Adek buang? Kenapa? AN1 : Iya.
Mama : Iya, kenapa dibuang? AN4 : Entah.
Mama : Kasih taulah kenapa dibuang. AN4 : Ma…mana mau mamak tadi Maksudnya AN5 sudah memberitahu
ibunya, tapi ibunya tidak mendengarkannya. Mama : Mana mau mama? Mama aja tadi pegi kuliah.
AN4 : Iya, yang waktu tukar baju itu, gak maunya mamak. Abang tanya: Mak, dibuang dedek. Maksudnya AN4 memberi tahu mama bahwa AN1
membuang ikan yang dimakannya.
Universitas Sumatera Utara
Mama : Oh, itu kan waktu sudah siap. Mama sudah pulang, sudah siap dedeknya makan.
AN1 : Adek apanya yang mana? AN1 bertanya, untuk menegaskan dedek mana yang dimaksud karena mamanya sedang mengandung adeknya.
Mereka menyebut adek yang masih dikandung mamanya ‘adek lahir’. Mama : Adek Tasia Uli,lah.
AN4 : Enggak, dibuang dedek Mama : Iya? Gak enak rupanya, dek?
AN4 : Enggak. Panas. AN1 : Panas.
Data 2 di atas menunjukkan bahwa AN1 dan AN4 sudah mampu menghasilkan kalimat-kalimat dalam modus deklaratif, interogatif dan imperatif.
Mereka juga dapat merespon kalimat-kalimat yang diucapkan mamanya dalam berbagai modus, baik dalam modus deklaratif, interogatif maupun imperatif.
Namun dapat dilihat sedikit perbedaan antara AN1 dan AN4 adalah bahwa terkadang AN1 masih meniru apa yang diucapkan AN4 dan terkadang keduanya
mengujarkan kalimat-kalimat sesuka hatinya, meskipun kalimat yang diproduksi masih berhubungan dengan konteks yang sedang dibicarakan. Hal ini menunjukkan
bahwa kompetensi AN1 belum sempurna, sedangkan AN4 sudah memproduksi kalimat-kalimat dalam berbagai modus dengan kompetensi yang sempurna tanpa
meniru.
Universitas Sumatera Utara
Dari data-data sementara yang disajikan di atas kemudian dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa Indonesia anak usia dua tahun
dan tiga tahun pada tataran sintaksis adalah faktor alamiah, sesuai yang dikemukakan Chomsky, di mana AN1 dan AN4 memiliki Language Acquisition Device LAD
yang sempurna. Selain itu, faktor perkembangan kognitif, seperti yang dikemukakan Piaget, juga berperan. Seperti yang dapat dilihat bahwa AN1 dan AN4 memiliki
perkembangan kognitif yang baik karena mereka sudah mampu mengungkapkan kalimat-kalimat yang menjadi sarana pengungkapan ide dan emosi mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN