Uji Asumsi Klasik Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2007-2009

c. variabel ROI memiliki nilai minimum 0,10 ; nilai maksimum 15,77 ; nilai rata-rata 3,3843 dengan standar deviasi sebesar 3,23393 dan jumlah observasi sebanyak 69 sampel.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square OLS adalah terpenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi-asumsi klasik lainnya agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien. Menurut Ghozali 2005:123 “asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas”.

4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal serta untuk menghindari bias dalam model regresi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S, dengan menbuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Universitas Sumatera Utara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 69 Normal Parameters a,b Mean 3.3843478 Std. Deviation .61203737 Most Extreme Differences Absolute .251 Positive .202 Negative -.251 Kolmogorov-Smirnov Z 2.088 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari hasil pengolahan data, diperoleh variabel WCT, CR dan ROI tidak terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yakni 0,00. Secara keseluruhan data tidak terdistribusi normal karena unstandarized residual lebih kecil dari 0,05. Untuk itu data di-treatment menggunakan model logaritma, yaitu melakukan transformasi data ke model logaritma natural LN. Berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan transformasi data: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 50 Normal Parameters a,b Mean .7665476 Std. Deviation .23840807 Most Extreme Differences Absolute .126 Positive .053 Negative -.126 Kolmogorov-Smirnov Z .893 Universitas Sumatera Utara Asymp. Sig. 2-tailed .402 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi setelah dilakukan transformasi data dalam bentuk logaritma natural, terdistribusi secara normal. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi WCT, CR dan ROI sebesarr 0,402 0,05 maka Ho diterima Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Gambar 4.1 Universitas Sumatera Utara Histogram Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Menurut Ade dkk 2007: 29 “normalisasi data dapat dengan menggunakan normal P-Plot Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal”. Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2011 Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali 2005:91 menyatakan “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas independen”. Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lain dalam model regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen tidak bias. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF, apabila nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0.1 maka terjadi multikolinearitas Ghozali, 2005:92. Tabel 4.4 Hasil uji Multikolinearitas Coefficientsa Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 LN_WCT .464 2.154 LN_CR .464 2.154 a. Dependent Variable: LN_ROI Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari data pada tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dengan dasar nilai VIF untuk setiap variabel independen tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1, hal ini Universitas Sumatera Utara dapat dilihat dari nilai tolerance LN_WCT dan LN_CR sebesar 0,464 tidak kurang dari 0,1 dan nilai VIF LN_WCT dan LN_CR sebesar 2,154, tidak melebihi 10. Maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi berganda.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika pola tertentu, seperti titik-titik yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas, 2 Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar tidak tertentu diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas atau terjadi homokedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di bursa efek indonesia berdasarkan masukan variabel independen WCT dan CR.

4.2.4 Uji Autokorelasi.

Menurut Ade dkk 2007 : 33” autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode tertentu sedangkan untuk data crossection dengan n-sampel item seperti nama kota, nama orang,nama daerah dan sebagainya jarang terjadi “. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Universitas Sumatera Utara autokorelasi, dapat digunakan uji Durbin Watson. Hasil dari pengujian autokorelasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,268 0,072 0,032 0,87421 1,930 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai R sebesar 0,032 menunjukkan bahwa korelasi yang kecil yaitu sebesar 3,2, jika R berada diantara 0,2 sampai 0,399 maka hubungan antara vaiabel independen dan dependennya kecil atau tidak erat. Nilai adjusted R square sebesar 0,072 atau 7,2 mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 7,1 dan sisanya sebesar 92,8 dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Durbin-Watson DW sebesar 1,930 , nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 50 n dan jumlah variabel independen 2 k=2. Oleh karena nilai DW 1,930 lebih besar dari batas atas du 1,641 dan kurang dari 4 – 1,641 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 4.3.1 Persamaan Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

8 63 108

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 93

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 13 44

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15