47
berkisar antara 0 mm – 1050,0 mm dengan hari hujan per bulan antara 0,0 kali – 27,0 kali. Sedangkan kelembaban udara tercatat antara 69 persen – 96 persen,
tekanan udara antara 1.003,4 mb - 1.015,4 mb, dengan arah angin antara 60 derajat - 240 derajat dan kecepatan angin antara 1 knot sampai dengan 25 knot.
Gambar 4.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber : BPS DIY
4.1.2 Inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang mempunyai dampak yang luas terhadap makro ekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi. Mankiw 2000:194
menyatakan bahwa inflasi merupakan kenaikan dalam keseluruhan tingkat harga, sedangkan Dornbusch et.al 2004:34 menyatakan bahwa inflasi adalah persentase
kenaikan harga tingkat umum.
48
Laju inflasi menunjukkan stabilitas harga yang merupakan ukuran keberhasilan ekonomi makro suatu negara. Inflasi yang tinggi biasanya ditengarai
memiliki efek negatif bagi perekonomian sebab inflasi yang tinggi akan mengganggu mobilisasi dana domestik dan tingkat investasi. Prospek
pembangunan ekonomi jangka panjang akan memburuk jika terjadi inflasi yang tinggi yang tidak dikendalikan, sebab akan mengurangi investasi produktif,
mengurangi eksport dan menaikkan impor barang sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Secara umum rumah tangga dan perusahaan akan
memiliki kinerja yang buruk ketika terjadi inflasi tinggi hiperinflasi dan tidak dapat diprediksikan.
Menurut Sukirno 1994:11 mengatakan bahwa inflasi yang sangat lambat dipandang sebagai stimulator dan berdampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, yaitu kenaikan harga-harga yang tidak segera diikuti oleh kenaikan upah pekerja sehingga keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan
menggalakkan investasi di masa mendatang dan ini akan mewujudkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan GNP deflator terlihat di grafik 4.1 laju inflasi kabupaten dan kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
relatif sama. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 yang terjadi di Kabupaten Bantul,kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta yang menembus angka 2
digit yaitu 14 . Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005, sehingga harga rata-rata barang dan jasa pada tahun 2006 melonjak sangat
49
tajam. Dimana laju inflasi ini dimasukkan pada kategori sedang. Inflasi terendah terjadi pada tahun 2007 dikota Yogyakarta hanya 2.
Grafik 4.1 Laju inflasi di kabupaten dan kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2003-2007
Sumber: BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta data diolah
4.1.3 Pengeluaran Pemerintah