Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan

(1)

i SKRIPSI

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA TOKO GROSIR ECERAN

DI KAWASAN PADANG BULAN MEDAN

OLEH PETRIKA FITRI

110502219

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i ABSTRAK

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI PADA TOKO GROSIR ECERAN DI KAWASAN PADANG BULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kaawasan Padang Bulan. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pengusaha toko emas dan permata yang berjumlah 51 orang dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada pengusaha toko emas dan permata di Pusat Pasar Medan. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.


(3)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF SELF ESTEEM AND EMOTIONAL INTELLIGENCY SUCCESS IN BUSINESS PADANG BULAN MARKET

This research aims to determine the effect of self esteem and emotional intelligentcy on market in Padang Bulan on their success in business. The type of this research is associative. Sample of this research is taken from the entire population of gold and gem entrepreneurs, which is 58, using saturated sampling method. The hypothesis in this research is tested using multiple regression analysis with value of significance by 5%. This research shows that self esteem and emotional intelligency simultaneously have significant effect towards the business markt located in Padang Bulan. Partially, self esteem and emotional intelligency have positive and significant effect towards success in business.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberi arahan dan membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembaca Penilai yang turut memberi masukan dan arahan untuk menyempurnakan skripsi ini.


(5)

iv

6. Kedua orang tua penulis Petrus Purwanto dan Ibunda Alberta Adis, serta Adik Guido Reno dan Wilhemlus Pebrian yang memberikan dukungan baik secara moril maupun material sehingga terselesaikanya skripsi ini. 7. Rekan saya Yessi G. Tarigan SE, Dessy Tobing, Petrika Fitri, Defani

Sembiring, Septiany Ginting, Deby Ginting, Petra Laurensia, Clemen Eugenius, Iren Armenia dan seluruh sahabat-sahabat stambuk 2011 Program Studi S1 Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 8. Ikatan Mahasiswa Karo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara (IMKA Ersinalsal) dan Komunitas Mahasiswa Katolik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (KMK Ignatius Loyola) yang telah menjadi wadah penulis dalam berorganisasi selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu dalam pengerjaan penelitian ini. Semoga doa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan berkah dari Tuhan dan penelitian bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2015 Penulis,


(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRACK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABLE ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1 Teori Self Esteem10 2.1.1 Pengertian Self Esteem ... 10

2.1.2 Jenis-Jenis Self Esteem ... 12

2.1.3 Langkah-Langkah untuk meningkatkan Selft Esteem ... 14

2.2 Kecerdasan emosi ... 16

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosi ... 16

2.2.2 Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi ... 18

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ... 24

2.3 Pengertian Berwirausaha ... 25

2.3.1 Pengertian Wirausaha ... 26

2.3.2 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 29

2.3.3 Faktor Keberhasilan Usaha ... 30

2.4 Kerangka Konseptual ... 34

2.5 Hipotesis ... 36

2.6 Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40


(7)

vi

3.2 Tempat & Waktu Penelitian ... 40

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 40

3.2.2 Waktu Penelitian ... 40

3.3 Batasan Operasional ... 40

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 44

3.6 Populasi & Sampel Penelitian ... 44

3.6.1 Populasi ... 44

3.6.2 Sampel ... 45

3.7 Sumber Data & Jenis Data ... 45

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46

3.9.1 Uji Validitas ... 46

3.9.2 Uji Reliabilitas... 47

3.10 Teknik Analisis Data ... 47

3.10.1 Metode Analisis... 47

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.10.3 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Gambaran Umum Pusat Pasar Medan ... 53

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 54

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

4.3 Analisis Deskriptif ... 56

4.3.1 Karakteristik Responden ... 57

4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha dan Nama Responden ... 57

4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60

4.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

4.3.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Berwirausaha ... 62

4.3.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ... 62


(8)

vii

4.3.2 Deskriptif Variabel ... 63

4.3.2.1 Self Esteem (X1) ... 64

4.3.2.2 Kecerdasan Emosi (X2) ... 66

4.3.2.3 Keberhasilan Usaha (Y) ... 68

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71

4.4.1 Uji Normalitas ... 71

4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram ... 71

4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Dengan P-Plot of Regression Standarized Residual ... 72

4.4.1.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov - Smirnov Test ... 73

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 74

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 75

4.4.3.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatter Plot ... 76

4.4.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Gletser ... 76

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

4.5.1 Koefisien Determinan (R2) ... 79

4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 80

4.5.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 82

4.6 Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(9)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 28

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel... 39

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 41

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 55

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 56

Tabel 4.4 Nama Usaha dan Nama Responden ... 57

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Berwirausaha ... 62

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ... 63

Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Self Esteem ……….64

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kecerdasan Emosi ... 66

Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 68

Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Test ... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas... 75

Tabel 4.15 Hasi Uji Heteroskedastisitas Dengan Gletser ... 77

Tabel 4.16 Analisis Regresi Linier Berganda ... 78

Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi ... 80

Tabel 4.18 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 81


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 35

Gambar 4.2 Uji Normalitas Dengan Histogram ... 72

Gambar 4.3 Uji Normalitas Dengan P-Plot of Regression Standarized Residual ... 73


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Hal

1 Instrumen Pengumpulan Data ... 95

2 Distribusi Jawaban Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 98

3 Distribusi Jawaban Instrumen Pengumpulan Data... 99


(12)

i ABSTRAK

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI PADA TOKO GROSIR ECERAN DI KAWASAN PADANG BULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kaawasan Padang Bulan. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pengusaha toko emas dan permata yang berjumlah 51 orang dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada pengusaha toko emas dan permata di Pusat Pasar Medan. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.


(13)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF SELF ESTEEM AND EMOTIONAL INTELLIGENCY SUCCESS IN BUSINESS PADANG BULAN MARKET

This research aims to determine the effect of self esteem and emotional intelligentcy on market in Padang Bulan on their success in business. The type of this research is associative. Sample of this research is taken from the entire population of gold and gem entrepreneurs, which is 58, using saturated sampling method. The hypothesis in this research is tested using multiple regression analysis with value of significance by 5%. This research shows that self esteem and emotional intelligency simultaneously have significant effect towards the business markt located in Padang Bulan. Partially, self esteem and emotional intelligency have positive and significant effect towards success in business.


(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Individu didalam hidupnya memiliki tujuan yang ingin dicapai dan selalu merasa kurang puas terhadap apa yang diperoleh saat ini. Keingintahuan dan ketidakpuasan tersebut memotivasi seseorang untuk berbuat lebih dengan bekerja keras. Dengan bekerja individu dapat memenuihi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan harga dirinya. Orang yang bekerja memiliki status sosial yang lebih terhormat dibandingkan orang yang tidak bekerja (Handayani, 2013 : 35).

Mendirikan sebuah usaha merupakan salah satu membuka lapangan lapangan pekerjaan, memberikan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan bekerja dengan orang lain, akan lebih memiliki kebebasan finansial dan kebebasan waktu, selain itu dengan mendirikan suatu usaha dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di negara ini serta dapat meningkatkan devisa Negara (http:/www.docstoe.com.2015).

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang kurang, lapangan kerja yang kurang, tidak ada kemauan untuk berwirausaha dantingginya rasa malas ).Pesatnya pertumbuhan jumlah pengangguran di Indonesia ini terjadi pada kalangan tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan tinggi.


(15)

2 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2013 melonjak 7,39 juta jiwa dari per Agustus 2012 sebanyak 7,24 juta jiwa dengan jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 237 juta jiwa dilakukan untuk meminimalisir tingkat pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan wirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Hal ini sangat diperlukan dikarenakan masih banyak masyarakat bahkan sarjana meskipun jenjang pendidikan yang sudah tinggi namun pengalaman / skill dalam dunia kerja masih sangat minim.

Mayoritas dari penduduk Indonesia belum menyadari luasnya ruang lingkup dari bidang yang dijalaninya. Hanya sedikit yang berani mengambil resiko untuk mengubah usahanya menjadi lebih baik. Wirausaha yang berani mengambil resiko dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat dikatakan sebagai orang yang mempunyai sifat wirausaha.

Berdasarkan situasi di atas, kehadiran dan peranan wirausaha tentu saja akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi di Indonesia sekarang ini. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang mengumpulkan sumber - sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang - peluang tersebut.


(16)

3 Ada banyak bentuk usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat , dan salah satunya adalah dalam bentuk penjualan toko grosir eceran. Perdagangan toko eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya mengencerkan barang salah satunya dipengaruhi oleh adanya kemauan dari dalam diri sendiri. Kemauan serata adanya tekad yang kuat dalam diri seorang wirausaha akan berpotensi untuk menjalankan usaha dengan baik sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen, maka keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat seiring dengan jumlah penjualan yang terus bertambah.

Membuka usaha toko grosir eceran sangat penting artinya bagi wirausaha karena melalui toko grosir eceran wirausaha dapat mengetahui dan memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai produk yang ditawarkan pada konsumen. Toko grosir eceran juga menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan toko biasa sehingga konsumen lebih memilih untuk membeli barang pada toko grosir eceran. Salah satunya yang terletak di kawasan jalan besar Padang Bulan, khusus nya di wilayah jalan besar Padang Bulan seperti : Jl. Jamin Ginting Padang Bulan, Jl. Ngumban Surbakti Padang Bulan dan Jl. Tj. Sari Padang Bulan dapat dilihat bahwa perkembangan usaha disana cukup pesat , dengan dilihat dari bertambahnya jumlah toko grosir eceran, ini menunjukkan bahwa dewasa ini keinginan untuk melakukan


(17)

4 kegiatan berwirausaha semakin lama semakin meningkat , terutama bila suatu pengusaha berhasil dalam menjalankan usahanya, maka jenis usaha yang serupa akan bertamabah semakin banyak, apabila suatu usaha dijalankan oleh orang yang memiliki keinginan berwirausaha yang tinggi , maka kelangsungan hidup usaha tersebut akan dapat lebih bertahan. Disini dapat dilihat bahwa keinginan dan kemauan dari dalam diri sendiri untuk berwirausaha tersebut adalah awal dalam memulai sebuah usaha untuk mencapai keberhasilan usaha.

Seseorang untuk memutuskan berwirausaha, perlu diperhatikan beberapa faktor yang menentukan keberhasilan usaha, diantaranya faktor internal tersebut antara lain motivasi dari dalam dirinya sendiri, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seorang wirausaha. Sedangkan faktor eksternal yang juga menentukan antara lain lingkungan keluarga dan tempat berwirausaha itu sendiri (Handayani, 2013 : 36)

Berwirausaha bukanlah hal yang mudah , proses berwirausaha melibatkan tidak hanya pemecahan masalah dalam bidang manajemen tertentu, tetapi juga dalam pengambilan keputusan. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang peluang yang ada.Seorang wirausaha yang handal dituntut untuk bisa memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber - sumber daya didalam lingkungannya, hal ini disebabkan oleh karena seorang wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis, mandiri dan tanggap atas segala macam bentuk perubahan dan peluang yang terdapat dalam lingkungannya.


(18)

5 Keberhasilan Menurut Astamoen (2005 : 251)“suatu proses dari sesorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Didalam proses tersebut termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa membawa seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk orang lain”.

Menurut Meredith (Zimmerer, 1996:9), dalam mencapai keberhasilan berwirausaha berarti dapat memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karir yang harus bersifat fleksibel, dan imajinatif. Keberhasilan usaha dapat ditentukan oleh kemampuan merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat keberhasilan usaha harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu.

Hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wirausaha adalah karena adanya keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berwirausaha . Adanya keyakinan dalam diri dan kepercayaan diri untuk berwirausaha akan menjadikan dorongan terbesar dalam dirinya untuk menjadi wirausaha yang berhasil.

Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh keadaan wirausaha dan bagaimana orang lain memperlakukan usaha yang dijalankan.


(19)

6 Self esteem diukur dengan pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan positif pada survei self esteem adalah “saya merasa bahwa saya adalah seoseorang yang sangat berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan-pernyataan yang negatif adalah “saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan” (Kreitner dan Kinicki, 2003: 165).

Self esteem yang tinggi wirausaha melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Wirausaha dengan self esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya sendiri. Wirausaha dengan self esteem tinggi akan semakin merasa puas dengan kinerjanya.Self esteem atau harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri harga diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi, jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.

Berwirausaha juga memerlukan kecerdasan emosi yang baik, kecerdasan emosi yang dimiliki oleh seorang wirausaha akan menentukan untuk mempelajari keterampilan-keterampilan dalam diri seperti cara mengendalikan emosi, motivasi diri dalam berwirausaha agar usaha yang dijalankan menjadi berhasil, dan melakukan hubungan sosial dengan pelanggan.

Wirausaha yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi akan mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan dan mampu mengenali emosinya, dengan mampu mengenali emosi maka wirausaha mampu mengendalikan


(20)

7 emosi sehingga wirausaha akan menangani pelanggan dengan baik. Dengan kemampuan seorang wirausaha dalam memotivasi diri, mengenali orang lain dan mampu melakukan interaksi sosial yang baik maka seorang wirausaha akan mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan pelanggan. Sedangkan pada wirausaha yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah tidak mampu mengenali emosi orang lain, kurang mampu memotivasi diri dan kurang mampu melakukan hubungan sosial dengan orang lain, hal ini menimbulkan wirausaha kurang mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan pelanggan.

Penelitian Cunningham terhadap 178 wirausaha dan manajer professional di Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berpikir positif, komitmen dan sabar (Riyanti, 2003:7). Dengan kata lain, sikap dan sifat yang berasal dari dalam diri seseorang atau individu yang bersifat pribadi dapat mempengaruhi kesuksesan atau keberhasilan dalam berwirausaha.

Hal utama yang menyebabkan seseorang berwirausaha adalah karena adanya keinginan dari dalam diri serta dorongan hati yang kuat untuk berwirausaha. Keinginan diri untuk menunjukan kemampuan dalam berwirausaha dan melihat wirausaha adalah suatu hal yang dinilai berharga bagi diri sendiri dan bagi orang lain merupakan perasaan-perasaan self esteem. Berwirausaha dengan kecerdasan emosional yang baik dapat memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang


(21)

8 tepat sehingga dapat memanfaatkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada usaha yang dijalankan. Motivasi diri serta menghargai diri sendiri dan adanya kecakapan sosial yang baik dengan cara mengelola emosi yang dimiliki seorang wirausaha merupakan kecerdasan emosi yang efektif untuk mencapai tujuan dan meraih keberhasilan dalam berwirausaha.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah self esteem, kecerdasan emosi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kawasan Padang Bulan Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh self esteem, kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kawasan Padang Bulan.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha


(22)

9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengusaha bahwa tingkat keinginan untuk berwirausaha akan menjadi penentu kelangsungan hidup usaha tersebut.

b. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya tentang kewirausahaan.


(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

2.1. Teori Self Esteem

2.1.1. Pengertian Self Esteem

Menurut Maslow (Gibson et al 1995: 97), terdapat lima tingkatan kebutuhan manusia atau yang dikenal dengan Maslow’s Need Hierarchy. Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan manusi tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologis dan tingkat tertinggi ialah kebutuhan akan perwujudan diri (self-actualization needs). Kebutuhan-kebutuhan tersebut didefinisikan sebagai berikut;

1. Fisiologis : kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit.

2. Keselamatan dan keamanan (safety and security): Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.

3. Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta: Kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi, dan cinta.

4. Harga diri (self esteem): Kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.

5. Perwujudan diri (self actualization): kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan memaksimumkan penggunan kemampuan, keahlian, dan potensi.


(24)

11 Berdasarkan teori Maslow, dapat disimpulkan bahwa self esteem merupakankebutuhan hierarki yang dimiliki oleh setiap manusia. Artinya setiap orang memiliki kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.

Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh keadaan usaha dan cara orang lain memperlakukan wirausaha. Self esteem diukur dengan pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan positif pada survei self esteem adalah “saya merasa bahwa saya adalah seoseorang yang sangat berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan-pernyataan yang negative adalah “saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan” (Kreitner dan Kinicki, 2003: 165).

Wirausaha yang memiliki self esteem yang tinggi akan mampu melihat dirinya berharga dan dapat diterima. Sementara wirausaha dengan self esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya (Kreitner dan Kinicki, 2003: 165). Harga diri (self esteem) adalah hal yang menyukai diri. Ini bukan hanya suatu kesombongan atau keangkuhan sebagaimana orang yang tersinggung “harga dirinya”, tapi percaya pada diri sendiri tentang emosi, fisikal (jasmaniah) dan spiritual (rohaniah).

Definisi lengkapnya harga diri adalah perasaan, perilaku dan mengetahui bahwa seorang wirausaha berhak untuk memilih hal yang dikehendaki sebagai bagian dari kehidupan, mengambil sikap untuk melakukan tindakan yang dipilih di berbagai area


(25)

12 kehidupan yang membuat perasaan diri sendiri menjadi lebih baik dan percaya diri. Self esteem adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dilatih oleh siapapun seperti halnya mempelajari banyak hal dalam kehidupan ini, bukan sesuatu yang diketahui sejak lahir (Hary, 2007: 4).

Self esteem atau harga diri itu penting karena :

1. Di dalam setiap budaya ada taraf dasar harga diri yang diperlukan.

2. Harga diri membantu wirausaha merasa mampu mengembangkan keterampilannya dan berguna bagi masyarakat.

3. Harga diri yang rendah bisa berkaitan dengan kesehatan, seperti stress, sakit jantung dan bertambahnya ulah-ulah “nakal”.

4. Penelitian mengatakan bahwa wirausaha perlu akan harga diri yang kuat agar merasa yakin berbuat sesuatu dan menggunakan kemampuan serta bakatnya dengan sebaik-baiknya.

2.1.2 Jenis-Jenis Self Esteem

Self esteemditinjau dari kondisinya dibedakan dalam 2 (dua) kondisi menurut (Engko, 2006:3):

1. Kuat (strong)

Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem yang kuat (strong) adalah sebagai berikut:


(26)

13 1. Percaya diri (Self Confidence): yaitu menghadapi segala sesuatu dengan penuh percaya diri dan tidak mudah putus asa, menyadari sepenuhnya kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Rasa percaya diri dimanfaatkan untuk bisa mengatasi segala permasalahan yang muncul sehingga tidak mudah putus asa dan bila berhasil juga tidak besar kepala.

2. Mengacu hasil akhir (Goal Oriented): yaitu ketika ingin melaksanakan sesuatu selalu memikirkan langkah yang kan dilakukan untuk mencapai tujuannya dengan memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan muncul serta memiliki alternative lainnya untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Menghargai(Appreciative): yaitu merasa cukup dan selalu bisa menhargai

yang ada disekelilingnya serta dapat menimbangi kesenangannya dengan orang lain.

4. Puas (Contented): yaitu bisa menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kelemahannya serta mempunyai toleransi yang tinggi atas kelemahan orang lain. Dia melihat masa depan dengan apa yang ada pada dirinya dan apa yang bisa dilakukannya dan bukannya sekedar masa depan yang menirukan orang lain.

Orang yang mempunyai Self esteem yang kuat akan mampu membina relasi yang baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil.


(27)

14 Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem yang lemah (weak) adalah:

1. Selalu mencela (Critical): yaitu selalu mencela orang lain, banyak keinginannya dan sering kali tidak terpenuhi, senang memperbesar masalah-masalah kecil dan seringkali tidak mengakui kelemahannya.

2. Mementingkan dirinya sendiri (Self-centred): yaitu biasanya egois, tidak peduli dengan kebutuhan atau perasaan orang lain, segala sesuatunya berpusat pada diri sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan lainnya yang akhirnya berakibat bisa menjadi frustasi.

3. Suka mengolok-olok (Cynical): yaitu senang meledek orang lain dengan omongan yang sinis, sering mensalahartikan pemikiran, kegiatan, kebaikan serta niat baik orang lain sehingga orang lain tidak senang pada dirinya.

4. Malu-malu (Diffident): yaitu menyangkal atas semua kelemahannya, tidak pernah bisa membuktikan kelebihannya dan sering kali gagal dalam melakukan sesuatu.

Self esteem adalah suatu kualitas yang dapat ditingkatkan pada setiap saat dalam kehidupan manusia dan tidak terikat oleh umum, pendidikan dan status sosial. Membangun self esteem adalah suatu proses yang memerlukan waktu dan membutuhkan kesabaran serta ketekunan, walaupun perjuangan untuk membangun self esteem itu tidak mudah tetapi pantas untuk tetap dilakukan karena hasilnya bisa dinikmati untuk selamanya.


(28)

15 Adapun cara-cara atau langkah untuk meningkatkan self esteem adalah :

1. Memberikan sentuhan positif(positive stroke) pada orang lain, yaitu menghargai orang lain walaupun terhadap hal-hal yang kecil dengan sentuhan dan kata-kata yang diungkapkan secara spesifik serta ekspresi wajah. Sentuhan positif dapat membantu meningkatkan dan memperkuat self esteem bagi wirausaha. Memberikan sentuhan positif adalah cara untuk memberikan penghargaan yang sehat kepada orang lain. Bila kita memperlakukan orang lain dengan hormat dan penuh kasih sayang, harga diri kita secara tidak langsung ikut terbawa menjadi lebih kuat lagi. Adapun cara memberikan sentuhan positif adalah dengan memandang langsung mata orang yang dibrikan sentuhan positif untuk menunjukkan keseriusan dan perhatian seseorang serta berkata dengan menggunakan kata-kata yang lebih spesifik, hangat dan nada suara yang baik.

2. Tidak memberikan sentuhan palsu atau basa-basi(plastic stroke) pada orang lain, penghargaan yang diberikan pada orang hanyalah merupakan basa-basi, dianggap tidak ada artinya sama sekali sekali sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman. Puji-pujian yang berlebihan atau tidak tulus dimasukkan sebagai kategori sentuhan palsu yang tidak berharga dan tidak akan meningkatkan self esteem baik pemberi maupun penerimanya.

3. Harus bisa menerima dan belajar untuk menerima positive stroke yang diberikan oleh orang lain.


(29)

16 4. Menolah plastic stroke dengan halus dan tanpa pamrih.

5. Bersungguh-sungguh menetapi apa yang sedang diusahakan, sebab tidaklah akan bernilai kalau tidak disertai usaha yang gigih dan sungguh-sungguh, yang perlu dipahami bahwa kondisi self esteem seseorang tidaklah selalu dalam posisi strong atau selalu weak. Self esteem dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi, kondisi diri dan lingkungan yang dihadapinya.

2.2. Kecerdasan Emosi

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikologPeter Salovey dan John Mayer. Mereka menerangkan kualitas-kualitas emosionalyang penting bagi keberhasilan seseorang. Emosi pada dasarnya, adalah doronganuntuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan“e” untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Goleman, 1999 : 120).

Salovey dan Mayer (Goleman, 1999 : 133) mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosional sangat


(30)

17 dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun produktif dan meraih keberhasilan (Goleman, 1999 : 166).

Menurut Gardner keragaman kecerdasan terus berkembang, Gardner menyebut kecerdasan emosi sebagai kecerdasan pribadi yang terdiri dari kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi. Kecerdasan antar pribadi merupakan kemampuan untuk memahami orang lain, hal yang memotivasi wirausaha, cara wirausaha bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan orang lain. Kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif. Inti kecerdasan pribadi menurut Gardner merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana


(31)

18 hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner sebagai dasar tentang kecerdasan emosional yang diteruskannya dengan memperluas kemampuan ini menjadi lima faktor utama yaitu : Kesadaran emosi, Pengendalian emosi. Motivasi diri, Empati, dan Hubungan Sosial (Goleman,1996 : 167).

Kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan seseorang yang didalamnya terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs, menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan kemampuan untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa. Goleman juga menambahkan kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia yang meliputi kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri serta empati dan kecakapan sosial. Kecerdasan emosional lebih ditujukan kepada upaya mengenali, memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat dan upaya untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat memanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antar manusia (Goleman, 1996 : 172).

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai


(32)

19 perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain.

2.2.2 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi 1. Kesadaran emosi

Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional.Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidak mampuan mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat seseorang berada dalam kekuasaan perasaan (Goleman, 1996 : 175).

Kesadaran diri merupakan pedoman untuk menyesuaikan kinerja dengan situasi di lapangan dalam bidang apa pun, untuk mengelola perasaan yang tidak menentu, mempertahankan informasi, menyesuaikan diri dengan tepat terhadap perasaan orang-orang sekitar, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dalam bekerja, termasuk yang esensial bagi kepemimpinan dan kerja sama dimulai . Kesadaran emosi dimulai dengan penyelarasan diriterhadap aliran perasaan yang terus ada, kemudian mengenali bagaimana emosi-emosi membentuk persepsi, pikiran


(33)

20 dan perbuatan. Dari kesadaran itu munculah kesadaran lain. Bahwa setiap perasaan dapat berpengaruh dengan wirausaha (Goleman,1999 : 178)

Menurut Mayer, orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi:

a) Sadar diri

Peka akan suasana hati ketika mengalaminya dapat dimengerti bilaorang-orang ini memiliki kepintaran tersendiri dalam kehidupan emosional. Kejernihan pikiran wirausaha tentang emosi boleh jadi melandasi cirri-ciri kepribadian lain: wirausaha mandiri dan yakin akan batas-batas yang dibangun, kesehatan jiwanya bagus, dan cenderung berpendapat positif akan kehidupan. Bila suasana hatinya sedang jelek, tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mampu melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat.Pendek kata, ketajaman pola pikir wirausaha menjadi penolong untuk mengatur emosi.

b) Tenggelam dalam permasalahan

Wirausaha adalah orang-orang yang seringkali merasa dikuasai oleh emosi dantak berdaya untuk melepaskan diri, seolah-olah suasana hati telah mengambil alih kekuasaan. Mudah marah dan amat tidak peka akan perasaanya, sehingga larut dalam perasaan-perasaan itu dan bukannya mencari perpektif baru. Akibatnya, wirausaha kurang berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, merasa tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional.Seringkali merasa kalah dan secara emosional lepas kendali.


(34)

21 c) Pasrah

Meskipun seringkali seorang wirausaha peka terhadap yang dirasakan, akan cenderung menerima begitu saja suasana hati, sehingga tidak berusaha untuk mengubahnya. Kelihatannya ada dua cabang jenis yang pasrah ini : wirausaha yang terbiasa dalam suasana hati yang menyenagkan, dan dengan demikian motivasi untuk mengubahnya rendah; dan wirausaha yang kendati peka akan perasaanya, rawan terhadap suasana hati yang jelek tetapi menerimanya dengan sikap tidak hirau, tak melakukan apa pun untuk mengubahnya meskipun tertekan – pola yang ditemukan, misalnya, pada orang-orang yang menderita depresi dan yang tenggelam dalam keputusasaan.

2. Pengendalian emosi

Pengendalian emosi oleh diri sendiri tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi. Pengendalian emosi juga bisa berarti dengan sengaja menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Wirausaha yang tidak baik kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung,sementara wirausaha yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemunduran dan kejatuhan dalam kehidupan (Goleman, 1996 : 180). Kendali diri emosi tidak sama


(35)

22 dengan kendali diri yang berlebihan (overcontrol), penyakalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan pengendalianyang berlebihan dapat mendatangkan kerugian, baik fisik maupun mental.

Menurut Goleman (1999 : 223) kompetensi pengendalian emosi adalah:

a. Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang menekan seseorang

b. Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang palingberat c. Berfikir dengan jernih dan tetap terfokus walaupun dalam suatu tekanan.

3. Motivasi Diri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangatpenting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri dan

menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional (menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati) adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Wirausaha yang memiliki keterampilan inicenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang dikerjakan (Goleman, 1996 : 201).

Menurut Goleman (1999 : 238) kompetensi motivasi diri adalah:

a. Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar

b. Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan


(36)

23 c. Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik

d. Selalu belajar untuk menigkatkan kinerja. 4. Empati

Kemampuan mengindra perasaan seseorang sebelum yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Orang jarang mengungkapkan perasaan mereka lewat kata-kata. Sebaliknya, memberitahu lewat nada suara, ekspresi wajah, atau cara-cara nonverbal lain (Goleman, 1999 : 243).

Kemampuan yang dimiliki seseorang yang empati: a. Kesadaran diri

b. Mengenali perasaan yang tersembunyi dalam reaksi-reaksi tubuh sendiri c. Kemampuan membaca emosi orang lain

d. Mengindra dan menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak diungkapkan lewat kata-kata

e. Menghayati masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang ada di balik perasaan seseorang

f. Menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan orang lain. Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyratkan apa-apa yyang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang-orang seperti ini cocok untuk pekerjaan-pekerjaan perawat, mengajar, penjualan, dan manajemen.


(37)

24 Kompetensi empati adalah:

a. Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkan dengan baik b. Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain c. Membantu berdasarakan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain

5. Hubungan Sosial

Manusia adalah makhluk yang harus bekerjasama sejak zaman purba.Hubungan sosial yang rumit dan unik pada manusia memberikan keunggulan yang sangat penting untuk berjuang mempertahankan hidup.Kecerdasan hubungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap suatu pekerjaan.

Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Membina hubungan merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain (Goleman, 1996 : 230)

Menurut Goleman (1999 : 248) kompetensi hubungan sosial adalah: a. Menumbuhakn dan memelihara jaringan tidak formal yang meluas b. Mencari hubungan-hubungan yang saling menguntungkan

c. Membangun hubungan saling percaya dan memelihara keutuhan anggota d. Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara sesama mitra kerja. 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi


(38)

25 Goleman (1999 : 120) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang yaitu:

a. Lingkungan keluarga.

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi dengan cara contoh-contoh ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa kehidupan emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak dikemudian hari.

b. Lingkungan non keluarga.

Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalam suatu aktivitas bermain peran sebagai seseorang diluar dirinya dengan emosi yang menyertai keadaan orang lain.

2.3 Pengertian Berwirausaha

Dalam kehidupan sehari – hari sering menyaksikan aktifitas diantaranya seseorang yang dengan uangnya sendiri membeli sejumlah barang untuk dijual kembali, seseorang yang membeli bahan pokok kemudian diolah menjadi beraneka makanan untuk kemudian dijual kepada konsumen. Gambaran sederhana seperti datas merupakan gambaran kegiatan seorang wirausahawan.


(39)

26 Menurut Sukardi (1991:21), kata berwirausaha merupakan gabungan kata berwira yang berarti gagah berani atau perkasa dan usaha. Berwirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam menjalankan usaha. Sedangkan menurut G. Meredith (2000:5), berwirausaha adalah melakukan kegiatan usaha dan upaya yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan – kesempatan bisnis sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Definisi lain dari para ahli yang menyebutkan tentang pengertian entrepreneurship atau berwirausaha, adalah seperti yang dijelaskan Stevenson yang dalam (Mutis 1995:21) menyebutkan : "berwirausaha adalah upaya pemanfaatan peluang - peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya".

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berwirausaha adalah sebagai suatu usaha, upaya, sikap, semangat, nilai, seni, dan kemampuan untuk mencari, melihat dan segala sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan balas jasa dan memperoleh keuntungan atas usahanya itu.

Wirausaha diharapkan dapat bertanggung jawab dan berani dalam menghadapi resiko usahanya (kegagalan), karena kegagalan bagi wirausaha merupakan pengalaman belajar. Selain itu wirausaha yang handal juga harus mempunyai visi yaitu pandangan kedepan untuk memberi motivasi serta visi tersebut juga harus disertai dengan misi yang jelas.


(40)

27 Wirausaha sekaligus pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara -cara yang lebih baik. Dan biasanya seorang wirausaha mempunyai rasa percaya tinggi yang besar dalam menghadapi resiko.

2.3.1 Pengertian Wirausaha

Seorang wirausaha yang handal dituntut untuk bisa memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber - sumber daya didalam lingkungannya, hal ini disebabkan oleh karena seorang wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis, mandiri dan tanggap atas segala macam bentuk perubahan dan peluang yang terdapat dalam lingkungannya. Sepintas istilah wirausaha mempunyai pengertian yang sama dengan pengusaha, namun pada kenyataannya wirausaha bukanlah sekedar pengusaha masa yang banyak terdapat di Indonesia, namun wirausaha adalah pengusaha yang memiliki ciri - ciri dan kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru dan memperoleh manfaat atas usahanya itu.

Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), mengartikan wirausaha sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Wirausahawan (entrepreneur) (Zimmerer, 2008:4) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.


(41)

28 Kewirausahaan (entrepreneurship) bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak dalam karir (Hendro 2011:5). Kewirausahaan sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari, Karl H. Vesper dalam bukunya Small Business and Entrepreneurship (Subanar, 1994:15) membagi-bagi subyek dari kewirausahaan menjadi 11 bidang penelitian yang meliputi :

1) Meneliti dampak-dampak ekonomi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wirausaha (Economic of Entrepreneurship)

2) Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap, motivasi, kepribadian, daya intelektual, dan sebagainya (Psychology of Entrepreneurship)

3) Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses akibat pengaruh dari aspek-aspek sosial dan budaya masyarakatnya serta peran agama tertentu (Sociology of Entrepreneurship)

4) Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil (Small Business Management)

5) Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong keberhasilan wirausaha, termasuk peran Pemerintah (Fostering Entrepreneurship)

6) Meneliti kemungkinan peluang bagi pengusaha kecil untuk masuk kedalam bisnis yang berskala lebih besar (New Venture Entry)


(42)

29 7) Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang pernah ada

(missal: Henry Ford, Matsushita, Nitisemito, Probosutejo, Pardede, Hasyim Ning, dan lainnya (Tycoon History)

8) Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari kelompok minoritas yang umumnya mampu untuk survive (Minority Enterprise)

9) Meneliti kemandirian usaha dari wirausaha (Independent Venture)

10)Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang terdapat di dalam perseroan bisnis (Corporate Venture)

11)Peneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek-aspek yang mendukung profesionalisme mereka (Female Entrepreneurship)

Menurut Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:


(43)

30 Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel. (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber : Suryana (2003)

Berwirausaha merupakan suatu keberanian mengambil resiko, mengutamakan kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri. Seorang wirausaha harus jeli untuk melihat dan menganalisa peluang yang ada, kemudian memanfaatkan segala macam bentuk peluang tersebut kedalam lingkup usahanya, sebagai strategi dalam menyiasati peluang pasar.

2.3.2 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Astamoen (2005 : 251) Keberhasilan itu adalah “suatu proses dari sesorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Didalam proses tersebut termasuk resiko yang


(44)

31 harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa membawa seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk orang lain”.

Menurut Nasution (2001: 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah pengusaha seperti itu disebut dengan wirausaha.

Menurut Farisi (2013:27), keberhasilan usaha adalah “tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan”.

2.3.3 Faktor Keberhasilan Usaha

Faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil antara lain rasa percaya diri, selalu berorintasi pada hasil, suka tantangan dan resiko, jiwa kepemimpinan, mempunyai ide kreativitas, dan berorientasi pada masa depan (Zulkifi 2009 : 33). Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko.Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankan.

Adanya kerja keras, usaha agar berhasil maka, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait dengan wirausaha. Berikut ini adalah tahapan dalam membangun kewirausahaan


(45)

32 yang sukses. Dalam buku Suryana (2009: 67) mengemukakan tiga faktor penyebab keberhasilan seorang wirausaha, antara lain:

1) Kemampuan dan kemauan.

Wirausaha yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan dan wirausaha yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausa yang sukses. Misalnya seseorang yang memilikikemauan untuk membuka toko tapi tidak memilikikemampuan untuk mengelolanya, maka lama kelamaan tokonya akan tutup. Begitu juga dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak memilikikemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebut tidak pernah memiliki usaha.

2) Tekad yang kuat dan kerja keras.

Wirausaha yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan wirausaha yang mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

3) Kesempatan dan peluang

Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang wirausaha.

Terdapat beberapa persyaratan untuk mencapai keberhasilan wirausaha (Suryana 2003: 98) diantaranya:


(46)

33 a) Mandiri tetapi bisa bekerja sama dengan orang lain dan mampu berinteraksi

dengan prinsip.

b) Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan, ambisi tapi bukan ambisius, obsesi, tantangan dianggap sebagai titik awal untuk mencapai tujuan dalam meraih kesuksesan.

c) Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.

d) Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan sifat negatif ketika memandang dan memperlakukan orang lain.

e) Selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap orang lain.

f) Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena wirausaha yang sukses harus berpikir seperti seorang wirausaha yang sukses dan bukan berpikirselayaknya orang yang gagal.

g) Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi yang unggul

Penelitian yang dilakukan oleh bird dalam Sjabadhyni (2001 : 271) menyatakan banyak wirausaha gagal karena tidak tepat dalam menentukan harga penjualan, tidak terampil dalam menempatkan karyawan, dan buruknya hubungan dengan supplier. Wirausaha dikatakan berhasil apabila dapat belajar dari pengalaman, memanfaatkan sumber lain dan peluang yang menunjang keberhsilan usahanya. Keterampilan yang diperoleh tersebut nantinya dapat meningkatkan motivasi menjalankan usaha dan memperkecil risiko yang akan ditemui dikemudian hari .


(47)

34 Menurut Hutagalung dkk (2010 : 11) Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usaha. Hal yang terpenting dari seseorang Entrepreneur adanya visi dalam membentuk sistem bisnis. Sistem bisnis ini yang di harapkan mampu bekerja secara optimal untuk memberikan passive income yang berkelanjutan pada sang Entrepreneur.

Secara khusus Chelland (Sjabadhni 2001: 273) menggolongkan dua faktor yang menentukan keberhasilan usaha antara lain :

1. Faktor Internal, meliputi : a) Motivasi

Motivasi akan membantu seseorang untuk member semangat kerja. Motivasi tersebut daintaranya keinginan untuk menjadi kreatif, inovatif, serta semangat atau minat dalam memenuhi kebutuhan serta menjalankan usaha.

b) Kepribadian

Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Pribadi yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungan baik dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara wajar dan efektif.

2. Faktor Eksternal, meliputi : a) Lingkungan keluarga


(48)

35 Lingkungan keluarga yang harmonis dalam interaksinya akan membantu memotivasi kesuksesan dan meningkatkan produktivitas kerja.

b) Lingkungan Usaha

Lingkungan tempat dimana seseorang menjalani usahanya mempunyai

Pengaruh yang cukup penting dalam menjalankan usaha. Seperti menjalin hubungan baik dengan mitra kerja atau supplier akan mempermudah dalam mendukung atau memotivasi untuk menyelesaikan konflik dengan baik. Memahami situasi kerja secara fisik dengan menciptakan pekerjaan dalam situasi apapun melalui bakat dan keterampilan yang dimiliki terutama dalam mencari peluang atau mengambil inisiatif agar usahanya bias maju.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu self esteem dan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas dan kinerja usaha sebagai variabel terikat.

Berikut pengertian yang disimpulkan oleh penulis dari variable-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Self esteem adalah keyakinan nilai diri sendiri menilai pribadi terhadap hasil yang dicapai. Wirausaha yang memilki Self esteem yang tinggi melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima oleh orang lain disekitarnya. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang yang didalamnya terdiri dari berbagai kemampuan untuk memotivasi diri, beradaptasi,


(49)

36 mengendalinakan dorongan hati dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain. Ketika seorang wirausahawan memiliki kebebasan dalam menentukan arah keberhasilannya, meraka akan lebih meras puas karena hasil kerja dan pemikiran meraka sendiri yang menjadikan mereka berhasil.

Keberhasilan wirausaha dalah output dari sebuah proses usaha berdasarkan tekad, kemauan dan usaha keras dalam menghadapi berbagai macam hambatan, serta didukung oleh komitmen yang kuat yang mendorong wirausaha untuk terus mencari peluang sampai mencapai hasil yang diharapkan.

Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin seorang wirausaha memiliki self esteem dan kecerdasan emosi yang tinggi, maka ia akan semakin berkualitas dalam berwirausaha dan mencapai keberhasilan usaha. Dengan demikian masing-masing variable tersebut (self esteem dan kecerdasan emosi) memilki pengaruh pada faktor keberhasilan usaha. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber:Dhania, dkk (2012), Pasaribu(2011), Handayani (2013), diolah oleh penulis SELF ESTEEM (X1)

KEBERHASILAN USAHA (Y)

KECEERDASAN EMOSI (X2)


(50)

37 2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah-masalah yang diteliti (Etta & Sopiah, 2010:40). Bedasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Pengaruh faktor self esteem dan faktor kecerdasan emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap berwirausaha pada toko grosir eceran di daerah Padang Bulan Medan.”


(51)

38 2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Peneliatian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Ifham, dkk (2002) Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kewirausahaan Pada Mahasiswa Hubungan Kecerdasan Emosi (X1), Dengan Kewirausahaan (X2), Pada Mahasiswa (Y) Analisis deskriptif dan linear sederhana Kecerdasan emosi (X1), memiliki hubungan positif dengan kewirausahaan (X2), Kecerdasan emosi berpengaruh terhadap kewirausahaan mahasiswa (Y) Then Nana (2009) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Atma Jaya Yogyakarta Pengaruh Kecerdasan Emosional (X), Minat Berwirausaha (Y), Analisis deskriptif dan regresi linear berganda Variabel Pengaruh Kecerdasan Emosional (X) berpengaruh Signifikan Terhadap Minat Berwirausaha (Y) Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Atma Jaya Yogyakarta.


(52)

39 Dewi Adilia (2010) Hubungan Self Esteem Dengan Optimisme Meraih Kesuksesan Karir pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hubungan Self Esteem (X), Optimisme Meraih Kesuksesan (Y) Analisis deskriptif dan regresi linear sederhana Variabel Hubungan Self Esteem (X) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Optimisme Meraih Kesuksesan (Y) pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif HIdayatullah Jakarta. Diana Tayras (2010) Pengaruh Faktor Demografi , Faktor Kepribadian Dan Faktor Ketersediaan Informasi Terhadap Keinginan Berwirausaha (Studi Kasus Pada Toko Grosir Di Jln. Bandung ).

Pengaruh Faktor Demografi (X1), Faktor Kepribadian (X2), Ketersediaan Informasi(X3) Keinginan Berwirausaha (Y) Analisis Deskriptif, Regresi Berganda, dan Regresi Dummy Variabel Faktor Demografi(X1) Pengetahuan Berwirausaha (X2) Ketersedian Informasi (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keinginan Berwirausaha (Studi Kasus Pada Toko Grosir Di Jln. Bandung) (Y)


(53)

40 Pasaribu (2011) Hubungan Antara Self Esteem dan Adversity Intelligence Suatu Studi Pada Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen Medan Hubungan Antara Self Esteem (X1), dan Adversity IntelligenceSu atu Studi (X2), Pada Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen Medan (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Terdapat hubungan positif yang signifikan antara self esteem(X1), dan adversity intelligence (X2), Pada Mahasiswa Universitas HKBP Nomensen Medan (Y) Julita (2013) Pengaruh Motivasi, Konwladge of Entrepreneurs hip dan Independensi Terhadap The Entrepreneur’s Performance (Studi Kasus Pada UKM di Kota Medan)

Pengaruh Motivasi (X1), Konwladge of Entrepreneurs hip (X2), dan Independensi (X3) Terhadap The Entrepreneur’s Performance (Y) Analisis Deskriptif, dan Regresi Dummy Variable Pengaruh Motivasi (X1), Konwladge of Entrepreneurship (X2), dan

Independensi (X3) mempunyai

pengaruh signifikan terhadap The Entrepreneur’s Performance (Y)

Sumber : Ifham dkk (2002) Nana (2009), Adilia (2010), Tayras (2010), Pasaribu (2011) , Julita (2013)


(54)

41 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif, bertujuan untuk mengetahui hubungan a ntara dua variabel atau lebih. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana penelitian dengan pendekatan kualitatif dipilih karena data dapat diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan ucapan dari subjek, bersifat alami, apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh unsur dari luar. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di Kawasan Padang Bulan Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan khususnya di jalan besar Jamin Ginting Padang Bulan, Ngumban Surbakti Padang Bulan dan Tj. Sari Padang Bulan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan


(55)

42 operasional penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), self esteem (X1), kecerdasan emosi (X2) dan variabel terikat (dependent) keberhasilan usaha (Y). 3.4 Operasionalisasi Variabel

Pada penelitian ini variable-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono 2012:59).

Adapun yang menjadi variabel bebas adalah: Variabel self esteem (X1)

Harga diri (self esteem) adalah perasaan, perilaku dan mengetahui bahwa seorang wirausaha berhak untuk memilih apa yang dikehendaki sebagai bagian dari kehidupan dalam mengambil sikap untuk melakukan tindakan yang dipilih sehingga membuat perasaan menjadi lebih baik dan percaya diri.

Variabel kecerdasan emosi (X2)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi


(56)

43 diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

2. “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”(Sugiyono 2012:59).

Adapun yang menjadi variabel terikat adalah: Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.


(57)

44 Tabel 3.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA

UKUR

Self Esteem (X1)

Harga diri (Self esteem) merupakan penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negative, yang kemudian di ekspresikan dalam sikap terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

1. Menerima diri sendiri

2. Membuka diri 3. Memegang

kendali atas hidupnya sendiri 4. Mengontrol diri 5. Menghargai diri

sendiri dan orang lain

Likert

Kecerdasan Emosi (X2)

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, untuk mengenali emosi diri, membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain

1. Mengenali Emosi diri

2. Mengelola emosi

3. Motivasi diri sendiri

4. Mengenali emosi orang lain 5. Keterampilan berinteraksi sosial Likert Keberhasilan Usaha(Y)

Tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan.

1. Peningkatan hasil produksi 2. Meningkatnya laba 3. Meningkatnya jumlah pelanggan dan transaksi 4. Target penjualan

tercapai 5. Kepuasan

pelanggan meningkat


(58)

45 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono 2012:132). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak Setuju 2

4 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono (2012:134)

3.6 Populasi & Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi (Sugiyono, 2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha toko grosir eceran di kawasan jalan besar Padang Bulan Medan seperti : Jl. Jamin Ginting Padang Bulan, Jl. Ngumban Surbakti Padang Bulan dan Jl. Tj. Sari Padang Bulan yang berjumlah 38.


(59)

46 3.6.2 Sampel

Sampel (Sugiyono, 2012:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan sampling jenuh (Sugiyono, 2012:122) yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dimana hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 sampel.

3.7 Sumber Data dan Jenis Data

Penelitian menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi peneleitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti.

a. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi seperti buku-buku, jurnal, majalah, internet serta data lain yang mendukung yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: a. Kuesioner


(60)

47 Kuesioner yaitu suatu dataftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti denga Tanya jawab secara lisan maupun tatap muka (face to face) dengan responden.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang responden penelitian yang dilakukan di daerah Amplas sampai dengna Tanjung Morawa Medan lalu data diproses dengan menggunakan program software SPSS for windows. Instrument yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas (Azwar, 2003:5) berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi


(61)

48 atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r Tabel. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

1) Jika rhitung ≥ rTabel maka pertanyaan dinyatakan valid. 2) Jika rhitung ≤ rTabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. 3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (Azwar, 2003:4) merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran reliabel (reliable).Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau ≥ dari rTabel maka pertanyaan reliabel. 2) Jika ralpha negatif atau ≤ dari rTabel maka pertanyaan tidak reliabel. 3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis a. Metode Analisis Deskriptif

Tan (Soejono & Abdurrahman, 1999:22) mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti


(62)

49 mengumpulkan, mengklasifikasikan, menggambarkan dan menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Metode Regresi Linear Berganda

Metode ini untuk mengetahui pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap berwirausaha. Metode statistic yang digunakan adalah metode regresi linear berganda (multiple linear regression), dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = Keberhasilan Usaha a = Konstanta Y

b = Koefisien Regresi X1 = Self Esteem

X2 = Kecerdasan Emosi e = Standar Error 3.10.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Erlina, 2011 : 100). 2. Uji Heteroskedastisitas


(63)

50 Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila suatu model regresi terdapat kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastitas atau tidak heterokedastitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji scatterplot. Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Hipotesis yang diajukan:

H0 : Model regresi tidak ada heteroskedastisitas. HA : Model regresi terdapat heteroskedastisitas.

Cara memprediksinya menurut Lubis dkk (2007 : 34) adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3. Uji Multikolinieritas


(64)

51 Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2008 : 177-178).

Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut (Lubis dkk, 2007 : 32) yaitu:

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas. 3.10.3 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh faktor self esteem dan faktor kecerdasan emosi (X1, X2) sebagai variabel bebas terhadap faktor berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat. H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(65)

52 Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung< Ftablepada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung> Ftable pada α = 5% 2. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji signifikan parsial yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang faktor self esteem (X1), faktor kecerdasan emosi (X2) sebagai variabel bebas terhadap faktor berwirausaha (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung< ttable pada α = 5% H0 ditolak jika thitung> ttablepada α = 5% 6. Koefisien Determinan (R2)

Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2).Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengaruh self esteem(X1), kecerdasan emosi (X2) terhadap variabel terikat yaitu berwirausaha (Y). Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin


(66)

53 kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.


(67)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan

Perkembangan toko grosir eceran di kawasan Padang Bulan mengalami kemajuan yang cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya jumlah toko grosir. Dulu hanya beberapa saja toko grosir yang ada di kawasan Padang Bulan seperti di jalan Jamin Ginting. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan pembangunan yang ada maka perkembangan toko grosir sudah meluas. Perkembangan pembangunan yang terjadi seperti pembangunan fly over, adanya pelebaran jalan, pembangunan perumahan yang semakin banyak, dan juga bertambahnya kampus di kawasan AH Nasution dan Ngumban Surbakti, hal ini yang membuat ada nya peningkatan penduduk sehingga menjadikan peluang bagi wirausaha di sepanjang jalan kawasan Padang Bulan seperti jalan Ngumban Surbakti dan jalan AH. Nasution.

Toko grosir eceran tersebut bukan hanya bertambah dari segi jumlah tetapi varian barang yang dijual juga semakin beragam. Toko grosir eceran yang dimaksudkan adalah toko grosir yang menjual bahan-bahan sembako untuk keperluan rumah tangga dan berbagai aneka macam makanan dan minuman ringan yang dijual bisa dalam jumlah yang besar maupun eceran serta menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan harga toko lainnya. Dapat dilihat bahwa toko-toko grosir tersebut hampir seluruhnya terletak di jalan-jalan besar, hal ini dikarenakan bagi para pedagang grosir jalan besar termasuk salah satu nilai tambah bagi kemajuan usaha


(68)

55 mereka, akan ada banyak sekali kendaraan yang melewati jalan tersebut dan akan menjadi peluang bisnis bagi para pedagang grosir eceran.

Usaha toko grosir eceran perkembangannya semakin pesat dilihat dari jumlahnya yang bertambah pada tahun ketahun. Keberhasilan dalam membuka bisnis toko grosir tersebut yang membuat jumlah toko grosir yang terletak pada kawasan Padang Bulan khususnya di jalan besar Jamin Ginting, Ngumban Surbakti dan AH Nasution terus meningkat. Dapat dilihat bahwa perkembangan untuk membuka usaha grosir semakin pesat, akan tetapi untuk melaksanakan kegiatan usaha tersebut didasarkan oleh keinginan dari dalam diri sendiri.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 toko grosir eceran yang berada di kawasan Amplas sampai dengan Tanjung Morawa. Jumlah 30 responden diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva normal pada uji statistik.

4.2.1.1Hasil Uji Validitas

Pada pra survey, kuesioner yang berisi 30 pernyataan yang menyangkut tentang self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha yang hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:


(69)

56 Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas

VAR00001 74.00 21.172 .698 .949 Valid

VAR00002 74.07 20.547 .628 .949 Valid

VAR00003 74.03 20.447 .814 .947 Valid

VAR00004 74.07 19.720 .947 .944 Valid

VAR00005 74.10 19.059 .826 .946 Valid

VAR00006 74.07 19.720 .947 .944 Valid

VAR00007 74.17 20.420 .488 .952 Valid

VAR00008 74.00 21.172 .698 .949 Valid

VAR00009 74.10 19.817 .614 .950 Valid

VAR00010 74.13 19.706 .751 .947 Valid

VAR00011 74.13 19.154 .746 .947 Valid

VAR00012 74.17 20.420 .488 .952 Valid

VAR00013 74.00 21.172 .698 .949 Valid


(70)

57 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada table 4.1 terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation untuk seluruh butir pernyataan > 0,361.

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas

Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sujarweni, 2014:199).

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.950 20

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

VAR00015 74.03 20.447 .814 .947 Valid

VAR00016 74.00 21.172 .698 .949 Valid

VAR00017 74.00 21.172 .698 .949 Valid

VAR00018 74.07 20.340 .707 .948 Valid

VAR00019 74.10 19.817 .614 .950 Valid


(1)

111 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.53191453 Most Extreme

Differences

Absolute .072

Positive .046

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .513


(2)

112 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.53191453 Most Extreme

Differences

Absolute .072

Positive .046

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .955

a. Test distribution is Normal.

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Kecerdasan_Em

osi,

Self_Esteema

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: absut


(3)

113 Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Self_Esteem

Kecerdasan_ Emosi

1 1 2.993 1.000 .00 .00 .00

2 .005 23.542 .04 .89 .22

3 .002 39.645 .96 .11 .78

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 21.72 27.15 24.55 1.259 51 Std. Predicted Value -2.250 2.062 .000 1.000 51 Standard Error of

Predicted Value .234 .597 .368 .090 51

Adjusted Predicted

Value 21.68 27.30 24.55 1.271 51

Residual -3.431 2.619 .000 1.532 51

Std. Residual -2.194 1.675 .000 .980 51 Stud. Residual -2.222 1.699 .000 1.007 51


(4)

114 Deleted Residual -3.519 2.696 .000 1.619 51 Stud. Deleted Residual -2.322 1.735 -.003 1.021 51 Mahal. Distance .142 6.300 1.961 1.480 51

Cook's Distance .000 .111 .019 .022 51

Centered Leverage

Value .003 .126 .039 .030 51

a. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardi zed Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran ce VIF 1 (Constant) 4.065 3.963 1.026 .310

Self_Esteem .475 .102 .526 4.663 .000 .978 1.023 Kecerdasan_E

mosi .407 .161 .286 2.535 .015 .978 1.023 a. Dependent Variable:


(5)

115 Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.164 2.234 -.969 .338

Self_Esteem .066 .057 .164 1.151 .255

Kecerdasan_Emos

i .082 .091 .129 .908 .368

a. Dependent Variable: absut

Model Summaryb

Mod el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change 1 .635a .403 .378 1.564 .403 16.218 2 48 .000 a. Predictors: (Constant),

Kecerdasan_Emosi, Self_Esteem b. Dependent Variable:


(6)

116

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 79.289 2 39.645 16.218 .000a

Residual 117.338 48 2.445

Total 196.627 50

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_Emosi, Self_Esteem b. Dependent Variable: Keberhasilan_Usaha


Dokumen yang terkait

Pengaruh self-esteem dan kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial pada santri Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta

4 48 149

Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

10 49 101

Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

0 1 12

Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

0 0 2

Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

0 0 6

Pengaruh Motivasi, Kepribadian dan Ketersediaan Informasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir di Jalan Palangkaraya Medan

0 0 30

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA TOKO GROSIR ECERAN DI KAWASAN PADANG BULAN

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1. Teori Self Esteem 2.1.1. Pengertian Self Esteem - Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan

1 2 9

Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan

1 1 11