Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas pengertian termokopel, tujuan penulisan tugas akhir.
BAB II: PENGUKURAN PENGATURAN TEMPERATUR FURNACE
Pada bab ini akan membahas pengertian sistem pengaturan sistem pengaturan otomatis, tujuan sistem pengaturan, sistem pengukuran
otomatis, fungsi-fungsi alat ukur, tujuan pengukuran, cara kerja pengukuran pengaturan temperatur furnace, bagian-bagian dan fungsi
komponen dari furnace.
BAB III: TERMOKOPEL SEBAGAI SENSOR TEMPERATUR
Pada bab ini akan membahas pengertian termokopel dan jenis-jenisnya, prinsip kerja termokopel, karateristik beberapa jenis termokopel, metode
pengukuran temperatur dengan termokopel, kalibrasi termokopel defenisi kalibrasi, tujuan dan manfaat kalibrasi, selang kalibrasi, kategori kalibrasi
internal dan eksternal, cara pengkalibrasian termokopel.
BAB IV: TEKNIK KALIBRASI TERMOKOPEL
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
Pada bab ini akan membahas cara mengkalibrasi termokopel secara teknis dan permasalahan yang terjadi di dalamnya.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran
BAB II PENGUKURAN PENGATURAN TEMPERATUR FURNACE
II.1.PENGRETIAN SISTEM PENGATURAN
Dalam pengertian sederhana sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan besaran
tertentu. Jadi sistem kontrol adalah pengaturan pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran variabel parameter sehingga pada suatu
harga atau dalam suatu rangkuman harga range tertentu.
II.1.1. Sistem Pengaturan Otomatis
Pada sistem pengaturan otomatis terdapat empat langkah yang harus dilaksanakan, yaitu : mengukur, membandingkan, menghitung, dan
mengontrol. Keempat langkah tersebut dilakukan oleh instrumen- instrumen yang membentuk mata rantai pengaturan tertutup.
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
II.1.2 Tujuan Sistem Pengaturan
Tujuan utama sistem pengaturan adalah untuk mendapatkan optimasi pengukuran dimana hal ini dapat diperolah berdasarkan fungsi dari
sistem kontrol itu sendiri, yaitu pengukuran measurement, membandingkan comperesion, pencatatan dan perhitungan
computation dan perbaikan convection.
II.2. SISTEM PENGUKURAN SECARA UMUM
Umumnya pengukuran membutuhkan instrumen sebagai alat fisis untuk menentukan suatu besaran kuantitas atau variabel. Instrumen
tersebut membantu memudahkan manusia dalam memperoleh pengukuran yang akurat dan dalam hal memungkinkan seseorang
untuk mengetahui nilai suatu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrumen tersebut manusia akan sulit menentukan nilai
pengukuran secara akurat. Mengukur adalah salah satu langkah yang dilakukan sebelum
melakukan tiga langkah lainnya. Kontrol tidak akan mengerti apakah ukuran variabel benar-benar mewakili proses variabel dengan akurat
atau tidak jika tidak ada sensor yang mengukur. Pengontrol hanya tahu bahwa ia bertugas mengoreksi variabel agar
set-poin sama dengan ukuran variabel.
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
II.3. TUJUAN PENGUKURAN
Suatu instrumen digunakan untuk mencari hasil suatu hasil pengukuran yang diukur. Hasil pengukuran inilih yang disebut data, data digunakan
sebagai informasi, informasi dibutuhkan untuk pengelolaan suatu sistem. Dengan demikian pengukuran yang akurat dan valid sangat
dibutuhkan.
Gambar 2.1. Blok diagram testing termokopel otomatis
II.4. CARA KERJA PENGATURAN TEMPERATUR FURNACE
Furnace adalah suatu alat bantu dalam proses pengkalibrasian termokopel. Detektor yang digunakan pada pengukuran pengaturan
temperatur furnace adalah termokopel, yang fungsi utamanya adalah
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
untuk mengubah besaran temperatur panas menjadi besaran tegangan. Termokopel yang digunakan adalah termokopel type-K. Pada
dasarnya termokopel ini terbuat dari dua buah kawat yang berbeda jenisnya. Termokopel type-K ini terbuat dari perpaduan antara Cromer
positif dengan Alumel negatif yng mempunyai range pengukuran dari 0 ºC sampai dengan 1000 ºC. Untuk pengukuran pengaturan
temperatur furnace dimulai dari tranduser berupa termokopel, tipe-K, dan tegangan keluaran yang dihasilkan dari tranduser kemudian
diperkuat oleh rangkaian penguat untuk menghasilkan keluaran yang dikehendaki. Dari hasil keluaran penguat masuk ke kontrol kemudian
masuk ke rangkaian elemen pemanas. Dalam pengukuran pengaturan temperatur furnace yang merupakan pengendali temperatur pada
elemen pemenas adalah SCR, yaitu SCR akan bekerja dalam batas- batas atau daerah-daerah tertentu. Jika output mencapai suatu harga
tertentu maka aliran energi akan berhenti. Misalnya jika temperatur yang dihasilkan termokopel menurut pengukuran terlalu tinggi maka
pengendali atau SCR akan berfungsi sebagai pemutus off, dan dengan demikian mengurangi besarnya temperatur. Jika temperatur
terlalu rendah, SCR akan berfungsi sebagai penghubung on.
II.5. BAGIAN – BAGIAN DAN FUNGSI KOMPONEN DARI FURNACE
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
Adapun bagian-bagian dan fungsi komponen dari furnace yaitu dari Tranducer input, Penguat, Kontrol, Pengubah DC ke AC, Elemen
pemanas dan Objek. Bagian-bagian dari komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
II.5.1. Termokopel sebagai Tranducer Input
Tranducer merupakan suatu alat yang dapat mengkonversikan signal non listrik menjadi signal listrik. Tranducer sangat banyak digunakan
pada peralatan-peralatan ataupun pada sistem mekanik maupun sistem elektrik.
Berdasarkan cara kerja daripada tranducer dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
II.5.1.1 Transducer aktif Transduser ini bekerja tanpa adanya pengaruh dari luar.
II.5.1.2. Transducer Pasif Transduser ini bekerja apabila adanyapengaruh daya dari luar.
Termokopel merupakan transducer aktif karena termokopel ini merupakan transducer yang sangup mengubah signal non listrik
panas menjadi signal listrik tegangan.
II.5.2. Penguat
Penguat adalah suatu alat pesawat elektronika yang gunanya untuk memperkuat sinyal listrik, hingga beberapa kali lebih besar dari sinyal
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
inputnya. Dan yang diperkuat adalah tegangan Dc yang kemudian diumpan ke kontrol.
II.5.3. Kontrol
Rangkaian kontrol ini berfungsi untuk mengontrol kerja dari elemem pemanas.
II.5.4. DC ke AC
Rangkain ini diperlukan untuk mengubah arus DC ke arus AC yang kemudian digunakan sebagai sumber untuk mengendalikan SCR pada
rangkaian pemanas.
II.6.5. Rangkaian Pemanas
Rangkaian pemanas digunakan untuk memenaskan furnace yang sesuai dengan pengesetan temperatur tranducer.
Gambar 2.2. Elemen Furnace Electric Sedang Menyala
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3. Furnace Electric Acuan temperatur dibuat pada rangkaian trasducer. Yang mana
satu kaki disambungkan ke resisten variabel yang berfungsi sebagai sett zero dan yang satu lagi disambungkan ke bagian tegangan
refrence. Sebelum sinyal tranduser dimasukkan ke kontrol maka sinyal tersebut diperkuat oleh rangkaian penguat. Pada kontrol sinyal
tersebut digunakan untuk mengendalikan rangkaian pemanas dan read out. Tegangan digunakan untuk catu daya alat kontrol dan elemen
pemanas.
Muhammad Irvan Siregar : Teknik Kalibrasi Thermocoupel Type – K Di PT Inalum Kuala Tanjung, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III TERMOKOPEL SEGAGAI SENSOR TEMPERATUR