15 suhu tinggi. Buckle et all, 2009. Kaleng yang digunakan dalam penelitian merupakan kaleng jenis
MR.
2. Kemasan gelas
Gelas didefinisikan sebagai suatu larutan silikat yang cocok dibentuk dengan pemanasan dan fusi, dengan pendinginan untuk mencegah terjadinya kristalisasi. Gelas merupakan suatu cairan amorf,
jernih atau bening Desrosier, 2008. Gelas biasanya terdiri dari tiga jenis oksida : 1 Oksida silikat pemebenttuk gelas pasir kualitas
tinggi. Fosfat tertentu yang juga merupakan bahan pembentuk gelas. 2 Oksida pencair. Natrium, kalium, dan litium oksida digunakan pula, yang pertama yang paling menonjol. Pencampuran dari
oksida pencair dengan oksida pemebntuk gelas menghasilkan suatu produk yang larut dalam air. 3 untuk menurunkan kelarutan ini digunakan suatu kelompok oksida ketiga yang dikenal dengan oksida
pemantap, pada umumnya ialah kalsium dan magnesium. Oksida barium dan aluminium digunakan dalam jumlah sedikit.
Kemasan gelas makanan terdiri dari natrium, kalsium dan magnesium silikat. Perkiraan komposisi gelas untuk botol buah-buahan adalah sebagai berikut : SiO
2
74 persen, Na
2
O 18 persen, CaO 7 persen, MgO 1 persen dan sejumlah kecil FeO
3
dan MnO
2.
3. Kemasan plastik film
Berbagai jenis bahan kemasan lemas mulai bermunculan diantaranya polyethylene, polypropylene, polyester
untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi tersebut disebut laminasi. Dengan prinsip kemasan laminasi
tersebut, memungkinkan mengembangkan berbagai jenis kemasan yang mampu memiliki berbagai unggulan yang dituntut oleh persyaratan keperluan baik oleh produk itu sendiri, konsumen maupun
produsen. Sifat-sifat laminasi dari dua atau lebih film dapat memiliki sifat yang unik. Contohnya kemasan
yang terdiri dari lapisan kertaspolyethylenealuminium foilpolypropylene, sangat cocok untuk kemasan makanan kering. Lapisan luar terdiri dari kertas berfungsi untuk cetakan permukaan yang
ekonomis dan murah. Polyethilene berfungsi sebagai perekat antara aluminium foil dengan kertas. Aluminium foil
meskipun hanya setipis 0.00035 inch, memiliki barier yang kuat dan superior. Sedang polyethylene bagian dalam mampu memberikan kekuatan dan kemampuan untuk direkat atau ditutup dengan panas.
Dengan konsep laminasi, masing-masing lapisan saling menutupi kekurangannya sehingga menghasilkan lembar kemasan yang bermutu tinggi.
Persyaratan agar kemasan lemas dapat digunakan sebagai retort pouch adalah memiliki daya simpan tinggi, teknik penutupan mudah, kuat dan tidak mudah sobek tertusuk, dan tahan terhadap
proses panas sterilisasi tinggi Winarno, 2004. Suatu contoh dari hasil perkembangan kemasan lemas adalah polyesteradhesivealuminium
foilpolypropylene. Polyester adalah plastik yang memiliki ketahanan tinggi terhadap suhu tinggi, kuat, dan dapat dilakukan pencetakan pada permukaannya dan ternyata sekaligus dapat bekerja
sebagai adhesive bagi aluminium foil. Polypropylene juga bersifat adhesive terhadap aluminium foil dan dapat ditutup secara kuat dengan pemanasan thermoplastis. Susunan bahan kemasan tersebut
terdiri dari film polyester 0.5 mil yang dilapis dengan kertas aluminium 0.00035 inch dan kemudian dilaminasi lagi dengan film polypropylene, masing-masing lapisan memerankan peranan
yang penting dalam pengemasan jadi.
16
H. PARAMETER PEMANASAN