FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KESURUPAN MASSAL (Study Pada Beberapa Individu yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal)

(1)

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KESURUPAN MASSAL (Study Pada Beberapa Individu yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S-1)

Disusun Oleh : Suci Ardianita Karina

NIM : 06810048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(2)

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KESURUPAN MASSAL (Study Pada Beberapa Individu yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal)

Skripsi

Disusun Oleh : Suci Ardianita Karina

06810048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(3)

FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI KESURUPAN MASSAL (Study Pada Beberapa Individu yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal)

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Disusun Oleh : Suci Ardianita Karina

06810048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Faktor yang Melatarbelakangi Kesurupan Massal

2. Nama Peneliti : Suci Ardianita Karina

3. Nim : 06810048

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 01 Desember – 05 Januari 2011

7. Tanggal Ujian : 22 Januari 2011

Malang, 22 Januari 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal 22 Januari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. M. Salis Yuniardi, M.Psi ( )

2. Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si ( )

3. Zainul Anwar, S.Psi ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suci Ardianita karina

Nim : 06810048

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Faktor yang Melatarbelakangi Kesurupan Massal

(Studi Pada Beberapa Individu yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal)

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 22 Januari 2011 Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan,


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor yang Melatarbelakangi Kesurupan Massal”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan M. Salis Yuniardi, M.Si salaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Yudi Suharsono, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Kepala SMA Negri 1 kota Batu yang telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

5. Siswi-siswi SMA Negri 1 Batu yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 6. Kedua orang tua (papa dan mama), kakak (Yusuf), adik (Atsmarina dan Anisa

Wahyuniarti), beserta seluruh keluarga besar yang selalu dan tiada henti memberikan doa dan dorongan kepada peneliti.

7. Edi Rudianto yang selalu memberi dorongan, doa, dan telah banyak membantu peneliti dalam pelaksanaan pengumpulan data hingga selesainya skripsi ini. 8. Uti, Yaya, Dhika, Vina, Ila, Icha, Vita, Mimi, Nida dan semua teman-teman

fakultas psikologi angkatan 2006, khususnya teman-teman kelas A yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyalesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peniliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 22 Januari 2011 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

TI BAB II . Perspektif psikologi mengenai kesurupan ... 7

Penyebab Kesurupan ... 9

BAB III PENELITIAN G. eabsahan Data ... 16

BAB IV NJAUAN PUSTAKA A. Kesurupan 1. Pengertian kesurupan ... 6

2 B. Perspektif Psikologis METODE A. Jenis Penelitian ... 11

B. Batasan Istilah ... 11

C. Subyek Penelitian ... 12

D. Metode Pengumpulan Data ... 12

E. Prosedur Penelitian ... 14

F. Teknik Analisa Data ... 15

K HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek Penelitian ... 18


(10)

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 18

C. Analisa Data Hasil Penelitian ... 30

D. Pembahasan ... 39

BAB V DA LA PENUTUP A. KESIMPULAN ... 44

B. SARAN ... 44

FTAR PUSTAKA ... 46


(11)

DAFTAR TABEL

abel 4.1 : Identitas Subyek Penelitian ... 18 T


(12)

DAFTAR GAMBAR

ambar 4.1 : Faktor yang melatarbelangi subyek SW mengalami

kesurupan massal ... 31 ambar 4.2 : Faktor yang melatarbelangi subyek HM mengalami

kesurupan massal ... 34 ambar 4.3 : Faktor yang melatarbelakangi subyek RN mengalami

kesurupan massal ... 37 G

G


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Informed Consent ... 48

Lampiran II : Guide Wawancara ... 52

Lampiran III : Hasil Wawancara ... 57

Lampiran IV : Hasil Tes Psikologi (Tes Warteg) ... 76

Lampiran V : Surat Penelitian ... 80

                                   


(14)

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2000). DSM-IV-TR : Wasington. DC. Hawari. (2009). Jin itu memang ada. www.rendezvous of soul.htm

urlock, E (1978). Perkembangan anak jilid dua. Jakarta: Erlangga.

aplan, H.I; Sadock, B.J; Grebb, J.A. (1997). Sinopsis psikiatri edisi ke tujuh jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

--- (1997). Sinopsis psikiatri edisi ke tujuh jilid dua. Jakarta: Binarupa Aksara.

iyati, D; Suryaningrum, C. (2006). Pengantar psikologi proyektif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang press.

inget, M.G. (2002). The drawing completion test.

estinasari, R. (2007). Faktor-faktor penyebab trans disosiatif. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

is. (1994). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. arlina. (2010). Fenomena kesurupan massal : murni masalah kejiwaan.

http://onemagic4u.com H K -Karm K L Maram M

oleong, L.J. (2009). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nevid, J.S; Rathus, S.A; Greene, B. (2002). Abnormal psychology in a changing world third edition. New Jersey: Upper Saddle.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan Kanisius

Soewadi, H. (2010). Fenomena kesurupan sebagai suatu bentuk histeria. M

mental dua. Yogyakarta:

www.eryevolutions.co.cc

Suryaningrum, C. (2006). Menelaah kesurupan massal : Kemasukan setan atau kologi. Malang:

 

masalah kejiwaan. Makalah dipresentasikan pada seminar psi BEM Fakultas Psikologi UMM.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini fenomena kesurupan massal seolah menjadi peristiwa yang sering terjadi di masyarakat Indonesia, bahkan fenomena-fenomena ini juga terjadi di setiap bangsa dan agama. Fenomena ini juga marak diperbincangkan dalam berbagai media, khususnya kesurupan massal yang terjadi di berbagai daerah dan sering menimpa para pelajar sekolah. Di media maupun surat kabar sering dijumpai berita tentang sekolah yang dimana pelajarnya mengalami histeris secara bersamaan, dan berteriak-teriak bahkan sampai ada yang pingsan. Fenomena ini biasa disebut dengan kesurupan massal.

Fenomena kesurupan ini dijelaskan Islam sejak awal, penyebabnya adalah gangguan jin jahat dan setan. Sedangkan masyarakat memandang bahwa kesurupan itu terjadi karena seseorang telah kemasukan jin atau roh halus sehingga membuat perilakunya aneh diluar kesadarannya. Pengobatan menurut masyarakat umum dengan meminta pertolongan pada orang pintar, paranormal, ahli agama, dan orang-orang yang dianggap ahli menanganinya.

Fenomena kesurupan berhubungan dengan krisis sosial di masyarakat. fenomena kesurupan sering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh seseorang selama beberapa waktu dan membuat seseorang tidak sadar akan apa yang diperbuat. Ini merupakan faham tradisional yang diturunkan dan berkembang dalam masyarakat (http://www.eryevolution.co.cc).

Seseorang yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan seseorang melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam


(16)

2  

melalui jeritan, teriakan, dan gerakan menari. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan.

Didalam teori psikologi tidak mengenal istilah kesurupan, namun hal tersebut dapat dijelaskan dengan teori trans disosiatif. Trans disosiatif adalah perubahan yang bersifat temporer dalam hal kesadarannya atau lemah/hilangnya perasaan identitas diri (sense of personal identity) tanpa kemunculan identitas baru (DSM-IV-TR, 2000). Dalam kondisi trans, hilangnya identitas tidak berhubungan dengan munculnya identitas baru dan tindakan yang dimunculkan selama kondisi trans umumnya tidak kompleks (misalnya kejang-kejang, berguling-guling, terjatuh). Dalam trans possession disosiatif ada suatu keberadaan seseorang (atau beberapa) yang berbeda identitasnya dengan karakteristik perilaku, memori, sikap serta aktivitas yang dibentuk orang tersebut lebih kompleks (misalnya berbicara tidak saling berkaitan, sikap tubuh tertentu, ekspresi wajah, dan verbalisasi yang spesifik) DSM-IV (2000) (dalam Suryaningrum, 2006).

Kesurupan massal pernah terjadi pada anak sekolah dasar di Bali, dan saat ini juga banyak terjadi di wilayah lain. Di pulau Jawa ada bermacam-macam kasus kesurupan di Surabaya, Kediri, Yogyakarta, dan Purbalingga. Selain di pulau Jawa kesurupan massal juga terjadi di pulau Sumatera seperti Lampung, Padang, dan di Jambi. Sejumlah kasus ini bukan hanya terjadi pada anak sekolah, melainkan juga pada buruh atau orang dewasa.

Berikut contoh kasus kesurupan massal yang terjadi pada murid Sekolah Dasar Negeri yang berlokasi di Kecamatan Jambi Selatan. Enam murid yang tengah belajar kembali berlaku aneh, mereka meronta-ronta, dan berteriak. Awalnya, para murid dan guru sekolah itu dikejutkan dengan suara ban mobil meletus dari jalan di depan sekolah tersebut. Tanpa diduga salah seorang murid mendadak kesurupan dan akhirnya menular kepada temannya yang lain. Melalui pertolongan orang pintar akhirnya kejadian itu dapat diatasi (Bakhori, 2010).

Kesurupan massal juga terjadi di kota Batu, saat upacara berlangsung, Siswa SMAN 1 Kota Batu satu per satu pingsan. Para siswi yang pingsan kemudian dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun tak lama kemudian siswi yang mengobati di ruang UKS tiba-tiba kejang dan berteriak-teriak. Pada hari itu siswa yang kesurupan ada 34 orang. Menurut informasi yang berkembang saat itu, bahwa tidak


(17)

3  

menutup kemungkinan jika ada unsur gaib. Menurut pihak yang bersangkutan, sekolah menebang pohon beringin besar di halaman belakang. Kesurupan itu terjadi setelah penebangan pohon. Pakar psikologi asal Batu menjelaskan, histeris massal biasanya dialami siswa yang tertekan. Misalnya menghadapi UAS atau program khusus dari sekolah. Kondisi ini biasanya menyerang siswa yang lapar, melamun, dan pikiran dalam keadaan kosong. Secara psikis itu juga bisa menular ke siswa lainnya (Radar Malang, 2010).

Menurut Soewadi (2009), kesurupan bukan karena masuknya makhluk halus, seperti jin, kuntilanak, atau lainnya, tetapi kesurupan terjadi karena adanya tekanan sosial. Kesurupan adalah gejala gangguan jiwa pada seseorang yang diikuti orang lain dan mengakibatkan hilangnya kepribadian yang asli.

Menurut Marlina (2010), kesurupan terjadi karena kecemasan yang meluap tapi ditekan oleh alam bawah sadar. Setelah tidak dapat menampung lagi maka terjadilah disosiatif atau kesurupan. Kesurupan massal sebenarnya pada awalnya merupakan kesurupan individual dan kemudian berubah menjadi massal. Kesurupan individual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi.

Sedangkan Hawari (2009) juga berpendapat bahwa, kesurupan adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi. Reaksi itu mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk menyadari realitas sekitarnya, disebabkan tekanan fisik maupun mental. Reaksi disosiasi ini menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan, sehingga seseorang yang mengalami stres berat, maka ia sangat mudah sekali mengalami trans disosiasi. Trans disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi lingkungannya (histeria massa).

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mengalami trans disosiatif tanpa disadarinya. Dengan kata lain dirinya menolak dikatakan mengalami trans misalnya, pada waktu mereka sedang mengendarai mobil, pesawat terbang, maupun sedang menonton TV dalam keadaan melamun. Trance, kasusnya banyak dijumpai di Negara dunia ketiga. Di India yang kultur dan budayanya mirip


(18)

4  

Indonesia, possession syndrome atau possession hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1 – 4 % dari populasi umum (http://www.eryevolution.co.cc).

Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai resiko lebih besar mengalami trans disosiatif dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagian besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih suggestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki. Mereka yang mempunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya suggestible lebih berisiko untuk disosiasi atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban disosiasi berusia remaja dan dewasa muda.

Kesurupan massal adalah fenomena yang sangat menarik di masyarakat namun membingungkan. Berdasarkan penjelasan yang telah ada, fenomena ini masih belum diketahui penyebabnya secara pasti dan menjadi kontroversi antara pendapat masyarakat dan psikologi, sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengangkat fenomena ini sebagai suatu penelitian ilmiah. Penelitian ini merupakan sebuah langkah awal untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk memperluas dan memperkaya informasi dibidang ilmu psikologi khususnya tentang faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.


(19)

5  

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menambah pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat dan memberikan perlakuan terhadap seseorang yang mengalami kesurupan massal. Bahwa secara ilmiah fenomena kesurupan massal ini dapat diketahui penyebabnya, sehingga pencegahan dan penanganannya dapat dilakukan secara ilmiah.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2000). DSM-IV-TR : Wasington. DC. Hawari. (2009). Jin itu memang ada. www.rendezvous of soul.htm

urlock, E (1978). Perkembangan anak jilid dua. Jakarta: Erlangga.

aplan, H.I; Sadock, B.J; Grebb, J.A. (1997). Sinopsis psikiatri edisi ke tujuh jilid satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

--- (1997). Sinopsis psikiatri edisi ke tujuh jilid dua. Jakarta: Binarupa Aksara.

iyati, D; Suryaningrum, C. (2006). Pengantar psikologi proyektif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang press.

inget, M.G. (2002). The drawing completion test.

estinasari, R. (2007). Faktor-faktor penyebab trans disosiatif. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

is. (1994). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press. arlina. (2010). Fenomena kesurupan massal : murni masalah kejiwaan.

http://onemagic4u.com H

K

-Karm

K L

Maram M

oleong, L.J. (2009). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nevid, J.S; Rathus, S.A; Greene, B. (2002). Abnormal psychology in a changing world third edition. New Jersey: Upper Saddle.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan Kanisius

Soewadi, H. (2010). Fenomena kesurupan sebagai suatu bentuk histeria. M

mental dua. Yogyakarta:

www.eryevolutions.co.cc

Suryaningrum, C. (2006). Menelaah kesurupan massal : Kemasukan setan atau kologi. Malang:

 

masalah kejiwaan. Makalah dipresentasikan pada seminar psi BEM Fakultas Psikologi UMM.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini fenomena kesurupan massal seolah menjadi peristiwa yang sering terjadi di masyarakat Indonesia, bahkan fenomena-fenomena ini juga terjadi di setiap bangsa dan agama. Fenomena ini juga marak diperbincangkan dalam berbagai media, khususnya kesurupan massal yang terjadi di berbagai daerah dan sering menimpa para pelajar sekolah. Di media maupun surat kabar sering dijumpai berita tentang sekolah yang dimana pelajarnya mengalami histeris secara bersamaan, dan berteriak-teriak bahkan sampai ada yang pingsan. Fenomena ini biasa disebut dengan kesurupan massal.

Fenomena kesurupan ini dijelaskan Islam sejak awal, penyebabnya adalah gangguan jin jahat dan setan. Sedangkan masyarakat memandang bahwa kesurupan itu terjadi karena seseorang telah kemasukan jin atau roh halus sehingga membuat perilakunya aneh diluar kesadarannya. Pengobatan menurut masyarakat umum dengan meminta pertolongan pada orang pintar, paranormal, ahli agama, dan orang-orang yang dianggap ahli menanganinya.

Fenomena kesurupan berhubungan dengan krisis sosial di masyarakat. fenomena kesurupan sering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh seseorang selama beberapa waktu dan membuat seseorang tidak sadar akan apa yang diperbuat. Ini merupakan faham tradisional yang diturunkan dan berkembang dalam masyarakat (http://www.eryevolution.co.cc).

Seseorang yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan seseorang melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam


(3)

2  

melalui jeritan, teriakan, dan gerakan menari. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan.

Didalam teori psikologi tidak mengenal istilah kesurupan, namun hal tersebut dapat dijelaskan dengan teori trans disosiatif. Trans disosiatif adalah perubahan yang bersifat temporer dalam hal kesadarannya atau lemah/hilangnya perasaan identitas diri (sense of personal identity) tanpa kemunculan identitas baru (DSM-IV-TR, 2000). Dalam kondisi trans, hilangnya identitas tidak berhubungan dengan munculnya identitas baru dan tindakan yang dimunculkan selama kondisi trans umumnya tidak kompleks (misalnya kejang-kejang, berguling-guling, terjatuh). Dalam trans possession disosiatif ada suatu keberadaan seseorang (atau beberapa) yang berbeda identitasnya dengan karakteristik perilaku, memori, sikap serta aktivitas yang dibentuk orang tersebut lebih kompleks (misalnya berbicara tidak saling berkaitan, sikap tubuh tertentu, ekspresi wajah, dan verbalisasi yang spesifik) DSM-IV (2000) (dalam Suryaningrum, 2006).

Kesurupan massal pernah terjadi pada anak sekolah dasar di Bali, dan saat ini juga banyak terjadi di wilayah lain. Di pulau Jawa ada bermacam-macam kasus kesurupan di Surabaya, Kediri, Yogyakarta, dan Purbalingga. Selain di pulau Jawa kesurupan massal juga terjadi di pulau Sumatera seperti Lampung, Padang, dan di Jambi. Sejumlah kasus ini bukan hanya terjadi pada anak sekolah, melainkan juga pada buruh atau orang dewasa.

Berikut contoh kasus kesurupan massal yang terjadi pada murid Sekolah Dasar Negeri yang berlokasi di Kecamatan Jambi Selatan. Enam murid yang tengah belajar kembali berlaku aneh, mereka meronta-ronta, dan berteriak. Awalnya, para murid dan guru sekolah itu dikejutkan dengan suara ban mobil meletus dari jalan di depan sekolah tersebut. Tanpa diduga salah seorang murid mendadak kesurupan dan akhirnya menular kepada temannya yang lain. Melalui pertolongan orang pintar akhirnya kejadian itu dapat diatasi (Bakhori, 2010).

Kesurupan massal juga terjadi di kota Batu, saat upacara berlangsung, Siswa SMAN 1 Kota Batu satu per satu pingsan. Para siswi yang pingsan kemudian dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun tak lama kemudian siswi yang mengobati di ruang UKS tiba-tiba kejang dan berteriak-teriak. Pada hari itu siswa yang kesurupan ada 34 orang. Menurut informasi yang berkembang saat itu, bahwa tidak


(4)

menutup kemungkinan jika ada unsur gaib. Menurut pihak yang bersangkutan, sekolah menebang pohon beringin besar di halaman belakang. Kesurupan itu terjadi setelah penebangan pohon. Pakar psikologi asal Batu menjelaskan, histeris massal biasanya dialami siswa yang tertekan. Misalnya menghadapi UAS atau program khusus dari sekolah. Kondisi ini biasanya menyerang siswa yang lapar, melamun, dan pikiran dalam keadaan kosong. Secara psikis itu juga bisa menular ke siswa lainnya (Radar Malang, 2010).

Menurut Soewadi (2009), kesurupan bukan karena masuknya makhluk halus, seperti jin, kuntilanak, atau lainnya, tetapi kesurupan terjadi karena adanya tekanan sosial. Kesurupan adalah gejala gangguan jiwa pada seseorang yang diikuti orang lain dan mengakibatkan hilangnya kepribadian yang asli.

Menurut Marlina (2010), kesurupan terjadi karena kecemasan yang meluap tapi ditekan oleh alam bawah sadar. Setelah tidak dapat menampung lagi maka terjadilah disosiatif atau kesurupan. Kesurupan massal sebenarnya pada awalnya merupakan kesurupan individual dan kemudian berubah menjadi massal. Kesurupan individual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi.

Sedangkan Hawari (2009) juga berpendapat bahwa, kesurupan adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi. Reaksi itu mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk menyadari realitas sekitarnya, disebabkan tekanan fisik maupun mental. Reaksi disosiasi ini menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stres yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini muncul ke permukaan, sehingga seseorang yang mengalami stres berat, maka ia sangat mudah sekali mengalami trans disosiasi. Trans disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi lingkungannya (histeria massa).

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mengalami trans disosiatif tanpa disadarinya. Dengan kata lain dirinya menolak dikatakan mengalami trans misalnya, pada waktu mereka sedang mengendarai mobil, pesawat terbang, maupun sedang menonton TV dalam keadaan melamun. Trance, kasusnya banyak dijumpai di Negara dunia ketiga. Di India yang kultur dan budayanya mirip


(5)

4  

Indonesia, possession syndrome atau possession hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1 – 4 % dari populasi umum (http://www.eryevolution.co.cc).

Berdasarkan jenis kelamin, perempuan mempunyai resiko lebih besar mengalami trans disosiatif dibandingkan laki-laki. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagian besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih suggestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki. Mereka yang mempunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya suggestible lebih berisiko untuk disosiasi atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban disosiasi berusia remaja dan dewasa muda.

Kesurupan massal adalah fenomena yang sangat menarik di masyarakat namun membingungkan. Berdasarkan penjelasan yang telah ada, fenomena ini masih belum diketahui penyebabnya secara pasti dan menjadi kontroversi antara pendapat masyarakat dan psikologi, sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengangkat fenomena ini sebagai suatu penelitian ilmiah. Penelitian ini merupakan sebuah langkah awal untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk memperluas dan memperkaya informasi dibidang ilmu psikologi khususnya tentang faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa mengalami kesurupan massal.


(6)

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menambah pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat dan memberikan perlakuan terhadap seseorang yang mengalami kesurupan massal. Bahwa secara ilmiah fenomena kesurupan massal ini dapat diketahui penyebabnya, sehingga pencegahan dan penanganannya dapat dilakukan secara ilmiah.