Price Earning Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami perubahan sebesar 0,000089
dengan arah berlawanan.
4. Koefisien regresi untuk b
3
sebesar 0,049139 dan bertanda negatif, hal ini berarti bahwa setiap perubahan satu satuan pada
Debt to Equity Ratio dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka return saham akan mengalami perubahan sebesar 0,049139 dengan
arah berlawanan.
a. Uji Simultan Uji F Statistik
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama simultan variabel bebas terhadap variabel
terikat, yaitu dengan membandingkan antara F
hitung
dengan F
tabel
pada tingkat kepercayaan 5. Apabila F
hitung
F
tabel
maka semua variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Sedangkan uji F dengan probabilitas value dapat dilihat dari besar probabilitas value dibandingkan dengan 0,05. Ha akan diterima jika
probabilitas 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS 10.00 diperoleh
F
hitung
sebesar 7,130, sedangkan F
tabel
dengan tingkat signifikansi 5 dan derajat kebebasan 3 dan 53 diperoleh F
tabel
sebesar 2,78. Dalam hal ini F
hitung
7,130 F
tabel
2,78, berarti dapat diambil kesimpulan bahwa Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity
Ratio secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Selain itu dari tabel ANOVA, dapat dilihat besar probabilitas
yaitu 0,039 yang berarti angka ini dibawah angka 0,05. Kesimpulan yang diperoleh menyatakan bahwa Earning Per Share, Price Earning
Ratio, dan Debt to Equity Ratio secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap return saham.
b. Uji t Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara Earning Per Share
terhadap return saham, Price Earning Ratio terhadap return saham dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham, dalam penelitian ini
dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi yaitu dengan pengujian sebagai berikut :
1. Pengujian t
hitung
koefisien regresi Earning Per Share b
1
a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai t
hitung
untuk koefisien regresi X
1
adalah 2,271. b.
Nilai t
tabel
untuk t 0,025 : 53 adalah 2,01 c.
Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
untuk X
1
dan t
tabel
pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5. Apabila dalam hal ini t
hitung
t
tabel
berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel Earning Per Share terhadap
variabel return saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai
probabilitas. Jika probabilitas 0,05 maka Ha
1
diterima.
d. Dari hasil perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
ternyata t
hitung
2,271 t
tabel
2,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share
terhadap return saham. Dari probabilitas value juga dapat dilihat bahwa p value sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05
berarti dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share
terhadap return saham, sehingga Ha
1
diterima. 2.
Pengujian t
hitung
koefisien regresi Price Earning Ratio b
2
a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai t
hitung
untuk koefisien regresi X
2
adalah -0,593. b.
Nilai t
tabel
untuk t 0,025 : 53 adalah 2,01 c.
Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
untuk X
2
dan t
tabel
pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5. Apabila dalam hal ini t
hitung
t
tabel
berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel Price Earning Ratio terhadap
variabel return saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai
probabilitas. Jika probabilitas 0,05 maka Ha
2
diterima. d.
Dari hasil perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
ternyata t
hitung
- 0,593 t
tabel
2,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio
terhadap return saham. Dari probabilitas value juga dapat
dilihat bahwa p value sebesar 0,556 lebih besar dari 0,05. Dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara Price Earning Ratio terhadap return saham, sehingga Ha
2
ditolak. 3.
Pengujian t
hitung
koefisien regresi Debt to Equity Ratio b
3
a. Berdasarkan perhitungan program SPSS 10.00, nilai t
hitung
untuk koefisien regresi X3 adalah –1,368 b.
Nilai t
tabel
untuk t 0,025 : 53 adalah 2,01 c.
Keputusan diambil berdasarkan perbandingan nilai t
hitung
untuk X3 dan t
tabel
pada tingkat kepercayaan yang sama yaitu 5. Apabila dalam hal ini t
hitung
t
tabel
berarti ada pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap return
saham. Selain itu signifikan atau tidaknya koefisien regresi dapat juga dilihat dari besarnya nilai probabilitas. Jika
probabilitas 0,05 maka Ha
3
diterima. d.
Dari hasil perbandingan antara t
hitung
dan t
tabel
ternyata t
hitung
- 1,368 t
tabel
2,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio
terhadap return saham. Dari probabilitas value juga dapat dilihat bahwa p value sebesar 0,177 lebih besar dari 0,05
berarti dalam hal ini kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity
Ratio terhadap return saham, sehingga Ha
3
ditolak.
2. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya persentase variasi dalam variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel bebas, maka
dicari nilai R
2
. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R
2
sebesar 0,371. Koefisien ini menunjukkan bahwa 37,1 perubahan yang terjadi
pada return saham dapat dijelaskan oleh variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio, sedangkan sisanya
sebesar 62,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Selain dicari nilai R
2
, perlu juga diketahui koefisien secara parsial untuk mengetahui sumbangan masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dengan mengkuadratkan koefisien korelasi parsial maka koefisien determinasi parsial variabel Earning Per Share,
Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio dapat diketahui. Berdasarkan perhitungan diperoleh r
2
untuk Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio masing-masing sebesar 0,32
atau 32, 0,021 atau 2,1 dan 0,029 atau 2,9.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik.
Berkaitan dengan uji asumsi klasik dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila
memenuhi beberapa asumsi klasik, sebagai berikut :
a Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah variabel berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat dari grafik normal
probability plot. Apabila variabel berdistribusi normal, maka penyebaran plot akan berada di sekitar dan di sepanjang garis 45
°. Berdasarkan grafik normal probability plot, maka variabel berdistribusi
normal.
Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot
b Multikolinear
Penyimpangan asumsi klasik ini adalah dengan adanya multikolinearitas dalam model regresi yang dihasilkan, yang berarti
terdapat hubungan yang sempurna antar variabel bebas. Dalam penelitian ini hubungan antar variabel bebas ditunjukkan oleh angka
tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Salah satu cara untuk memperlihatkan ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan
melihat nilai VIF hasil regresi dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF
kurang dari 10 dan nilai tolerance minimal 0,1 maka model terbebas dari multikolinearitas. Terlihat pada tabel 4.10 bahwa nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka hubungan veriabel bebas dalam penelitian ini rendah. Jadi dapat diasumsikan bahwa tidak
ada multikolinier dalam model regresi. Tabel 4. 10 Collinearity Statistics
Collin e a r it y St a t ist ics V a r ia be l
Tole r a n ce VIF
Const ant EPS ,990
1,010 PER ,974
1,026 DER ,978
1,022
c Autokorelasi
Penyimpangan model ini adalah adanya Autokorelasi dalam model regresi. Artinya, adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians
populasinya. Untuk mendiagnosis adanya Autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson Uji D
w
, berdasarkan tabel Autokorelasi sebagai berikut :
Tabel 4.11 Autokorelasi
D
w
Ke sim pu la n
Kurang dari 1,45 Ada aut okorelasi
1,45 sam pai 1,68 Tanpa Kesim pulan
1,68 sam pai 2,32 Tidak ada Aut okorelasi
2,32 sam pai 2,55 Tanpa Kesim pulan
Lebih dar i 2,55 Ada Aut okorelasi
Sumber: Algifari, 1997:89
Dari hasil perhitungan program komputer SPSS 10.00 didapat nilai Uji D
w
= 2,216 berada di daerah tidak ada Autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tersebut tidak terdapat
Autokorelasi.
d Heterokedastisitas
Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya heterokedastisitas dimana varian variabel dalam model tidak sama. Berdasarkan olahan
program komputer SPSS 10.00 yaitu melalui tampilan grafik Scatterplot yang dapat dilihat pada gambar 4.2, maka dapat
diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini berdasarkan gambar grafik dimana titik-titik yang ada dalam grafik tersebut tidak
membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik tersebut tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
4.2 Pembahasan