karena mahasiswa yang mudah menempatkan diri pada situasi sosial akan lebih mendapatkan bantuan dalam belajar, motivasi belajar yang muncul dari dalam diri akan
semakin besar karena didukung oleh lingkungan dan dapat memperoleh ilmu lebih banyak dengan bertukar bersama teman-temannya. Sebaliknya, mahasiswa yang sukar
menempatkan diri dengan situasi sosial akan sulit berprestasi baik karena ruang gerak yang terbatas. Keterbatasan tidak hanya pada bantuan belajar yang diterima dari
lingkungan tetapi juga keterbatasan ilmu yang diperolehnya karena kurang bertukar informasi dengan teman dan keterbatasan motivasi dari lingkungan sehingga mahasiswa
ini cenderung mudah kehilangan semangat belajarnya. Menurut Sabri 2001 Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain.
Orang-orang ini popular dalam lingkungannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana mahasiswa
mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian mahasiswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
Melihat aspek-aspek kecerdasan emosional yang mencakup berbagai kemampuan tersebut di atas yang dibutuhkan oleh individu dalam kehidupan pribadi dan sosialnya,
dapat dipahami apabila individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat mengatasi berbagai masalah dalam kehidupannya dan individu mahasiswa dapat
mencapai berbagai tujuan, seperti tujuan dalam kehidupan sosial berupa kesuksesan dalam hidup bermasyarakat maupun tujuan dalam belajar berupa prestasi belajar yang
baik Goleman 2005.
D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Berdasarkan penelitian Siregar 2004 memperlihatkan bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh:
1. Nilai komunikasi, komunikasi antara orang tua dan anak sangat berperan penting dalam
melatih kesadaran emosi diri dan mengekspresikan emosi. Selain itu juga dapat membantu untuk mengembangkan perbendaharaan kata dan mengkomunikasikan
emosinya. 2.
Riwayat hidup ibu, banyak orang tua yang meninggalkan cara mendidik otoriter seperti orang tua mereka lakukan terhadap mereka dan mendidik anaknya secara otoritatif.
Anak-anak yang dididik secara otoritatif mudah bekerja sama, mengandalkan diri sendiri, penuh tenaga, bersahabat dan berorientasi prestasi.
3. Stress anak, rasa tertekan pada anak akan menyebabkan anak sulit untuk mengungkapkan
emosi mereka. 4.
Lingkungan sosial, anak yang biasa hidup di lingkungan sosial dengan nilai toleransi tinggi akan dengan mudah berkomunikasi sehingga emosi mereka dapat tersalurkan.
Faktor-faktor seperti kasih sayang, saling menghormati, status sosial ekonomi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kecerdasan emosional. Dari penjelasan tersebut
tampak bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh komunikasi, riwayat hidup orang tua terutama ibu karena ibu yang berperan cukup besar dalam tumbuh kembang anak, stress anak
dan lingkungan sosial. Faktor-faktor tersebut menyebabkan fluktuasi pada emosi anak sehingga secara langsung mempengaruhi kecerdasan emosi anak.
E. Pengukuran Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional mulai dikenal pada tahun 1990. Namun, hingga saat penulis hendak melakukan penelitian tahun 2014 belum terdapat tes standar untuk mengukur
kecerdasan emosional. Maka dari itu, peneliti ingin mencoba melakukan sebuah tes standar kecerdasan emosional.
Tes kecerdasan emosional ini mengacu pada teori kecerdasan emosional Goleman 2005. Menurutnya kecerdasan emosional meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi orang lain empati, ketrampilan social. Setelah melalui tahap referensi, adaptasi, editing dan pengukuran validitas dan reliabilitas maka tes
ini dinyatakan cukup representative untuk mengukur kecerdasan emosional. Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tenteng fenomena sosial Sugiyono 2006. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif seperti sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik.
F. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar