Hipotesis Novelty Penelitian Pengembangan Papan Komposit Berlapis Anyaman Bambu Dari Jenis Kayu Cepat Tumbuh Dengan Perekat Poliuretan

1.6 Kerangka Pemikiran

Hal-hal yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Kayu cepat tumbuh akasia, gmelina, sengon Kekurangan bahan baku dari hutan alam Papan partikel Kondisi umum : ฀ Gambar 1.1 Bagan alir kerangka pemikiran Peningkatan sifat mekanis papan partikel Penurunan emisi formaldehid Lapisan face dan back bambu Perekat poliuretan Pola anyaman bambu Kesesuaian perekat Produk komposit : ฀ ฀ Papan berkualitas tinggi ฀ ฀ bebas formaldehid ฀ sifat mekanis rendah ฀ ฀ emisi formaldehid 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Kayu Cepat Tumbuh fast growing species

Beberapa jenis kayu cepat tumbuh yang banyak digunakan di dalam hutan tanaman industri dan hutan rakyat di antaranya sengon, akasia dan gmelina Dephut, 2006 Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen merupakan jenis cepat tumbuh dan tumbuhan asli Indonesia Budelman 1989. Menurut Mandang dan Pandit 2002, kayu sengon tergolong ringan dengan berat jenis rata-rata 0,33 0,24-0,49; kelas awet IV-V; kelas kuat IV-V. Kegunaan untuk bahan bangunan perumahan terutama di pedesaan, peti, papan partikel, papan serat, papan wol semen, pulp dan kertas, dan barang kerajinan. Acacia mangium Willd. merupakan tanaman asli indonesia, khususnya Irian Jaya Papua dan Kepulauan Maluku Richter and Dallwitz 2000. Kayu akasia memiliki berat jenis rata-rata 0,61 0,43-0,66; termasuk kelas awet III dan kelas kuat II – III. Kegunaan kayu ini sebagai bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot, lantai, papan dinding, tiang pancang, gerobak dan rodanya, alat pertanian, batang dan kotak korek api, papan partikel, venir, pulp dan untuk kayu bakar dan arang Mandang dan Pandit 2002. Menurut Duke 1983, gmelina Gmelina arborea merupakan salah satu tanaman terbaik di daerah tropis, penggunaan kayu ini untuk papan partikel, kayu lapis, kayu gergajian untuk konstruksi, furniture sampai instrumen musik. Dari hasil uji kubur, memperlihatkan bahwa tanpa pengawetan kayu ini dapat bertahan sampai 15 tahun pada kondisi kontak dengan tanah. Menurut Kasmudjo 1990, berat jenis kayu gmelina berkisar 0,42 – 0,64 yang termasuk dalam kelas sedang. Sifat fisis dan morfologis serta sifat kimia kayu akasia, gmelina dan sengon dapat dilihat pada Tabel 2.1.