Permasalahan Tujuan Manfaat Sejarah Alumunium Pengertian Aluminium

bahan baku impor dan bahan baku ini cukup mahal sehingga diperlukan optimasi pemakaian anoda karbon pada saat proses elektrolisa.Grjotheim,1988 Untuk mencapai pemakaian anoda yang optimal, maka kualitas anoda karbon harus ditingkatkan terutama kualitas yang menyangkut ukuran anoda karbon terhadap kokas. Karena apabila ukuran kokas yang digunakan untuk anoda karbon besar maka porositas anoda karbon tinggi permukaannya kasar sedangkan apabila ukuran kokas yang digunakan untuk anoda karbon rendah maka akan menimbulkan keretakan dan pemakaian nya tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan. Untuk meningkatkan kualitas anoda karbon terutama yang menyangkut ukuran kokas maka perlu diketahui persentasi ukuran kokas. Persentasi ukuran kokas adalah parameter yang menyatakan seberapa banyak kokas yang diperlukan untuk membuat anoda karbon. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui :Pengaruh Proses Pengayakan TerhadapUkuran Kokas DI PT. INALUM Kuala Tanjung

1.2 Permasalahan

1. Bagaimana proses pengayakan mempengaruhi ukuran kokas. 2. Berapa jumlah butt yang ditambahkan agar sesuai dengan standart yang diterapkan oleh PT.INALUM.

1.3 Tujuan

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui pengaruh proses pengayakan terhadap ukuran kokas di PT. INALUM. 2. Untuk mengetahui jumlah butt yang akan ditambahkan agar dihasilkan ukuran kokas dari proses pengayakan yang sesuai dengan standart yang di terapkan oleh PT.INALUM.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi tentang cara proses pengayakan kokas di PT.INALUM Kuala Tanjung serta ukuran kokas yang di hasilkan sehingga dapat diketahui kualitas anoda. 2. Dapat mengetahui proses pengayakan kokas di PT. INALUM. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Alumunium

Orang pertama yang telah berhasil memisahkan aluminium adalah H.Davy yaitu pada tahun 1808. Pada tahun 1825 Oersted dapat menghasilkan aluminium yang lebih murni dengan jalan memanaskan natrium amalgama dan natrium aluminium klorida. Pada tahun 1854, Henari Saint Clavil Deauville memproduksi aluminium dari natrium aluminium klorida dengan pemanasan menggunakan logam natrium sebagai katalisator. Proses ini telah berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada tahun 1886 Charles Hall dari USA menghasilkan aluminium dari proses elektrolisa alumina yang dipisahkan dari campuran kriolit Na 3 AlF 6 . Pada tahun yang sama Poult Heroult dari prancis mendapatkan hak paten dari negaranya untuk proses Universitas Sumatera Utara yang sama dengan Hall. Pada tahun 1983 kapasitas produksi aluminium dengan metode Hall-Heroult ini meningkat dan berkembang pesat Grjotheim 1988.

2.2 Pengertian Aluminium

Aluminium ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi sesudah oksigen dan silicon, mencapai 8,2 dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi aluminium ialah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50 – 60 Al 2 O 3 , 1 - 20 Fe 2 O 3 , 1 - 10 silika sedikit sekali titanium, zirconium, vanadium, dan oksida logam transisi yang lain, dan sisanya 20 -30 adalah air. Bauksit dimurnikan melalui proses Bayer, yang mengambil manfaat dari fakta bahwa oksida alumina amfoter larut dalam basa kuat tetapi besi III oksida tidak. Bauksit mentah dilarutkan dalam natrium hidroksida Al 2 O 3 s + 2 OH aq + 3 H 2 O l 2 AlOH 4 aq Dan dipisahkan dari besi oksida terhidrasi serta zat asing tak larut lainnya dengan penyaringan Oxtoby, 2003. Aluminium diperoleh dari jenis-jenis tanah liat tertentu bauksit. Bauksit mula- mula dipisahkan lebih dahulu tanah-tawas murninya oksida aluminium. Setelah itu pada oksida aluminium cair itu dikalsinasikan dengan suatu prosedur elektrik. Oleh karena suhu leleh oksida-aluminium sangat tinggi yaitu 2050 o C maka pengolahan aluminium sangat sukar. Logam aluminium mempunyai rumus kimia Al, mempunyai berat jenis 2,6 Universitas Sumatera Utara – 2,7 dengan titik cair sebesar 659 o C. Aluminium adalah logam lunak, dan lebih keras dari pada timah putih, tetapi lebih lunak dari pada seng. Warna dari aluminium adalah putih kebiru-biruan. Aluminium dapat dihasilkan melalui proses elektrolisis. Proses elektrolisis yang dikembangkan untuk produksi industrial adalah proses elektrolisis Hall-Heroult. Proses tersebut merupakan elektrolisis larutan alumina Al 2 O 3 di dalam lelehan kriolit Na 3 AlF 6 pada temperature 960 o C sehingga dihasilkan aluminium cair. Tabel 2.1 Sifat-sifat Fisik dan Kimia dari aluminium Sumber : PT INALUM, 1988

2.3 Mekanisme Proses Elektrolisa Item