Jackson Pollock Karakteristik Karya Pelukis

“Ketika saya sedang melukis, saya tidak menyadari apa yang saya lakukan. Saya tidak takut membuat perubahan, menghancurkan gambar, karena lukisan memiliki kehidupan sendiri. Saya mencoba untuk membiarkan hal itu datang dan pergi.” Pollock juga mengatakan bahwa “saya terus menggali dan bereksplorasi lebih jauh tentang alat dan bahan. Pelukis-pelukis lain menggunakan alat lukis biasa seperti kanvas, palet, kuas, dan sejenisnya. Sedangkan saya lebih memilih tongkat, kulir, pisau dan menetes cat cairan atau impasto dengan cat-cat yang tebal dan berat, bisa menggunakan pasir, pecahan kaca dan benda asing lainnya yang ditambahkan.” Proses ini tentu dapat menciptakan bentuk lukisan yang bebas, efek yang mengandung nilai estetis, dan lain sebagainya. Kebebasan ini ia dapatkan ketika mengungkapkan seluruh emosinya ke kanvas www.artpaintingsss.com. Gambar 6: Jackson Pollock-Autumn Rhythm Number 30, 1950 Enamel on canvas 266.7 cm x 525.8 cm Sumber: www.artpaintingsss.com Gambar 7: Pollock Melukis dengan action painting Sumber: www. artpaintingsss.com Pada gambar 7 terlihat bahwa Pollock sangat bebas dalam melukis, seolah- olah emosi rasa yang ia rasakan tidak mampu dituangkan pada bidang kanvas yang kecil. Pollock menggunakan kanvas berukuran besar dan tidak dibentangkan pada spanram, sehingga pada proses penciptaan Pollock lebih bebas bergerak, lebih bebas menuangkan, mencipratkan, dan tidak terbatas. Karya-karya abstrak Jackson Pollock menginspirasi pencipta tentang pengungkapan emosi baik secara sadar maupun tidak, dengan ekspresi kebebasan, tetesan, spontanitas, garis, cipratan, dan torehan yang mampu mencerminkan gerak dinamis. Karya-karya pada TAKS ini menggunakan warna yang lebih cerah dan masih mempunyai center of interest. Semangat jackson Pollock ketika melukis, teori-teori atau pendapat Jackson Pollock tentang sebuah karya, karya Jackson Pollock yang berukuran sangat besar, merupakan sumber-sumber yang menginspirasi penulis dalam penciptaan lukisan.

b. Willem De Kooning

Willem de Kooning lahir 24 april 1904 North Rotterdam. Delapan tahun di Rotterdam Akademi seni Rupa dan Teknik merupakan tahap awal pelatihan artistiknya. Pada tahun 1920 ia bekerja sebagai asisten art director di department store Rotterdam. Pada tahun 1938 mungkin di bawah pengaruh Arshile Gorky, de Kooning memulai serangkaian tokoh laki-laki pada karyanya, sementara secara bersamaan De Kooning juga memulai sebuah seri yang murni abstrak Katjik Soetjipto: 1989. Ciri gaya De Kooning adalah penekanan yang kompleks pada sosok ambiguitas. Pada karyanya latar belakang akan tumpang tindih unsur lain yang menyebabkan latar belakang dapat berubah menjadi latar depan. Begitu juga sebaliknya, tumpang tindih latar depan dengan meneteskan cat, garis atau goresan, sehingga posisi wilayah tersebut menjadi latar belakang. Willem De Kooning juga termasuk dalam kategori pelukis action painting, meskipun ia tidak sepenuhnya meninggalkan figur. Dalam hal ini ia berbeda dengan pelukis abstrak ekspresionisme yang lain. Namun, ia juga menggunakan gerakan enerjik seperti halnya Pollock. Dan selama tahun 1950-an, De Kooning mengerjakan serangkaian lukisan abstrak dengan tema wanita, Woman Series. Goresan kuasnya yang kuat dan cepat serta warna yang cemerlang mengungkapkan rasa kebuasan keganasan dan mampu memperkuat karakter lukisannya Katjik Soetjipto: 1989. Gambar 8: Willem De Kooning-women 1 Oil on canvas, 1950