Lingkungan pengendalian b. Penaksiran resiko

merupakan awal dalam melaksanakan pengawasan akuntansi accounting control atas transaksi perusahaan. Ad. b Pengawasan Akuntansi Pengawasan akuntansi meliputi struktur organisasi serta prosedur dan catatan yang berhubungan dengan usaha untuk menjaga keamanan aktiva dan dipercayainya catatan keuangan perusahaan, oleh karenanya sistem pengawasan ini disusun sehingga memberi keyakinan bahwa : 1 Transaksi dilaksanakan sesuai dengan perintah dan otorisasi manajemen 2 Transaksi dicatat untuk memenuhi : a Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim b Pengendalian pertanggung jawaban atas aktiva. 3 Pemakaian aktiva hanya dibenarkan dengan persetujuan atau otorisasi manajemen 4 Catatan mengenai aktiva tadi dapat dibandingkan dengan aktiva itu secara fisik dalam waktu – waktu tertentu. Dan apabila terdapat perbedaan dapat diambil tindakan koreksi dengan segera. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2001 : 319.2 pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan yakni :

a. Lingkungan pengendalian b. Penaksiran resiko

c. Aktivitas pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan Universitas Sumatera Utara Ad.a Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen atau unsur pengendalian intern, yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entilitas antara lain : 1 Nilai integritas dan etika 2 Komitmen terhadap kompetensi 3 Dewan komisaris dan komite audit 4 Filosofi dan gaya operasi manajemen 5 Struktur organisasi 6 Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab 7 Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Ad.b Penaksiran resiko Penaksiran resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Ad.c Informasi dan Komunikasi Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu entitas serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Menurut Mulyadi 2002 : 189 sistem akuntansi yang efektif Universitas Sumatera Utara dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah : 1 Sah 2 Telah diotorisasi 3 Telah dicatat 4 Telah dinilai secara wajar 5 Telah digolongkan secara wajar 6 Telah dicatat dalam periode yang seharusnya 7 Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar Komunikasi mencakup penyampaian informasi terhadap semua personil yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern. Ad.d Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. Ad.e Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personil yang semestinya Universitas Sumatera Utara melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. Pengendalian intern terhadap piutang sangat penting karena tanpa pengawasan yang baik perusahaan akan menanggung resiko akibat piutang yang tidak tertagih maupun penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi yang dapat merugikan perusahaan. Dengan adanya pengendalian intern ini diharapkan dapat mencegah atau mengurangi kerugian yang timbul karena piutang. Oleh karena itu, pengendalian intern piutang seharusnya diawali dari penerima penjualan, persetujuan oleh bagian kredit, pengiriman barang, penerbitan faktur dengan penagihan piutang. Satu hal yang pokok dalam pengendalian intern piutang ialah dengan memisahkan bagian yang bertanggung jawab atas pengiriman barang, penagihan kepada pelanggan serta penerimaan pembayaran dari pelanggan. Karyawan yang bertanggung jawab menangani penjualan harus dipisahkan dari karyawan yang menangani akuntansi untuk piutang dan persetujuan kredit. Karyawan yang menangani akuntansi untuk piutang tidak boleh terlibat dalam penagihan piutang. Menyangkut fungsi-fungsi akuntansi, fungsi-fungsi yang berkaitan seharusnya dipisahkan. Karyawan yang menyimpan buku pembantu piutang hendaknya tidak memiliki akses ke penerimaan kas. Karyawan yang menangani penerimaan kas seharusnya tidak mempunyai otoritas untuk menerbitkan memo kredit atau mengotorisasi penghapusan piutang. Maka dengan adanya pemisahan fungsi-fungsi ini Universitas Sumatera Utara diharapkan dapat mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyalahgunaan dana. Pengendalian intern piutang tidak terlepas kaitannya dengan pengawasan terhadap penjualan kredit dan penagihan piutang. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau penyelewengan terhadap piutang, maka perlu dirancang unsur-unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit dan penagihan piutang. Menurut Mulyadi 2001 : 221 unsur pokok pengendalian intern dalam sistem penjualan kredit terdiri dari : Organisasi 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.

2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi