13
B. Kerangka Teoritik
1. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang
prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil
a. Ketentuan Umum . Pasal 1 Peraturan Direktur Jenderal ini, menetapkan sebagai berikut:
1 Pegawai Negeri Sipil adalah Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.
2 Uang Makan adalah uang yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan tarif dan dihitung secara harian untuk keperluan makan Pegawai Negeri Sipil.
3 Daftar Hadir Kerja adalah daftar yang memuat nama dan tanda tangan
Pegawai Negeri Sipil sebagai bukti bahwa Pegawai Negeri Sipil tersebut hadir pada hari kerja.
4 Daftar Perhitungan Uang Makan adalah daftar yang dibuat oleh Perbuat
Daftar gaji dan ditandatangani Kuasa Pengguna AnggaranPejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran yang memuat nama Pegawai Negeri
Sipil, jumlah hari kerja pada hari-hari kerja selama satu bulan, uang makan, jumlah kotor dan potongan pajak serta jumlah bersih yang diterima Pegawai
Negeri Sipil.
5 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak adalah surat yang dibuat oleh
Kuasa Pengguna AnggaranPejabat Pembuat Komitmen yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk pembayaran uang makan
Pegawai Negeri Sipil telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan
pembayaran.
6 Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah
dokumen yang dibuatditerbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna AnggaraKuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.
7 Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen
yang diterbitkan oleh Pengguna AnggaranKuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari
DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.
14
8 Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat
perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara unt uk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. b. Pemberian dan Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil. Dalam pasal
2 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai
Negeri Sipil berisi sebagai berikut: 1
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada hari kerja yang ditetapkan diberikan Uang Makan
2 Uang Makan diberikan paling banyak 22 dua puluh dua hari kerja dalam
satu bulan. 3
Dalam hal hari kerja dalam 1 satu bulan melebihi 22 dua puluh dua hari kerja, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan Uang Makan sesuai jumlah
kehadiran dalam satu bulan dengan pemberian paling banyak 22 dua puluh dua hari kerja.
4 Dalam hal hari kerja dalam 1 satu bulan kurang dari 22 dua puluh dua
hari kerja, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan Uang Makan sesuai jumlah kehadiran pada bulan berkenaan.
Selanjutnya pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomo r Per- 12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan
bagi Pegawai Negeri Sipil berbunyi sebagai berikut: 1
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 besarnya Uang Makan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil adalah sebesar Rp 10.000,00
sepuluh ribu rupiah setiap hari kerja. 2
Uang makan diberikan dalam bentuk uang. Kemudian pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-
12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:
15
Uang Makan tidak diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang 1
Tidak hadir kerja. 2
Sedang menjalankan perjalanan dinas. 3
Sedang menjalani cuti. 4
Sedang menjalani tugas belajar. 5
Sebab-sebab lain yang mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil tidak hadir kerja.
Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi
Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa “K epada Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan atau diperkerjakan pada instansi diluar satuan kerja induknya, Uang
Makan dibayarkan oleh satuan kerja tempat Pegawai Negeri Sipil tersebut diperbantukan atau diperkerjakan”.
c. Prosedur dan Tata Cara Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil. Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang
prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menyatakan bahwa:
1 Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil didasarkan pada daftar
hadir kerja Pegawai Negeri Sipil. 2
Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dibayarkan sebulan sekali paling cepat pada awal bulan berikutnya.
3 Khusus untuk Uang Makan Pegawai Negeri Sipil bulan Desember dapat
dibayarkan pada bulan berkenaan. Dalam pasal 7 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-
12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil berisi hal- hal sebagai berikut:
16
1 Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil hanya dapat diberikan
dalam batas pagu anggaran yang tersedia Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Satuan Kerja Berkenaan.
2 Apabila pagu anggaran untuk Uang Makan Pegawai Negeri Sipil tersebut
tidak disediakantidak cukup tersedia pada DIPA, Satuan Kerja dapat merivisi alokasi dana yang tersedia diluar belanja pegawai untuk alokasi
dana uang makan pada DIPA berkenaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3 Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan
mekanisme Pembayaran Langsung. 4
Permintaan Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dapat diajukan untuk beberapa bulan sekaligus.
5 Pembayaran Uang Makan dapat ditujukan kepada rekening bendahara
Pengeluaran atau ke rekening masing- masing penerima Uang Makan. Pasal 8 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007
tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:
Pembayaran Uang Makan Pegawai Negeri Sipil dik enakan pajak penghasilan PPh Pasal 21 yang dihitung dari jumlah Uang Makan dengan ketentua n
sebagai berikut: 1
Pegawai Negeri Sipil Golongan IId ke bawah tidak dikenakan pajak. 2
Pegawai Negeri Sipil Golongan IIIa ke atas dikenakan pajak.sebesar 15. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang
prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 9 memuat tentang:
1 Surat Permintaan Pembayaran Langsung SPP-LS Uang Makan untuk
penerbitan Surat Perintah membayar Langsung SPM-LS Uang Makan dilengkapi dengan:
a Daftar Perhitungan Uang Makan.
b Daftar Hadir Kerja.
c Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
d SSP PPh Pasal 21.
2 Bentuk Daftar Perhitungan Uang Makan adalah sebagaimana contoh pada
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
17
3 Bentuk Surat PernyataanTanggung Jawab Mutlak adalah sebagaimana
contoh pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 4
SPM-LS Uang Makan dibuat dalam rangkap 3 tiga: a
Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN. b
Lembar ketiga sebagai pertinggal pada Satker bersangkutan. Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007
tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menetapkan bahwa:
SPM-LS Uang Makan diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, harus dilampiri dengan:
1 Daftar Perhitungan Uang Makan.
2 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
3 SSP PPh Pasal 21.
d. Ketentuan Penutup. Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran
uang makan bagi Pegawai Negeri Sipil menyampaikan bahwa “Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai
daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007”. 2.
Motivasi Kerja a. Pengertian Motivasi. Motivasi berasal dari kata latin “MOVERE” yang
berarti “DORONGAN atau DAYA PENGGERAK” Hasibuan, 2003:92. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan 2003:95
18
“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”. Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas, secara umum dapat
dikemukakan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang merangsang atau mendorong keinginan seseorang, untuk mencapai hasil yang optimal dalam melaksanakan
pekerjaannya dan bahwa sesuatu itu adalah apa yang disebut dengan kebutuhan baik yang berbentuk materi maupun non materi.
b. Tujuan Pemberian Motivasi. Seperti yang diungkapkan oleh Hasibuan 2003:97-98 bahwa tujuan pemberian motivasi terhadap karyawan adalah sebagai
berikut: 1
Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. 2
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 3
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 4
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahan. 5
Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan. 6
Mengefektifkan pengadaan karyawan. 7
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 8
Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 9
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 10
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. 11
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku. 12
Dan lain sebagainya. c. Asas-asas, Alat-alat dan Jenis-jenis Motivasi. Hasibuan 2003:98-99
menyatakan ada beberapa asas motivasi dalam bekerja seseorang, yaitu sebagai berikut:
19
1 Asas mengikutsertakan. Mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan
memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
2 Asas komunikasi. Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala-kendala yang dihadapi. 3
Asas pengakuan. Memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
4 Asas wewenang yang didelegasikan. Memberikan kewenangan dan
kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.
5 Asas adil dan layak. Alat dan jenis motivasi yang diberikan harus
berdasarkan atas keadilan dan kelayakan terhadap semua karyawan. 6
Asas perhatian timbal balik. Bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberian alat dan jenis
motivasi. Tegasnya kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak. Menurut Hasibuan 2003:99, ada beberapa alat-alat motivasi dalam bekerja
seseorang, yaitu sebagai berikut: 1
Materiil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar jadi memberikan kebutuhan ekonomis.
Misalnya kendaraan, rumah dan lain- lainnya. 2
Nonmateriil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa barangbenda yang tidak ternilai jadi hanya memberikan kepuasankebanggaan rohani
saja. Misalnya meda li, piagam, bintang jasa dan lain- lainya. 3
Kombinasi materiil dan nonmateriil insentif. Alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil uang dan barang dan nonmaterial medali dan piagam
jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasankebanggaan rohani. Hasibuan 2003:99 menyebutkan ada beberapa jenis motivasi, yaitu sebagai
berikut: 1
Motivasi Positif Insentif positif, manejer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi
positip ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik -baik saja.
2 Motivasi Negatif Insentif negatif, manejer memotivasi bawahannya
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaanya kurang baik prestasi rendah. Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan
dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
20
d. Metode, Model dan Proses Motivasi. Hasibuan 2003:100 menyatakan ada beberapa metode motivasi, yaitu sebagai berikut:
1 Motivasi Langsung Direct Motivation, adalah motivasi materiil dan
nonmaterial yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi sifatnya
khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain sebagainya.
2 Motivasi Tidak Langsung Indirect Motivation, adalah motivasi yang
diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerjakelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaannya.
Pendapat Hasibuan 2003:100-101 menyatakan ada beberapa model- model motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan karyawan antara lain:
1 Model Tradisional, mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar
gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan sistem intensif materiil kepada karyawan yang berprestasi baik. Semakin berprestasi maka semakin
banyak balas jasa yang diterimanya. Jadi motivasi bawahan untuk mendapatkan intensif uang atau barang saja.
2 Model Hubungan Manusia, mengemukakan bahwa untuk memotivasi
bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta
penting. Sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebesan membuat keputusan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan
memperhatikan kebutuhan materiil dan nonmateriil karyawan, maka motivasi bekerjanya akan meningkat pula. Jadi motivasi karyawan adalah
untuk mendapatkan kebutuhan materiil dan nonmaterial.
3 Model Sumber Daya Manusia, mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi
oleh banyak faktor, bukan hanya uangbarang atau keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Menurut model ini karya wan cenderung memperoleh kepuasan dan prestasi kerjanya yang baik. Karyawan bukanlah berprestasi baik karena merasa
puas, melainkan termotivasi oleh rasa tanggung jawabyang lebih luas untuk membuatkeputusan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Jadi menurut
model sumber daya manusia ini untuk memotivasi bawahandilakukan dengan memberikan tanggung jawabdan kesempatan yang bagi mereka
untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi
21
gairah bekerja seseorang akan meningkat, jika kepada mereka diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
Pendapat Hasibuan 2003:101 mengemukakan beberapa proses motivasi sebagai berikut:
1 Tujuan, dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan
organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi kearah tujuan tersebut. 2
Mengetahui Kepentingan, dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhankeinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut
kepentingan pimpinan dan perusahaan saja. 3
Komunikasi Efektif, dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa
yang akan diperolehnya dan syarat-ayarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif itu diperolehnya.
4 Integrasi Tujuan, dalam proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan
perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan adalah needs complex , yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan
sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi tujuan organisasiperusahaan dan tujuan karyawan harus
disatukan dan untuk ini penting adanya penyesuaian motivasi.
5 Fasilitas, mana jer dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada
perusahaan dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekejaan, misalnya memberikan bantuan kendaraan kepada
salesman.
6 Team Work, manajer harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik
yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team work kerjasama ini penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
e. Teori-teori Motivasi. Teori motivasi menurut Hasibuan 2003,103-121 diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1 Teori Kepuasan Content Theory. Teori ini mendasarkan pendekatannya atas
faktor- faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menye babkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-
faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan
22
apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja seseorang. Hal yang memotivasi semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan materiil maupun nonmateriil yang diperlukannya dari hasil pekerjaannya. Teori kepuasan ini dikenal antara lain:
a Teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor. Menurut teori ini motivasi para
pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi, jika gaji atau upah uang atau barang yang
diberikan cukup besar. Jadi jika gaji atau upah karyawan dinaikkan maka semangat bekerja mereka akan meningkat.
b Maslow’s Need Hierarchy Theory. Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan
dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil.
c Herzberg’s Two Factors Motivation Theory. Menurut teori ini motivasi
yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melakukan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk
mengembangkan kemampuan. d
Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi
itu dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.
e Alderfer’s Existence, Relatedness and Growth ERG Theory. Teori ini
merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A. H. Maslow. ERG Theory ini oleh para ahli dianggap lebih mendekati
keadaan sebenarnya berdasarkan fakta-fakta empiris. f
Teori Motivasi Human Relations. Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut teori ini seseorang akan
berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peranan aktif pimpinan organisasi
dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja.
g Teori Motivasi Claude S. George. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, meliputi: upah yang layak, kesempatan untuk maju,
pengakuan sebagai individu, keamanan kerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, dan pengakuan atas
prestasi Hasibuan, 2003:104-115.
23
2 Teori Proses Process Theory. Teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha
untuk menjawab pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai
dengan keinginan atasan. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang itu bekerja dan hasil apa yang akan
diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan
yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. Teori motivasi proses ini dikenal atas:
a Teori Harapan Expectancy Theory. Teori harapan ini menyatakan bahwa
kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang ia
inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan
atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka ia akan bekerja keras pula, dan
sebaliknya.
b Teori Keadilan Equity Theory. Keadilan merupakan daya penggerak yang
memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Pemberian kompensasi atau hukuman harus
berdasarkan atas penilaian yang objektif dan adil. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik oleh pimpinan maka semangat kerja bawahan cenderung akan
meningkat.
c Teori Pengukuhan Reinforcement Theory. Prinsip pengukuhan selalu
berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman
punishment selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan respons itu diikuti oleh rangsangan yang
bersyarat Hasibuan, 2003:116-121
f. Pengertian Kerja. Menurut Hasibuan 2003:94 “Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan”. Selanjutnya
24
Hasibuan 2003:94 mengutarakan bahwa “Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan
lebih baik”. Dalam hal ini kegairahan kerja akan terjadi apabila timbul kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan.
3. Kinerja a. Pengertian Kinerja. Mahsun 2006:25 menguraikan pengertian kinerja
sebagai berikut: Kinerja performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan programkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat
keberhasilan individu atau kelompok individu. Kinerja hanya bisa diketahui jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan berupa
tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak
ada tolak ukurnya. b. Pengukuran Kinerja. Mahsun 2006:25 mengemukakan bahwa pengukuran
kinerja performance measurement adalah: Suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa
seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pe langgan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan hasil kegiatan dibandingkan dengan
maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
25
Pengukuran kinerja Pegawai Negeri Sipil diambil berdasarkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil DP3 yang memuat unsur dan sub
unsur sebagai berikut: 1
Kesetiaan, meliputi: Menjunjung tinggi kehormatan pemerintahnegara, memperdalam pengetahuan tentang PancasilaUUD 1945, tidak menjadi
anggotasimpatisan perkumpulan yang menentang Pancasila, tidak pernah mengeluarkan ucapantulisantindakan yang bertujuan mengubah
PancasilaUUD 1945 dan tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila.
2 Prestasi Kerja, meliputi: Melaksanakan tugasnya secara berdayaberhasil
guna, mempunyai kecakapan dibidang tugasnya, berpengalaman luas dibidang tugasnya, mempunyai ketrampilan cukup dalam melaksanakan
tugasnya, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, selalu mencapai hasil kerja rata-rata yang ditentukan baik dalam mutu maupun
dalam jumlah, mempunyai kesehatan jasmani dan kesehatan rohani yang baik
3 Tanggung jawab, meliputi: Berada ditempat tugasnya dalam segala
keadaan, pada umumnya menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya, tidak pernah berusaha melemparkan kesalahan yang dib uatnya
pada orang lain, menyimpan dan memelihara dengan baik barang-barang milik nega ra yang dipercayakan kepadanya, mengutamakan kepentingan
dinas kecuali dalam keadaan terdesak adakalanya kurang mengutamakan dinas, dan berani mengambil resiko dari keputusan yang diambilnya tapi
adakalanya melibatkan orang lain.
4 Ketaatan, meliputi: Mentaati perintah dinas oleh atasan dengan baik,
mentaati ketentuan-ketentuan jam kerja, selalu bersikap sopan santun, mentaati peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang
berlaku, dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan baik sesuai dengan bidang tugasnya.
5 Kejujuran, meliputi: Melaksanakan tugas dengan ikhlas, karena terpengaruh
oleh lingkungan adakalanya menyimpang dari wewenangnya tapi tidak merugikan negara, dan adakalanya hasil kerjanya dilaporkan kepada atasan
kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
6 Kerjasama, meliputi: Mengetahui tugas orang lain yang ada hubunganya
dengan bidang tugasnya, dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain bila yakin pendapatnya itu benar, bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah walaupun ia tidak sependapat, menghargai pendapat orang lain, bersedia mempertimbangkan dan menerima usul yang baik dari
orang lain, dan mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain menurut waktu dan bidang tugas yang ditentukan.
26
7 Prakarsa, meliputi: Memberikan saran yang baik kepada atasan, baik
diminta atau tidak, adakalanya lambat mengambil keputusan melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya, dan kurang
berusaha mencari tata kerja yang baru dalam mencapai daya gunahasil guna yang sebenar-benarnya.
8 Kepemimpinan, meliputi: Mampu mengemukakan pendapatnya dengan jelas
kepada orang lain, berusaha memupuk dan mengembangkan kerjasama, menguasai sepenuhnya bidang tugasnya, bertindak tegas dan tidak
memihak, memberikan teladan yang baik, mengetahui kemampuanbatas kemampuan bawahan, memperhatikan nasib dan mendorong kemajuan
bawahan, adakalanya kurang cepat dan kurang tepat dalam mengambil keputusan, adakalanya kurang tepat menentukan prioritas, adakalanya
kurang mampu menggugah semangat dan menggerakkan bawahan dalam melaksanakan tugas, dan adakalanya saran-saran yang baik dari bawahan
kurang diperhatikan Subandi, 1991:1-4.
4. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang Prosedur dan Tata Cara Permintaan serta Pembayaran Uang Makan bagi Pegawai
Negeri Sipil dan Motivasi Kerja kaitannya dengan K inerja Pegawai Negeri Sipil Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang
prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang makan merupakan salah satu sarana yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat memotivasi Pegawai Negeri
Sipil untuk bekerja secara efektif sesuai dengan tugasnya. Dalam pemberian motivasi kerja tersebut diharapkan agar bersedia melaksanakan pekerjaannya secara
bersemangat, bergairah, dan berdedikasi. Pegawai Negeri Sipil yang bekerjanya aktif dan memiliki motivasi yang tinggi akan mampu menumbuhkan daya kinerja yang
memuaskan. Daya kinerja Pegawai Negeri Sipil merupakan wujud nyata dari kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayanan
masyarakat. Dengan demikian, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-12PB2007 tentang prosedur dan tata cara permintaan serta pembayaran uang
27
makan bagi Pegawai Negeri Sipil yang diberikan oleh pemerintah akan memberikan motivasi kerja bagi pegawai dan berpe ngaruh pada kinerja, sehingga akan mencapai
hasil yang maksimal.
C. Kerangka Pemikiran