Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

10 Machida dan Momiyama 1997:114 memberikan batasan bahwa yang dimaksud denagan ku atau frase adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih. Rengo merupakan frase biasa, yang maknanya bisa dipahami cukup dengan megetahui makna setiap kata yang membentuk frase tersebut. Sedangkan kanyouku adalah idiom, yaitu yang maknanya tidak bisa dipahami jika hanya mengetahui makna setiap kata yang membentuk idiom tersebut saja. Semantik imiron merupakan salah satu cabang linguistik gengogaku yang mengkaji tentang makna. Semantik memegang peranan penting karena bahasa yang digunakan dalam komunikasi tiada lain hanya untuk menyampaikan suatu makna. Misalnya menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicaranya bisa memahami apa yang dimaksud, karena ia bisa menyerap apa makna yang dimaksud Sutedi, 2003:103.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan semantik. Semantik adalah ilmu tentang makna. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema artinya tanda atau lambang sign, juga dapat ditemukan dalam kata semaphore. Sebagai kata teknis yang mengacu ke salah satu cabang linguistik, semantik pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883 Cahyono, 1994:197. Semantik sebagai pelafalan lain dari istilah la semantique yang diukir oleh M. Breal dari Perancis merupakan suatu cabang studi linguistik general. Oleh karena itu menurut Parera 2004:42 semantik di sini adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik. Menurutnya teori semantik tentang makna Universitas Sumatera Utara 11 terbagi atas teori referensial, teori mentalisme, teori kontekstual, dan teori pemakaian dari makna. Momiyama 1997:141 dalam Dedi Sutedi menjelaskan jenis majas, yaitu sebagai berikut. Metafora inyu adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara, dengan cara mengumpamakannya dengan perkara atau hal lain, berdsarkan pada sifat kemiripan kesamaannya. Metonimi kanyu adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara, dengan cara mengumpamaknnya dengan perkara atau hal lain, berdasarkan pada sifat kedekatannya atau keterkaitan antara kedua hal tersebut. Sinekdoke teiyu adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal atau perkara yang menyebutkan nama bagian sebagai pangganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Sedangkan Nakamura 1965:131 dalam Dedi skripsi, 2005:35 mengatakan bahwa hiperbola adalah: Eigo no hiperbole ni ataru yuho de, kochouhou to mo iwareru you ni. Jijitsu o omoi kitte okiku matawa kyoukutan ni chisaku hyogen suru kyochoho no isshuu de aru. ‘Dalam bahasa Inggris – hiperbola disebut juga dengan kochouhou dan merupakan suatu jenis penekanan untuk membesarkan atau mengecilkan dari fakta yang sebenarnya’. Universitas Sumatera Utara 12 Sedangkan perumpamaan didefinisikannya sebagai berikut. Eigo no simile ni souto suru yuhu de, tatoeru mono tatoerareru mono to o hakki kubetsu shite kakageru no ga sono tokucho to iwareru mata, futsu wa, atakamo, toka sanagara, toka maru de, to ka arui wa gotoshi toka youda, toka mitai da, toka itta hiyu de aru koto o setsumei suru kotoba ga tsuku to sareru. ’Perumpamaan sepadan dengan simile dalam bahasa Inggris adalah mempunyai keistimewaan dalam perbedaan yang jelas antara perumpamaan dengan yang diumpamakan. Biasanya menggunakan kata- kata yang menerangkan hal perumpamaan seperti : atakamo seolah-olah, sanagara seperti, marude seperti, gotoshi seperti’. Menurut Verhaar 2001:385 semantik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti arti atau makna. Semantik dibagi menjadi semantik gramatikal dan semantik leksikal. Sebagian idiom merupakan bentuk baku tidak berubah, dari artinya kombinasi kata-kata dalam idiom dalam bentuk tetap. Biasanya idiom dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang disebut idiom penuh dan idiom sebagian. Yang disebut idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. Bentuk-bentuk seperti membanting tulang, menjual gigi dan meja hijau adalah contohnya. Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih merupakan makna leksikalnya sendiri. Misalnya, buku putih yang Universitas Sumatera Utara 13 bermakna buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu kasus Chaer, 1994:296. Menurut seorang ahli linguistik Miyaji Yutaka dalam Siregar skripsi, 2005:2 yang menyatakan bahwa: 慣用句は単語の二つ以序連結体であって、その結びつきが比較的こ く、全体で決 まった意味お持つ元ことだという程度のところが、一 般的な其になっているだろう Kanyoku wa tango no futatsu ijo no renketsutai de atte, sono ketsubisu ki ga hikakuteikikoku, zentai de kimatta imi o motsu genkoto da to iu teido no tokoro ga, ippaintekina kiyotsurikai ni natte iru darou. ‘Idiom adalah gabunga dua buah kata atau lebih, yang mempunyai perpaduan kata-kata yang relatif sulit dan secara keseluruhan menjadi kata yang memiliki arti tetap, sehingga menjadi suatu pengertian umum’. Arti dari suatu idiom tidak ditentukan oleh arti kata yang membentuk idiom. Idiom telah memperoleh arti yang dikhususkan untuknya. Kita tidak bisa mengartikannya satu per satu karena idiom bersifat baku. Secara leksikologis yang dimaksud dengan gaya bahasa yakni: i pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; ii pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; iii keseluruhan ciri bahasa kelompok penulis sastra; iv cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan Depdikbud 1993:297 dalam Pateda. Universitas Sumatera Utara 14 Sedangkan Gorys Keraf 1996:113 mengatakan bahwa gaya bahasa atau majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa. Dalam penelitian ini makna idiom dikaji melalui penggunaan majas hiyu. Majas yang digunakan adalah metafora, metonimi dan sinekdoke. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan konsep makna kiasan, karena pada idiom terdapat makna kiasan atau makna yang tidak sebenarnya. Selain itu digunakan juga konsep makna gramatikal, yaitu studi semantik yang khusus mengkaji makna yang terdapat dalam satuan kalimat Pateda, 2001:71.

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian