a
b Gambar 2.2 Pola-pola kelompok tiang pancang khusus : a Untuk kaki tunggal,
b Untuk dinding pondasi Sumber : Bowles, 1991
2.10.1. Jarak antar tiang dalam kelompok
Berdasarkan pada perhitungan. Daya dukung tanah oleh Dirjen Bina Marga Departemen P.U.T.L. diisyaratkan :
S ≥ 2,5 D
S ≥ 3 D
dimana :
Universitas Sumatera Utara
S = Jarak masing-masing.
D = Diameter tiang.
Biasanya jarak antara 2 tiang dalam kelompok diisyaratkan minimum 0,60 m dan maximum 2,00 m. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut : 1.
Bila S 2,5 D Pada pemancangan tiang no. 3 Gambar 2.3 akan menyebabkan :
a. Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang akan naik terlalu berlebihan
karena terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu berdekatan. b.
Terangkatnya tiang-tiang di sekitarnya yang telah dipancang lebih dahulu. 2.
Bila S 3 D Apabila S 3 D maka tidak ekonomis, karena akan memperbesar
ukurandimensi dari poer footing.
Pada perencanaan pondasi tiang pancang biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara tiang-tiang pancang yang diperlukan kita tentukan, maka
kita dapat menentukan luas poer yang diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal. Bila ternyata luas poer total yang diperlukan lebih kecil dari pada setengah
luas bangunan, maka kita gunakan pondasi setempat dengan poer di atas kelompok tiang pancang.
Dan bila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas bangunan, maka biasanya kita pilih pondasi penuh raft fondation di atas tiang-
tiang pancang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Pengaruh tiang akibat pemancangan Sumber : Sardjono Hs, 1988
2.10.2. Perhitungan pembagian tekanan pada tiang pancang kelompok 2.10.2.1 .Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal sentris
Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang dinamakan bekerja secara sentris apabila titik rangkap resultan beban-beban yang bekerja berimpit
dengan titik berat kelompok tiang pancang tersebut. Dalam hal ini beban yang diterima oleh tiap-tiap tiang pancang adalah :
Gambar 2.4 Beban mormal sentris pada kelompok tiang pancang Sumber : Sardjono Hs, 1988
Universitas Sumatera Utara
N =
n V
......................................................................................... 2.13 dimana :
N = Beban yang diterima oleh tiap-tiap tiang pancang.
V = Resultant gaya-gaya normal yang bekerja secara sentris.
n = banyaknya tiang pancang.
2.10.2.2. Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal
eksentris
Gambar 2.5 Beban mormal eksentris pada kelompok tiang pancang Sumber : Sardjono Hs, 1988
Reaksi total atau beban aksial pada masing-masing tiang adalah jumlah dari reaksi akibat beban-beban V dan My, yaitu :
Qi =
2
. x
x M
n V
i y
Σ ±
........................................................................... 2.14 dimana :
Qi = Beban aksial pada tiang ke-i. V
= Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang. xi
= Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang nomor-i.
Universitas Sumatera Utara
My = Momen terhadap sumbu y. ∑x
2
= Jumlah kuadrat jarak tiang-tiang ke pusat berat kelompok tiang.
2.10.2.3. Kelompok tiang yang menerima beban normal sentris dan
momen yang bekerja pada dua arah
Kelompok tiang yang bekerja dua arah x dan y, dipengaruhi oleh beban vertikal dan momen x dan y yang akan mempengaruhi terhadap kapasitas daya
dukung tiang pancang.
Gambar 2.6 Beban sentris dan momen kelompok tiang arah x dan y Sumber : Sardjono Hs, 1988
Untuk menghitung tekanan aksial pada masing-masing tiang adalah sebagai berikut :
Qi =
2 2
. .
y y
M x
x M
n V
i x
i y
Σ ±
Σ ±
.............................................................. 2.15 dimana :
Qi = Beban aksial pada tiang ke-i. V
= Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang. Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x.
Universitas Sumatera Utara
My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y. n
= Banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang pile group.
x
i
,y
i
∑x = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang
nomor-i.
2
∑y = Jumlah kuadrat absis-absis tiang pancang.
2
= Jumlah kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang.
2.11. Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang Pancang