76
6.1.6 Lingkungan Kompetitif
1. Persaingan dengan perusahaan sejenis
Persaingan dalam industri penghasil Pepaya California semakin meningkat. Tingginya tingkat permintaan semakin banyak jumlah perusahaan dan petani
penghasil Pepaya California. Faktor pemicu semakin kompetitifnya persaingan. Pesaing yang berada di wilayah Kabupaten Bogor adalah CV.
Agro Ketes Mandiri Jasinga dan Astra Agro Grup Rancabungur perusahaan ini menjual bibit dan buah segar Pepaya California serta promosi
yang gencar melalui internet. 2.
Masuknya pendatang baru Adanya prospek usaha yang cukup baik di industri penghasil Pepaya
California ditandai dengan permintaan terhadap produk pepaya yang terus meningkat. Peluang baik ini menjadi suatu daya tarik bagi para pengusaha
agribisnis untuk masuk dalam industri. Pendatang baru dalam industri ini dapat masuk karena ancaman masuk pada industri penghasil Pepaya
California ini kecil. Hal ini disebabkan karena tanaman pepaya merupakan tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Namun, butuh modal besar
untuk menjalankan usaha budidaya Pepaya California. Pengusaha yang ingin berkecimpung pada usaha Pepaya California harus memiliki lahan yang
cukup dan ketersediaan input berupa bibit, dan pupuk yang memadai. Meskipun mudah dalam membudidayakannya, Pepaya California harus
memiliki jarak tanam antara 2-2,5 meter sehingga pertumbuhan menjadi optimal. Jarak tanam yang cukup lebar menyebabkan untuk menanam
sebanyak 1400-1500 pohon membutuhkan lahan seluas satu hektar. Selain karena mudah dalam budidaya, Pepaya California merupakan salah
satu jenis pepaya yang memiliki permintaan yang tinggi di pasar dan harganya melebihi pepaya lokal dan Pepaya Bangkok baik di pasar tradisional
maupun di pasar swalayan. Hal ini cukup memotivasi pendatang baru untuk masuk dalam industri penghasil Pepaya California dengan kemampuan dan
pengalaman yang cukup tentang pengolahan lahan, budidaya, pemasaran, distribusi sehingga pendatang baru dapat bersaing merebut pasar yang ada.
Pendatang baru ini bisa berasal dari pengusaha individu ataupun petani di
77 tempat lain. Maka dari itu, dengan adanya peluang pasar yang cukup besar
menjadikan pendatang baru dalam industri penghasil Pepaya California suatu ancaman yang kecil bagi Mitra Alam.
3. Persaingan dengan produk substitusi
Produk pengganti atau produk subsitusi yang dapat mengancam Pepaya California dalam industri adalah pepaya varietas lainnya seperti pepaya lokal
dan pepaya Bagkok. Kelebihan dari produk subsitusi tersebut adalah antara lain dari pepaya berukuran besar, kulit buah yang halus, segi harga yang jauh
lebih murah dibandingkan dengan Pepaya California, lebih mudah diperoleh ketersediaan di pasaran banyak dapat ditemui di pasar tradisional maupun
pasar swalayan, serta volume produksi yang lebih banyak. Kelebihan yang dimiliki produk subsitusi tersebut dapat mendorong konsumen untuk beralih
ke produk subsitusi. Namun, Pepaya California juga memiliki kelebihan- kelebihan yang tidak dimiliki produk subsitusi, seperti ukuran yang kecil
sehingga kontak tangan semakin berkurang,sesuai dengan kapasitas konsumsi segar tanpa harus tersisa untuk sekali makan dan cocok dikonsumsi
menggunakan sendok. Meskipun demikian, produk subsitusi tetap menjadi ancaman bagi perkembangan industri penghasil Pepaya California.
Ancaman lainnya berasal dari jenis buah lain yaitu pisang. Ancaman yang muncul dari produk pengganti ini terjadi apabila salah satu produk tersebut
mengalami kenaikan harga dan konsumen dapat beralih pada produk substitusinya.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan suatu usaha. Bahan input adalah bahan atau komponen yang digunakan sebagai
sarana dalam berlangsungnya proses produksi suatu kegiatan. Bagi Mitra Alam keberadaan pemasok bahan baku seperti bibit, pupuk, kotoran sapi,
obat-obatan memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberlangsungan kegiatan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan proses bahan input yang
diperoleh dari pasar lokal seperti benih, pupuk dan obat-obatan. Kotoran sapi diperoleh dari peternakan sekitar. Benih diperoleh dari IPB. Sedangkan pupuk
kimia dan obat-obatan didapatkan dari toko.
78 5.
Kekuatan tawar menawar pembeli Pembeli atau konsumen utama Mitra Alam adalah konsumen perantara.
Kekuatan tawar menawar pembeli tidak terlalu menjadi ancaman bagi pihak Mitra Alam, meskipun persaingan dalam industri penghasil pepaya semakin
meningkat. Hal itu dapat dilihat dari loyalitas konsumen Mitra Alam. Loyalitas konsumen Mitra Alam yang meningkat disebabkan karena kualitas
yang dihasilkan merupakan kualitas baik sehingga tetap membeli juga dengan harga yang fleksibel harga dapat dinegosiasi sesuai kesepakatan.
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1. Tahap Masukan Input 7.1.1 Identifikasi Faktor Internal
Berdasarkan analisis lingkungan internal, maka diperoleh faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh
terhadap usaha Mitra Alam. Kekuatan merupakan sumberdaya, keterampilan dan keunggulan-
keunggulan yang dimiliki perusahaan. Berikut ini merupakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki Mitra Alam :
1 Produk yang berkualitas
Mitra Alam selalu mengutamakan mutu Pepaya California yang dihasilkan, baik dari segi rasa, ukuran, maupun harga jual. Kualitas Pepaya California
yang dihasilkan perusahaan sudah banyak diakui oleh pelanggannya. Kekuatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan agar konsumen dapat merasa
puas dengan kualitas pepaya yang dihasilkan 2
Tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar Tenaga kerja yang bekerja di Mitra Alam sebagian besar merupakan warga
daerah sekitar. Sehingga keberadaan Mitra Alam dapat memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
3 Lahan untuk pengembangan usaha masih luas
Mitra Alam memiliki lahan seluas enam hektar. Saat ini Mitra Alam baru menggunakan lahan seluas dua hektar untuk usaha Pepaya California.
Sehingga masih tersedia lahan yang cukup luas untuk pengembangan usaha Pepaya California.
4 Permodalan yang cukup kuat dari pemilik
Modal yang digunakan oleh Mitra Alam dalam menjalankan usahanya adalah merupakan modal sendiri yang berasal dari pemilik Mitra Alam. Seiring
dengan meningkatnya permintaan, maka modal yang dibutuhkan semakin besar. Namun sampai saat ini, perusahaan hanya menggunakan modal yang
ada tanpa mencari pinjaman atau investasi dari bank. Permodalan yang