Tinjauan Kepustakaan Peran Pengawas Ketenagakerjaan Dalam Mengawasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja sebagaimana yang tertulis dalam pasal 1
butir 2 dua adalah “Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat”. Pengusaha adalah :
8
a. Orang persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri; b.
Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia, mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi :
9
1. Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja JKK memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat
dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di rumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya
dibayarkan oleh perusahaan. 2.
Jaminan kematian Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi
peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja.
8
Ibid. hal 27
9
Ibid. hal 19
Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.
3. Jaminan Hari Tua
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan
diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada
saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan Kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya
mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ
tubuh, dan pengobatan secara efektif dan efisien. Kebijaksanaan pengawasan ketenagakerjaan secara operasional ditetapkan
sebagai berikut :
10
1 Pengawasan ketenagakerjaan diarahkan kepada usaha preventif dan
edukatif, namun demikian tindakan represif baik yang yustisial maupun non yustisial akan dilaksanakan secara tegas terhadap perusahaan-
perusahaan yang secara sengaja melanggar ataupun telah berkali-kali diperingatkan akan tetapi tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan.
10
Sendjun H Manullang, Op. Cit. hal. 124
2 Unit dan aparat pengawasan diharapkan lebih peka dan cepat bertindak
terhadap masalah-masalah yang timbul dan mungkin timbul di lapangan, sehingga masalahnya tidak meluas atau dapat diselesaikan dengan tuntas
tidak berlarut-larut. 3
Aparat pengawasan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan diharuskan turun langsung kelapangan untuk melihat permasalahannya
secara langsung, sehingga dapat dijamin obyektifitasnya. 4
Pemanfaatan aparat pengawas secara optimal sehingga dapat menjangkau obyek pengawasan seluas mungkin khususnya pada sektor-sektor yang
dianggap rawan dan strategis.