13 Dalam Metode Formula, data suhu – waktu dari percobaan penetrasi panas diplotkan pada
kertas semi-logaritma. Untuk memperoleh kurva pemanasan, perbedaan antara suhu retort dan suhu bahan pangan di dalam kaleng diplotkan pada skala logaritma sebagai fungsi dari waktu pada skala
linier. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar kertas semi-logaritma 180
o
, kemudian garis tertinggi diberi tanda dengan suhu retort dikurangi satu derajat
o
F, setelah itu plotkan data pengamatan yang diperoleh. Untuk memperoleh kurva pendinginan, perbedaan antara suhu bahan pangan di dalam
wadah dengan suhu air pendingin diplotkan pada skala logaritma sebagai fungsi dari waktu pada skala linier. Dalam hal ini kertas semi-logaritma dibiarkan pada posisi normal dan garis terbawah diberi
tanda dengan suhu air pendingin ditambah satu derajat
o
F, setelah itu plotkan data pengamatan yang diperoleh.
Jika ingin kertas semilog dalam posisi normal sehingga dapat menunjukkan bahwa hubungan linier adalah antara nilai log perbedaan suhu proses retort dan suhu bahan atau ditulis log T
r
- T dengan waktu, bukan log suhu bahan atau log T dengan waktu, sebelumnya harus dihitung nilai-nilai
suhu retort dikurangi suhu produk pada setiap titik pengukuran.
G. PEMILIHAN JENIS KEMASAN
Pangan steril komersial bisa dikemas dalam berbagai jenis, antara lain dengan menggunakan kemasan kaleng, botol, plastik atau kertas. Pemilihan jenis kemasan untuk makanan kaleng sering kali
mempertimbangkan faktor penampilan, perlindungan, fungsional, harga dan biaya, dan sifat kuatkokohtahan terhadap proses pemanasan pada suhu tinggi, serta tetap hermetis selama dan setelah
proses pengolahan. Menurut Buckle et al. 1983 wadah yang digunakan untuk mengalengkan dapat berupa
kaleng tin plate, botol jar dan aluminium. Syarat utama wadah yang dapat digunakan untuk pengalengan makanan adalah tertutup rapat hermetis, tidak dapat dimasuki udara, uap air atau
mikroba.
1. Wadah Kaleng tin plate
Kemasan kaleng umumnya terbuat dari tin plate, yaitu baja yang dilapisi dengan timah untuk mengurangi korosi. Namun, sekarang banyak digunakan tin free steel, yaitu baja yang dilapisi dengan
chromium untuk mencegah korosi. Tin plate
biasanya terdiri atas 9 lapisan dengan bagian tengah terbuat dari baja yang pada setiap sisinya dilapisi oleh suatu lapisan campuran timah-besi, kemudian timah, selapis oksida dan
selanjutnya lapisan tipis minyak. Baja yang digunakan untuk membuat kaleng makanan mengandung kadar karbon rendah. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa komposisi baja merupakan
faktor penting untuk memperoleh umur pakai kaleng yang memadai bagi bahan pangan yang korosif. Muchtadi D, 1991.
Baja jenis L khusus dibuat mengandung kadar fosfor dan mineral lain yang rendah, sehingga harganya relatif lebih mahal. Pelat baja jenis ini khususnya digunakan untuk membuat kaleng bagi
bahan pangan yang sangat korosif, misalnya buah ceri, buah prem kering dalam sirup, buah prembus dan arbei serta asinan. Baja jenis MS sama dengan jenis L tetapi mengandung kadar tembaga yang
lebih tinggi. Pelat baja jenis ini banyak digunakan dalam pembuatan kaleng untuk asinan kubis. Pelat baja jenis MR khususnya digunakan dalam pembuatan kaleng untuk buah-buahan yang agak masam
seperti jeruk dan sari buahnya, buah persik, dan buah nenas. Pelat baja jenis ini mengandung fosfor lebih tinggi dari pada jenis L, tetapi kadar mineral lainnya tidak dibatasi secara khusus. Untuk bahan
pangan yang kadar asamnya sangat rendah, misalnya daging, ikan dan sayur-sayuran dapat digunakan semua jenis pelat baja. Umumnya yang digunakan adalah jenis MR C. Beberapa jenis bahan pangan
14 yang digolongkan berdasarkan korosifitasnya dan jenis pelat baja yang digunakan dalam pembuatan
wadah kalengnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Klasifikasi bahan pangan berdasarkan korosifitasnya dan jenis pelat baja yang diperlukan
Golongan bahan pangan Karakteristik
Contoh Jenis pelat baja
Sangat korosif Bahan pangan berasam
tinggi atau sedang, termasuk buah-buahan
berwarna dan asinan Sari buah apel
prambus dan arbei, ceri, prem
asinan L
Korosif moderat Sayur-sayuran yang
diasamkan dan buah- buahan yang agak
asam Asinan kobis
Aprikot Jeruk
Anggur Persik
Jenis MS Jenis MR
Agak korosif Bahan pangan
berasam rendah Kacang polong
Jagung Daging
Ikan Jenis MR
Jenis MC
Tidak korosif Bahan pangan kering
dan tidak disterilkan Sop kering
Makanan beku Kacang-kacangan dan
shortening Jenis MR atau
jenis MC
Sumber : Ellis, 1983 dalam Muchtadi D, 1991 Tabel 5. Spesifikasi kimia baja sebagai bahan baku dalam pembuatan kaleng makanan
Persentasi yang
diijinkan Elemen
Mineral Jenis L
Jenis MS Jenis MR
Jenis MC Tutup kaleng
bir Mangan 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60
Karbin Maks 0.12
Maks 0.12 Maks 0.12
Maks 0.12 Maks 0.15
Fosfor Maks 0.015
Maks 0.015 Maks 0.02
0.07-0.11 0.10-0.15
Belerang Maks 0.05
Maks 0.05 Maks 0.05
Maks 0.05 Maks 0.05
Silika Maks 0.01
Maks 0.01 Maks 0.01
Maks 0.01 Maks 0.01
Tembaga Maks 0.06
0.10-0.20 Maks 0.20
Maks 0.20 Maks 0.20
Nikel Maks 0.04
Maks 0.04 Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Khrom Maks0.06
Maks 0.06 Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Molibdat Maks 0.05
Maks 0.05 Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Arsen Maks0.02
Maks 0.02 Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Sumber : Ellis, 1963 dalam Muchtadi D,1991. Keuntungan kaleng tin plate antara lain adalah dapat melindungi bahan pangan dari
kontaminasi mikroba akibat kekuatan dan kekakuannya, dapat dikerjakan dengan kecepatan tinggi, mempunyai daya ketahanan tinggi terhadap karet, penampakan menarik, tahan terhadap tekanan dan
15 suhu tinggi. Buckle et all, 2009. Kaleng yang digunakan dalam penelitian merupakan kaleng jenis
MR.
2. Kemasan gelas